TENTANG KEBIJAKAN AKSES PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN DI
DIREKTUR RSIA GRAND FAMILY
Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit perlu ditetapkan pelayanan yang terintegrasi dan kontinuitas untuk menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia. b. Bahwa rumah sakit perlu mengkoordinasikan pelayanan, merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya. c. Bahwa pasien dan keluarga diberikan informasi tentang pelayanan yang diberikan, cara mengakses pelayanan di rumah sakit, sumber alternative bila rumah sakit tidak bisa menyediakan asuhan dan pelayanan bagi pasien. d. Bahwa informasi penting yang diberikan dapat membuat keputusan tentang kebutuhan pelayanan pasien, pemberian pelayanan yang efisien rujukan kepelayanan di dalam dan diluar rumah sakit Ibu dan Anak Grand Family dan pemulangan pasien yang tepat kerumah. e. Bahwa untuk menunjang hal tersebut diatas diperlukan suatu kebijakan yang dituangkan melalui keputusan Direktur RSIA Grand Family Mengingat : 1. Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis 5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. 6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 147/MENKES/PER/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit. 7. Peraturan Menteri KesehatanNo.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien.
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.
722/MENKES/SK/VI/2001 tentang Pedoman Peraturan Internal RumahSakit.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK GRAND FAMILY TENTANG KEBIJAKAN AKSES PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY KEDUA : Semua pasien rawat jalan dan rawat inap harus melakukan pendaftaran kecuali pasien gawat darurat dan pasien yang tidak bisa dirawat karena fasilitas dan tempat terbatas.
KETIGA : Semua pasien rawat jalan dan rawat inap mendapat
assesment awal (psikologis, sosial, ekonomi, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang) untuk mendapatkan diagnosis awal dan dicatat pada rekam medis.
KEEMPAT : Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak atau segera
diberikan prioritas untuk assesment pengobatan.
KELIMA : Pasien emergency diperiksa dan dibuat stabil kondisinya
sebelum dirujuk.
KEENAM : Pasien dan keluarganya mendapatkan penjelasan tentang
pelayanan yang ditawarkan, hasil yang diharapkan dan perkiraan biaya pelayanan tersebut.
KETUJUH : Rumah sakit harus membuat dan menetapkan kriteria bagi
pasien yang membutuhkan tingkat pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan seperti pelayanan intensif dan pelayanan asuhan lainnya atau criteria pasien boleh dipulangkan.
KEDELAPAN : Rumah sakit harus melatih staf untuk melaksanakan kriteria
tersebut.
KESEMBILAN : Rumah sakit harus membuat dan melaksanakan proses
untuk memberikan asuhan pelayanan terintegrasi. KESEPULUH : Rumah sakit harus membuat dan menerapkan tata cara transfer yang tepat di dalam dan keluar rumah sakit.
KESEBELAS : Rumah sakit mengatur dan melaksanakan proses
transportasi pasien pulang disesuaikan dengan asesment kebutuhan jenis transportasi
KEDUA BELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari ditemukan kesalahan atau kekeliruan, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.