Professional Documents
Culture Documents
A. Hasil Penelitian
Mei 2018 di ruang Asoka, Dahlia, Teratai, Mawar, dan Anyelir. Sampel
2. Analisis Univariat
73
74
kaki dan nilai ABI sebelum dan sesudah diberikan intervensi buerger allen
exercise.
a. Usia responden
muda (20-25) tahun, usia dewasa penuh (26-65) tahun dan lanjut usia
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pada pasien diabetes
mellitus di RSUD Ambarawa bulan April – Mei 2018
(n=22)
(18,2%).
b. Jenis kelamin
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelmin pada pasien
diabetes mellitus di RSUD Ambarawa bulan April – Mei 2018
(n=22)
c. Pekerjaan
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan pada pasien
diabetes mellitus di RSUD Ambarawa bulan April – Mei 2018
(n=22)
d. Pendidikan
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan pada pasien
diabetes mellitus di RSUD Ambarawa bulan April – Mei 2018
(n=22)
yaitu kurang dari 5 tahun, 5 sampai 10 tahun, dan lebih dari 10 tahun.
Tabel 4.5
Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menderita diabetes
pada pasien diabetes mellitus di RSUD Ambarawa bulan April – Mei
2018
(n=22)
(68,2%).
Hasil analisis nilai ABI sebelum dan sesudah pada kedua kelompok
Tabel 4.6
Distribusi frekuensi responden berdasarkan nilai ABI pasien diabetes
mellitus di RSUD Ambarawa bulan April – Mei 2018
(n=22)
buerger allen exercise nilai ABI terbanyak berada dalam rentang 0,9-1
3. Analisis Bivariat
senam kaki dan buerger allen exercise terhadap peningkatan ABI pada
a. Perbedaan nilai ABI sebelum dan sesudah diberikan senam kaki maka
Tabel 4.7
Perbedaan nilai ABI sebelum dan sesudah diberikan senam kaki pada
pasien Diabetes Melitus di RSUD Ambarawa bulan April-Mei 2018
(n=22)
didapatkan mean 0,9564. Positif rank di dapatkan hasil 11, hal ini
senam kaki.
Tabel 4.8
Perbedaan nilai ABI sebelum dan sesudah diberikan buerger allen
exercise pada pasien Diabetes Melitus di RSUD Ambarawa bulan
April-Mei 2018
(n=22)
dan standar deviasi 0,6050. Berdasarkan hasil uji uji Paired t-test yaitu
exercise.
Tabel 4.9
Perbedaan selisih nilai ABI sebelum dan sesudah diberikan senam kaki
dan buerger allen exercise pada pasien Diabetes Melitus di RSUD
Ambarawa bulan April-Mei 2018
(n=22)
sebesar 0,0882 dan 0,01537. Sehingga dari hasil yang didapatkan dapat
B. Pembahasan
1. Analisis Univariat
menujukkan bahwa nilai ABI sebelum diberikan senam kaki berada dalam
senam kaki sebagaian besar responden berada pada rentang normal dengan
bahwa sebelum diberikan buerger allen exercise nilai ABI berada pada
82
dan setelah diberikan intervensi nilai ABI berada pada rentang normal
intervensi senam kaki maupun buerger allen exercise nilai ABI berada
perifer. Hal ini disebabkan karena pada pasien DM terjadi gangguan pada
pada tahap dini sehingga terjadi ganguan tranduksi sinyal pada saraf.
Selain itu gangguan biokimia yang terjadi akibat oleh insufiensi insulin
sampai 65 tahun yaitu sebnayak 18 orang (81,8%). Hal ini sesuai dengan
83
adalah faktor usia. Seseorang yang berusia lebih dari 30 tahun akan
resistensi insulin yang disebakan oleh empat faktor antara lain terjadinya
dengan insulin, tejadinya perubahan pola makan pada usia lanjut yang
exercise nilai ABI berada pada rentang 0,9-1 yaitu berada pada rentang
darah dan tidak dapat masuk kedalam sel (Smeltzer & Bare, 2013,
hlm.366).
Hal diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan Magiwa pada tahun
(96,7%).
2. Analisis Bivariat
nilai ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes mellitus di RSUD
Ambarawa.
Hasil penelitian pada kedua kelompok perlakuan (senam kaki dan buerger
buerger allen exercise nilai selisih mean yaitu 0,0882. Berdasarkan hasil
uji Mann- Whitney Test didapatkan hasil p-value 0,028 (<0,05) pada kedua
Karena hasil nilai selisih mean senam kaki lebih besar dari buerger allen
pasien DM tipe 2.
Senam kaki merupakan salah satu bentuk dari perawatan kaki yang dapat
2010, hlm.93). Saat melakukan gerakan gerakan senam kaki, otot kaki
86
diperkirakan mengalami peningkatan aliran darah tiga kali lipat dari otot
memberikan efek mekanis langsung terjadi dari otot atau jaringan yang
2010, hlm.94).
Hal diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Harefa pada
sirkulasi darah 1,16 yang berate sirkulasi darah normal karena senam kaki
otot kecil kaki pada pasien DM. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
Trianto tahun 2015 bahwa terdapat perubahan nilai ABI setelah dilakukan
senam kaki dengan rerata perubahan nilai 0,05211. Dilihat dari hasil uji
statistik mengunakan Paired t-test didapatkan hasil p value 0,000 atau <
0,05 yang berati bahwa ada pengaruh senam kaki terhadap ABI.
buerger allen exercise dapat meningkatkan nilai ABI. Hal ini sesuai
pendapat yang disampaikan oleh Smeltzer & Bare (2013, hlm.881) bahwa
latihan yang dilakukan melalui peletakan posisi yang bertujuan untuk agar
darah balik ke jantung tetap terpelihara dengan baik dan tekanan darah
tetap stabil pada saat melakukan latihan. Selain itu saat melakukan latihan
darah menuju otot yang aktih sehingga menyebabkan perubahan nilai ABI
dilakukan oleh Aruna pada tahun 2015, menunukkan hasil p < 0,05 yang
berati ada peningkatan signifikan skor ABI dalam mencegah arteri perifer
pada penderita DM. Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh John
pada tahun 2015, didapatkan hasil p< 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa
senam kaki maupun buerger allen exercise memiliki manfaat yang sama
Hal diatas sesuai dengan pendapat Soegondo (2011, dalam Dewi, Sumarni,
& Sundari, 2012, ¶6). Bahwa gerakan-gerakan pada senam kaki berpusat
potensi terjadinya ulkus, selain itu melakukan senam kaki secara rutin
glukosa, tetapi tidak disertai dengan peningkatan kadar insulin. Hal ini
bertambahnya jumlah reseptor insulin yang aktif pada saat latihan senam
kaki. Kepekaan reseptor insulin pada otot ini akan berlangsung menetap
meskipun setelah latihan senam kaki sudah berakhir. Selain itu pada saat
dan tekanan darah mengalami sedikit perubahan dan nilai ABI mengalami
peningkatan.
dilakukan oleh Priyanto, Sahar dan Widyatuti tahun 2015 bahwa setalah
sensivitas kaki dengan rerata perubahan nilai 243,73 (SD= 60,53) dan
24,23 (sd= 49,73) yang beratI ada perbedaan rata-rata kadar glukosa darah
dilakukan senam kaki. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Zaqiyah
pada tahun 2017 didapatkan hasil rata-rata nilai ABI pada kelopok yang
diberikan senam kaki yaitu 0,96 (SD= 0,061) sedangkan pada kelompok
kontrol rata-rata nilai ABI 0,91 (SD= 0,02) yang dapat disimpulkan bahwa
senam kaki efektiv terhadap perubahan nilai ABI pada penederita DM.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Zukhri (2015) bahwa terdapat
perubahan nilai 1,005. Dilihat dari hasil uji bivariat didapatkan hasil p
C. Keterbatasan Penelitian
diberikan intervensi pada kedua kelompok meskipun sudah ada dari pihak
rumah sakit.
90