Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Determination of amino acids essential’s content (methionine, leucine, isoleucine and lysine) on turtle
eggs and duck eggs. Turtle eggs and duck eggs are a high animal protein source and easy to obtain. This
research has been carried out by categorizing of turtle eggs and duck eggs by size and continued analysis of
water content by Methods of Gravimetry, analyzes protein content total by the method of Kjeldahl and
analysis of the levels of essential amino acids with method of HPLC (High Performance Liquid
Chromatography). In this study, the researcher found the water content in the mix (large, medium and small)
75.2889% and turtle eggs on the mix 67.9020% duck egg. Total protein content in the mixturtle eggs
8.9268% and the mixduck eggs 14.2455%. Levels of essential amino acids in the mixture turtle eggs
undetectable methionine, 3.25% leucine, isoleucine and lysine 1.53% 2.50%. In the mix duck eggs
undetectable methionine, 1.30% leucine, isoleucine and lysine 0.58% to 0.38%.
yang berisi larutan tersebut dipindahkan ke alat dalam masing-masing Erlenmeyer tersebut dan
destilasi. Diletakkan erlenmeyer 125 ml yang direfluks selama 24 jam dengan suhu 110°C. Hasil
berisi 10 ml larutan H3BO3 3% dan 2 tetes hidrolisis yang telah didapat dinetralkan (pH 7)
indikator Thasiro di bawah kondensor sebagai dengan NaOH 6 N dan disaring masing-masing
tempat destilat. Ujung kondensor harus terendam dengan kertas wattman 0,2 μm. Masing-masing
dengan larutan asam borat agar kontak antara volume filtrat yang dihasilkan adalah 10 ml.
asam dan amonia lebih baik maka diusahakan Analisa: Larutan hasil dekstruksi, masing-masing
ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin. sampel diambil sebanyak 50μl ditambah dengan
Lalu dilakukan proses distilasi hingga distilat larutan OPA (O-phthalaldehyde) sebanyak 300 μl
tertampung didalam erlenmeyer. Selanjutnya dan 1-2 tetes 2-merkaptoetanol kemudian diaduk
dilakukan pengecekan dengan menggunakan selama 5 menit. Selanjutnya sampel sebanyak 20
kertas lakmus merah hingga uap tidak μl dimasukkan ke dalam injektor HPLC secara
membirukan lakmus merah (Operasi manual unit bergantian dan siap untuk dianalisa.
destilasi, Butchi K-355).
Titrasi: Dititrasi larutan sampel tersebut dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan HCl 0,1 N hingga berubah warna menjadi Hasil Pengelompokkan Telur
ungu. Telur Penyu Besar
Telur penyu besar yang digunakan ada 3
Penetapan Kadar Asam Amino Esensial butir dengan mengukur diameter menggunakan
Dekstruksi: Ditimbang masing-masing telur jangka sorong kemudian menimbang berat telur
penyu dan telur bebek mentah sebanyak 60 mg utuh, berat cangkang telur dan berat isi telur
dan di masukkan masing-masing ke dalam menggunakan neraca analitik diperoleh hasil pada
erlenmeyer. Lalu ditambahkan 4 ml HCl 6N ke tabel 1.
Bahan telur penyu dan telur bebek yang Rose [11] kandungan air dan protein pada telur
digunakan berdasarkan ukuran (besar, sedang dan bebek bisa disebabkan dari faktor temperatur dan
kecil) telur yang dilihat secara langsung. Setelah pakan ternak yang rendah protein atau rendah
dilakukan pengukuran dengan jangka sorong juga konsentrasi asam linoleat
penimbangan dengan neraca analitik, telur penyu
dan telur bebek memiliki ukuran (besar, sedang Hasil Kadar Air
dan kecil) yang relatif sama karena tidak hanya Hasil kadar air diperoleh dari proses
dilihat dari berat tetapi juga dari diameter dan pemanasan menggunakan alat wet digester B-
tinggi telur. Sehingga perbedaan hasil pada 440dengan perlakuan 3 kali pengulangan (triplo).
ukuran besar, sedang dan kecil tidak jauh. Ukuran Telur Penyu Besar
telur penyu hanya dapat diukur dari berat (berat Telur penyu besar di keringkan di dalam
utuh, berat isi dan berat cangkang) karena alat wet digester dengan perlakuan awal selama
cangkang telur penyu yang lembek tidak 90 menit kemudian di ulangi selama 5 menit
memungkinkan untuk mengukur tinggi dan sebanyak 3 kali. Kemudian dihitung dan
diameternya, sedangkan pada telur bebek dapat didapatkan hasil dalam tabel 7 berikut.
diukur dari berat (berat utuh, berat isi dan berat
cangkang), diameter dan tinggi telur. Dari data
yang didapat, perbedaan ukuran dapat
berpengaruh pada kadar air dan protein. Menurut
Tabel 13. Data kadar air terhadap telur penyu dan telur Telur Bebek
bebek Tabel 15. Data kandungan protein terhadap ukuran
Jenis telur Telur penyu Telur bebek telur bebek
(campuran (campuran Jenis Telur Telur Telur Telur
telur besar, Telur besar, Penyu Bebek Bebek Bebek
Kadar air sedang dan sedang dan Besar Sedang Kecil
kecil) kecil) Kandungan
∑ kadar air (%) 225,8669 203,7060 Protein
χ¯ kadar air (%) 75,2889 67,9020 Berat (gr) 1,0061 1,0013 1,0212
Kadar N total
2,1846 2,4048 2,2483
Kadar air di dalam telur adalah (%)
perbandingan berat air yang terkandung di dalam Kadar protein
13,6537 15,0310 14,0518
telur dengan berat kering telur setelah di total (%)
keringkan dalam wet digester. Pada umumnya
analisa kadar air menggunakan oven tetapi pada Setelah didapatkan data % protein total
penelitian ini digunakan alat wet digester. pada masing-masing ukuran telur (besar, sedang
Perbedaan alat wet digester dengan oven adalah dan kecil) kemudian dihitung rata-rata % protein
waktu yang dibutuhkan sampel untuk kering di total dari ketiga ukuran tersebut dan didapatkan
dalam oven lebih lama dibandingkan di dalam wet hasil dalam tabel 16 berikut.
digester.
Berdasarkan tabel 13. kadar air pada telur Tabel 16. Data kadar protein total terhadap telur penyu
dan telur bebek
penyu lebih besar dibanding dengan telur bebek.
Jenis Telur Telur penyu Telur bebek
Hal ini terlihat dari perbedaan habitat pada
(campuran (campuran telur
masing-masing telur. Penyu bertelur di sekitar Kadar telur besar, besar, sedang
pesisir pantai yang memiliki kelembapan lebih Protein Total sedang dan dan kecil)
besar dibanding habitat bebek di tanah yang kecil)
memiliki kelembapan yang rendah. Menurut ∑ kadar N total
Miller [12] penyu menyimpan telur di bawah (%)
4,2841 6,8377
permukaan pasir 30-100 cm dan telur penyu χ¯ kadar N total
1,4280 2,2792
mampu menyerap air dari lingkungan sarang, (%)
ditambahkan oleh Ackerman [13] karena potensi ∑ kadar protein
total (%) 26,7806 42,7365
air dari pasir pantai lebih tinggi dari potensi air di
dalam telur dan kulit telur penyu yang fleksibel χ¯ kadar protein
juga sangat permeabel untuk pertukaran gas. total (%)
8,9268 14,2455
Berbeda dengan habitat bebek yang membuat
sarang di darat atau di tempat kering. Dari tabel 14 menunjukkan bahwa kadar
protein pada telur bebek lebih besar dibanding
Hasil Kadar Protein Total telur penyu. Kemungkinan komposisi di dalam
Telur Penyu telur penyu memiliki kandungan selain protein
Tabel 14. Data kandungan protein terhadap ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan telur bebek.
telur penyu Hal ini juga dapat dilihat sifat penyusun protein
Jenis telur Telur Telur Telur yang berbeda dari kedua telur. Jika dilihat dari
penyu penyu penyu penyu
penampakan fisik putih telur penyu lebih kental
besar sedang kecil
Kandungan
dibandingkan dengan telur bebek. Menurut
Protein Sudarmadji, dkk [14] kekentalan putih telur
Berat (gr) 1,0272 1,0024 1,0195 ditentukan oleh adanya ovomukoid. Penyusun
Kadar N total protein ovomukoid pada putih telur termasuk
1,5401 1,4944 1,2496 glikoprotein yang mengandung 20% karbohidrat
(%)
Kadar Protein (manosa, galaktosa dan N-ecetyl glucosamine).
9,6256 9,3430 7,8120
total (%) Sedangkan jika diberi perlakuan pemanasan putih
telur penyu tidak dapat menggumpal dengan
sempurna seperti pada telur bebek. Karena
sebagian besar protein pada telur penyu adalah
protein yang tahan terhadap panas sehingga tidak
dapat menggumpal pada suhu tinggi.
Hasil kadar asam amino esensial (metionin, respon detektor telur bebek sangat kecil yakni di
leusin, isoleusin dan lisin) bawah 500 mV sehingga menghasilkan tinggi pik
Tabel 17. Data kadar asam amino esensial terhadap yang lebih rendah dibanding telur penyu. Ada
campuran ukuran telur beberapa faktor yang kemungkinan dapat terjadi
Jenis telur Telur penyu Telur bebek atas respon deteksi asam amino yang rendah.
(campuran (campuran Kandungan asam amino yang mendominasi telur
telur besar, Telur besar,
bebek kemungkinan merupakan asam amino yang
Kadar sedang dan sedang dan
asam amino kecil) kecil)
rentan terhadap panas dan asam. Sehingga setelah
esensial hidrolisis hanya menyisakan asam asam amino
Metionin (%) Tidak Tidak yang tidak mengalami kerusakan. Asam amino
terdeteksi terdeteksi yang mendominasi telur bebek kemungkinan
Leusin (%) merupakan asam amino yang memiliki gugus
3,25 1,30
amino khusus seperti hidroksiprolin suatu turunan
Isoleusin (%) 1,53 0,58 asam amino prolin dan hidroksilisin [15]. Gugus
amino sekunder atau khusus tidak dapat
Lisin (%) 2,50 0,38 diderivatisasi menggunakan OPA tetapi
menggunakan derivatisasi FMOC-Cl (9-
Analisa asam amino dengan High Fluorenilmetiloksikarbonil-Klorida) untuk analisis
Performance Liquid Chromatography (HPLC) asam amino gugus sekunder atau khusus [16].
menggunakan 4 standar konsentrasi yakni 25 ppm, Asam amino Isoleusin memiliki sifat kepolaran
50 ppm, 100 ppm dan 250 ppm untuk mengetahui yang berbeda dengan fasa diam sehingga akan
fungsi linier sehingga konsentrasi pada telur cepat terdeteksi dibanding asam amino leusin dan
penyu dan telur bebek dapat dihitung. lisin karena tidak tertahan lama di dalam fasa
diam. Berbeda dengan asam amino lisin yang
membutuhkan waktu retensi lebih lama karena
sifat kepolaran yang dimiliki sama dengan fasa
diam sehingga akan tertahan lebih lama di dalam
fasa diam. Hal ini didasarkan pada gaya Van Der
Waals yakni gaya tarik menarik antar molekul
yang berjarak sangat dekat, tetapi tidak
melibatkan terjadinya pembentukan ikatan antar
atom.
Pada telur penyu dan telur bebek asam
amino metionin tidak terdeteksi hal ini karena
asam amino metionin mengandung gugus sulfur
Gambar 1. Respon detektor terhadap waktu retensi yang sensitif akan oksidasi oleh udara atau
asam amino pada sampel telur penyu oksidan lainnya dan terurai pada hidrolisis asam.
Menurut Indarti [9] asam amino yang
mengandung gugus sulfur seperti metionin dan
sistein akan terurai pada hidrolisis asam, sehingga
sebelum dihidrolisis oleh asam H2SO4 6N, sampel
terlebih dahulu dioksidasi dengan asam performat
untuk mengoksidasi gugus metionin menjadi
gugus metionin sulfon.
[12] Miller, J.D., 1997. Reproduction in sea [16] A. Fabiani, A. Versari, G.P. Parpinello, M.
turtles. In: Lutz, P.L., Musick, J.A. (Eds.), Castellari, and S. Galassi. 2002. High-
The Biology of Sea Turtles. CRC Press, Performance Liquid Chromatographic
Boca Raton, FL, USA, pp. 51–82. Analysis of Free Amino Acids in Fruit
[13] Ackerman, R.A., 1997. The nest Juices Using Derivatization with 9-
environment and the embryonic Fluorenylmethyl-Chloroformate. Journal of
development of sea turtles. In: Lutz, P.L., Chromatographic Science, Vol. 40. Italy :
Musick, J.A. (Eds.), The Biology of Sea Corso di Laurea in Scienze e Tecnologie
Turtles. CRC Press, Boca Raton, FL, USA, Alimentari, Università di Bologna, Via
pp. 83–106. Ravennate, 1020 – 47023 Cesena (FC)
[14] Sudarmadji, S. Bambang Haryono dan
Suhardi. 1989. Analisa bahan Makanan dan
pertanian. Yogyakarta: Liberty
[15] Lehninger, A. L. 1982. Dasar-Dasar
Biokimia Jilid I. Jakarta: Erlangga