You are on page 1of 6

EVALUASI & OPTIMALISASI TEKNIK OPERASIONAL

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KECAMATAN GENUK


Astri Setianingrum*), Ika Bagus P**), Wiharyanto Oktiawan**)

Waste and its management has become an increasing lyurgent problem in cities in Indonesia. If no management
specifically, this waste problem will be bad for human health. The solid waste transport services by Cleaning
Department (DKP) of Semarang city in the year 2011, the solid waste transport services for human settleman by
SK SNI M – 36 – 1991 -03 is 75% beside that percent the solid waste transport services for non human
settleman is 25%. The result of waste sampling by using the SNI 19-3964-1995 and SNI M 36-1991-03 method
show that the rate of waste generation in Genuk District is 0,35 kgs/person/day or 2,96 liters/person/day with
the biggest composition is compostable organic (47%) and nonorganic (53%). The waste generation is potential
to be reduced. Waste transfer depo in Genuk District is quite well but need collecting facility that suite the needs
of the service area. The waste sub-system (rules/law, institutional, public-community participation, funding, and
operational technology) is considered going good enough however not socialiszation enough from the
goverment and there’s no cooperation well with peoples.

Keyword : Technical Operation, Waste Management

LATAR BELAKANG timbulan sampah, maka sarana dan prasarana


pengelolaan sampah yang ada saat ini tentu tidak
Sampah perkotaan merupakan salah satu
akan mencukupi lagi. Hal ini harus menjadi
masalah yang perlu mendapat perhatian yang
perhatian instansi terkait serta menuntut peran serta
serius. Karena sampah perkotaan dari tahun ke
masyarakat di Kecamatan Genuk.
tahun terus meningkat seiring dengan laju
Pengelolaan sampah yang ada di Kecamatan
pertumbuhan jumlah penduduk. Peningkatan
Gayamsari saat ini masih bertumpu pada
jumlah sampah yang tidak diikuti oleh perbaikan
pendekatan akhir yaitu sampah dikumpulkan dari
dan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
sumbernya, diangkut ke TPS (Tempat
sampah mengakibatkan permasalahan sampah
Penampungan Sementara), dan dibuang ke (TPA)
menjadi lebih serius.
tempat pembuangan akhir, belum adanya
Kecamatan Genuk memiliki luas daerah
pemilahan sampah maupun kegiatan 3R.
2.798,442 Ha dengan jumlah penduduk 86.147 jiwa
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan
pada tahnun 2011 dan terdiri dari 13 kelurahan.
evaluasi terhadap kondisi pengelolaan sampah
Volume timbulan sampah masyarakat Kecamatan
eksisting dan melakukan pengembangan terhadap
Genuk adalah sebesar +255,00 m3/hari, sedangkan
sistem pengelolaan persampahan di Kecamatan
volume sampah yang masuk ke TPA pada tahun
Genuk serta tingkat pelayanan yang baik dan
2011 adalah sebesar +57,37 m3/hari.
terintegrasi dengan memperhatikan aspek teknis
Tercatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dan biaya.
Rp 13.731.598,14(Data proyeksi BPS 2010)
meningkat dari tahun 2009 yaitu Rp 13.141.343,39.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
aktivitas masyarakat juga akan menyebabkan
peningkatan timbulan sampah di Kecamatan
Genuk, maka hal tersebut harus dibarengi dengan
peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan, dengan meningkatnya jumlah
METODOLOGI
Persiapan

 Survey
 Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer: Data Primer:


 Data Monografi dan Demografi Daerah
 Jumlah Timbulan Sampah Studi
 Wawancara Langsung ke Dinas  Kondisi Eksisting Kecamatan Genuk
Pemerintah setempat  Kuisioner
 Kuisioner

Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah


2011

Evaluasi

Perencanaan Peningkatan Layanan


Operasional Pengelolaan Persampahan

Teknik Operasional Kelembagaan Keuangan Hukum Peran Serta

Pewadahan Pengumpulan Pemindahan Pengangkuta Pemrosesa


n n Akhir

Usulan Desain Perencanaan sesuai dengan waktu


jangka pendek (5 th), jangka panjang (10 th)

Strategi
Pelaksanaan

Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Perencanaan


KONDISI EKSISTING KECAMATAN Tabel 1. Persentase Komposisi Sampah
GENUK No. Jenis Sampah % Berat
1. Daerah pelayanan (kg)
Cakupan pelayanan di Kecamatan Genuk
Sampah Organik
pada tahun 2011, penduduk yang terlayani 23.260
1 Sampah organik 47% 7,29
jiwa dari total penduduk Kecamatan Semarang
Sampah An organik
sebesar 86.147 jiwa. Jadi, Dinas Kebersihan dan
1 Kayu 4% 0,58
Pertamanan Kota Semarang baru melayani
2 Kertas 19% 2,89
sebanyak 27% di daerah Kecamatan Genuk.
3 Plastik 21% 3,31
2. Pewadahan
Jenis pewadahan yang digunakan untuk 4 Logam 3% 0,44
menampung sampah pada sumbernya di 5 Kaca 3% 0,48
Kecamatan Semarang Barat berupa:
6 Karet 2% 0,24
a. Bin plastik tertutup
7 Kain 2% 0,31
b. Drum plastik
Total 100 15,53
c. Keranjang bambu
Rerata 1,94
d. Bak sampah permanen (ukuran bervariasi)
e. Kontainer komunal 2. perencanaan tingkat pelayanan
Kondisi pelayanan persampahan
3. Pengumpulan
Kecamatan Genuk pada tahun 2011adalah 27%
Pengumpulan sampah dilakukan dengan sistem
(23.260 jiwa) dari total seluruh penduduk Wilayah
door to door dengan menggunakan becak sampah.
Perencanaan (86.147 jiwa). Daerah pelayanan
Lalu sampah akan dibawa ke TPS terdekat.
mencakup 6 Kecamatan, pada akhir masa transisi
4. Pengangkutan Sampah
(tahun 2012) diharapkan target pelayanan mencapai
Pengangkutan dilakukan dengan truk jenis
28 % (24.758 jiwa), dan pada akhir tahun 2022
amroll truck yang rata-rata beroperasi 2 rit/hari.
target pelayanan mencapai 38 % (42.241 jiwa).
Dilihat dari ritasi yang ada sudah memenuhi
kriteria yaitu 1-4 rit/hari.
ASPEK HUKUM DAN PERATURAN
Dalam perencanaan ini dasar peraturan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang digunakan mengacu pada UU No. 18 Tahun
1. Besar timbulan sampah 2008 Tentang Pengelolaan Sampah diharapkan
dalam pengelolaan sampah dapat meninggalkan
Hasil Samping Volume sistem persampahan secara konvensional, seperti
dilakukan sosialisasi kepada masyarakat guna
Sampah
mencapai sasaran. Bisa dalam bentuk pemasangan
Volume Timbulan Sampah

(L/org/ hari) baliho secara ringkas, pemasangan Papan


4 Himbauan pada fasilitas umum, maupun secara
(l/o/h)

2 tidak langsung (penyebaran melalui loket


0 L/org/ hari pembayaran rekening listrik, telepon, air bersih).
1 2 3 4 5 6 7 8 Adapun dasar peraturan yang digunakan
Hari ke- untuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah ini

Gambar 2. Timbulan Sampah mengacu pada Perda No. 6 Tahun 1993 Tentang

Sedangkan rerata komposisinya: Kebersihan Dalam Wilayah Kota Semarang.

VI - 3
ASPEK INSTITUSI DAN KELEMBAGAAN ulang maupun menjual langsung ke pengepul.
Struktur organisasi bagian Pengelolaan sampah Dalam unit ini dibagi menjadi 3 yaitu unit
kecamatan Genuk direncakan sebagai berikut: pengomposan dimana sampah organik dibuat
kompos menggunakan keranjang Takakkura, unit
Kepala UPTD
daur ulang disini sampah anorganik dibuat
Tata Usaha
kerajinan dan sebagian dijual, serta unit pemasaran
Sub UnitPerencanaan dan pembuangan akhir.
Sub Unt Retribusi Dan Pemasaran Sub Unit Operasional
f) Pembuangan Akhir
Petugas Penyuluhan dan Petugas Penarik Retribusi Petugas Penyapu,
Sampah yang tidak dapat diolah (residu)
Sosialisasi Pengumpulan,
Pengolahan di TPST, dibuang ke TPA
Pengangkutan

Gambar 3. Rencana Strukutr Organisasi UPTD ASPEK PEMBIAYAAN


Kecamatan Genuk Retribusi kebersihan adalah pungutan yang
Sumber : Analisa Perencanaan, 2011 dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang kepada
masyarakat atas jasa penyelenggaraan pelayanan
ASPEK TEKNIK OPERASIONAL
Direncanakan masyarakat dapat menerapkan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dan yang
3R dirumahnya masing-masing untuk menekan membuang langsung di TPA.
timbulan sampah. langkah-langkah yang dilakukan Pemberian pelayanan kebersihan yang meliputi:
dalam proses 3R tersebut diatas adalah: 1. Pengambilan dan pengangkutan sampah rumah
a) Pemilahan tangga dan niaga dari TPS ke TPA.
Masing-masing rumah memilah sampah sesuai 2. Pemusnahan / pemanfaatan sampah di TPA
dengan kriteria yaitu sampah organik dan sampah 3. Penyediaan lokasi TPS dan TPA
anorganik.
b) Pewadahan ASPEK PERAN SERTA MASYRAKAT

Pewadahan dibagi menjadi 2 yaitu tempat sampah Yang perlu dilakukan oleh pemerintah

gelap untuk sampah organik dan tempat sampah (Dinas Kebersihan) untuk menggugah partisipasi

terang untuk sampah anorganik, dengan warna masyarakat agar ikut berperan aktif dalam proses
pengelolaan sampah adalah dengan memberi
kantong plastik yang berbeda.
c) Pengumpulan kewajiban serta larangan (Perda Kota Semarang

Pengumpulan menggunakan pola individu langsung No. 6 Tahun 1993 Tentang Kebersihan Dalam

dan dilakukan oleh petugas pengumpul sampah Wilayah Kota Semarang) :


1. Kewajiban :
mulai pukul 06.00 – 08.00 WIB.
d) Pengangkutan 1) Masyarakat wajib menjaga kebersihan di

Pengangkutan menggunakan gerobak sampah. lingkungan masing-masing

e) Pengolahan 2) Masyarakat wajib menyedikan wadah


sampah tertutup
Sampah dari rumah pemukiman warga dibawa
ketempat pengelolaan sampah terpadu berbasis 3) Menempatkan wadah sampah dipersil

masyarakat untuk dipilah dan dikelola. Pemilahan masing-masing dan mudah dijangkau oleh

sampah ini difungsikan agar sampah anorganik petugas pengumpulan


4) Masyarakat wajib membayar retribusi
dipilah lagi sesuai dengan karakteristik sampah
masing-masing sehingga mudah dalam mendaur sebulan sekali

VI - 4
2. Larangan : seluruh daerah perencanaan. Pada tahun tahap
1) Masyarakat dilarang membakar sampah transisi diharapkan tingkat pelayanan
di halaman atau tempat-tempat yang persampahannya mencapai 28% dan pada
dapat menimbulkan bahaya kebakaran lima tahun pertama tingkat pelayanannya
2) Masyarakat dilarang membuang sampah dapat mencapai 33% sedangkan di tahap lima
diluar wadah sampah tahun kedua dapat mencapai 38%.
3) Masyarakat dilarang membuang sampah 1) Pewadahan
kedalam selokan Pada tahun 2011 pewadahan yang dibutuhkan
4) Masyarakat dilarang membuang sampah sebelum penerapan 3R adalah sebanyak 57
ke badan air (sungai) unit, begitupun dengan setelah penerapan 3R
membutuhkan 57 pewadahan. Dan
KESIMPULAN direncanakan akan menggunakan 2 jenis
1. Kondisi eksisting tingkat pelayanan pewadahan dengan warna yang berbeda dan
pengelolaan sampah di Kemacatan Genuk memiliki tutup, agar dapat diterapkan 3R
adalah sebesar 27% untuk daerah disumbernya.
pelayanannya yaitu 6 kelurahan dari 13 2) Pengumpulan
kelurahan yang ada. Pada tahun 2011 becak sampah yang
2. Pewadahan yang digunakan antara lain drum dibutuhkan sebelum penerapan 3R adalah
plastik bekas, bin plastik, kantong plastik, bak sebanyak 27 unit, begitupun dengan setelah
sampah permanen, ban bekas, dll. penerapan 3R membutuhkan 27 unit becak
Pengumpulan yang diterapkan di kecamatan sampah. Sedangkan untuk motor roda tiga
Genuk adalah sistem door to door. Sedangkan (tossa) sebelum penerapan 3R dibutuhkan 3
sistem pemindahan eksisting yang digunakan unit, begitupun setelah penerapan 3R.
adalah Tempat Pembuangan Sampah dan Pengumpulan sampah dilakukan dengan door
Transfer depo. Serta pengangkutan di to door dengan petugas kebersihan agar lebih
pemukiman yang dilakukan adalah dengan cepat dalam pengumpulan sampahnya.
bantuan becak sampah. 3) Pemindahan
3. Jumlah timbulan sampah rata-rata yang Pada tahun 2011 transfer depo yang
dihasilkan di Kecamatan Genuk adalah 2,96 dibutuhkan sebelum penerapan 3R adalah
liter/orang/hari dengan persentase sampah sebanyak 2 unit, begitupun dengan setelah
organiknya sebesar 47% dan sampah non penerapan 3R membutuhkan 2 unit juga.
organik sebesar 53%. Sedangkan untuk kontainer (TPS) sebelum
4. Tempat Pembuangan Sampah di kecamatan penerapan 3R dibutuhkan 8 unit, begitupun
Genuk sudah cukup baik, dilihat dari TPSnya juga dengan setelah penerapan 3R.
yang tidak terjadi over load, hanya saja perlu 4) Pengangkutan
diperluas layanan wilayah pengelolaan Pada tahun 2011 Dump truck yang
persampahnya agar seluruh kelurahan dapat dibutuhkan sebelum penerapan 3R adalah
terlayani. sebanyak 1 unit, begitupun dengan setelah
5. Tingkat pelayanan persampahan Kecamatan penerapan 3R membutuhkan 1 unit juga.
Genuk pada tahun 2011 adalah 27% dari Sedangkan untuk armroll sebelum penerapan

VI - 5
3R dibutuhkan 3 unit, begitupun dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
setelah penerapan 3R adalah sebanyak 3 unit. 2003. Draft Naskah Akademis Rancangan
Pengangkutan sampah direncanakan Peraturan Perundang-Undangan Pengelolaan
menggunakan truk armroll dengan ritasi Sampah. Jakarta : JICA.
operasinya 3 rit/hari. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1993 Tentang
6. Biaya operasional dan pemeliharaan alat pada Kebersihan Dalam Wilayah Kota Semarang.
Kecamatan Genuk sebelum penerapan 3R SK SNI-M-36-1991-03 tentang metoda
tahun 2011 adalah Rp. 2.742.179.653,- pengambilan dan pengukuran contoh timbulan
sedangkan setelah penerapan 3R adalah komposisi sampah perkotaan.
2.625.192.928,-. SNI T-13-1990-F tentang Tata Cara Pengelolaan
Saran Teknik Sampah Perkotaan. Badan Standarisasi
1. Meningkatkan sistem pengelolaan Nasional.
persampahan yang telah ada di Kecamatan SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan
Genuk sehingga seluruh kelurahan atau dan Pengukuran Contoh Timbulan dan
wilayah dapat terlayani persampahannya oleh Komposisi Sampah Perkotaan. Badan
DKP. Standarisasi Nasional.
2. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai SNI-T-12-1991-03, Tata Cara Pengelolaan
pembuangan sampah yang baik sehingga Sampah di Pemukiman, Departemen Pekerjaan
masyarakat tidak perlu membakar sampah Umum, Bandung : Yayasan LPMB.
ataupun membuangnya ke sungai, serta SNI S -04-1993-03,Spesifikasi Timbulan Sampah
mengenai 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam Untuk Kota Kecil Dan Kota Sedang Di
mengurangi volume sampah yang masuk ke Indonesia Departemen Pekerjaan Umum.
TPA. Bandung : Yayasan LPMB.
SNI 19-3964-1994, Metode Pengambilan dan
DAFTAR PUSTAKA
Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi
Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan
Sampah Perkotaan Departemen Pekerjaan
Lingkungan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Umum.. Bandung : Yayasan LPMB.
Damanhuri, Enri. 2010. Pengelolaan Sampah.
SNI 19-2454-2002, Tata Cara Teknik Operasional
Bandung: ITB.
Pengelolaan Sampah Perkotaan. Departemen
Damanhuri, Enri. 2003. Permasalahan dan
Pekerjaan Umum.Bandung : Yayasan LPMB.
Alternatif Teknologi Penelolaan Sampah Kota
Sudradjat. 2006. Mengelola Sampah Kota. Jakarta :
Di Indonesia. Seminar Tekologi Untuk Negeri
Penebar Swadaya
Volume I. Badan Pengkajian dan Penerapan
Tchobanoglous, Theisen, Samuel. 1993. Integrated
Teknologi : Jakarta.
Solid Waste Management. New York : McGraw
Darmasetiawan, Martin. 2004. Daur Ulang Sampah
Hill Book Company Inc.
Dan Pembuatan Kompos. Jakarta : Ekamitra
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008
Engineering.
Tentang Pengelolaan Sampah.
Gunadi, Dharma. Wahyuni T 2004. Kebijakan
Pengelolaan Sampah Lintas Kabupaten/Kota.
Semarang : Dinas Permukiman Dan Tata Ruang
Propinsi Jawa Tengah

VI - 6

You might also like