You are on page 1of 10

Vol. I, No.

2, Oktober 2011

MASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA


DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK
Abdul Mahsyar
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar 90221
Telp. 0411 – 866972 ext. 107 Fax. 0411 – 865588

ABSTRACT

Public always demanded quality public services from the bureaucrats, even though these
demands are not in line with expectations because the empirically public services that occurred
during this still characterized by such things as convoluted, slow, expensive, exhausting, uncertainty.
Under such circumstances occur because people are still positioned as the party to “serve” is not
being served. If considered public service issues in Indonesia, the main problems of public service
today is associated with improved quality of service itself. According to Albrecht and Zemke
(1990) the quality of public services is the result of interaction of various aspects, the system of
care, human resources service provider, strategy, and customers. While Mohammad (2003) states
that quality service is dependent on aspects such as how the pattern of its implementation, support
human resources, and institutional management . New Perspectives for Public Service and Good
Governance is considered most appropriate for the conditions present in addressing issues of
public services in Indonesia, using a model like the model citizen’s charter, model KYC (Know
Your Customer), and m-Government model.

Keywords : Problem, Quality, Public Service

ABSTRAK

Publik selalu menuntut kualitas pelayanan publik dari birokrat, meskipun tuntutan ini tidak
sesuai dengan harapan karena pelayanan publik secara empiris yang terjadi selama ini masih
ditandai dengan hal-hal seperti berbelit-belit, lambat, mahal, ketidakpastian melelahkan,. Dalam
keadaan seperti itu terjadi karena orang masih diposisikan sebagai pihak yang "melayani"
tidak dilayani. Jika dianggap isu-isu pelayanan publik di Indonesia, masalah utama dari
pelayanan publik saat ini dikaitkan dengan peningkatan kualitas layanan itu sendiri. Menurut
Albrecht dan Zemke (1990) kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai
aspek, sistem pelayanan, sumber daya manusia penyedia layanan, strategi, dan pelanggan.
Sementara Mohammad (2003) menyatakan bahwa kualitas pelayanan tergantung pada aspek-
aspek seperti bagaimana pola pelaksanaannya, dukungan sumber daya manusia, dan
manajemen kelembagaan. Perspektif Baru untuk Layanan Publik dan Pemerintahan yang
Baik dianggap paling tepat untuk kondisi saat ini dalam menangani isu-isu pelayanan publik
di Indonesia, dengan menggunakan model seperti piagam warga teladan, model KYC (Know
Your Customer), dan m-Government model.

Kata Kunci : Masalah, Kualitas, Pelayanan Publik

81
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

A. PENDAHULUAN diperbaiki, karena dengan perbaikan kualitas


pelayanan publik yang semakin baik dapat
Pelayanan kepada masyarakat sudah men- mempengaruhi kepuasan masyarakat sehi-
jadi tujuan utama dalam penyelenggaraan ngga kepercayaan masyarakat terhadap
administrasi publik. Di Indonesia penyelengga- pemerintah dapat dibangun kembali.
raan pelayanan publik menjadi isu kebijakan Dari segi sosial budaya, pelayanan publik
yang semakin strategis karena perbaikan yang buruk mengakibatkan terganggunya
pelayanan publik di negara ini cenderung psikologi masyarakat yang terindikasi dari
berjalan di tempat, sedangkan implikasinya berkurangnya rasa saling menghargai di kala-
sebagaimana diketahui sangat luas karena ngan masyarakat, timbulnya saling curiga
menyentuh seluruh ruang-ruang kepublikan meningkatnya sifat eksklusifisme yang berle-
baik dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, bihan, yang pada akhirnya menimbukan keti-
budaya dan lain-lain. Dalam bidang ekonomi, dakpedulian masyarakat baik terhadap
buruknya pelayanan publik akan berimplikasi pemerintah maupun terhadap sesama. Akibat
pada penurunan investasi yang dapat bera- yang sangat buruk terlihat melalui berbagai
kibat terhadap pemutusan hubungan kerja kerusuhan dan tindakan anarkis di berbagai
pada industri-industri dan tidak terbukanya daerah. Seiring dengan itu masyarakat cende-
lapangan kerja baru yang juga akan berpenga- rung memilih jalan pintas yang menjurus ke
ruh terhadap meningkatnya angka pengang- arah negatif dengan berbagai tindakan yang
guran. Akibat lebih lanjut dari masalah ini tidak rasional dan cenderung melanggar
adalah timbulnya kerawanan sosial. hukum.
Perbaikan pelayanan publik akan bisa
memperbaiki iklim investasi yang sangat di- B. PENGERTIAN DAN KONTEKS
perlukan bangsa ini untuk dapat segera keluar PELAYANAN PUBLIK
dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Sayangnya upaya menuju kepada perbaikan Pelaksanaan pelayanan publik pada
tersebut masih sebatas lips service. Dalam prinsipnya ditujukan kepada manusia. Sudah
berbagai studi yang dilakukan terhadap menjadi kodratnya setiap manusia membu-
pelayanan publik ini rupanya tidak berjalan tuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim
linear dengan reformasi yang dilakukan dalam dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat
berbagai sektor sehingga pertumbuhan dipisahkan dengan kehidupan manusia. Sejak
investasi malah bergerak ke arah negatif. lahirnya manusia sudah membutuhkan
Akibatnya harapan pertumbuhan ekonomi pelayanan, sebagaimana dikemukakan Rusli
yang diharapkan dapat menolong bangsa ini (2004) bahwa selama hidupnya, manusia
keluar dari berbagai krisis ekonomi belum selalu membutuhkan pelayanan. Pelayanan
terwujud sesuai dengan harapan. menurutnya sesuai dengan life cycle theory of
Sementara dalam kehidupan politik, leadership bahwa pada awal kehidupan manu-
buruknya pelayanan publik berimplikasi dalam sia (bayi) pelayanan secara fisik sangat tinggi,
terhadap kepercayaan masyarakat kepada tetapi seiring dengan usia manusia pelayanan
pemerintah. Buruknya pelayanan publik yang dibutuhkan akan semakin menurun.
selama ini menjadi salah satu variabel penting Masyarakat setiap waktu selalu menuntut
yang mendorong munculnya krisis keperca- pelayanan publik yang berkualitas dari biro-
yaan masyarakat kepada pemerintah. Krisis krat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak
kepercayaan tersebut teraktualisasi dalam sesuai dengan harapan karena secara empiris
bentuk protes dan demonstrasi yang cende- pelayanan publik yang terjadi selama ini masih
rung tidak sehat, hal itu menunjukkan kefrus- bercirikan hal-hal seperti berbelit-belit,
tasian publik terhadap pemerintahnya. lamban, mahal, melelahkan, ketidakpastian.
Sehubungan dengan itu perbaikan pela- Keadaan demikian terjadi karena masyarakat
yanan publik mutlak diperlukan agar image masih diposisikan sebagai pihak yang
buruk masyarakat kepada pemerintah dapat “melayani” bukan yang dilayani.

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


Dalam Perspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar 82
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

Pelayanan publik secara konseptual dapat dalam rangka memenuhi kebutuhan masya-
dijelaskan dengan menelaah kata demi kata. rakat dalam bidang pendidikan, kesehatan,
Menurut Kotler sebagaimana dikutip oleh utilitas, dan lainnya (Mohammad, 2003).
Lukman( 2000), disebutkan bahwa Pelayanan Berbagai gerakan reformasi publik yang
adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dialami negara-negara maju pada awal tahun
dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan 1990-an banyak diilhami oleh tekanan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya masyarakat akan perlunya peningkatan kua-
tidak terikat pada suatu produk secara fisik. litas pelayanan publik yang diberikan oleh
Istilah publik dalam pengertian sehari-hari di pemerintah. Hal ini juga ditandai pada ber-
Indonesia sering dipahami sebagai negara bagai karya ilmiah yang telah ditulis oleh para
atau umum, hal ini biasa dijumpai dalam pola pakar berkaitan dengan pelayanan publik ini
Bahasa Indonesia yang menterjemahkan antara lain yang berkembang di Amerika
publik seperti pada istilah public administra- Serikat dengan munculnya paradigma post-
tion yang diterjemahkan sebagai administrasi bureaucratic oleh Barzelay (1992) bersama
negara. Kata publik sebenarnya sudah dite- dengan Armajani (1997). Pandangan post-
rima menjadi Bahasa Indonesia baku menjadi bureacratic berkaitan dengan pelayanan
publik yang berarti umum, atau orang banyak. publik terlihat pada penekanan administrasi
Berdasarkan uraian pengertian di atas, publik pada hasil yang berguna bagi masyara-
maka berbagai pengertian pelayanan publik kat, kualitas dan nilai, produk dan keterikatan
dapat diartikan sebagai pemberian layanan terhadap norma, dan mengutamakan misi,
keperluan orang atau masyarakat yang mem- pelayanan dan hasil akhir (outcome).
punyai kepentingan pada organisasi itu sesuai Kemudian selanjutnya dalam waktu yang
dengan aturan pokok dan tatacara yang telah hampir bersamaan muncul pula paradigma
ditetapkan (Kurniawan, 2005). Dalam reinventing government yang disampaikan
Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, oleh Osborne dan Gaebler (Keban, 2008)
diberikan pengertian publik sebagai segala kemudian dioperasionalisasikan oleh Osborne
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh dan Plastrik pada tahun 1997 dalam karyanya
penyelenggara pelayanan publik sebagai Banishing Bureaucracy: The Five Strategies for
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pela- Reinventing Government. Paradigma ini juga
yanan maupun pelaksanaan ketentuan pera- dikenal dengan nama New Public Management.
turan perundang-undangan. Dengan demi- Pandangan dari paradigma ini sebenarnya
kian, pelayanan publik adalah pemenuhan menekankan bahwa pemerintah atau birokrat
keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh pe- sesungguhnya haruslah memberikan pelaya-
nyelenggara negara. Dalam Undang-Undang nan terbaiknya kepada masyarakat. Mereka
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan menilai bahwa pemerintahan harus mengalih-
Publik disebutkan pengertian pelayanan pu- kan wewenang kontrol yang dimilikinya ke-
blik sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan pada masyarakat. Masyarakat diberdayakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pela- sehingga mampu mengontrol pelayanan yang
yanan sesuai dengan peraturan perundang- diberikan oleh pemerintah. New Public Mana-
undangan bagi setiap warga negara dan pen- gement dipandang sebagai pendekatan dalam
duduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi publik yang menerapkan penge-
administratif yang disediakan oleh penyele- tahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam
nggara pelayanan publik. dunia manajemen bisnis dan disiplin yang lain
Pelayanan publik pada dasarnya menya- untuk memperbaiki efisiensi, efektivitas, dan
ngkut aspek kehidupan yang sangat luas. kinerja pelayanan publik pada birokrasi
Dalam kehidupan bernegara, maka pemerin- moderen (Vigoda, dalam Keban, 2008).
tah memiliki fungsi memberikan berbagai Penjelasan lain terhadap perspektif
pelayanan publik yang diperlukan oleh ma- pelayanan publik dapat dilihat dalam karya J.V.
syarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk Denhardt dan R.B. Denhardt dalam bukunya The
pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain New Public Service (2003). Paradigma ini

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


DalamPerspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar
83
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

memberikan pandangan yang berkaitan lembaga-lembaga tersebut yang beroperasi


dengan pelayanan yakni bahwa administrasi di Indonesia.
publik harus melayani warga masyarakat bu- Adanya tuntutan perbaikan pelayanan
kan pelanggan, mengutamakan kepentingan publik tersebut kadangkala menjadi prasyarat
publik, dan melayani daripada mengendalikan. utama oleh lembaga-lembaga internasional
Dasar teoritis pelayanan publik yang ideal atau negara-negara donor tersebut dalam
menurut paradigma new public service yaitu memberikan bantuan (loan). Seperti IMF dan
pelayanan publik harus responsif terhadap World Bank, kedua lembaga keuangan yang
berbagai kepentingan dan nilai-nilai publik amat berpengaruh tersebut sejak hampir dua
yang ada. Tugas pemerintah adalah melakukan dekade terakhir ini semakin rajin mendesak-
negosiasi dan mengelaborasi berbagai kan tuntutan politik terhadap negara-negara
kepentingan warga negara dan kelompok berkembang untuk mendevolusikan sistem
komunitas. Pandangan tersebut mengandung pemerintahan dan sistem pelayanan publik-
makna karakter dan nilai yang terkandung di nya yang monopolistik dengan menganjurkan
dalam pelayanan publik tersebut harus berisi kebijakan pemerkuatan otonomi daerah,
preferensi nilai-nilai yang ada di dalam masya- privatisasi sektor publik dan pemberian ke-
rakat. Karena masyarakat bersifat dinamis, sempatan yang luas pada sektor-sektor di luar
maka karakter pelayanan publik juga harus birokrasi pemerintah (Abdul Wahab, 2000).
selalu berubah mengikuti perkembangan ma- Menelusuri permasalahan pelayanan
syarakat. Selain itu pelayanan publik model publik di Indonesia sebenarnya dapat dilihat
baru ini harus bersifat non-diskriminatif seba- pada beberapa periode dalam penyeleng-
gaimana dimaksud oleh dasar teoritis yang garaan pemerintahan, misalnya dimulai pada
digunakan yaitu teori demokratis yang men- masa orde baru dan terakhir periode refor-
jamin adanya persamaan warga negara tanpa masi. Pergeseran paradigma dalam pelayanan
membeda-bedakan asal-usul, kesukuan, ras, publik tidak dilepaskan dari perubahan iklim
etnik, agama, dan latar belakang kepartaian politik yang berimplikasi pada kebijakan-
(Dwiyanto, 2005). kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh
pemerintah. Di Indonesia pada masa orde
C. MASALAH-MASALAH PELAYANAN baru misalnya pelayanan publik ditandai oleh
PUBLIK DI INDONESIA dominasi negara pada berbagai elemen-
elemen kehidupan bangsa, sehingga pada
Terlepas dari berbagai teori, pendekatan, masa ini dikenal dengan paradigma negara
perspektif dan paradigma berkaitan dengan kuat atau negara otonom dimana kekuatan
pelayanan publik yang senantiasa berubah sosial politik termasuk kekuatan pasar kecil
untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pengaruhnya dalam kebijakan publik, bahkan
perkembangan kebutuhan masyarakat yang dalam pelaksanaannya.
terdapat di negara-negara maju atau pada Dalam era reformasi ditandai pada para-
belahan dunia lainnya. Pergeseran tersebut digma deregulasi setengah hati, dimana peme-
bertujuan untuk menciptakan suatu kerangka rintah memilih sektor tertentu untuk didere-
pelaksanaan pelayanan publik yang lebih baik, gulasi yang pertimbangan utamanya bukan
efisien, responsive, dan berorientasi pada pencapaian efisiensi pelayanan publik, tetapi
kepentingan masyarakat. keamanan bisnis antara pejabat negara dan
Bagi negara sedang berkembang terma- pengusaha besar. Kemudian pada paradigma
suk di Indonesia gelombang tekanan untuk reformasi pelayanan publik. Paradigma ini
mengubah wajah pemerintahan dan substansi mengkaji ulang peran pemerintah dan mende-
operasi mesin pelayanan publiknya tidak finisikan kembali sesuai dengan konteksnya,
terlepas dari tekanan-tekanan dari lembaga- yaitu perubahan ekonomi dan politik global,
lembaga internasional seperti misalnya IMF, penguatan civil society, good governance, pera-
World Bank, atau lembaga donor lainnya. Hal nan pasar dan masyarakat yang semakin
tersebut tidak terlepas dari kepentingan besar dalam penyusunan dan pelaksanaan

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


Dalam Perspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar
84
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

kebijakan publik. ensi dan efektivitas, responsivitas, kesamaan


Sekalipun di Indonesia secara politik era perlakuan dan besar kecilnya rente birokrasi
reformasi itu sudah berjalan sekitar 10 tahun masih jauh dari yang diharapkan (Mohamad,
sejak lengsernya Presiden Suharto pada tahun 2003). Oleh karena itu, dengan memban-
1998, namun dalam penyelenggaraan pela- dingkan upaya-upaya yang telah ditempuh
yanan publik masih ditandai berbagai kele- oleh pemerintah dengan kondisi pelayanan
mahan-kelemahan, padahal sudah banyak publik yang dituntut dalam era desentralisasi,
upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah tampaknya upaya pemerintah tersebut masih
dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada belum banyak memberikan kontribusi bagi
masyarakat antara lain perumusan kembali perbaikan kualitas pelayanan publik itu sen-
Undang-Undang tentang Pemerintahan Dae- diri. Bahkan birokrasi pelayanan publik masih
rah yang sebenarnya memberikan perluasan belum mampu menyelenggarakan pelayanan
kewenangan pada tingkat pemerintah daerah, yang adil dan non-partisan.
dipandang sebagai salah satu upaya untuk Jika diperhatikan berbagai permasalahan
memotong hambatan birokratis yang acapkali penyelenggaraan pelayanan publik di Indone-
mengakibatkan pemberian pelayanan mema- sia, maka permasalahan utama pelayanan
kan waktu yang lama dan berbiaya tinggi. publik sekarang ini adalah berkaitan dengan
Dengan adanya desentralisasi daerah mau peningkatan kualitas dari pelayanan itu
tidak mau harus mampu melaksanakan ber- sendiri. Menurut Albrecht dan Zemke (1990)
bagai kewenangan yang selama ini dilak- kualitas pelayanan publik merupakan hasil
sanakan oleh pemerintah pusat, seiring de- interaksi dari berbagai aspek, yaitu sistem
ngan pelayanan yang harus disediakan. pelayanan, sumber daya manusia pemberi
Upaya untuk memperbaiki pelayanan pelayanan, strategi, dan pelanggan. Sementara
telah sejak lama dilaksanakan oleh pemerintah, Mohammad (2003) menyebutkan bahwa
antara lain kebijakan ini dapat dilihat pada pelayanan yang berkualitas sangat tergantung
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan pada aspek-aspek seperti bagaimana pola
Aparatur Negara Nomor 81/1993 tentang penyelenggaraannya, dukungan sumber daya
Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum. manusia, dan kelembagaan yang mengelola.
Kemudian Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya,
perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki
apartur pemerintah kepada masyarakat. Pada berbagai kelemahan antara lain: (1) kurang
perkembangan terakhir telah diterbitkan pula responsive, (2) kurang informatif, (3) kurang
Keputusan Menpan Nomor 63/KEP/M.PAN/ accessible, (4) kurang koordinasi, (5)
7/2003 tentang Pedoman Umum Penyele- birokratis, (6) kurang mau mendengar
nggaraan Pelayanan Publik. Upaya mening- keluhan/saran/aspirasi masyarakat, dan (7)
katkan kualitas pelayanan tidak hanya ditem- inefisiensi. Dilihat dari sisi sumber daya ma-
puh melalui keputusan-keputusan, tetapi juga nusianya kelemahan utamanya adalah ber-
melalui peningkatan kemampuan aparat kaitan dengan profesionalisme, kompetensi,
dalam memberikan pelayanan. Upaya ini dila- emphaty dan etika. Pola kerja yang digunakan
kukan dengan cara memberikan berbagai oleh sebagian besar aparatur yang ada seka-
materi mengenai manajemen pelayanan rang ini masih dipengaruhi oleh model biro-
dalam diklat-diklat struktural pada berbagai krasi klasik, yakni cara kerja yang terstruktur/
tingkatan. hierarkis, legalistik formal, dan sistem tertutup.
Hanya saja dari berbagai upaya yang Selain itu beberapa pendapat menilai bahwa
dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki kelemahan sumber daya manusia aparatur
pelayanan publik, namun masih saja ditemu- pemerintah dalam memberikan pelayanan
kan berbagai kelemahan dalam pelayanan disebabkan oleh sistem kompensasi yang
publik ini. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil rendah dan tidak tepat.
survay yang dilakukan oleh UGM pada tahun Kelemahan pelaksanaan pelayanan publik
2002 diketahui bahwa dilihat dari sisi efisi- lainnya dapat dilihat pada sisi kelembagaan,

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


DalamPerspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar
85
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

kelemahan utama terletak pada disain organi- sesuatu yang mudah.


sasi yang tidak dirancang khusus dalam rang- 6. Melayani daripada mengendalikan.
ka pemberian pelayanan kepada masyarakat, 7. Menghargai orang, bukannya produk-
penuh dengan khirarki yang membuat pelaya- tivitas semata.
nan menjadi berbelit-belit (birokratis), dan
tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk Pandangan yang mirip dengan perspektif
melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi yang dikemukakan Denhardt dan Denhardt
pengaturan dan fungsi penyelenggaraan, tersebut sekalipun dengan nama yang berbeda
masih sangat kental dilakukan oleh pemerin- adalah perspektif yang dikemukakan oleh
tah, yang juga menyebabkan pelayanan publik Bovaird dan Loffler (2003) bahwa terdapat
menjadi tidak efisien. tiga pendekatan dalam administrasi publik yaitu
public administration, public management, dan
D. PILIHAN PERSPEKTIF public governance. Sementara G.Shabbir
ADMINISTRASI DALAM MENGATASI Cheema (2007) sebagaimana dikutip oleh
MASALAH PELAYANAN PUBLIK Keban (2008) mengemukakan empat fase
administrasi publik yang juga menggambarkan
Sebagaimana diketahui perkembangan perkembangan administrasi publik yaitu: tra-
ataupun pergeseran paradigma dalam admi- ditional public administration, public manage-
nistrasi publik senantiasa berlangsung sesuai ment, new public management, dan governance.
dengan tuntutan lingkungan, seperti situasi Paradigma terakhir yang dikemukakan
dan kondisi sosial kemasyarakatan, peruba- oleh Cheema tersebut yakni governance
han iklim politik, dan ekonomi. Berbagai mendapatkan perhatian yang besar dari
perubahan terjadi seiring dengan berkem- berbagai negara melalui ajakan UNDP dengan
bangnya kompleksitas persoalan yang diha- menggunakan istilah Good Governance,
dapi oleh administrator publik. Kompleksitas adapun karakteristik good governance dari
ini ditanggapi oleh para teoritisi dengan terus UNDP meliputi (Keban, 2008):
mengembangkan ilmu administrasi publik. 1. Participation yaitu bahwa semua orang
Denhardt dan Denhardt (2003) mengung- harus diberi kesempatan yang sama un-
kapkan bahwa terdapat tiga perspektif dalam tuk mengemukakan pendapatnya dalam
administrasi publik. Perspektif tersebut pengambilan keputusan baik langsung
adalah old public administration, new public atau melalui perantara institusi yang me-
management, dan new public service. Berda- wakili kepentingannya.
sarkan perspektif yang dikemukakan oleh 2. Rule of law, yaitu bahwa aturan hukum
Denhardt dan Denhardt sebagai pencetus pers- harus adil dan ditegakkan tanpa pandang
pektif baru administrasi publik yakni new bulu.
public service, kedua ahli ini menyarankan 3. Transparancy, yaitu bahwa keterbukaan
untuk meninggalkan prinsip administrasi harus dibangun diatas aliran informasi
klasik dan new public management yang ter- yang bebas.
masyhur dengan reinventing governement- 4. Responsiveness, yaitu bahwa institusi-
nya, dan beralih ke prinsip new public service. institusi dan proses yang ada harus dia-
Menurut Denhardt dan Denhardt (2003), rahkan untuk melayani para stakeholders.
administrasi publik harus: 5. Consensus orientation yaitu bahwa harus
1. Melayani warga masyarakat bukan ada proses mediasi untuk sampai kepada
pelanggan. konsensus umum yang didasarkan atas
2. Mengutamakan kepentingan publik. kepentingan kelompok, dan sedapat
3. Lebih menghargai kewarganegaraan dari mungkin didasarkan pada kebijakan dan
pada kewirausahaan. prosedur.
4. Berpikir strategis dan bertindak demo- 6. Equity, yaitu bahwa semua orang memiliki
kratis. kesempatan yang sama untuk memperbaiki
5. Menyadari bahwa akuntabilitas bukan dan mempertahankan kesejahteraannya.

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


Dalam Perspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar
86
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

7. Effectiveness and efficiency, yaitu bahwa sedangkan pada aspek keadilan sosial hal ini
proses dan institusi-institusi yang ada menunjukkan bahwa pemberian pelayanan
sedapat mungkin memenuhi kebutuhan kepada masyarakat harus dilandaskan pada
masyarakat melalui pemafaatan terbaik ter- aspek keadilan dalam pengertian tidak boleh
hadap sumberdaya-sumberdaya yang ada. ada diskriminasi atau perbedaan yang di-
8. Accountability, yaitu bahwa para pengam- dasarkan pada alasan-alasan ekonomi, politik,
bil keputusan di instansi pemerintah, dan alasan yang tidak rasional lainnya. Salah
sektor publik dan organisasi masyarakat satu intisari dari prinsip NPS tersebut adalah
madani harus mampu mempertanggung- bagaimana administrator publik mengartiku-
jawabkan apa yang dilakukan dan dipu- lasikan dan membagi kepentingan warga
tuskannya kepada publik sekaligus kepa- negara (Denhardt dan Denhardt, 2003). Agar
da para pemangku kepentingan. kepentingan warga negara tersebut dapat ter-
9. Strategic vision yaitu bahwa para pemim- bagi rata, diperlukan media pertemuan antara
pin dan masyarakat publik harus memiliki pemerintah dengan warga masyarakat, sehi-
perspektif yang luas dan jangka panjang ngga semua kepentingan warga masyarakat
terhadap pembangunan manusia, dengan dapat diakomodasi.
memperhatikan latar belakang sejarah, Upaya untuk meningkatkan kualitas
dan kompleksitas sosial budaya. pelayanan publik ini, beberapa kegiatan sudah
dilakukan oleh pemerintah misalnya dapat
Mencermati beberapa perspektif yang dilihat pada kegiatan perencanaan partisipatif
dikemukakan oleh para ahli tersebut, dan seperti musyawarah pembangunan (Musren-
upaya untuk mengatasi masalah-masalah bang) baik pada tingkat kecamatan, kabupa-
berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan ten, maupun provinsi dan nasional. Meskipun
publik di Indonesia sesuai dengan perkem- demikian kegiatan tersebut tidak dapat dise-
bangan IPTEK, kemajuan pengetahuan lenggarakan sewaktu-waktu, sehingga kepen-
masyarakat serta perubahan iklim politik tingan masyarakat dalam bentuk kebutuhan
yang lebih demokratis, maka perspektif tidak dapat ditangkap dengan cepat oleh peme-
administrasi publik yang relevan dapat rintah. Seperti kebutuhan yang terjadi secara
diterapkan adalah perspektif new public sevice tiba-tiba seperti kebutuhan akan kesehatan,
(NPS) dan governance. NPS sebagai paradig- air bersih, bisa terjadi sewaktu-waktu. Agar
ma terbaru dari administrasi publik meletak- kebutuhan masyarakat dapat segera diantisi-
kan pelayanan publik sebagai kegiatan utama pasi dan diatasi oleh pemerintah maka diperlu-
para administratur publik. Pelayanan dalam kan media komunikasi antara pemerintah dan
konteks ini berbeda dengan pelayanan berba- masyarakat. Sesuai dengan perspektif New
sis pelanggan (konsumen) sebagaimana di- Public Service maupun good governance, ada be-
gagas oleh dalam pradigma New Public Mana- berapa model pelayanan publik yang dapat di-
gement (NPM). NPM menurut Kamensky gunakan untuk mengatasi masalah pelayanan
dalam Denhardt dan Denhardt (2003) dida- publik di Indonesia diantaranya adalah:
sarkan pada public choice theory, dimana teori 1. Model Citizen’s Charter (kontrak pelaya-
tersebut menekankan pada kemampuan nan), model ini berasal dari ide Osborne
individu seseorang dibandingkan dengan ke- dan Plastrik (1997). Dalam model ini ter-
mampuan publik secara bersama-sama. dapat standar pelayanan publik yang
Penggunaan perspektif New Public Service ditetapkan berdasarkan masukan warga
dalam mengatasi masalah pelayanan publik di masyarakat, dan aparat pemerintah ber-
Indonesia hal ini juga sesuai dengan dasar janji untuk memenuhinya dan melaksana-
negara Pancasila khususnya pada Sila keem- kannya. Model ini merupakan pendekatan
pat dan kelima, yang menekankan pada musya- dalam pelayanan publik yang memposisi-
warah mufakat dalam hal ini adanya kesepa- kan pengguna layanan sebagai pusat
katan antara pemerintah selaku pemberi laya- perhatian. Oleh sebab itu, kebutuhan dan
nan dengan warga sebagai penerima layanan, kepentingan pengguna layanan harus

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


DalamPerspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar
87
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

menjadi pertimbangan utama dalam pro- wilayah kelurahannya, ataukah camat dan
ses pelayanan. Citizen’s Charter ini dapat bupati yang mengangkat lurah tersebut.
dikatakan sebagai kontrak sosial antara
warga dengan aparat birokrasi untuk 3. Model M-Government (m-Gov), kemajuan
menjamin mutu pelayanan publik. Adanya teknologi dibidang informasi dan komu-
kontrak sosial tersebut, maka warga me- nikasi ikut berpengaruh secara langsung
miliki hak-hak baru apabila dirugikan oleh maupun tidak langsung terhadap kinerja
birokrasi dalam memberikan pelayanan. birokrasi pemerintah terutama dari segi
Dengan mengadopsi model Citizen’s Char- pelayanan warga masyarakat. M-Govern-
ter, birokrasi juga harus menetapkan sis- ment sebenarnya diadaptasi dari Electro-
tem untuk menangani keluhan pelanggan nic Government (e-Gov) yakni salah satu
dengan tujuan memperbaiki kinerjanya cara untuk menjalankan fungsi peme-
secara terus menerus. rintah dengan memanfaatkan berbagai
perangkat teknologi informasi dan komu-
2. Model KYC (Know Your Costumers), model nikasi (TIK) (Nugroho, 2008). Menurut
ini dikembangkan dalam dunia perbankan Kuschu dan Kuscu (2003) bahwa penggu-
yang dapat diadaptasi ke dalam konteks naan e-Gov setidaknya mampu mengu-
pelayanan publik dalam organisasi peme- bah pola interaksi antara pemerintah de-
rintah. Mekanisme kerja dalam model ini ngan masyarakat. Pelayanan yang semula
yaitu berupaya mengenali terlebih dahulu berorientasi pada antrian (in line) di
kebutuhan dan kepentingan pelanggan se- depan meja pegawai dan tergantung pada
belum memutuskan jenis pelayanan yang jam kerja serta person pegawai yang
akan diberikan (Dwiyanto, 2005). Untuk menangani suatu pelayanan tertentu
mengetahui keinginan, kebutuhan dan ke- berubah menjadi layanan on line yang
pentingan pengguna layanan, maka biro- dapat diakses website pemerintah melalui
krasi pelayanan publik harus mendekat- komputer yang terhubung ke internet,
kan diri dengan masyarakat. Beberapa selama 24 jam sehari.
metode yang dapat digunakan untuk me-
ngetahui keinginan dan kebutuhan para Konsep pemerintah yang menggunakan
pelanggan yaitu melalui survai, wawanca- teknologi bergerak tersebut disebut
ra, dan observasi. Jika menggunakan me- Mobile Government (m-Gov). Model ini
tode survai maka seperangkat daftar per- pada saat sekarang sudah dapat diguna-
tanyaan harus disusun untuk mengiden- kan dengan mudah karena fasilitas yang
tifikasi keinginan, kebutuhan, dan aspirasi dipergunakan dapat melalui komputer
masyarakat terhadap pelayanan yang PC di rumah atau di kantor, Laptop/note-
diinginkan. book/tablet, dan Hp (Mobile Phone). m-
Gov adalah strategy and its implementa-
Dalam model KYC ini birokrasi peme- tion involving the utilization of all kinds of
rintah harus mengetahui siapa yang wireless and mobile technology, services, ap-
menjadi pelanggannya (orang atau ke- plications and devices for improving ben-
lompok masyarakat yang dilayani). Oleh efits to the parties involved in e-govern-
sebab itu setiap unit birokrasi pemerintah ment including citizens, businesses and gov-
harus mampu mendefinisikan pelanggan- ernment units (Kuschu dan Kuscu, 2003).
nya atau pengguna jasa mereka, sehingga
untuk selanjutnya mereka dapat mengori- Beberapa daerah di Indonesia sudah
entasikan pelayanan kepada kebutuhan mengimplementasikan e-Gov ini seperti Kota
masyarakat pengguna jasa tersebut. Kan- Solo dan Kabupaten Sragen. Juga Presiden SBY
tor kelurahan misalnya harus mampu menggunakan e-Gov dalam memberikan pela-
mengidentifikasi pengguna jasa mereka, yanan seperti membuka layanan SMS pada
apakah masyarakat yang ada dalam nomor 9949 untuk menerima keluhan masya-

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


Dalam Perspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar
88
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

rakat, juga KPK (Komisi Pemberantasan Ko- dapat lebih cepat. Kemampuan lain dari
rupsi) menerima pengaduan masyarakat me- ponsel adalah mampu memberikan lokasi
ngenai kasus-kasus korupsi melalui fasilitas dimana PNS berada, ini diperlukan untuk
SMS. Ada beberapa cara yang dapat diguna- mengetahui keberadaan pegawai jika
kan dalam mengimplementasikan m-Gov ini mereka tidak berada di kantor. Untuk hal
seperti melalui jaringan internet dengan ini menurut Lallana dan Zalesak (2004)
menggunakan laptop, kini sudah banyak disebut m-Administration.
tersedia jaringan WiFi (wireless fidelity) yakni
perangkat yang memungkinkan pengguna Ada beberapa cara atau pola yang dapat
untuk mengakses internet secara nirkabel dilakukan untuk mengefektifkan model
bahkan beberapa lokasi tersedia hotspot pelayanan M-Gov ini, konsep yang ditawarkan
gratis. Cara lain yang dapat digunakan dalam oleh (Nugroho, 2008) adalah:
implementasi m-Gov ini yaitu melalui hand- a. Masyarakat dengan Basis Data Aduan
phone baik penggunaan melalui suara atau Masyarakat
SMS (short massage service). b. Basis Data Aduan Masyarakat dengan
Pemanfaatan suara melalui telepon atau Pemerintah Daerah
Hp (mobile phone) untuk menerima kebutu- c. Basis Data Aduan Masyarakat dengan
han dari masyarakat sudah sering digunakan DPRD
di dunia bisnis dengan nama Call Centre, pada d. Sistem Aduan Masyarakat dengan
institusi perbankan dikenal dengan nama Muspida
phone banking. Untuk organisasi publik, e. Sistem internal Pemda via SMS
konsep ini diterapkan dengan menempatkan
beberapa pegawai sebagai agen. E. PENUTUP
Nantinya agen ini akan memberikan
informasi tentang kebutuhan masyarakat. Perspektif New Publik Service dan Good
Selain berfungsi sebagai garda terdepan dalam Governance dianggap paling tepat untuk
memberikan pelayanan informasi kepada kondisi sekarang dalam mengatasi masalah-
masyarakat, agen ini juga dapat berfungsi masalah pelayanan publik di Indonesia. Hal itu
sebagai penghubung aspirasi antara masya- didukung oleh situasi politik yang lebih
rakat dengan pemerintah. Kebutuhan masya- demokratis dan keterbukaan pemerintah. Dan
rakat dimasukkan ke dalam sistem yang terin- untuk efektifnya implementasi persepektif
tegrasi sehingga dapat diketahui oleh pimpi- tersebut, dapat diterapkan dengan menggu-
nan instansi. Melalui fasilitas SMS di Hp yaitu nakan beberapa model seperti model citizen’s
fasilitas yang dapat digunakan untuk mengi- charter, model KYC (Know Your Customer), dan
rim dan menerima pesan-pesan pendek. Ada model m-Government. Dengan adanya model-
beberapa bentuk dari penggunaan teknologi ini model tersebut di atas diharapkan kendala-
di pemerintahan (Nugroho, 2008), antara lain: kendala yang selama ini menghambat efektivi-
a. Pemerintah ke masyarakat, dalam hal ini tas pelaksanaan pelayanan publik dapat diatasi
pemerintah dapat memberikan informasi sehingga pelaksanaan pelayanan publik dapat
kepada warganya melalui SMS. ditingkatkan efektivitasnya, sekalipun demi-
b. Masyarakat ke pemerintah, keluhan dan kian kesemuanya kembali kepada person atau
saran masyarakat dapat dikirimkan ke pelaksana pelayanan tersebut yakni aparat
pemerintah melalui SMS. Menurut Lallana pemerintah dan juga partisipasi masyarakat.
dan Zalesak (2004) untuk poin a dan b di
atas disebut mCommunication. DAFTAR PUSTAKA
c. Pemerintah ke pegawai negeri sipil,
pemerintah dapat memberikan pengu- Denhardt, J.V., dan Denhardt, R.B., 2003. The
muman kepada PNS melalui SMS, sehingga New Public Service: An Approach to
informasi dapat lebih cepat diterima dan Reform. International Review of Public
akhirnya pelayanan kepada masyarakat Aministration Vol 8 No 1. 2004. The

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


DalamPerspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar
89
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

New Public Service: Serving, Not Steer-


Nugroho, Rino A., 2008. “Model Pelayanan
ing. New York: M.E Sharve. Publik Menggunakan M-Governement
(Studi Kasus di Solo, Sragen, Sukoharjo
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good dan Karanganyar)”. Jurnal Dinamika,
Governance Melalui Pelayanan Publik. Vol 8 : No. 2.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Osborne, D., dan Gaebler, T., 1996. Mewira-
usahakan Birokrasi: Mentransformasi
Frederickson, H.G., 1987. Administrasi Negara Semangat Wirausaha ke dalam Sektor
Baru (terjemahan). Jakarta: LP3ES. Publik (Terjemahan). Jakarta: CV
Taruna Grafika.
Keban, Y.T., 2008. Enam Dimensi Strategis
Administrasi Publik: Konsep, Teori dan Osborne, D., dan Plastrik, P., 1997. Banishing
Isu. Jakarta: Gava Media. Bureaucracy: The Five Strategies for
Reinventing Governement . New York:
Kushcu dan Kuscu. 2003. From E-government Addison-Wessley Publising Company.
to M-government: Facing the Inevitable
in the Proceeding of European Confrence Thoha, Miftah, 2008. Ilmu Administrasi Public
on E-Government (ECEG 2003), Trinity Kontemporer. Jakarta: Kencana.
College, Dublin.
Zalesak, Mischal. “Overview and Opportunities
Lallana, E. 2004. eGovernment for Develop- of Mobile Government”. www.develop
ment, M-Government Definitions and m e n t g at ew a y. o r g/ do w n lo a d /
Models. www.egov4dev.org/mgovdefn. 218309/mGov.doc., di akses (24 Juni
htm. di akses (20 Mei 2007) 2010)

*********

Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


Dalam Perspektif Administrasi Publik - Abdul Mahsyar
90

You might also like