Professional Documents
Culture Documents
normal (biasa). Pada periode perioperatif, pemberian cairan rumatan tidak untuk meningkatkan
kebutuhan cairan oleh kehilangan cairan yang pindah ke rongga ke tiga masuk ke jaringan intersisiel
dan usus.
Kebutuhan cairan untuk rumatan dapat diperkirakan dengan menggunakan formula yang sudah
sering digunakan (lihat table). Selama pemberian terapi rumatan, kondisi pasien harus sering di
“assess”. Bila estimasinya benar maka kadar elektrolitnya stabil dan secara klinis selalu dalam
keadaan euvolemic. Bila kadar elektrolitnya tidak normal atau terdapat tanda-tanda klinis dsari
hipervolemia atau hipovolemia,m maka harus dilakukan “re-assess” dari sejumlah komponen dari
terapi rumatan pasien.
Panduan cairan untuk terapi rumatan untuk bayi normal aterm dan anak-anak:
Bayi baru lahir :
o Hari – 2 : infuse D10 dengan 0.2% NaCl, infused rate 100 ml/kg/24 jam
o Setelah hari ke-7 : D5%dengan 0.45% NaCl , atau D10 dengan 0.45% NaCl, infused rate 100 ml- 150
ml/kg/24 jam
Pemberian cairan pada anak
o Contoh: seorang bayi dengan berat 8 kg mendapatkan 8 x 100 ml = 800 ml setiap harinya, dan bayi
o Terapi cairan pengganti dirancang untuk mengganti kehilangan abnormal cairan dan elektrolit yang
sedang berlangsung.
o Konstituen dari kehilangan cairan-elektrolit tersebut secara substansial berbeda dari komposisi cairan
rumatan, maka bila hanya meningkatkan volume cairan rumatan saja akan sangat berbahaya. Secara
umum para peneliti mengganti sejumlah besar volume cairan untuk mengganti cairan yang keluar dari
stoma atau kehilangan cairan oleh sebab lain dengan cairan fisilogis secara equivalent.
Kebutuhan Cairan Anak
o Terapi deficit
o Terapi maintenense
o Terapi replacement
Terapi deficit : Terapi deficit adalah penatalaksanaan terhadap kehilangan cairan dan elektrolit yang
terjadi, sebelum tampak klinisnya pada pasien. Terapi deficit mempunyai 3 komponen: Estimasi
derajat dehidrasi yang terjadi, Menentukan tipe dari deficit cairannya dan Perbaiki defisitnya
Derajat dehidrasi : Derajat dehidrasi ditentukan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
o Dehidrasi ringan (deficit cairan 1-5% volume cairan tubuh), sebagian besar didasarkan pada riwayat
penyakit : muntah dan diare dengan sedikit (minimal) hasil pemeriksaan fisik
o Dehidrasi sedang (kehilangan 6-10% volume cairan tubuh) mempunyai riwayat kehilangan cairan dan
pemeriksaan fisik antara lain : turgor kulit, kehilangan berat badan, kelopak mata cekung dan ubun-
o Dehidrasi berat (11-15%) kardiovaskuiler tidak stabil (turgor <<<, takhikardia, hipotensi) disertai
o Dehidrasi Hipotonus (osmolaritas serum < 270 mOsm/L, konsentrasi Na serum < 130 mEq/L)
o Dehidrasi Hipertonus (osmolaritas serum > 130 mOsm/L, konsentrasi Na serum >150 mEq/L) Pasien
dengan dehidrasi hipertonik memerlukan perhatian khusus, karena komplikasinya ; diantara nya :
o Pada anak dengan deplesi volume cairan tubuh, sangat penting meningkatkan volume cairan dengan
cepat untuk mengganti cairan ekstrasel yang hilang, ini sangat bertolak belakang dengan terapi deficit
yang klasik seperti diatas. Contohnya; pada luka bakar berat, dilakukan resusitasi cepat cairan ekstra
sel, maka mortalitasnya menurun. Seluruh cairan diberikan dalam 8-12 jam sekitar 100 ml/kg sesuai
o Pada dehidrasi sedang yang tidak bisa direhidrasi secara oral, maka cairan ekstrasel dipulihkan dengan
pemberian RL dengan dosis 40 ml/kg dalam 1-2 jam, rehidrasi oral diberikan setelah rehidrasi intra
vena selesai. Pada dehidrasi berat; cairan ekstra sel dipulihkan dengan cairan intra vena; RL, NS, atau
keduanya dengan kecepatan 40 ml/kg dalam 1-2 jam. Bila turgor belum pulih, kesadaran belum pulih,
atau nadi masih belum teraba pulih sampai ahir cairan diberikan, maka berikan cairan tambahan dengan
o < 12 jam post-op:D10-0,45% NaCl diberikan 1,5 x maintenence rate cairan maintenece : D10 dengan
o umur > 6 bulan : < 12 jam post-op : D5% dg RL diberika 1,5 x maintenece rate
cairan maintenence: D10 dg 0,45% NaCl + KCl 10-20 mEq/L pada maintenence rate
Cairan untuk terapi maintenance (rumatan) digunakan untuk mengganti cairan yang hilang dari 2
proses :
o Kehilangan cairan akibat evaporasi : kehilangan air bebas melalui kulit dan pernafasan (uap) berupa
insensible water loss ± 30%-35% dari volume total cairan rumatan, jadi sekitar sepertiga dari cairan
rumatan yang diberikan tergantung kelembaban udara dan temperature lingkungan. Pasien dengan
o Kehilangan urine : dalam keadaan euvolemic, kehilangan urine adalah 280-300 mOsm/kg dari air
dengan berat jenis urine antara 1.008 – 1.015. dalam keadaan tertentu (Diabetes insipidus, prematuritas)
kehilangan cairan dari urin yang terdilusi menjadi lebih banyak, jadi volume yang diberikan pun harus
dinaikan. Dalam keadaan lain misalnya; secresi ADH yang eksesif, stress fisiologis pasien mungkin
tidak mampu menurunkan osmolalitas urine sampai mencapai 300 mOsm/kg air dan volume cairan
rumatan harus diturunkan. Dalam kondisi dibawah euvolemic, kehilangan cairan melalui urine 2/3 dari