You are on page 1of 16

GAMBARAN STATUS GIZI PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

(TB PARU) YANG MENJALANI RAWAT JALAN


DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Elsa Puspita
Erwin Christianto
Indra Yovi
Email : elsapuspita27.ep@gmail.com

ABSTRACT

Pulmonary tuberculosis (Pulmonary TB) becomes a major public health


problem in Indonesia. According to the World Health Organization (WHO)
estimated that one-third of the world’s population is infected by mycrobacterium
tuberculosis. In 1992, the WHO has declared tuberculosis as a global emergency.
One of the factors that influence the spread of pulmonary tuberculosis is
nutritional status. The aim of this research is to describe the nutritional status of
outpatients with pulmonary tuberculosis at Arifin Achmad Pekanbaru General
Hospital. This research uses descriptive method with cross sectional approach.
The population in this research were all outpatients with pulmonary tuberculosis
in pulmonary clinic of Arifin Achmad Pekanbaru General Hospital. The samples
in this research were 71 people were taken with consecutive sampling method.
The result showed that there were 67,6% male and 32,4% female, most patients
were on productive age (18-55) there were 84,5%. Characteristic based on
occupation and education showed 22,5% were employee and 49,3% have middle
education. 83,1% were old patients and 76,1% of patients has been taking
treatment > 2 months. There were 56.3% patients with good appetite. The most
common nutritional status based on body mass index is normal category (46,5%)
and nutritional status based on MUAC measurements, there were 49,3% patients
with ideal nutritional category. The risk of malnutrition with malnutrition
universal screening tools method showed most patient at high risk category
(60.6%).

Keywords : pulmonary tuberculosis, nutritional status, malnutrition universal


screening tools

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1


PENDAHULUAN kelamin, tertinggi terjadi pada laki-
Penyakit tuberkulosis paru laki sebanyak 2.308 kasus dan
(TB Paru) sampai saat ini masih perempuan hanya 1.256 kasus.7
menjadi masalah utama kesehatan Salah satu faktor yang
masyarakat Indonesia. Berdasarkan mempengaruhi terjangkitnya
hasil Survai Kesehatan Rumah penyakit tuberkulosis paru adalah
Tangga (SKRT) menunjukan bahwa status gizi.1,8,9 Status gizi yang yang
tuberkulosis merupakan penyebab buruk akan meningkatkan risiko
kematian ketiga setelah penyakit penyakit tuberkulosis paru.
kardiovaskuler dan penyakit saluran Sebaliknya, tuberkulosis paru
pernapasan serta menempati nomor berkontribusi menyebabkan status
satu golongan penyakit infeksi.1,2 gizi buruk karena proses perjalanan
Menurut organisasi kesehatan penyakit yang mempengaruhi daya
dunia (WHO), sepertiga populasi tahan tubuh.8,9 Masalah gizi menjadi
dunia diperkirakan terinfeksi penting karena perbaikan gizi
Mycobacterium tuberculosis.3,4 Pada merupakan salah satu upaya untuk
tahun 1992 WHO telah menetapkan memutus lingkaran setan penularan
tuberkulosis sebagai kedaruratan dan pemberantasan tuberkulosis di
global.5 Menurut laporan global Indonesia.4
tuberkulosis WHO tahun 2015 Pasien TB paru seringkali
diperkirakan ada 9,6 juta kasus baru mengalami penurunan status gizi,
TB di dunia dan 1,5 juta orang bahkan dapat menjadi malnutrisi bila
meninggal karena TB pada tahun tidak diimbangi dengan diet yang
2014. Asia Tenggara dan Pasifik tepat. Beberapa faktor yang
Barat menyumbang 58% dari kasus berhubungan dengan status gizi pada
TB di dunia pada tahun 2014. pasien TB paru adalah tingkat
Prevalensi TB di Indonesia dan kecukupan energi dan protein,
negara negara berkembang lainnya perilaku pasien terhadap makanan
cukup tinggi. Indonesia menempati dan kesehatan, lama menderita TB
posisi tiga besar negara dengan paru, serta pendapatan perkapita
jumlah kasus tuberkulosis terbanyak pasien.10
bersama India dan Cina.6 Infeksi TB mengakibatkan
Berdasarkan profil data penurunan asupan dan malabsorpsi
kesehatan Indonesia pada tahun nutrien serta perubahan metabolisme
2014, jumlah kasus baru TB paru tubuh sehingga terjadi proses
BTA positif di seluruh provinsi di penurunan massa otot dan lemak
Indonesia sebanyak 176.677 kasus. (wasting) sebagai manifestasi
Sedangkan di Provinsi Riau malnutrisi energi protein.11
sebanyak 3.564 kasus, dengan Hubungan antara infeksi TB dengan
kelompok umur tertinggi adalah status gizi sangat erat, terbukti pada
antara umur 25-34 tahun yaitu 804 suatu penelitian yang menunjukkan
kasus. Sedangkan menurut jenis bahwa infeksi TB menyebabkan
JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1
peningkatan penggunaan energi saat kriteria inklusi dan tidak memiliki
istirahat resting energy expenditure kriteria eksklusi dengan
(REE). Peningkatan ini mencapai 10- menggunakan metode consecutive
30% dari kebutuhan normal.11 sampling. Data dikumpulkan melalui
Berdasarkan data rekam informed concent, wawancara pada
medik Rumah Sakit Umum Daerah pasien dan pemeriksaan langsung
(RSUD) Arifin Achmad Provinsi berupa pengukuran berat badan,
Riau, pada tahun 2014 kasus TB tinggi badan dan lingkar lengan atas.
paru menempati urutan kedua dari 15 Data yang didapat dikumpulkan
besar penyakit paru di Poliklinik berdasarkan variabel penelitian dan
Paru RSUD Arifin Achmad yaitu setelah data terkumpul dilakukan
1934 kasus. Dan pada periode pengolahan data secara manual dan
Januari 2015 - Oktober 2015 komputerisasi. Selanjutnya data akan
didapatkan kasus TB paru sebanyak disajikan dalam bentuk tabel
75 kasus rata rata perbulan dengan distribusi frekuensi.
kunjungan baru ditambah kunjungan
lama.12 Penelitian tentang gambaran HASIL PENELITIAN
status gizi pasien TB paru ini juga Penelitian ini telah dilakukan
telah dilakukan oleh Prof. Arsunan pada bulan Februari sampai dengan
Arsin tahun 2012 di kota Makassar Maret 2016. Populasi dalam
terdapat paling banyak yang penelitian ini adalah pasien
memiliki status gizi kurang (51,3%), tuberkulosis paru yang didiagnosis
dibandingkan yang memiliki status oleh dokter spesialis paru di Poli
gizi normal (40,7%) dan gizi lebih Paru RSUD Arifin Achmad
(8,0%).13 Pekanbaru. Dari hasil penelitian
Berdasarkan penjelasan diatas didapatkan 71 pasien tuberkulosis
menjadikan peneliti ingin melakukan paru yang telah memenuhi kriteria
penelitian tentang gambaran status inklusi.
gizi pada pasien tuberkulosis paru 4.1 Karakteristik pasien
yang menjalani rawat jalan di RSUD tuberkulosis paru (TB Paru) di
Arifin Achmad Pekanbaru. Poli Paru RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru
METODE PENELITIAN Karakteristik pasien
Penelitian ini merupakan tuberkulosis paru di Poli Paru RSUD
penelitian deskriptif dengan Arifin Achmad Pekanbaru
rancangan cross sectional. Populasi didapatkan hasil jenis kelamin
dalam penelitian ini adalah semua terbanyak yaitu laki-laki 48 orang
pasien yang didiagnosis sebagai (67.6%). Untuk usia terbanyak pada
penderita tuberkulosis paru oleh pasien tuberkulosis paru yaitu usia
dokter spesialis paru yang berobat produktif (18-55) tahun berjumlah 60
jalan di Poliklinik Paru RSUD Arifin orang (84.5%). Pekerjaan pasien
Achmad Pekanbaru serta memenuhi tuberkulosis paru terbanyak yaitu
JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 2
pegawai/swasta berjumlah 16 orang 4.2 Status gizi pasien
(22.5%). Pendidikan pasien tuberkulosis paru (TB paru) di
tuberkulosis paru terbanyak yaitu Poli Paru RSUD Arifin Achmad
menengah berjumlah 35 orang Pekanbaru
(49.3%). Sebanyak 59 orang (83.1%) Pemeriksaan status gizi pada
pasien tuberkulosis paru adalah penelitian ini adalah dengan
pasien lama. Dan sebanyak 54 orang mengukur tinggi badan dan berat
(76,1%) pasien tuberkulosis paru badan responden sehingga
sudah minum obat >2 bulan. didapatkan indeks massa tubuh
Terdapat 40 orang (56.3%) pasien (IMT), serta mengukur lingkar
tuberkulosis paru dengan nafsu lengan atas (LLA) responden. Hasil
makan baik, dapat dilihat pada tabel pemeriksaan status gizi seperti yang
4.1 berikut ini : ditunjukkan pada gambar 4.1 dan
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik gambar 4.2 berikut.
pasien Tuberkulosis paru (TB paru)
di Poli Paru RSUD Arifin Achmad
4,2%
5,6%
Karakeristik Frekuensi Presentase Normal
(%)
Jenis kelamin Underweight
Laki – laki 48 67.6 46,5%
Overweight
Perempuan 23 32.4
Usia 43,7% Obesitas
Produktif 60 84.5
(18-55 tahun)
Non produktif 11 15.5
(>55 tahun)
Pekerjaan Gambar 4.1 Distribusi status gizi
Petani/tukang/buruh/sopir 13 18.3 berdasarkan IMT pasien tuberkulosis
Wiraswasta 9 12.7
Pegawai/ swasta 16 22.5 paru
PNS/ TNI/ POLRI 5 7.0
IRT 15 21.1 Gambar 4.1 di atas adalah
Pelajar 4 5.6
Tidak berkerja 7 9.9 distribusi status gizi pasien
Lain-lain 2 2.8 tuberkulosis paru (TB paru)
Pendidikan
Tidak bersekolah 4 5.6
berdasarkan kategori indeks massa
SD 12 16.9 tubuh (IMT) di Poli Paru RSUD
SMP 14 19.7 Arifin Achmad Pekanbaru yaitu
SMA 35 49.3
Sarjana 6 8.5 sebanyak 33 orang (46,5%) dengan
Lama minum obat status gizi normal, 31 orang (43,7%)
≤ 2 bulan 17 23.9 dengan status gizi underweight, 4
> 2 bulan 54 76.1
Tipe pasien orang (5,6%) dengan status gizi
Baru 12 16.9 overweight dan sebanyak 3 orang
Lama 59 83.1
Nafsu makan
(4,2%) dengan status gizi obesitas.
Nafsu makan baik 40 56.3
Nafsu makan menurun 31 43.7

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 3


low risk
malnutrisi
19,7%
18,3%
49,3%
risiko medium
32,4% risk
malnutrisi 19,7%
60,6%
gizi baik high risk

Gambar 4.2 Distribusi status gizi Gambar 4.3 Distribusi risiko


berdasarkan LLA pasien tuberkulosis malnutrisi pasien tuberkulosis paru di
paru di Poli Paru RSUD Arifin
Poli Paru RSUD Arifin Achmad
Achmad
Gambar 4.3 di atas adalah
Gambar 4.2 di atas adalah distribusi risiko malnutrisi pasien
distribusi status gizi pasien tuberkulosis paru (TB paru)
tuberkulosis paru (TB paru) berdasarkan metode Malnutrition
berdasarkan kategori lingkar lengan Universal Screening Tools (MUST)
atas (LLA) di Poli Paru RSUD Arifin di Poli Paru RSUD Arifin Achmad
Achmad Pekanbaru yaitu sebanyak Pekanbaru yaitu sebanyak 43 orang
35 orang (49,3%) dengan gizi baik, (60,6%) dengan risiko malnutrisi
23 orang (32,4%) dengan risiko high risk, 14 orang (19,7%) dengan
malnutrisi dan sebanyak 13 orang risiko malnutrisi low risk dan
(18,3%) dengan malnutrisi. sebanyak 14 orang (19,7%) dengan
risiko malnutrisi medium risk.
4.3 Risiko malnutrisi pasien
tuberkulosis paru (TB paru) di 4.4 Gambaran status gizi dan
Poli Paru RSUD Arifin Achmad risiko malnutrisi pasien
Pekanbaru tuberkulosis paru (TB paru) di
Skrining risiko malnutrisi
Poli Paru RSUD Arifin Achmad
pada penelitian ini menggunakan
Pekanbaru
metode Malnutrition Universal Gambaran status gizi dan
Screening Tools (MUST). Hasil risiko malnutrisi pasien tuberkulosis
skrining risiko malnutrisi seperti paru (TB paru) berdasarkan metode
yang ditunjukkan pada gambar 4.3 Malnutrition Universal Screening
berikut. Tools (MUST) di Poli Paru RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru dapat
dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3
berikut ini :

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 4


Tabel 4.2 Gambaran status gizi medium risk sedangkan risiko
berdasarkan indeks massa tubuh malnutrisi high risk tidak dijumpai
(IMT) dan risiko malnutrisi pasien pada pasien tuberkulosis paru dengan
tuberkulosis paru (TB paru) di Poli
status gizi obesitas.
Paru RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru
Tabel 4.3 Gambaran status gizi
Risiko berdasarkan lingkar lengan atas
malnutrisi (LLA) dan risiko malnutrisi pasien
tuberkulosis paru (TB paru) di Poli
Status gizi Low Medium High
risk (%) risk (%) risk (%) Paru RSUD Arifin Achmad
Underweight 0 0 31 (100) Pekanbaru
Normal 10 (30,3) 13 (39,3) 10 (30,3)
Overweight 2 (50) 0 2 (50) Risiko
Obesitas 2 (66,6) 1 (33,3) 0 malnutrisi
Total 14 14 43
Status gizi Low risk Medium High risk
(%) risk (%) (%)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas Malnutrisi 0 0 13 (100)
didapatkan gambaran status gizi Risiko 1 (4,3) 3 (13,0) 19 (82,6)
berdasarkan indeks massa tubuh malnutrisi
(IMT) dan risiko malnutisi pada Gizi baik 13(37,1) 11 (31,4) 11 (31,4)
Total 14 14 43
pasien tuberkulosis paru dengan
status gizi underweight seluruhnya
yaitu 31 orang (100%) memiliki Berdasarkan tabel 4.3 diatas
risiko malnutrisi high risk. Pada didapatkan gambaran status gizi
pasien tuberkulosis paru dengan berdasarkan lingkar lengan atas
status gizi normal didapatkan 10 (LLA) dan risiko malnutisi pada
orang (30,3%) risiko malnutrisi low pasien tuberkulosis paru dengan
risk, 13 orang (39,3%) risiko status gizi malnutrisi seluruhnya
malnutrisi medium risk dan sebanyak yaitu 13 orang (100%) memiliki
10 orang (30,3%) dengan risiko risiko malnutrisi high risk. Pada
malnutrisi high risk. Pada pasien pasien tuberkulosis paru dengan
tuberkulosis paru dengan status gizi status gizi risiko malnutrisi
overweight didapatkan masing- didapatkan 1 orang (4,3%) risiko
masing 2 orang (50%) dengan risiko malnutrisi low risk, 3 orang (13,0%)
malnutrisi low risk dan high risk, risiko malnutrisi medium risk dan
sementara pasien dengan status gizi sebanyak 19 orang (82,6%) dengan
overweight tidak dijumpai dengan risiko malnutrisi high risk. Pada
risiko malnutrisi medium risk. Pasien pasien tuberkulosis paru dengan
tuberkulosis paru dengan status gizi status gizi baik didapatkan 13 orang
obesitas didapatkan sebanyak 2 (37,1%) memiliki risiko malnutrisi
orang (66,6%) dengan risiko low risk dan masing-masing terdapat
malnutrisi low risk dan 1 orang 11 orang (31,4%) dengan risiko
(33,3%) dengan risiko malnutrisi malnutrisi medium risk dan high risk.

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 5


PEMBAHASAN menyatakan bahwa insiden dan
Penelitian ini merupakan prevalensi tuberkulosis lebih banyak
penelitian deskriptif cross sectional ditemukan pada jenis kelamin laki-
dengan melihat gambaran laki daripada perempuan.16 Dan
karakteristik, status gizi dan risiko secara global ada lebih dari 70%
malnutrisi pada pasien tuberkulosis laki-laki dengan BTA positif
paru (TB paru) yang menjalani rawat dibandingkan dengan wanita.17
jalan di Poli Paru RSUD Arifin Menurut R.E. Watkins dan
Achmad Pekanbaru. Berdasarkan A.J. Plant hal ini disebabkan karena
penelitian yang telah dilakukan kebiasaaan merokok pada laki-laki.
didapatkan sampel sebanyak 71 Merokok telah diidentifikasi sebagai
pasien tuberkulosis paru (TB paru) di salah satu dari sejumlah variabel
Poli Paru RSUD Arifin Achmad yang mungkin terkait dalam risiko
Pekanbaru. angka kejadian tuberkulosis menurut
jenis kelamin di dunia. Di banyak
5.1 Karakteristik pasien negara yang memiliki prevalensi
tuberkulosis paru (TB paru) di tuberkulosis paru yang tinggi
Poli Paru RSUD Arifin Achmad perokok didominasi oleh laki-laki.
Peknabaru Penelitian ini menyimpulkan bahwa
Distribusi jenis kelamin merokok merupakan salah satu faktor
pasien tuberkulosis paru (TB paru) di risiko yang dapat diubah
Poli Paru RSUD Arifin Achmad (modified). 17

Pekanbaru didapatkan terbanyak Usia pasien tuberkulosis paru


laki-laki yaitu berjumlah 48 orang yang berobat di Poli Paru RSUD
(67,6%). Hasil penelitian ini sama Arifin Achmad Pekanbaru dalam
dengan penelitian Prof. Arsunan penelitian ini berkisar 18-69 tahun
Arsin dkk pada tahun 2012 mengenai dengan rata – rata usia 40,5 tahun.
gambaran asupan zat gizi dan status Hasil penelitian didapatkan usia
gizi pasien tuberkulosis paru di Kota terbanyak yaitu pada usia produktif
Makassar didapatkan hasil dari total (18-55 tahun) yang berjumlah 80
113 pasien terdapat 73 orang (64,6%) orang (84,5%). Hasil penelitian ini
berjenis kelamin laki – laki dan 40 sesuai dengan penelitian-penelitian
orang (35,4%) berjenis kelamin sebelumnya yang menyatakan bahwa
perempuan.14 Kemudian penelitian kelompok usia pasien tuberkulosis
Andhika di Kabupaten Bandung paru berada pada kelompok usia
Barat tahun 2012, yang memaparkan produktif. Hasil penelitian yang
bahwa pasien tuberkulosis paru laki- dilakukan oleh Prof. Arsunan Arsin
laki sebanyak 54,8%.15 dkk di Kota Makassar, kelompok
Hasil penelitian tersebut usia terbanyak berada pada
sesuai dengan laporan Department of kelompok usia produktif 25-44 tahun
Gender and Women’s Health World yaitu sebanyak 56 orang (49,6%)
Health Organization (WHO) yang sedangkan kelompok umur >64
JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 6
tahun yaitu sebanyak 3 orang kuman mycobacterium tuberculosis
(2,7%).14 Penelitian lain yang lebih besar.15 Menurut laporan WHO
dilakukan oleh Yunita Rahmawati tahun 2003 sebanyak 90% pasien
tahun 2009 di Surabaya didapatkan tuberkulosis di dunia menginfeksi
jumlah pasien tuberkulosis paru kelompok dengan sosial ekonomi
terbanyak 43,25% adalah pada lemah atau miskin. Hubungan antara
kelompok usia 15-30 tahun.18 kemiskinan dengan tuberkulosis
Kemudian penelitian yang dilakukan bersifat timbal balik, penyakit
oleh Freddy tahun 2010 dalam tuberkulosis merupakan penyebab
penelitianya diketahui sebanyak 35 kemiskinan dan karena kemiskinan
orang (77,8%) berada pada usia yang maka manusia menderita
masih produktif (18-59 tahun).19 22
tuberkulosis. Pada penelitian ini
Penelitian ini juga sesuai urutan kedua terbanyak adalah pasien
dengan pernyataan Depkes RI tahun dengan pekerjaan ibu rumah tangga
2007 dalam pedoman nasional sebanyak 15 orang (21,1%) dan
penanggulangan tuberkulosis yang urutan ketiga pekerjaan terbanyak
menyatakan bahwa sebanyak 75% adalah petani/tukang/buruh/sopir
dari individu yang terinfeksi kuman yaitu 13 orang (18,3%) dengan
TB berada dalam kelompok usia perbedaan frekuensi dan presentase
produktif (15-50 tahun).20,21 Hal ini yang kecil, artinya sebagian besar
kemungkinan karena pada pasien pasien tuberkulosis tergolong
kelompok usia produktif akan lebih berpenghasilan rendah.
sering menghabiskan waktunya di Distribusi pasien tuberkulosis
luar rumah untuk bekerja dan paru yang berobat di Poli Paru
berinteraksi dengan orang lain. RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Risiko terkena paparan menjadi lebih berdasarkan pendidikan didapatkan
besar karena kemungkinan kontak paling banyak berpendidikan
dengan orang yang menderita menengah yaitu 35 orang (49,3%).
tuberkulosis paru menjadi lebih Hasil penelitian ini sama dengan
sering.15 penelitian yang dilakukan oleh
Karekteristik pasien Andhika di Kabupaten Bandung
tuberkulosis paru di Poli Paru RSUD Barat tahun 2012, didapatkan dari
Arifin Achmad Pekanbaru total 42 orang pasien tuberkulosis
berdasarkan pekerjaan didapatkan paru sebanyak 25 orang (59,5%)
terbanyak pegawai/swasta yaitu 16 berpendidikan menengah.15 Namun
orang (22,5%). Hal ini kemungkinan berbeda dengan hasil penelitian yang
karena faktor lingkungan pekerjaan, dilakukan oleh Yunita Rahmawati di
seperti yang telah dikemukakan Surabaya memaparkan bahwa
sebelumnya sering berinteraksi sebanyak 62,16% pasien tuberkulosis
dengan orang lain dapat paru berpendidikan rendah.18
mempengaruhi tingkat penularan. Temuan penelitian ini sesuai dengan
Sehingga risiko untuk terpapar hasil Riset Kesehatan Dasar
JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 7
(Riskesdas) tahun 2007, yang program pengendalian TB dengan
menemukan prevalensi tuberkulosis menerapkan strategi pengobatan
paru empat kali lebih tinggi pada jangka pendek, disertai pengawasan
pendidikan rendah dibandingkan langsung terhadap pasien agar
pendidikan tinggi.22 Pendidikan menelan obat secara teratur hingga
mempengaruhi seseorang dalam sembuh.24
penerimaan informasi kesehatan. Distribusi pasien tuberkulosis
Melalui pendidikan seorang individu paru di Poli Paru RSUD Arifin
dapat memahami tentang penyakit Achmad Pekanbaru berdasarkan
yang dideritanya. Jenjang pendidikan lama minum obat didapatkan
memegang peranan penting dalam terbanyak yaitu lama minum obat > 2
kesehatan masyarakat. Semakin bulan sebanyak 54 orang (76,1%).
tinggi tingkat pendidikan maka Dalam hal ini artinya sebagian besar
semakin tinggi kemampuan untuk pasien menjalani pengobatan pada
menerima informasi kesehatan.23 fase lanjutan. Berdasarkan pedoman
Perbedaan dalam hasil nasional penanggulangan
penelitian ini kemungkinan karena tuberkulosis, prinsip pengobatan
sebelum pasien tuberkulosis paru tuberkulosis adalah obat anti
terpapar kuman mycobacterium tuberkulosis (OAT) diberikan dalam
tuberculosis pasien kurang mendapat bentuk kombinasi dari beberapa
informasi atau pengetahuan jenis, dalam jumlah cukup dan dosis
mengenai penyakit tuberkulosis paru. tepat selama 6-8 bulan. Apabila
Sehingga mempengaruhi sikap dan paduan obat yang digunakan tidak
perilaku pasien terhadap pencegahan adekuat (jenis, dosis dan jangka
penyakit. waktu pengobatan), kuman TB akan
Distribusi pasien tuberkulosis berkembang menjadi kuman kebal
paru di Poli Paru RSUD Arifin obat (resisten). Tahap lanjutan
Achmad Pekanbaru berdasarkan tipe penting untuk membunuh kuman
pasien didapatkan terbanyak yaitu persisten (dormant) sehingga
pasien lama sebesar 59 orang mencegah terjadinya kekambuhan.20
(83,1%). Hal ini menunjukkan bahwa Distribusi pasien tuberkulosis
pasien tuberkulosis paru (TB paru) di paru di Poli Paru RSUD Arifin
Poli Paru RSUD Arifin Achmad Achmad Pekanbaru berdasarkan
menjalankan proses pengobatan pengaruh nafsu makan didapatkan
secara teratur. Kepatuhan pasien hasil sebanyak 40 orang (56,3%)
dalam berobat juga didukung oleh tidak mengalami penurunan nafsu
adanya pengawas minum obat makan. Pada pasien tuberkulosis
(PMO). PMO merupakan salah satu paru gejala malaise sering ditemukan
komponen strategi Directly Observed diantaranya anoreksia, penurunan
Treatment Short- course (DOTS) nafsu makan, penurunan berat badan,
untuk menjamin keteraturan nyeri otot dan keringat malam.25
20
pengobatan. Strategi DOTS adalah Penurunan nafsu makan terjadi
JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 8
akibat infeksi mycobacterium oleh Suliyanti tentang gambaran
tuberculosis yang mengaktifasi status gizi dan tingkat konsumsi
makrofag oleh IFN-γ dan produksi energi protein pada pasien
pirogen endogen IL -1, IL-4, IL-6, tuberkulosis paru di Puskesmas
TNF-α. Pirogen endogen bersirkulasi Medan Johor pada tahun 2013, yaitu
secara sistemik dan bereaksi terhadap sebanyak 51,7% pasien dengan status
hipotalamus. Efek sitokin pirogen gizi normal.27 Penelitian lain yang
endogen pada hipotalamus mendukung adalah penelitian yang
menyebabkan produksi dilakukan oleh Yunasto di Surakarta
prostaglandin. Prostaglandin pada tahun 2014 yang menyatakan
merangsang cortex cerebral yang bahwa sebagian besar pasien
menyebabkan produksi leptin memiliki status gizi normal yaitu 21
meningkat sehingga menimbulkan orang (46,7%).28
supresi nafsu makan.26 Dukungan nutrisi adalah
Perbedaan hasil ini bagian dari terapi untuk kesembuhan
kemungkinan karena dalam pasien. Metabolisme tubuh yang
penelitian ini sebanyak 32 orang berjalan terus menerus tanpa
(80,0%) pasien yang tidak diimbangi dengan asupan nutrisi
mengalami penurunan nafsu makan yang cukup dapat mengakibatkan
adalah pasien yang telah mendapat pemecahan protein menjadi glukosa
pengobatan > 2 bulan. Infeksi (glukoneogenesis) untuk pemenuhan
mycobacterium tuberculosis kebutuhan akan glukosa (energi).
berkurang seiring pengobatan, hal ini Lebih jauh lagi akan terjadi defisit
menyebabkan produksi pirogen protein, sehingga pembentukan
endogen berkurang sehingga enzim, albumin dan immunoglobulin
produksi leptin yang dapat akan terganggu. Daya tahan tubuh
mempengaruhi supresi nafsu makan akan menurun, sistem respon imun
juga menurun.26 humoral (immunoglobulin) dan
selularnya berespon lambat terhadap
5.2 Status gizi pasien antigen yang masuk, sehingga pasien
tuberkulosis paru (TB paru) di beresiko terkena penyakit.
Poli Paru RSUD Arifin Achmad Pemecahan protein yang berlebihan
Pekanbaru juga berakibat terjadinya penurunan
Status gizi berdasarkan cadangan protein yang jelas terlihat
indeks massa tubuh (IMT) pada diotot, pasien akan terlihat kurus
penelitian ini didapatkan hasil 33 kering atau kakeksia. Respons
orang (46,5%) dengan status gizi terhadap terapi juga menurun
normal dan berdasarkan pengukuran sehingga masa penyembuhannya
lingkar lengan atas (LLA) didapatkan akan lebih lama.28,29
hasil 35 orang (49,3%) dengan gizi Pada pasien tuberkulosis paru
baik. Hasil penelitian ini sama terjadi gangguan asupan dan kelainan
dengan penelitian yang dilakukan metabolisme berupa peningkatan
JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 9
proteolisis dan lipolisis. Sehingga seiring dengan pemberian OAT.11
mengganggu sintesis protein dan Peningkatan indeks massa tubuh
lemak endogen yang menyebakan (IMT) disebabkan karena proses
resting energy expenditure (REE) infeksi berkurang sehingga terjadi
meningkat. Keadaan ini disebut penurunan kadar IL-1β, IL-6, TNF-α.
sebagai blokade formasi energi Proses ini meningkatkan sintesis
(anabolic block) dan berhubungan asam lemak dan menurunkan proses
dengan proses wasting sehingga lipolisis lemak di jaringan sehingga
terjadi malnutrisi. Penurunan massa terjadi peningkatan massa lemak dan
otot dihubungkan dengan meningkatkan indeks massa tubuh.11
peningkatan produksi IL-1β, IL-6, Hal ini sejalan dengan
TNF-α dan malondialdehid (MDA) penelitian yang dilakukan oleh
akibat proses inflamasi. Proses Dodor di Ghana pada 570 pasien
inflamasi mengaktivasi jalur tuberkulosis paru dewasa
proteolisis ATP- dependent ubiquitin menunjukkan rata- rata indeks massa
protease intraselular dan selanjutnya tubuh pasien pada saat awal
protein dihancurkan proteasom yang diagnosis adalah 18,7 kg/m2 dan
diregulasi TNF-α. Peningkatan setelah menjalani pengobatan
produksi IFN-γ, IL-6, TNF-α akibat intensif selama dua bulan rata- rata
infeksi TB menghambat aktivitas indeks massa tubuh pasien
enzim lipoprotein lipase (LPL) di meningkat menjadi 19,5 kg/m2.
jaringan lemak yang berperanan Dimana pada akhir fase intensif
dalam proses bersihan trigliserida. pengobatan 60% dari pasien
Peningkatan enzim ini meningkatkan memiliki status gizi normal.30
bersihan trigliserida sehingga Penelitian yang dilakukan Schwenk
menurunkan proses sintesis asam dkk pada pasien tuberkulosis dewasa
lemak dan meningkatkan proses menyimpulkan bahwa pasien yang
lipolisis lemak di jaringan. pulih dari infeksi tuberkulosis akan
Peningkatan TNF-α juga mencapai keseimbangan energi yang
dihubungkan dengan anoreksia positif dan mengalami peningkatan
sehingga terjadi gangguan asupan berat badan.31
nutrisi yang memicu sekaligus
memperberat malnutrisi.11 5.3 Risiko malnutrisi pasien
Dalam penelitian ini tuberkulosis paru (TB paru) di
kemungkinan status gizi normal Poli Paru RSUD Arifin Achmad
karena sebagian besar pasien Pekanbaru
tuberkulosis paru di Poli Paru RSUD Distribusi risiko malnutrisi
Arifin Achmad Pekanbaru telah penderita tuberkulosis paru (TB
mendapatkan pengobatan dengan paru) di Poli Paru RSUD Arifin
menggunakan OAT selama > 2 bulan Achmad berdasarkan metode
(fase lanjutan). Status nutrisi pasien Malnutrition Universal Screening
tuberkulosis biasanya membaik Tools (MUST) sebagian besar adalah
JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 10
risiko malnutrisi high risk, yaitu produktif (> 55 tahun) berjumlah
sebanyak 43 orang (60,7%). 15,5%.
Penelitian ini sejalan dengan 3. Berdasarkan status pekerjaan
penelitian yang dilakukan oleh Irwin dan pendidikan pasien
dkk tahun 2014 dengan tuberkulosis paru (TB paru)
menggunakan metode Malnutrition didapatkan perkerjaan terbanyak
Screening Tools (MST) bahwa dari yaitu pegawai/swasta dengan
total 345 pasien tuberkulosis paru presentase 22,5% dan
didapatkan 289 orang (83,8%) pendidikan terakhir terbanyak
berisiko malnutrisi.32 Malnutrisi dan yaitu tamat SMA dengan
tuberkulosis berinteraksi satu sama presentase 49,3%.
lain secara sinergis. Infeksi 4. Tipe pasien yang terbanyak pada
tuberkulosis menyebabkan penelitian ini adalah pasien lama
peningkatan kebutuhan energi serta sebanyak 83,1% .
perubahan metabolisme yang dapat 5. Sebagian besar pasien
memperburuk status nutrisi sehingga tuberkulosis paru (TB paru)
akhirnya terjadi malnutrisi.33 telah minum obat > 2 bulan
Sebaliknya malnutrisi mempengaruhi dengan presentase 76,1% .
manifestasi klinis dari tuberkulosis 6. Nafsu makan pasien tuberkulosis
sebagai akibat dari kelemahan sistem paru (TB paru) didapatkan
imun. Malnutrisi berpengaruh terbanyak dengan nafsu makan
terhadap cell mediated immunity baik yaitu 56,3% sedangkan
(CMI) yang merupakan sistem pasien dengan nafsu makan
pertahanan tubuh utama untuk menurun sebanyak 43,7%.
melawan TB.34 7. Status gizi berdasarkan indeks
massa tubuh (IMT) sebagian
SIMPULAN DAN SARAN besar subyek penelitian normal,
Berdasarkan hasil penelitian yaitu 33 orang (46,5%) memiliki
yang dilakukan di Poli Paru RSUD status gizi normal, 31 orang
Arifin Achmad Pekanbaru, maka (43,7%) dengan status gizi
disimpulkan sebagai berikut : underweight, 4 orang (5,6%)
1. Pasien tuberkulosis paru (TB dengan status gizi overweight
paru) sebagian besar berjenis dan sebanyak 3 orang (4,2%)
kelamin laki-laki dengan dengan status gizi obesitas.
presentase 67,6%, sedangkan 8. Status gizi berdasarkan
perempuan berjumlah 32,4%. pengukuran lingkar lengan atas
2. Pasien tuberkulosis paru (TB (LLA) sebagian besar subyek
paru) umumnya berada pada usia penelitian dengan gizi baik,
yang masih produktif (18-55 yaitu sebanyak 35 orang (49,3%)
tahun) yaitu sebanyak 84,5%, dengan gizi baik, 23 orang
sedangkan pasien pada usia non (32,4%) dengan risiko malnutrisi

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 11


dan sebanyak 13 orang (18,3%) pasien tuberkulosis paru dengan
dengan malnutrisi. menilai hubungan derajat
9. Gambaran risiko malnutrisi keparahan penyakit dan asupan
pasien tuberkulosis paru (TB makanan.
paru) berdasarkan metode
Malnutrition Universal DAFTAR RUJUKAN
Screening Tools (MUST)
didapatkan sebagian besar 1. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Pedoman
subyek penelitian memiliki Nasional Penanggulangan
risiko malnutrisi high risk, yaitu Tuberkulosis. Edisi Kedua.
43 orang (60,6%) dengan risiko Cetakan Pertama. Jakarta;
malnutrisi high risk, 14 orang 2007.
(19,7%) dengan risiko malnutrisi
low risk dan sebanyak 14 orang 2. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Pedoman
(19,7%) dengan risiko malnutrisi
Nasional Penanggulangan
medium risk. Tuberkulosis. Cetakan
kedelapan. Jakarta; 2002.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan saran yang 3. Departemen Kesehatan
dapat diberikan sebagai berikut : Republik Indonesia. Pointers
menkes menyambut hari TBC
1. Kepada pasien tuberkulosis paru sedunia 2007 .
(TB paru) diharapkan teratur www.depkes.go.id. 2007.
dalam meminum obat agar
tujuan terapi dapat tercapai serta 4. Suharyo. Jurnal kesehatan
mengatur pola makan dan masyarakat determinasi
penyakit tuberkulosis di
memperbaiki status gizi yang
daerah pedesaan. Jurnal
dapat mempengaruhi Kesehatan Masyarakat. 2013;
kesembuhan sehingga dapat vol. 9 (1): 85-91.
memperbaiki kualitas hidup
pasien. 5. Perhimpunan Dokter Paru
2. Kepada petugas kesehatan di Indonesia. Pedoman
Poli Paru RSUD Arifin Achmad penatalaksanaan TB
(Konsensus TB) di Indonesia.
diharapkan untuk dapat
Jakarta; 2006.
memberikan edukasi tentang
pencegahan penularan penyakit, 6. World Health Organization.
perbaikan status gizi, serta pola Global tuberculosis report
makan yang sehat dan seimbang 2015. Geneva; WHO Press;
kepada pasien tuberkulosis paru. 2015.
3. Kepada peneliti lain agar dapat
7. Kementrian Kesehatan
melakukan penelitian lebih
Republik Indonesia. Profil
lanjut mengenai status gizi pada

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 12


kesehatan Indonesia tahun Universitas Hasanuddin;
2014. Jakarta; 2015. 2012.

8. Gupta, Krishna Bihari. 15. Hartono AY. Karakteristik


Journal tuberculosis and penderita tuberkulosis paru
nutrition. 2009; vol.26(1). dan lingkungan rumah di
wilayah kerja Puskesmas
9. Zachariah R, Spielmann M, Padalarang Kabupaten
Harries A, Salaniponi F. Bandung Barat periode Mei –
Malnutrition in tuberculosis Juli 2012. Fakultas
patients on admission and Kedokteran Universitas Islam
weight-gain in relation to Bandung. Bandung; 2012.
HIV status in Thyolo distric.
Malawi Medical Journal. 16. Rokhmah D. Gender dan
African Journals Online penyakit tuberkulosis.
(AJOL);2001 apr ;13(4). Implikasinya terhadap akses
layanan masyarakat miskin
10. Patiung, Feby, dkk. yang rendah. Jurnal
Hubungan status gizi dengan Kesehatan Masyarakat
CD4 pada pasien tuberkulosis Nasional. 2013; vol.9(10).
paru. 2014. Tersedia :
http://ejournal.unsrat.ac.id/in 17. Watkins RE, Plant AJ. Does
dex.php/eclinic/article/view/5 smoking explain sex
133/4650, [Diakses 05 Mei differences in the global
2015]. tuberculosis epidemic?
Epidemiol, Infect 2006;
11. Pratomo I Putra, Burhan E, 134:333-339.
Tambunan V. Malnutrisi dan
tuberkulosis. J Indon Med 18. Rahmawati Y. Gambaran
Assoc. 2012 June;62(6):231. karakteristik penderita TB
paru dan pengawas menelan
12. Rumah Sakit Umum Daerah obat pada fase intensif di
Provinsi Riau. Data rekam Puskesmas Balongsari
medis Poliklinik Paru. Surabaya tahun 2009.
Pekanbaru; 2014-2015. Surabaya; 2009.

13. Arsin A, dkk. Gambaran 19. Panjaitan F. Karakteristik


asupan zat gizi dan status gizi penderita tuberkulosis paru
penderita TB paru di Kota dewasa rawat inap di Rumah
Makassar. Makassar: Sakit Umum DR. Soedarso
Universitas Hasanuddin; Pontianak periode september
2012. – november 2010. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu
14. Arsin A, dkk. Gambaran Kesehatan Universitas
asupan zat gizi dan status gizi Tanjungpura Pontianak.
penderita TB paru di Kota Pontianak. 2012.
Makassar. Makassar:

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 13


20. Departemen Kesehatan Universitas Sumatera Utara.
Republik Indonesia. Pedoman Medan; 2010.
Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Edisi Kedua. 27. Suliyanti. Gambaran status
Cetakan Pertama. Jakarta; gizi dan tingkat konsumsi
2007. energi protein pada penderita
tuberkulosis paru di
21. L Tao, K Kendall. Sinopsis Puskesmas Medan Johor.
organ system pulmonologi. Fakultas Kesehatan
Tangerang Selatan: Karisma Masyarakat Universitas
Publishing Group; 2013. Sumatera Utara. Medan;
2013.
22. Rukmini, Chatarina UW.
Faktor-faktor yang 28. Wisnugroho CY. Hubungan
berpengaruh terhadap asupan makronutrien dan
kejadian TB paru dewasa di mikronutrien dengan status
Indonesia (analisis data riset gizi pada penderita tb paru di
kesehatan dasar tahun 2010). BBKPM (Balai Besar
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Paru Masyarakat)
Kesehatan. Surabaya; 2011. Surakarta. Fakultas Ilmu
vol. 14: 320–331. Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta; 2014.
23. Notoatmojo S. Promosi
kesehatan dan ilmu perilaku. 29. Stroud M, Duncan H,
Jakarta: Rineka Cipta; 2007. Nightingale. Guidelines for
Enteral Feeding in Adult
24. Departemen Kesehatan Hospital Patient. Gut 2003
Republik Indonesia. Pusat Nov 1;52(90007):1vii-12.
data dan informasi
kementrian kesehatan RI. 30. Dodor A. Evaluation of
Tuberkulosis temukan obati nutritional status of new
sampai sembuh. Jakarta; tuberculosis patients at the
2015. Effia-Nkwanta regional
hospital. Ghana Medical
25. Perkumpulan Pemberantasan Journal. 2008 Vol.42. No1.
Tuberkulosis Indonesia.
Jurnal tuberkulosis Indonesia. 31. Schwenk A, Hodgson I,
2012 Mar;8. Wright A, et al. Nutrient
partitioning during treatment
26. Ramzie M. Gambaran of tuberculosis: gain in body
perubahan berat badan pada fat mass but not in protein
pasien tuberkulosis selama mass. Am J Clin Nutr
pengobatan DOTS di balai 2004;79:1006-12.
pengobatan penyakit paru-
paru Medan tahun 2009. 32. Tedja I, Syam AF, Rumende
Fakultas Kedokteran CM. Status nutrisi pasien
rawat inap tuberkulosis paru

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 14


di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta.
Indonesian Journal of Chest
Critical and Emergency
Medicine. 2014
September;1(3).

33. Nutrition Information Centre


University of Stellenbosch
(NICUS). Tuberculosis and
nutrition. Tersedia :
http://www.sun.ac.za/nicus/,
[Diakses 25 Maret 2016].

34. Cegielski JP, Mcmurray DN.


The relationship between
malnutrition and
tuberculosis : evidence from
studies in humans and
experimental animals.Int J
Tuberc Lung Dis.
2004;8:286-98.

JOM FK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 15

You might also like