You are on page 1of 5

Fraktur Patologis Mandibula

Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (3): 192-195 Fakultas Kedokteran Gigi


http//www.fkg.ui.edu Universitas Indonesia

ISSN 1693-9697

FRAKTUR PATOLOGIS MANDIBULA AKIBAT KOMPLIKASI


ODONTEKTOMI GIGI MOLAR 3 BAWAH
(Laporan kasus )

Dicky Firmansyah* Teguh Iman S **

* PPDGS Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia


** Departemen Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia/RSCM

Keywords:
Abstract

Mandibular, The removal of impacted mandibular molar by surgery


Complication (odontectomi) is a common procedure done by the dentist in daily
odontectomy practice. A well and proper operation technique is required to
avoid unexpected complication after odontectomy. A 48 years old
women is reported with pathological sinistra mandible angle
fracture after odontectomy of mandibular third molar done by
Yordania Oral Surgeon two month ago. Patient was refered to
Departemen of Oral Surgery RSCM. Reposition and fragmen
fixation using plate-srew and arch bar. In this paper, writer try to
discuss about the posible cause of complication. Hopefully,
dentists will be more careful in doing odontectomy procedure, to
avoid unexpected complications.

tindakan bedah yang sering dikerjakan oleh


Pendahuluan Dokter Gigi ahli Bedah Mulut, namun untuk
Kasus-kasus gigi impaksi sering dijumpai kasus-kasus tertentu dapat juga dikerjakan oleh
dalam praktek Dokter Gigi sehari-hari. Dokter Gigi Umum. Tindakan bedah
Pengertian gigi impaksi bermacam-macam pengangkatan molar bawah terpendam , dapat
tetapi artinya hampir sama. Pada prinsipnya gigi sebagai tindakan bedah teraupetik atau tindakan
impaksi adalah gigi yang tidak dapat erupsi bedah profilaktik.
seluruhnya atau sebahagiaan karena tertutup Diperlukan persiapan yang baik dan
oleh tulang atau jaringan lunak atau keduanya rencana operasi yang tepat dan benar dalam
.Tindakan bedah pengangkatan gigi molar melakukan tindakan bedah pengangkatan molar
bawah terpendam merupakan salah satu bawah yang terpendam, untuk menghindari

Alamat Korespondensi: Departemen Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jl. Salemba Raya
No.4. Jakarta
Dicky Firmansyah, Teguh Iman S

terjadinya komplikasi-komplikasi yang tidak odontektomi dapat dilakukan dengan dua cara
diinginkan seperti fraktur mandibula. yaitu dikeluarkan secara utuh dan secara
Maksud tulisan ini adalah agar sejawat separasi 1 . Indikasi pengangkatan gigi molar
Dokter Gigi lebih berhati-hati dalam melakukan tiga antara lain pericoronitis berulang,
tindakan bedah pengangkatan gigi molar untuk periodontitis yang sudah lanjut pada gigi yang
menghindari komplikasi-komplikasi yang tidak jaringan pendukungnya sudah rusak, lesi-lesi
diinginkan dan dapat merugikan pasien. pada tulang alveolar, perawatan orthodonti dan
orthognathic surgery, indikasi-indikasi medis,
profilaktik 4. Prinsip dasar dari pengangkatan
Tinjauan Pustaka impaksi gigi pada mandibula adalah teknik
separasi. Sebelum teknik ini berkembang, ruang
Gigi impaksi adalah gigi yang erupsinya
untuk mengungkit gigi didapat
terhalang oleh gigi tetangga, tulang sekitarnya
dengan pembuangan tulang yang banyak, me
atau jaringan patologis, gigi yang letaknya tidak
ngak-ibatkan lebih banyak trauma. Menurut
normal pada lengkung rahang 2. Gigi yang
Thoma , 1932 teknik pembelahan gigi
impaksi dibedakan menjadi dua keadaan yaitu :
(odontotomi) untuk beberapa tipe dari gigi
impaksi penuh atau impaksi total dan impaksi
impaksi akan menghasilkan prosedur yang
sebagian 1.
memuaskan 5 .
Klasifikasi dari molar tiga bawah impaksi
Fraktur mandibula kadang bisa
menurut Pell and Gregory, 1942 :
disebabkan oleh adanya gigi impaksi pada sudut
1. Berdasarkan angulasi : mesioangular,
mandibula. Klasifikasi dari fraktur mandibula
horizontal, vertikal atau distoangular,
yang sekarang digunakan didasari oleh
buccoversion, linguoversion
karakteristik dari fraktur( simple, compound,
2. Berdasarkan hubungan terhadap tepi
greenstick, comminuted, complex, complicated
anterior ramus
) dan anatomi dari mandibula (Symphisis, body,
Kelas 1 bila mesiodistal gigi impaksi terletak
angle, ramus,, prosesus coronoid dan condylar,
seluruhnya di anterior dari tepi anterior ramus
prosesus alveolaris ). Deskripsi awal harus
mandibula. Kelas 2 bila gigi impaksi lebih ke
menceritakan fraktur unilateral atau bilateral.
posterior sehingga kira-kira separuh gigi
Terakhir menggambarkan efek-efek potensial
terbenam dalam ramus. Kelas 3 gigi terletak
dari otot ( favorable, unfavorable ) 6 . Palpasi
seluruhnya di dalam ramus.
dari mandibula dan inspeksi dari oklusi gigi
3. Berdasarkan hubungan dengan bidang
biasanya bisa menyediakan informasi tentang
oklusal
diagnosa dari fraktur mandibula. Studi radiograf
Kelas A bila permukaan oklusal gigi impaksi
dapat memberikan informasi yang detail
setinggi bidang oklusal molar dua. Kelas B bila
tentang konfigurasi dari garis fraktur,
permukaan oklusal gigi impaksi terletak
memperkirakan keparahan dari displacement
diantara permukaan oklusal dan garis servikal
dan bukti adanya kelainan patologi pada
dari molar dua. Kelas C bila permukaan oklusal
mandibula.
gigi impaksi di bawah garis servikal gigi molar
Tujuan dari penatalaksanaan fraktur
dua.
mandibula adalah memperoleh reduksi anatomi
Etiologi terjadinya gigi impaksi dikaitkan
dari garis fraktur, mendapatkan kembali oklusi
dengan suatu teori evolusi. Selain itu penyebab
sebelum cedera, imobilisasi mandibula dalam
terjadinya dapat dikelompokkan atas penyebab
periode tertentu untuk penyembuhan, menjaga
lokal, sistemik, dan kebiasaan buruk 2. Definisi
nutrisi yang adekuat, mencegah infeksi,
dari odontektomi adalah tindakan mengeluarkan
malunion dan nonunion 6 . Managemen dari
gigi secara bedah, diawali dengan pembuatan
teknik yang sering digunakan adalah mengikat
flapmu - koperiosteal, diikuti dengan
gigi-gigi dengan arch bars dan elastic band
pengambilan tulang undercut yang menghalangi
untuk fixasi intermaxilla untuk fraktur yang
pengeluaran gigi tersebut. 1 3. Prosedur
stabil. Dapat juga digunakan dengan kombinasi

193 Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(3): 192-195


Fraktur Patologis Mandibula

dengan reduksi terbuka dan interosseus wire laboratorium Hb/Ht/L/Tr/SGOT/SGPT/Ur/Cr/


atau plate yang rigid pada fraktur yang tidak Glukosa puasa/BT/CT 13,1/40,3/5.360/262.000/
stabil/unfavorable. 25/46/18,0/0,8/99 urin : negatif/1,5 /10. Ro
Champy et al (1978) memperkenalkan thorax PA dalam batas normal. Pasien
sistem miniplate yang digunakan pada fraktur didiagnosis kerja sebagai fraktur angulus
mandibula, dahulu dari bahan stainless steel, mandibula sinistra unfavorable et causa pasca
tapi sekarang banyak tersedia dari bahan odontektomi gigi 38. Keesokan harinya
titanium. Menurut Champy, plate kompresi dilakukan pemasangan arch bars pada rahang
tidaklah perlu karena adanya garis natural atas dan rahang bawah dengan anestesi lokal.
kompresi sepanjang batas bawah mandibula. Hasil konsultasi dengan bagian Penyakit dalam
Mini plate dengan screw fixasi yang diletakkan dan Anestesi tidak ada kontra indikasi untuk
di kortex terluar memudahkan operator untuk operasi. 2 hari kemudian dilakukan rencana
menempatkan plate baik di lower border operasi reposisi fixasi fragment fraktur dalam
mandibula maupun di subapikal. Fraktur pada anestesi umum dengan plate dan screw dan arch
angulus mandibula dapat diatasi dengan baik bars.
dengan single plate yang diletakkan sedekat
mungkin pada batas apikal gigi.Keuntungan dari Laporan Pembedahan (27-3-2006)
mini plate dibandingkan transosseus wiring 1. Pasien terlentang di atas meja operasi dalam
adalah waktu operasinya lebih singkat 7 nasal intubasi dan general anastesi, A dan
Mommaerts dan Engelke,1986 mengatakan Antisepsis daerah operasi sekitarnya,
bahwa mini plate dapat digunakan bersamaan dilakukan infiltrasi anestesi pada regio
dengan Intermaxillary Fixation. mukosa bukal dan distal M3 s/d P1,
dilakukan insisi dari distal M3 terus sampai
3 mm dibawah cervical gigi 37 s/d distal 35,
Laporan Kasus 1 mm kearah mukobukal fold.
2. Flap dibuka dengan raspatorium terlihat
Pasien wanita, 48 tahun datang ke
jaringan fibrous mentupi garis fraktur di
poliklinik Bedah Mulut RSUPN Cipto
sekitar angulus mandibula sinistra, jaringan
Mangunkumo dengan keluhan nyeri pada
fibrosis dikuret sampai bersih di cuci dengan
rahang bawah kiri dan bengkak. Riwayat
H2O2 dan NaOCl dan betadine, dilakukan
operasi gigi geraham bawah kiri 2 bulan yang
penghalusan dengan tulang dengan bur
lalu oleh dokter gigi ahli Bedah Mulut dari
tulang (frezer), perdarahan dirawat, luka
jordania. Menurut pasien gigi tersebut
operasi dicuci, flap dikembalikan dengan
dikeluarkan dengan paksa dan terdengar bunyi
silk 3.0, kemudian dipasang IMF sementara
seperti patah. Dokter tersebut hanya
untuk penyesuaian oklusi.
menganjurkan di observasi dahulu, saat ini
3. Ekstra oral dibuat marker 1 cm dibawah
pasien mengeluh bengkak yang dirasa terus
anterior border angulus mandibula 4cm,
menerus. Saat datang ke poliklinik, tampak
kemudian dilakukan infiltrasi anestesi
tanda-tanda vital dalam keadaan normal, secara
subkutan, diberikan marker vertikal dg
ekstra oral tampak pembengkakan di daerah
bagian tumpul pisau, dilakukan insisi lapis
rahang bawah kiri, konsistensi keras, batas tidak
demi lapis, kutis, subkutis s/d menembus
tegas, warna lebih merah dibanding dengan
platysma, tampak vena fasialis diligasi, insisi
sekitar, nyeri tekan(-). Pemeriksaan intra oral
s.d periost, garis fraktur di identifikasi,
oklusi baik dan tidak ditemui adanya trismus.
jaringan fibrosis dikuret, pencucian
Kebersihan mulut baik. Riwayat kelainan
Nacl+betadine, garis fraktur direposisi dg
sistemik disangkal. Foto panoramik
bone clamp, dipasang mini plate
menunjukkan tampak garis fraktur di angulus
monokortical 6 hole dan screw 4 buah pada
mandibula sinistra displacement fragment
daerah fraktur, luka operasi dirawat dan
fraktur minimal, Pada pemeriksaan
dijahit lapis demi lapis, operasi selesai.

Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(3): 192-195 194


Dicky Firmansyah, Teguh Iman S

Medikasi post opearasi Clvamox 1 gr- untuk didapatkan fixasi yang rigid dari fragmen
2x1, Toradol ampl/ drip, keesokan harinya fraktur, ditambahkan arch bars yang dioklusikan
Solumedrol inj, diet cair per NGT 1x24 jam. (IMF) dengan wire.
Kontrol hari 1 post operasi fixatur rigid, oklusi
tercapai, edema(+), perdarahan (-), nyeri(+).
Kontrol 7 hari post operasi fixatur rigid, oklusi Kesimpulan
tercapai, edema minimal, perdarahan (-), nyeri(-
Odontektomi gigi molar 3 bawah adalah
). IMF dari wire dibuka diganti dengan ruber
tindakan bedah yang dapat dilakukan dokter
untuk IMFnya, pelihara OH mulut.
gigi sesuai dengan kemampuannya. Dalam
melakukan tindakan odontektomi hendaknya
dilakukan dengan persiapan yang baik dan
Pembahasan teknik operasi yang tepat.
Pada laporan kasus diatas didapatkan fraktur Persiapan persiapannya termasuk mengklasifika
angulus mandibula sinistra unfavorable setelah sikan gigi tersebut, melakukan pemeriksaan
tindakan odontektomi gigi 38. Dengan radiologi,
klasifikasi gigi menurut Pell and Gregory memperkirakan tingkat kesulitannya dan meren
(1942) kelas II B Vertikal. Penting bagi dokter cana-kan teknik yang akan digunakan. Semua
gigi untuk mengklasifikasikan impaksi gigi itu kita lakukan untuk menghindari komplikasi-
molar bawah, sehingga bisa ditentukan seberapa komplikasi merugikan yang mungkin akan
sulit tindakan tersebut dan merencanakan timbul setelah tindakan odontektomi tersebut.
tindakan secara baik 2 . Fraktur komplit pada Yang akan menyebabkan timbulnya morbiditas
mandibula adalah kecelakaan yang sangat pada pasien dan tuntutan hukum kepada dokter
disayangkan. Tapi untungnya ini jarang terjadi. gigi yang mengerjakannya.
Hal ini dapat berhubungan dengan penggunaan Penatalaksanaan fraktur angulus
tenaga yang berlebihan pada saat operasi, mandibula unfavorable dilakukan dengan cara
khususnya ketika menggunakan elevator untuk reduksi terbuka dan reposisi fixasi dengan mini
mengangkat gigi impaksi 5 . Bisa juga plate monokortikal, juga ditambahkan arch bars
disebabkan oleh peningkatan kerapuhan ra dan IMF dengan wire. Hal ini dilakukan karena
hang(fraktur patologis), posisi gigi, jenis fraktur yang tidak stabil/bergeser dan tidak
pertambahan umur pasien, dan terutama menguntungkan serta luasnya defek dari
ankylosis dari gigi ke tulang. Pengangkatan dari segment fraktur.
impaksi gigi vertikal adalah merupakan operasi
yang sulit dikarenakan kesulitan dalam Daftar Pustaka
menempatkan instrument diantara molar 2 dan 1. Peterson LJ. Oral and Maxillofacial Surgery. 3nd
molar 3. Ruangannya terlalu kecil untuk ed. .St. Louis:Mosby Co.1998: 215-7.
pembuangan tulang yang cukup. Teknik 2. ArcherWH. Oral and Maxillofacial Surgery.
separasi merupakan suatu teknik yang Vol.1. 5nd ed.Philadelphia:WB Saunders Co.
menguntungkan dalam pengambilan gigi molar 1975: 250-305.
3 bawah yang impaksi karena pengambilan 3. ArcherWH. Oral Surgery A Step by Step Atlas of
tulang yang minimal, waktu operasi lebih Operative Techniques. 4nded. Philadelphia:WB
singkat, trauma minimal, mengurangi Saunders Co.1965: 173-88.
4. Riden K. Key Topics in Oral and Maxillofacial.
kemungkinan trismus, mengurangi kerusakan
Philadelpia:Bios Scientic Co.1998 :140-386
dari gigi sebelahnya, mengurangi resiko 5. Thoma KH. Oral Surgery. Vol 1. 5d. Ed. Saint
terjadinya fraktur rahang 2. Louis:CV Mosby Co. 1969 : 329-65.
Pada kasus fraktur angulus mandibula 6. Mathog RH. Maxillofacial Trauma. Baltimore:
sinistra unfavorable diatas dilakukan fixasi William&Wilkins Co.1984 : 136-75.
fragmen fraktur dengan plate dan screw 7. Banks P dan rown A. Fractures of The Facial
monokortikal 6 hole dan 4 screw(champy) Skeleton.London: Wrigt Co.2001 : 85-94.

195 Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(3): 192-195


Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(3): 192-195 196

You might also like