You are on page 1of 105

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK


MIE INSTAN MEREK SEDAAP
(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang)

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi : Manajemen

Disusun Oleh:
HERY KURNIAWAN
02.22.0028

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2006
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : HERY KURNIAWAN


Nomor Pokok : 02.22.0028
Universitas : Merdeka Malang
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK SEDAAP
(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer
Malang)

Malang, November 2006

DISETUJUI DAN DITERIMA:

Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing,

(Dra. ERNA SETIJANI, MM) (Dra, DIAH WIDIAWATI, MM)

Dekan Fakultas Ekonomi


Universitas Merdeka Malang

(Drs. MAXION SUMTAKY, M.Si.)


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK SEDAAP
(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang)

Dipersiapkan dan disusun oleh:


HERY KURNIAWAN
02.22.0028

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


Pada Tanggal 04 Agustus 2006

Susunan Dewan Penguji


Ketua Penguji Sekretaris Penguji

(Dra. DIAH WIDIAWATI, MM) (Drs. M. NATSIR, MM)


Anggota Penguji

(Drs. YARNEST, MM)

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Malang, 2006
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Merdeka Malang

Drs. MAXION SUMTAKY, M.Si.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : HERY KURNIAWAN


Nomor Pokok : 02.22.0028
Universitas : Merdeka Malang
Fakultas : Ekonomi

Program studi : Manajemen

Tempat dan Tgl.Lahir : Banyuwangi,15 Maret 1984


Alamat : Padang Bulan RT. 07 RW. 02 Tegalrejo Tegalsari -
Banyuwangi

Nama Orang Tua (Bapak) : Suryono


(Ibu ) : Sugiarti
Riwayat Pendidikan :
1. Lulus Sekolah Dasar Negeri Tegalsari 4
Banyuwangi Tahun 1996
2. Lulus Sekolah Menengah Pertama PGRI Tegalsari
27 Banyuwangi Tahun 1999
3. Lulus Sekolah Menengah Umum Negeri Gambiran
1 Banyuwangi Tahun 2002
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Program Studi Manajemen Universitas Merdeka
Malang Tahun 2002
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt Sehingga


penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan judul:
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE
INSTAN MEREK SEDAP (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Unmer Malang)
Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Merdeka Malang.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Drs. MAXION SUMTAKY, M.Si., Selaku Dekan Fakultas


Ekonomi Universitas Merdeka Malang.
2. Ibu Dra. ERNA SETIJANI, MM, Selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Manajemen Universitas Merdeka Malang.
3. Bapak Dra, DIAH WIDIAWATI, MM Selaku Dosen pembimbing yang
telah banyak memberi pengarahan dan bimbingan serta petunjuk-
petunjuk yang berguna kepada penulis sehingga penulisan Skripsi ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajar dan membimbing penulis
dari mulai menjadi mahasiswa Ekonomi Manajemen Universitas
Merdeka Malang
5. Kedua Orang Tuaku tercinta terima kasih atas do’a, cinta, dan kasih
sayang yang tiada henti-hentinya, serta dukungan moril maupun
materiil dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dan yang terakhir buat semua temen-temenku yang aku kenal dan
yang pernah membantu aku terimakasih banyak.

Akhirnya atas bantuan, bimbingan dan pengarahan serta dorongan

yang diberikan semoga mendapatkan balasan dari Tuhan yang Maha Esa.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini,

dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.

Demikianlah Skripsi ini disusun dan semoga apa yang penulis

sajikan dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca untuk

menambah bekal ilmu pengetahuan.

Malang, Juli 2006


Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................
SURAT KETERANGAN PENELITIAN......................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
ABSTRAKSI ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian.................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian................................................................ 3
D. Kegunaan Penelitian........................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI


A. Teori Yang Melandasi Permasalahan................................. 5
1. Pengertian Pemasaran.................................................. 5
2. Manajemen Pemasaran................................................ 6
3. Pengertian Produk......................................................... 6
4. Pengertian perilaku konsumen...................................... 7
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen 9
6. Peran konsumen dalam membeli.................................. 19
7. Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian.............. 20
8. Proses Keputusan Membeli.......................................... 23
9. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan..................... 28
B. Hipotesis............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Definisi Konseptual Variabel...................... 30


B. Definisi Operasional Variabel.............................................. 32
C. Ruang Lingkup Penelitian................................................... 33
D. Lokasi Penelitian................................................................. 34
E. Populasi, dan Sampel......................................................... 34
F. Jenis Sumber Data............................................................. 35
G. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 36
H. Uji Validitas dan Reliabilitas................................................ 37
I. Teknik Analisis Data............................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL


PENELITIAN
A. Hasil Penelitian................................................................... 43
1. Sejarah Universitas Merdeka Malang........................... 43
2. Gambaran umum mahasiswa konsumen
produk mie sedap.......................................................... 48
B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................. 50
1. Deskripsi Responden.................................................... 50
2. Deskripsi Variabel Penelitian......................................... 52
3. Pengujian Instrumen Penelitian
(Uji Validitas dan Realibilitas)........................................ 62
4. Analisis Data.................................................................. 65
C. Implikasi Hasil Penelitian.................................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................... 73
B. Saran................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis Kelamin Responden Mahasiswa


Konsumen Produk Mie Instan Merk Sedap................................... 50
2. Usia Responden Mahasiswa
Konsumen Produk Mie Instan Merk Sedap................................... 51
3. Kiriman orang tua per bulan Responden Mahasiswa
Konsumen Produk Mie Instan Merk Sedap................................... 51
4. Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Budaya (X 1)
Terhadap Keputusan Pembelian (Y).............................................. 53
5. Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Sosial (X 2)
Terhadap Keputusan Membeli (Y)................................................. 55
6. Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Pribadi (X 3)
Terhadap Keputusan Membeli (Y)................................................. 57
7. Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Psikologis (X 4)
Terhadap Keputusan Membeli (Y)................................................. 59
8. Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item
Keputusan Pembelian (Y).............................................................. 61
9. Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner................................................. 63
10. Hasil Pengujian Reliabilitas........................................................... 64
11. Rekapitulasi Hasil Analisa Regresi Berganda............................... 65
12. Tabel Anova Hasil Analisis Data.................................................... 68
13. Perbandingan t-hitung dengan taraf signifikan (α = 5%)............... 70
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen...... 9
2. Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow.............................................. 16
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran
1. Kuesioner penelitian

2. Tabel Hasil Jawaban Kuesioner Penelitian

3. Tabel Distribusi Frekuensi

4. Hasil Uji Validitas Instrumen

5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

6. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


ABSTRAKSI

Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk


makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat
karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan
mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini
merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang
terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Dengan
semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan
keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan
keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis
perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan
banyaknya merk mie instan yang ada di pasaran akan mendorong
perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi
yang tepat, misalnya mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga.
Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar
konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang
diinginkan konsumen.
Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap (Studi Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang).
Penelitian ini bertujuan untuk:1) Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi
dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli produk mie instan merek
sedaap, 2) Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan
psikologi yang berpengaruh dominan terhadap keputusan mahasiswa untuk
membeli produk mie instan merek sedaap. Dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda dan menggunakan sampel sebanyak 40 responden
mahasiswa didapatkan hasil sebagai berikut: Dari hasil analisis didapatkan
bahwa variabel faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara
simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan (bermakna)
terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap dan variabel
psikologis mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian
produk mie instan merk Sedaap.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian

Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi

kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Di samping itu

banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar

berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang

sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran

merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi

persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba,

sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan

harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.

Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam


memonitor, memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat
dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu.
Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-
perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk
mendapatkan atau memilih produk.
Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu
produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari
masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga
bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang
tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi
karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang
tahan lama. Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran
berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang
sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk
menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola
pembeliannya. Dengan banyaknya merk mie instan yang ada di pasaran
akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen
melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan,
warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam
mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar
produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari
diri konsumen maupun luar konsumen. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah faktor budaya,
sosial, pribadi dan psikologis.Dari uraian tersebut di atas maka judul
penelitian ini adalah: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan
Merek Sedaap (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis

terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli produk mie instan

merek sedaap?
2. Dari faktor Budaya, sosial, pribadi, dan psikologis diatas, faktor mana

yang berpengaruh dominan terhadap keputusan untuk membeli produk

mie instan merek sedaap?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen

yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap

keputusan untuk membeli produk mie instan merek sedaap

2. Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi

yang berpengaruh dominan terhadap keputusan mahasiswa untuk

membeli produk mie instan merek sedaap.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui
faktor dominan yang menjadi pertimbangan konsumen untuk
mengkonsumsi produk yang ditawarkan sehingga pihak perusahaan
akan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka memenuhi
harapan konsumen.
2. Bagi penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan, juga
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen
pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori
yang diperoleh dari perkuliahan.
3. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Yang Melandasi Permasalahan

Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih

memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori

yang bersifat ilmiah. Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada

hubungannya dengan materi-materi yang digunakan dalam pemecahan

masalah yaitu teori-teori tentang perilaku konsumen dan keputusan

pembelian.

1. Pengertian Pemasaran
Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas

dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan

definisi pemasaran adalah:

Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau


kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala
sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.

Sedangkan Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran:

“Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa

yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat”.

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan

serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market),

mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan


jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba

bagi perusahaan.

2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang

dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses

pertukaran.

Menurut Tjiptono (2002:16) adalah:

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan


pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi
barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran
dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan
dan organisasi.

Sedangkan menurut Rismiati (2001:33) adalah:

Sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan


pengendalian atas program-program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai
tujuan organisasional.

3. Pengertian Produk

Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh

perusahaan berasal dari kepuasan konsumen dalam menikmati

produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan

menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah.

Untuk itu perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah

mengerti dan tahu dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.
Kotler et.al (2000:212) mengemukakan bahwa produk adalah:

“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik

perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan”.

Selanjutnya produk itu dijelaskan lebih lanjut oleh Lamb,

Charles et. al (2001:414): “Produk didefinisikan sebagai segala

sesuatu baik yang menguntungkan maupun tidak yang diperoleh

seseorang melalui pertukaran”.

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa produk adalah

segala sesuatu yang memiliki nilai untuk dipasarkan untuk dibeli,

dipergunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi keinginan atau

kebutuhan.

4. Pengertian perilaku konsumen

Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang

diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk

mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa.

Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli

setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan

membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan

mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli,

bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa

mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari apa yang dibeli

konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa


yang mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari

mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan hal yang mudah,

jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen

(2002:6) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan

proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan

pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.

Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan:

Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan


sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-
barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan
kegiatan-kegiatan tertentu.

Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan

tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh

konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai,

memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui

proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses

pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa

konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki

penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda.


Menurut Kotler (2001:144):

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah


kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-
faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi
sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa
jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi
pembelian konsumen.

Gambar 1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen

Budaya
Kebudayaan Sosial Pribadi Psikologis

Kelompok Acuan Umur dan Tahap Motivasi


Budaya daur hidup Persepsi Pembeli
Pekerjaan Pengetahuan
Situasi ekonomi Keyakinan dan
Keluarga Gaya hidup Sikap
Kepribadian dan
Subbudaya konsep diri

Peran dan Status

Kelas Sosial

Sumber : (Kotler, 2001:144)

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku

yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi,

preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.

Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan

dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui

peran yang dimainkan oleh:


1) Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi,

keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang

anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

Menurut Kotler dan Amstrong (1997:144) termasuk dalam

budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam

keluarga.

2) Sub budaya

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem

nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan

yang umum.

Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok

ras, dan wilayah geografis.

3) Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif

permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-

nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

b. Faktor sosial

Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang

anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti

pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,

pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam


beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda

memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial

mereka.

Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

sosial, yaitu:

1) Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi

untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa

merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler

tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan

sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang

mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini

mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi

profesional dan serikat pekerja.

2) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang

paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara

mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami,

istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

3) Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan

seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap

peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang


diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk

yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

c. Faktor pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis

seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungan.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi, yaitu:

1) Umur dan tahap daur hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli

selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot

dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli

juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang

mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.

Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk

tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai

serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa

yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok

pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk

dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan


spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok

pekerjaan tertentu.

3) Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan

produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan

mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi,

tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi

menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-

langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan

mengubah harga produknya.

4) Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam

aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial),

minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih

dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya

hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang

secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah

laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik

psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten

dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.

Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa


percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi,

mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan

keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis

tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek

tertentu.

d. Faktor psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan

dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa

mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada

waktu yang akan datang

Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi

oleh faktor psikologi yang penting:

1) Motivasi

Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang

mencari cara untuk memuaskan kebutuhan.

Dalam urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah

kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri.

Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan

yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu

tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan

mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.

Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan

tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan


mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana orang lain

memandang dirinya atau penghargaan orang lain (kebutuhan

sosial atau penghargaan), bahkan tidak tertarik juga pada

apakah mereka menghirup udara bersih (kebutuhan rasa

aman).

Menurut Engel (2000:285): “Kebutuhan yang diaktifkan

akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian

dan konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yaitu : 1)

manfaat utilitarian dan 2) Manfaat hedonik/pengalaman”.

Dalam motif pembelian produk menurut Engel (2000:285)

adalah dengan mempertimbangkan dua manfaat yaitu:

“Manfaat utilitarian merupakan atribut produk fungsional

yang obyektif. Manfaat hedonik, sebaliknya mencakup respon

emosional, kesenangan panca indera, mimpi dan pertimbangan-

pertimbangan estetis”.
Gambar 2
Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow

Kebutuhan
Mengaktuali-
sasikan diri
(pengembangan
diri dan realisasi)

Kebutuhan akan penghargaan


diri, pengakuan, status

Kebutuhan Sosial
(rasa memiliki, cinta)

Kebutuhan akan rasa aman


(kepastian, perlindungan)

Kebutuhan Fisiologis
(Lapar,haus)

Sumber : (Kotler, 2001:197)

2) Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih,

mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna

membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak.

Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh

persepsinya mengenai situasi. Orang dapat membentuk

persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam

proses penerimaan indera, yaitu:


a) Perhatian selektif

Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring


sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti
bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik
perhatian konsumen.
b) Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk meng-

intepretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung

apa yang telah mereka yakini.

c) Ingatan selektif

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang

mereka pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan

atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan

keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif.

3) Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah

laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya

praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka

dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan

menghubungkannya dengan dorongan yang kuat,

menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan

memberikan peranan positif.


Menurut Kotler (2000:157) menyatakan:

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah


laku individual yang muncul dari pengalaman. Ahli teori
pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah
laku manusia dipelajari. Pembelajaran berlangsung
melalui saling pengaruh dorongan, rangsangan, petunjuk
respon dan pembenaran.

4) Keyakinan dan sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan

keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya

mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah

pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu.

Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya,

pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi

atau mungkin tidak.

Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang

merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena

keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang

mempengaruhi tingkah laku membeli yang mempengaruhi

tingkah laku membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah

dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan

usaha untuk mengkoreksinya.

Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan

kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide

yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu


kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai

sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.

Menurut Kotler (2000:157) :

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki


seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini mungkin
didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat
atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan
mungkin tidak.

6. Peran konsumen dalam membeli

Menurut Engel et. Al (2000:31) Keputusan pembelian adalah

proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan

pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.

Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan

membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk

banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil

keputusan.

Menurut Engel et. Al (2000:33) beberapa peran dalam

keputusan membeli:

a. Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau


mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya
mempengaruhi keputusan membeli.
c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat
keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan
membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di
mana membeli.
d. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian
e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
produk atau jasa.
Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang

mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program

pemasaran.

7. Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian

Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya

semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Menurut (Kotler,

2000:160): adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen

berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara

merek, yaitu:

a. tingkah laku membeli yang komplek

b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

c. tingkah laku membeli yang mencari variasi

d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.

Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tingkah laku membeli yang kompleks

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang

bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan

perbedaan besar yang dirasakan diantara merek.

Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama

mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap,

dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-

masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta

harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi


dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli

belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif

masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu,

mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka

lewat media cetak.

b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang

bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit

perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli

yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat

terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan

beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.

c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di

bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan

merek yang dirasakan besar.

Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah

dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan

sering dibeli.

Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat

urutan keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen

tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana

yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima


informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah.

Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan

keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang

kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah

dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi,

konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah

membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang

terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku

membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi.

Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada

suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa

perbedaan merek seringkali menggunakan harga dan promosi

penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba

produk.

d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari

variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen

rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti.

Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran

mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan

untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong

pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran


khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan

untuk mencoba sesuatu yang baru.

8. Proses Keputusan Membeli

Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati

pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap,

yaitu:

a. Pengenalan Masalah
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi alternatif
d. Keputusan Membeli
e. Tingkah laku pasca pembelian.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan masalah

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana

pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli

merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang

diinginkan.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari

lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan

konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam

jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak,

konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau

melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan

kebutuhan tersebut.
Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut

produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima

sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber

komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber

paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya

bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa.

Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber

pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli.

Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari

sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk

informasi yang evaluatif.

c. Evaluasi alternatif

Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk

alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu

membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita

menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai

kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan

tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut

kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen

mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek

mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut.

Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan


bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen

sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa

prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari

satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan

pembelian.

Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang

akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi

membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen

menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis.

Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi

atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan

sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen

mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka

bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga

untuk memberi saran pembelian.

Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui

bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila

mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi,

pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi

keputusan membeli.
d. Keputusan membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek

dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan

membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai,

tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan

keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain,

yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan

dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak

diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang

diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan

bisa menambah niat pembelian.

e. Tingkah laku pasca pembelian

Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen

mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada

rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas

atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan

antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari

produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa

tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila

melebihi harapan konsumen akan merasa puas.

Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi

yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang

lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan

konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan.

Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi,

semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan


bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai

prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.

9. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Rianawati (2005) judul “Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku

Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada

Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten

Kediri” Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

1) Apakah faktor Kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, faktor

psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku

konsumen dalam penghambilan keputusan mengkonsumsi produk

Aqua?

2) Dari pengaruh faktor Kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, faktor

psikologis diatas mana yang berpengaruh dominan terhadap

penghambilan keputusan mengkonsumsi produk Aqua?.

Dari hasil analisis didapatkan hasil uji hipotesis pertama bahwa

variabel kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara simultan

atau bersama-sama mempengaruhi keputusan konsumen dalam

mengkonsumsi produk air minum merek Aqua dapat diterima atau

teruji.
Hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa faktor psikologis secara

parsial berpengaruh signifikan dan dominan terhadap keputusan

mengkonsumsi produk air minum merek Aqua.

B. Hipotesis

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.

Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan

telah dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis

sebagai berikut:

1. Diduga bahwa faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis secara

bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk

mie instan merk Sedaap

2. Diduga bahwa pengaruh psikologis berpengaruh dominan terhadap

keputusan pembelian produk mie instan merk Sedaap.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Definisi Konseptual Variabel

1. Identifikasi variabel

a. Variabel bebas atau independent dalam penelitian ini adalah:

(x1) Kebudayaan

(x2) Sosial

(x3) Pribadi

(x4) Psikologi

b. Variabel terikat (dependent) ini adalah: Keputusan

menggunakan produk (y).

2. Definisi konseptual variabel

a. Variabel bebas perilaku konsumen

Menurut Kotler (2001: 144-157)

1) Kebudayaan (X1)

Mendefinisikan : “Kebudayaan merupakan penentu

keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk

mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari

lembaga-lembaga penting lainnya”.


2) Sosial (X2)

Mendefinisikan : “Pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan

yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku

yang serupa”.

3) Pribadi (X3)

Mendefinisikan: “Karakteristik psikologis seseorang yang

berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan

yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungan”.

4) Psikologi (X4)

Mendefinisikan: “Sebagai bagian dari pengaruh lingkungan

dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa

mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya

pada waktu yang akan datang”.

b. Variabel bebas keputusan pembelian

Menurut Engel et.all, (2000:31): “Keputusan pembelian

adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna

menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk

melakukan pembelian”.
B. Definisi Operasional Variabel

1. Kebudayaan (X1)

Merupakan suatu ciri khas dari sekumpulan orang yang diterapkan

secara turun-temurun sebagai penuntun dari kehidupan mereka

sehari-sehari.

Indikator dari variabel tersebut terdiri dari:

a. Pergeseran budaya

b. Wilayah geografis

c. Kelas sosial

2. Sosial (X2)

Merupakan tingkat status sosial masyarakat atau keadaan ekonomi

seseorang yang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan,

tabungan dan milik kebanyakan, pekerjaan serta variabel-variabel

yang lainnya:

Indikatornya adalah:

a. Mengikuti lingkungan

b. Pengalaman dari anggota keluarga

c. Mengikuti teman

3. Pribadi (X3)

Merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai

sifat untuk bisa menentukan keputusannya sesuai dengan

keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain.

Adapun indikator dari variabel tersebut adalah:


a. Uang saku

b. Situasi ekonomi

b. Gaya hidup

4. Psikologis (X4)

Merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai

keinginan-keinginan yang berasal dari diri pribadinya untuk

menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya.

Indikatornya terdiri dari:

a. Motivasi

b. Persepsi

c. Pengetahuan

5. Keputusan pembelian produk (Y)

Merupakan suatu tindakan konsumen dalam usaha untuk

memenuhi kebutuhannya mengkonsumsi mie instan diikuti oleh

kepuasan yang dirasakan oleh konsumen tersebut.

Dari variabel ini dapat ditentukan indikatornya antara lain:

a. Menjatuhkan pilihan atau alternatif pada produk yang terbaik

b. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional,

obyektif dan terencana.

c. Pembelian kembali
C. Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini lebih dititikberatkan pada bidang pemasaran

yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa

dalam melakukan keputusan untuk melakukan pemberian produk mie

instan merk Sedaap.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ekonomi

Universitas Merdeka Malang.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek/obyek penelitian.

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang akan

diteliti yang mana memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap.

Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil

melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu,

jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas

Ekonomi Unmer Malang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi

produk mie instan merk sedaap, karena besar populasi tidak dapat

diketahui secara pasti berapa jumlahnya, oleh karena itu sulit mencari

berapa jumlah populasi yang tepat.

Namun berdasarkan pendapat ahli seperti yang dikemukakan

oleh Gay (dalam Hasan, 2002:68): “ukuran sampel minimum yang

dapat diterima bisa dilihat berdasarkan pada desain atau metode


penelitian yang digunakan. Jika desain penelitiannya deskriptif-

korelasional, maka sampel minimum adalah 30”. Dan Menurut

Supranto (1997:239) menyatakan bahwa: “Sampel penelitian meliputi

sejumlah elemen (responden) yang lebih besar dari persyaratan

minimal sebanyak 30 elemen atau responden”.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti

adalah sebesar 40 orang dengan pertimbangan terbatasnya waktu,

dana dan tenaga.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik accidental sampling. Teknik accidental sampling adalah

teknik penarikan sampel secara kebetulan yaitu siapa saja yang

kebetulan ditemui peneliti di lokasi penelitian yaitu pada FE Unmer

Malang dimana kuesioner dibagikan kepada mahasiswa yang

kebetulan pernah mengkonsumsi produk mie sedaap dengan melalui

wawancara awal yang dilakukan penulis.

F. Jenis Sumber Data

1. Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah data primer. Adapun

data primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari

jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa data mengenai

pendapat atau fenomena dari obyek.

2. Skala Pengukuran

Penulis memperoleh langsung data-data yang dibutuhkan

berdasarkan dari keterangan dan informasi yang diberikan


responden melalui angket (Kuesioner) yang telah disebarkan

dengan metode skor, pemberian skor ini digunakan sistem skala

lima, yaitu:

a. Jawaban a (Sangat setuju) diberi skor 5


b. Jawaban b (Setuju) diberi skor 4
c. Jawaban c (Cukup Setuju) diberi skor 3
d. Jawaban d (Tidak Setuju) diberi skor 2
e. Jawaban e (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak

untuk memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar

diperoleh data yang baik maka dipilih dengan menggunakan metode:

1. Wawancara

Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-

pihak yang bersangkutan, yaitu para mahasiswa yang terpilih

sebagai responden guna mendapatkan data-data yang diperlukan.

2. Kuesioner

Kuesioner yang dibagikan secara langsung oleh penulis

kepada responden yang ditemui secara langsung di FE Unmer

Malang

3. Dokumentasi

Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan

cara membaca dan mengamati, mengolah laporan-laporan serta

catatan yang menunjang penelitian ini.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari

instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data.

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang

tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan

dengan pasti apa yang akan diteliti.

Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap

skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil

korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05.

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang

dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Menurut Sugiyono (2004:138) : “Cara yang digunakan

adalah dengan analisa Item, dimana setiap nilai yang ada pada

setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan total nilai seluruh butir

pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus

korelasi product moment”. Syarat minimum untuk dianggap valid

adalah nilai r hitung > dari nilai r tabel.

Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus


seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1998 : 220):
n  XY  ( X)( Y)
r
 N X 2

 ( X) 2 N  Y 2  ( Y) 2 
Dimana:
r = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat

n = Banyaknya sampel

X = Skor tiap item

Y = Skor total variabel

2. Uji Reliabilitas
Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui

adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan

kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila

digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.

Menurut Arikunto (1998:145): “Untuk uji reliabilitas digunakan

Teknik Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan

handal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan atau alpha

sebesar 0,6 atau lebih.

Pada penelitian ini perhitungan reliabilitas menggunakan


rumus alpha (Arikunto, 1998: 138) sebagai berikut:

 k 
r11    1
 σb 2


 k  1  
2
στ 

Dimana:

x 2

x 2

N
 
N

r11 = reliabilitas instrumen


k = banyaknya butir pertanyan

b 2 = jumlah varians butir

t 2 = jumlah varians total


I. Teknik Analisis Data

Untuk mempermudah analisis digunakan aplikasi pengolah data

SPSS.

1. Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikatnya menurut Sanusi, Anwar (2003:309) digunakan

rumus analisis regresi linier berganda sebagai berikut:

y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e

dimana :

y = dependent variabel (pembelian)

a = konstata

b1, b2, b3,b4 = koefisien regresi

n = banyaknya sampel

x1, x2, x3,x4 = independent variabel.

2. Uji Hipotesis I (Uji F)

Untuk menguji kebenaran hipotesis pertama digunakan uji F

yaitu untuk menguji keberartian/signifikansi regresi secara

keseluruhan dengan rumus hipotesis sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0,

Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan

variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana

pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas (variabel terikat)

Ha : b1  b 2  b3  b4  0
Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil

menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh

mana pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas (variabel terikat)

Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan

membandingkan Fhitung (Fh) dengan Ftabel (Ft) pada  = 0,05 apabila

hasil perhitungannya menunjukkan:

a. Fh > Ft, maka H0 ditolak dan Ha diterima

Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan

variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana

pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas (variabel terikat)

b. Fh < Ft, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil

menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan,

sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas

(variabel terikat)
3. Uji Hipotesis II (Uji t)

Untuk menguji kebenaran hipotesis kedua langkah pertama

yang dilakukan adalah pengujian secara parsial melalui uji t.

Adapun rumusan hipotesis dengan menggunakan Uji t adalah

sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel

tidak bebas (variabel terikat) dan terdapat pengaruh diantara kedua

variabel yang diuji

Ha : b1  b 2  b3  b4  0

Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan

variabel tidak bebas (variabel terikat) dan terdapat pengaruh antara

dua variabel yang diuji.

Pengujian dilakukan melalui uji t dengan membandingkan

thitung (th) dengan t tabel (tt) pada  0,05. Apabila hasil perhitungan

menunjukkan:

a. th ≥ tt maka H0 ditolak dan Ha diterima

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel tidak

bebas (variabel terikat) dan terdapat pengaruh diantara kedua

variabel yang diuji

b. th < tt maka H0 diterima dan Ha ditolak

Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel

tidak bebas (variabel terikat) dan terdapat pengaruh antara dua

variabel yang diuji.


Untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu untuk mengetahui

besarnya pengaruh secara keseluruhan dihitung koefisien

determinasi multiplenya (R2). Jika R2 yang diperoleh dari hasil

perhitungan mendekati 1 (satu), maka semakin kuat model

tersebut dapat menerangkan variabel tergantungnya. Kemudian

dilakukan pengujian variansnya dengan uji f.

Hipotesis diterima apabila titik lebih besar dari t tabel (th >

tt) atau diperoleh harga p < 0,05.

Untuk membuktikan hipotesis kedua, masing-masing

koefisien regresinya diuji dengan uji t. Hasil uji t bermakna

apabila diperoleh thitung lebih besar dari ttabel (th > tt) atau diperoleh

harga probabilitas signifikannya < 0,05 (). Untuk pengaruh

yang dominan ditentukan oleh koefisien regresi terbesar.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Universitas Merdeka Malang

Sejarah Universitas Merdeka Malang dimulai dengan adanya

suatu gagasan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang diilhami

oleh sebaris kalimat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Modal utamanya adalah kemauan keras. Kemauan yang menjadi niat

untuk menjawab tantangan zaman, berupa tuntutan masyarakat

adanya Pendidikan Tinggi di Kota Malang.

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang diresmikan

oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moch. Yamin, bulan Oktober

1954, di Kota Malang, merupakan dorongan perlunya suatu Perguruan

Tinggi yang dapat melayani kebutuhan Warga Kota Malang yang jauh

lebih luas. Dalam situasi demikian, gagasan mendirikan Perguruan

Tinggi Swasta mendapat bentuknya sejak akhir tahun 1963.

Cikal bakal Universitas Merdeka Malang pada dasarnya adalah

sebuah perguruan tinggi yang bernama Universitas Sawerigading yang

berdiri pada tahun 1957. Universitas ini berpusat di Makassar dan

membuka cabang di kota-kota besar di Jawa salah satunya di Kota


Malang. Universitas ini membuka Fakultas Hukum dan Pengetahuan

Masyarakat, dan Fakultas Ekonomi. Dalam mempertahankan

eksistensinya, Perguruan Tinggi Swasta tersebut menarik banyak

minat warga masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikannya. Waktu

itu tuntutan masyarakat terhadap suatu Perguruan Tinggi Swasta

masih sederhana. Gedung kuliah dan perlengkapan akademis tidaklah

menjadi tuntutan utama. Keberadaan Perguruan Tinggi Swasta waktu

itu hanyalah sebuah Papan Nama, dan tempat kuliah yang dapat

disewa atau dipinjam dan Gedung Sekolah yang ada.

Denyut kehidupan Perguruan Tinggi Swasta itu baru nampak

pada saat-saat Mahasiswanya diterima melalui perploncoan. Saat

itulah Mahasiswanya dengan atribut tertentu mudah dikenali dan

dibedakan dengan pelajar Sekolah Menengah. Keteraturan

perkuliahan serta kelengkapan sarana Akademis belum menjadi

kriteria yang penting. Dalam perjalanannya, Universitas Sawerigading

menghentikan kegiatannya karena suatu sebab yang tidak dapat

diatasi pengurusnya, sehingga mahasiswanya sebagian pindah ke

Perguruan Tinggi Kotapraja Malang.

Memasuki tahun enam puluhan, merupakan tahun

optimisme bagi sejumlah orang yang bercita-cita untuk membangun

kembali Pendidikan Tinggi Swasta. Pada suatu kunjungan ke beberapa

cabang Universitas Sawerigading di Jawa, Presiden Universitas

Sawerigading, Nuruddin Sjahadat, singgah di Surabaya. Dalam


pertemuan itu, diputuskan pembukaan kembali Universitas

Sawerigading cabang Malang pada tahun ajaran 1962-1963. Sebagai

persiapan pembukaan kuliah itu, Sukiman Dahlan Saleh, dari

Universitas Sawerigading Cabang Surabaya dan S. Dharma dari

Cabang Semarang, ditunjuk untuk mengadakan persiapan. Pusat

Perkantoran dan Sekretariat, dilaksanakan di rumah Jalan Kunir 15

Malang. Fakultas yang akan dibuka adalah Fakultas Hukum dan

Pengetahuan Masyarakat, dan Fakultas Ekonomi.

Pembukaan kembali Universitas Sawerigading Cabang Malang

ternyata menarik minat para anggota Angkatan Bersenjata, khususnya

anggota Angkatan Darat, dan para Pegawai Negri dan Pegawai

Swasta yang berhasrat menambah pengetahuannya.

Untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik, dibentuklah

Dewan Pembina yang diketuai Edwin Soedardji, dengan persetujuan

Presiden Sawerigading di Makasar. Sebagai tindak lanjut, disusunlah

Pengurus Baru Universitas Sawerigading Cabang Malang, yang

dikukuhkan dengan Surat Keputusan tanggal 30 November 1962.

Sejak itu pusat kegiatan Perkantoran Universitas dari Jalan Kunir No.

15 dipindahkan ke Jalan Celaket No. 7 Malang (kini menjadi Jalan

Jaksa Agung Suprapto No.7 Malang).

Berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi Nomor 22

tahun 1961, suatu Perguruan Tinggi Swasta yang dibentuk harus

didirikan oleh suatu Badan Hukum. Oleh sebab itu, dibentuklah


Yayasan Perguruan Tinggi Universitas Sawerigading, yang disyahkan

dengan akta Notaris tanggal 20 Mei 1963.

Dengan adanya Yayasan itu, kedudukan Universitas

Sawerigading di Malang oleh pendirinya dianggap otonom dalam arti

pengelolahan Administratif dan Akademik, tidak tergantung lagi dengan

Universitas Sawerigading yang berpusat di Makasar. Kehadiran

Universitas Sawerigading di Malang tahun 1962 mendapat sambutan

masyarakat dengan banyaknya Mahasiswa yang mendaftarkan diri.

Dalam perjalanan selanjutnya, suatu masalah baru muncul ketika

Pimpinan Universitas Sawerigading yang berpusat di Makasar, tidak

dapat menerima kenyataan adanya keinginan Pendiri Universitas

Sawerigading Cabang Malang, yang berdiri otonom. Masalah Status

dan hubungan Organisatoris yang menyangkut kedua belah pihak,

tidak dapat diselesaikan secara memuaskan. Sebagai akibatnya, maka

para pendiri Universitas Sawerigading di Malang membubarkan diri,

dengan cara pembatalan akta pendirian dan dinyatakan bubar sejak

tanggal 28 Januari 1964.

Kemelut yang melanda Universitas Sawerigading Malang

berakibat pembubaran universitas untuk yang kedua kalinya. Sehari

setelah Yayasan Universitas Sawerigading Malang dinyatakan bubar,

maka pada tanggal 29 Januari 1964, beberapa pengurus Yayasan

mengadakan rapat di Jalan Celaket No. 7 Malang guna memperoleh


Keputusan untuk menampung bekas Mahasiswa Universitas

Sawerigading.

Untuk maksud tersebut, maka perlu didirikan Lembaga

Pendidikan Tinggi baru, kemudian Lembaga Pendidikan Tinggi tersebut

diberi nama “Universitas Merdeka”.

Serentak dengan Keputusan mendirikan universitas yang baru,

para peserta rapat sepakat untuk segera membentuk Yayasan sebagai

syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun 1961.

Untuk maksud itu, disusunlah konsep akta pendiriannya untuk

memenuhi ketentuan perundangan Perguruan Tinggi. Akta Pendirian

Yayasan barulah diresmikan pada tanggal 5 Juli 1964. Pada awal

berdirinya, Yayasan bernama: Yayasan Perguruan Tinggi Universitas

Merdeka, Pusat Malang, nama yang dipakai sampai tahun 1972,

diketuai oleh M. Dhawam Abdul Ghani. Dalam akta itu berisi

pernyataan berdirinya Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang,

Mukadimah Anggaran Dasar, Peraturan-Peraturan yang terdiri dan

Pasal 1 sampai Pasal 8.

Sejak akta yang pertama, dibuat hingga dewasa ini, telah

diadakan perubahan, penyempurnaan, dan tambahan, melalui akta

Nomor 32 tahun 1972, dan akta Nomor 122 tahun 1983, yang diilhami

oleh kalimat-kalimat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Diantaranya adalah tujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang

cerdas. Pada periode ini Yayasan berhasil menjalin hubungan


Struktural dengan Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Malang.

Sebagai tindak lanjut hubungan itu adalah berupa pengakuan kepada

Universitas Merdeka, pengakuan itu tertuang dengan Surat Keputusan

tanggal 18 Mei 1964 Dengan Surat Pengakuan itu, berarti adanya

pengakuan Pemerintah Daerah kepada Universitas Merdeka, sebagai

suatu lembaga Pendidikan Tinggi Swasta. Dengan itu pula menjadi

tanggung jawab Pemerint.ah Daerah untuk memberi bimbingan dan

pengawasan atas penyelenggaraannya.

2. Gambaran umum mahasiswa konsumen produk mie sedaap

Saat ini ada kecenderungan pada sebagian masyarakat

terutama di kalangan mahasiswa dalam kebutuhan akan karbohidrat

tidak hanya terpenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Adanya tuntutan

bahwa segala sesuatu harus serba cepat dan praktis, maka mie instan

menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan pangan

tersebut. Hal ini terjadi karena selain praktis, harga mie instan relatif

lebih murah dan tersedia dalam berbagai macam pilihan rasa.

Mie instant merupakan salah satu jenis makanan yang paling

populer di Asia Timur dan di Asia Tenggara. Dengan berkembangnya

produk mie dan teknologi pembuatan mie, salah satunya adalah mie

instan yang merupakan mie yang tiap helainya telah mengalami

pengerasan serta dilengkapi dengan bumbu, minyak sayur serta sayur

kering yang terpisah kemasannya. Mie instan bisa langsung

dikonsumsi setelah dituangi air panas (untuk mie instan yang ada
dalam kemasan sterofoam) atau dimasak dahulu ± 3 menit untuk mie

instan yang berada dalam kemasan plastik.

Di Indonesia, saat ini telah beredar berbagai macam mie instan

dengan berbagai macam rasa. Satiap merk memiliki karakteristik

tersendiri. Biasanya setiap merk menawarkan dua jenis mie instan

yaitu mie rebus dan mie goreng, dan masing-masing jenis memiliki

rasa yang berbeda. Harga dari setiap merk bervariasi.

Buat mahasiswa, mie bisa jadi merupakan menu tetap saat

kalang kabut kelaparan tengah malam. Selain murah dan mudah

memasaknya, mie juga mengandung gizi yang diperlukan tubuh,

apalagi kalau diramu dengan sayur-sayuran.

Diantara bermacam produk mie yang beredar di pasaran

terdapat dua merek terkenal yang merajai pasaran dan banyak

dikonsumsi oleh mahasiswa diantaranya adalah Indomie (Indofood)

dan Mie Sedaap Goreng (Wings food). Mie Sedaap yang fenomenal

berhasil menggebrak dan sempat merebut pasar mie gorengan instant

Indonesia, karena dengan rasa yang enak dan porsi yang bisa dibilang

lebih banyak sedikit daripada merk mie yang lain. Hal ini membuat

produk mie sedaap bukan cuma makanan favorit mahasiswa Unmer,

tetapi juga mahasiswa dari hampir semua negara Asia.


B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Responden
Responden mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian
ini sebanyak 40 responden adalah mahasiswa yang pernah
mengkonsumsi produk mie instan merek sedaap.Gambaran mengenai
responden yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut:
Jenis kelamin responden penelitian dapat dijelaskan pada tabel
berikut ini:

Tabel 1
Jenis Kelamin Responden Mahasiswa
Konsumen Produk Mie Instan Merk Sedaap

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)


(Orang)
Laki-Laki 30 75,0
Perempuan 10 25,0
JUMLAH 40 100
Sumber: Data primer diolah, 2006

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden


yang menjawab kuesioner adalah responden yang berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 30 responden atau (75,0%) dan sisanya adalah
responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 10 responden
(25%).
Sedangkan responden menurut usia dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2
Usia Responden Mahasiswa
Konsumen Produk Mie Instan Merk Sedaap

Usia Responden Jumlah Responden Persentase (%)


(Orang)
Kurang dari 20 tahun 6 15,0
20 tahun 15 37,5
diatas 20 tahun 19 47,5
JUMLAH 40 100
Sumber: Data primer diolah, 2006

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang

menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah yang

berusia lebih dari 20 tahun yaitu sebanyak 19 orang responden

(47,5%).

Sedangkan responden menurut kiriman orang tua per bulan


dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Kiriman orang tua per bulan Responden Mahasiswa
Konsumen Produk Mie Instan Merk Sedaap

Kiriman Orang Tua Jumlah Responden Persentase (%)


Per Bulan (Orang)
Dibawah Rp. 500.000,- 4 10.0
Rp. 500.000,- s/d Rp. 20 50.0
1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 6 15.0
1.500.000,-
Diatas Rp. 1.500.000,- 10 25.0
JUMLAH 40 100
Sumber: Data primer diolah, 2006

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang

menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah yang


mendapat kiriman antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,-dari orang

tuanya yaitu sebanyak 20 orang responden (50,0%).

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, tanggapan responden

terhadap kuesioner yang disebarkan berdasarkan variabel dapat dilihat

sebagai berikut:

a. Variabel Budaya (X1)

Dengan indikator atau pertanyaan:

X1.1 : Pergeseran budaya

X1.2 : Wilayah geografis

X1.3 : Kelas sosial

Adapun jawaban dari responden penelitian dapat disajikan

dalam tabel berikut ini:


Tabel 4

Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Budaya (X 1)


Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Item Kuesioner/Jawaban Jumlah


Frekuensi (%)
1. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena sudah terbiasa mengkonsumsi produk sebagai
pengganti nasi
a. Sangat Setuju 13 32.5
b. Setuju 5 12.5
c. Cukup Setuju 22 55.0
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
2. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap karena
mudah di peroleh di wilayah tempat tinggal
a. Sangat Setuju 11 27.5
b. Setuju 8 20.0
c. Cukup Setuju 21 52.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
3. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena dapat mencerminkan kelas sosial
a. Sangat Setuju 16 40.0
b. Setuju 5 12.5
c. Cukup Setuju 19 47.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Data primer diolah, 2006

Dari tabel diatas dapat diketahui item pertama didominasi

oleh jawaban cukup setuju, yaitu sejumlah 22 responden atau

55,0%. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada umumnya

menyatakan cukup setuju jika mengkonsumsi produk mie instan

Merek Sedaap karena sudah terbiasa mengkonsumsi produk

sebagai pengganti nasi.

Pada item kedua jawaban cukup setuju

merupakan jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah

21 orang atau 52,5% Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menyatakan cukup setuju jika mengkonsumsi


produk mie instan Merek Sedaap karena mudah di peroleh di

wilayah tempat tinggal

Pada item ketiga jawaban cukup setuju juga

merupakan jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah

19 orang atau 47.5% Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden setuju jika mengkonsumsi produk mie instan

Merek Sedaap karena dapat mencerminkan kelas sosial

Dari item pertanyaan yang ditanyakan kepada responden

sebagian besar menyatakan cukup setuju sehingga dapat

dijelaskan bahwa faktor kebudayaan akan dapat meningkatkan

keputusan pembelian konsumen terhadap produk mie merek

sedaap.

b. Variabel Sosial (X2)

Dengan indikator atau pertanyaan:

X2.1 : Mengikuti lingkungan

X2.2 : Pengalaman dari anggota keluarga

X2.3 : Mengikuti teman

Adapun jawaban dari responden penelitian dapat disajikan dalam

tabel berikut ini:


Tabel 5

Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Sosial (X2)


Terhadap Keputusan Membeli (Y)

Item Keterangan Jumlah


Frekuensi (%)
1. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena kebiasaan mengkonsumsi mie instan di sekitar
lingkungan anda saat ini
a. Sangat Setuju 14 14
b. Setuju 4 4
c. Cukup Setuju 22 55.0
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
2. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena adanya pengalaman dari anggota keluarga
sebelumnya
a. Sangat Setuju 12 30.0
b. Setuju 7 17.5
c. Cukup Setuju 21 52.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
3. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena adanya pengaruh dari teman
a. Sangat Setuju 14 35.0
b. Setuju 6 15.0
c. Cukup Setuju 20 50.0
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Data primer diolah, 2006.

Dari tabel diatas dapat diketahui item pertama didominasi

oleh jawaban cukup setuju, yaitu sejumlah 22 orang atau 55.0%.

Hal ini menunjukkan bahwa responden pada umumnya

menyatakan cukup setuju jika mengkonsumsi produk mie instan

Merek Sedaap karena kebiasaan mengkonsumsi mie instan di

sekitar lingkungan anda saat ini.

Pada item kedua jawaban cukup setuju merupakan jawaban

yang paling banyak didapatkan dengan jumlah 21 orang atau

52.5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden


cukup setuju jika mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap

karena adanya pengalaman dari anggota keluarga sebelumnya.

Pada item ketiga jawaban cukup setuju

merupakan jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah

20 orang atau 50,0% Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menyatakan cukup setuju jika mengkonsumsi

produk mie instan Merek Sedaap karena adanya pengaruh dari

teman.

Dari ketiga item pertanyaan yang diajukan kepada

responden didapatkan jawaban sebagian besar responden

menyatakan cukup setuju jika faktor sosial yang mendorong

konsumen untuk membuat keputusan pembelian adalah berasal

dari pengaruh lingkungan, pengalaman anggota keluarga dan

mengikuti teman.

c. Variabel Pribadi (X3)

Dengan indikator atau pertanyaan:

X3.1 : Uang saku

X3.2 : Situasi ekonomi

X3.3 : Gaya hidup

Adapun jawaban dari responden penelitian dapat disajikan dalam

tabel berikut ini:


Tabel 6

Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Pribadi (X3)


Terhadap Keputusan Membeli (Y)

Item Keterangan Jumlah


Frekuensi (%)
1. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena menyesuaikan dengan uang saku anda
a. Sangat Setuju 12 30.0
b. Setuju 7 17.5
c. Cukup Setuju 21 52.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
2. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena menyesuaikan dengan situasi ekonomi
a. Sangat Setuju 12 30.0
b. Setuju 9 22.5
c. Cukup Setuju 19 47.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
3. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena dapat mencerminkan gaya hidup anda
a. Sangat Setuju 14 35.0
b. Setuju 7 17.5
c. Cukup Setuju 19 47.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Data primer diolah, 2006.

Dari tabel diatas dapat diketahui item pertama didominasi

oleh jawaban cukup setuju, sejumlah 21 orang atau 52.5%. Hal ini

menunjukkan bahwa responden pada umumnya menyatakan cukup

setuju jika mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap karena

menyesuaikan dengan uang saku responden

Pada item kedua jawaban cukup setuju

merupakan jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah

19 orang atau 47.5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menyatakan cukup setuju jika mengkonsumsi


produk mie instan Merek Sedaap karena menyesuaikan dengan

situasi ekonomi

Pada item ketiga jawaban cukup setuju juga merupakan

jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah 19

responden (47,5%) Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menyatakan cukup setuju jika mengkonsumsi produk

mie instan Merek Sedaap karena dapat mencerminkan gaya

hidup.

Dari ketiga item pertanyaan yang diajukan kepada

responden didapatkan jawaban cukup setuju adalah jawaban yang

paling mendominasi sehingga dapat dijelaskan bahwa faktor pribadi

yang mendorong konsumen untuk membuat keputusan pembelian

adalah berasal dari uang saku, situasi ekonomi, dan gaya hidup.

d. Variabel Psikologis (X4)

Dengan indikator atau pertanyaan:

X4.1 : Motivasi

X4.2 : Persepsi

X4.3 : Pengetahuan

Adapun jawaban dari responden penelitian dapat disajikan dalam

tabel berikut ini:


Tabel 7

Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Psikologis (X 4)


Terhadap Keputusan Membeli (Y)

Item Keterangan Jumlah


Frekuensi (%)
1. Anda termotivasi mengkonsumsi produk mie instan
Merek Sedaap karena praktis dan mudah di dapat
a. Sangat Setuju 11 27.5
b. Setuju 10 25.0
c. Cukup Setuju 19 47.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
2. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena adanya persepsi atas iklan produk mie instan
tersebut
a. Sangat Setuju 10 25.0
b. Setuju 10 25.0
c. Cukup Setuju 20 50.0
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
3. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek Sedaap
karena adanya pemahaman atas kandungan gizi produk
a. Sangat Setuju 11 27.5
b. Setuju 10 25.0
c. Cukup Setuju 19 47.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Data primer diolah, 2006.

Dari tabel diatas dapat diketahui item pertama didominasi

oleh jawaban cukup setuju, sejumlah 19 orang atau 47,5%. Hal ini

menunjukkan bahwa responden pada umumnya menyatakan cukup

setuju jika termotivasi mengkonsumsi produk mie instan Merek

Sedaap karena praktis dan mudah di dapat

Pada item kedua jawaban cukup setuju merupakan

jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah 20 orang

atau 50,0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menyatakan cukup setuju jika mengkonsumsi


produk mie instan Merek Sedaap karena adanya persepsi atas

iklan produk mie instan tersebut

Pada item ketiga jawaban cukup setuju merupakan

jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah 19 orang

atau 47,5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menyatakan cukup setuju jika mengkonsumsi

produk mie instan Merek Sedaap karena adanya pemahaman

atas kandungan gizi produk.

Dari ketiga item pertanyaan yang ditanyakan kepada

responden didapatkan bahwa jawaban cukup setuju adalah

jawaban yang paling mendominasi sehingga dapat dijelaskan

bahwa faktor psikologis yang mendorong konsumen untuk

membuat keputusan pembelian adalah berasal dari faktor motivasi,

persepsi dan pengetahuan.

e. Variabel Terikat Keputusan Pembelian Produk (Y)

Dengan indikator atau pertanyaan:

Y1 : Menjatuhkan pilihan atau alternatif pada produk yang terbaik

Y2 : Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional,

obyektif dan terencana.

Y3 : Pembelian kembali

Adapun jawaban dari responden penelitian dapat disajikan dalam

tabel berikut ini:


Tabel 8

Distribusi Jawaban Dari Berbagai Item Keputusan Pembelian (Y)

Item Keterangan Jumlah


Frekuensi (%)
1. Dengan membeli mie instan merk Sedaap berarti
anda telah menjatuhkan pilihan atau alternatif pada
produk yang terbaik
a. Sangat Setuju 11 27.5
b. Setuju 8 20.0
c. Cukup Setuju 21 52.5
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
2. Dengan membeli mie instan merk Sedaap berarti
anda telah melakukan pengambilan keputusan
dilakukan secara sadar, rasional, obyektif dan
terencana.
a. Sangat Setuju 12 30.0
b. Setuju 10 25.0
c. Cukup Setuju 18 45.0
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
3. Dengan membeli mie instan merk Sedaap dan
merasakannya anda akan terdorong untuk
melakukan pembelian kembali
a. Sangat Setuju 15 37.5
b. Setuju 7 17.5
c. Cukup Setuju 18 45.0
d. Tidak Setuju - -
e. Sangat Tidak Setuju - -
Sumber: Data primer diolah, 2006

Dari tabel diatas dapat diketahui item pertama didominasi

oleh jawaban cukup setuju, sejumlah 21 orang atau 52,5%. Hal ini

menunjukkan bahwa responden pada umumnya menyatakan cukup

setuju jika dalam pengambilan keputusan untuk membeli produk

mie instan merek Sedaap karena merasa telah menjatuhkan pilihan

atau alternatif pada produk yang terbaik.

Pada item kedua jawaban cukup setuju juga

merupakan jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah

18 orang atau 45,0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian


besar responden menyatakan cukup setuju jika dalam

pengambilan keputusan untuk membeli produk mie instan

merek Sedaap karena telah melakukan pengambilan keputusan

dilakukan secara sadar, rasional, obyektif dan terencana..

Pada item ketiga jawaban cukup setuju juga

merupakan jawaban yang paling banyak muncul dengan jumlah

18 orang atau 45,5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menyatakan cukup setuju jika setelah

merasakan produk mie instan merek Sedaap akan melakukan

pembelian kembali.

3. Pengujian Instrumen Penelitian (Uji Validitas dan Realibilitas)

a. Uji validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa

yang hendak diukur dari variabel yang diteliti. Teknik yang

digunakan untuk uji validitas ini adalah “korelasi product moment”

dari Pearson dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) dilakukan

dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing item dengan

skor totalnya.

Adapun hasil uji validitas dengan menggunakan bantuan

aplikasi program SPSS dapat disajikan dalam tabel berikut ini:


Tabel 9

Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner

No Butir Dalam Koefisien Nilai Kritis Sig.2ta iled Taraf Sig. Keterangan
Kuesioner Korelasi (r) (r-tabel) (p-level) (α = 0,05)
1. X1.1 0.933 0,312 0.000 0,05 Valid
2. X1.2 0.923 0,312 0.000 0,05 Valid
3. X1.3 0.965 0,312 0.000 0,05 Valid
4. X2.1 0.945 0,312 0.000 0,05 Valid
5. X2.2 0.924 0,312 0.000 0,05 Valid
6. X2.3 0.976 0,312 0.000 0,05 Valid
7. X3.1 0.954 0,312 0.000 0,05 Valid
8. X3.2 0.985 0,312 0.000 0,05 Valid
9. X3.3 0.978 0,312 0.000 0,05 Valid
10. X4.1 0.992 0,312 0.000 0,05 Valid
11. X4.2 0.981 0,312 0.000 0,05 Valid
12. X4.3 0.980 0,312 0.000 0,05 Valid
13. Y1 0.923 0,312 0.000 0,05 Valid
14. Y2 0.975 0,312 0.000 0,05 Valid
15. Y3 0.968 0,312 0.000 0,05 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah, 2006

Sesuai dengan Arikunto (1998:136) bahwa apabila r hitung >

r tabel, maka dapat dikatakan bahwa suatu instrumen adalah valid.

Dari hasil pengujian validitas pada tabel 9 dapat dilihat bahwa

keseluruhan item variabel penelitian mempunyai r hitung > r tabel

yaitu pada taraf signifikan 95% ( =0,05) dan n = 40 diperoleh r

tabel = 0,312, maka dapat diketahui r hasil tiap-tiap item > 0,312

sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variabel

penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrument dalam

penelitian atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat

digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.


b. Uji Reliabilitas

Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui

adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan

kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila

digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.

Menurut Arikunto (1998:145): “Untuk uji reliabilitas digunakan

Teknik Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan

handal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan atau alpha

sebesar 0,6 atau lebih.

Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap

instrumen penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 10

Hasil Pengujian Reliabilitas

No Butir Dalam Nilai Status


Kuesioner Alpha
1. X1 0.9344 Reliabel
2. X2 0.9442 Reliabel
3. X3 0.9708 Reliabel
4. X4 0.9841 Reliabel
5. Y 0.9517 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2006.

Teknik pengujian reliabilitas item menggunakan metode

alpha cronbach. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai koefisen

Alpha untuk variabel (X1) sebesar 0,9344, (X2) sebesar 0,9442, (X3)

sebesar 0,9708, (X4) sebesar 0,9841 dan (Y) sebesar 0,9517. Hal

tersebut dapat dikatakan nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0

sampai dengan 1 semakin mendekati 1 menunjukkan bahwa item


semakin reliabel. Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dalam

arti jika pertanyaan tersebut diajukan lagi akan diperoleh jawaban

yang relatif sama dengan jawaban pertama.

4. Analisis Data

Rekapitulasi hasil analisa korelasi dan regresi linier berganda

selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11
Rekapitulasi Hasil Analisa Regresi Berganda

Variabel Koefisien t hitung Prob.


Regresi (sig. t)
( = 0,05)
X1 (Kebudayaan) 0.117 0.810 0.424
X2 (Sosial) 0.155 1.441 0.159
X3 (Pribadi) 0.266 3.400 0.002
X4 (Psikologis) 0.464 5.201 0.000
Konstata 0.102
F hitung 550.850
Adjust R2 0.984
R Square (R2) 0.983
R 0.992
Variabel terikat = Y (Keputusan Pembelian produk)
Sumber : Data primer yang diolah, 2006.

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Y= 0,102 + 0,117X1 + 0,155X2 + 0,266X3 + 0,464X4

a = 0,102 adalah bilangan konstanta yang berarti apabila variabel

bebas yaitu X1, X2, X3, dan X4 sama dengan nol, maka

besarnya variabel Y (Keputusan pembelian produk) adalah

0,102. Dengan kata lain jika variabel bebas perilaku

konsumen nilainya dianggap nol berarti besarnya adalah


0,102. Karena besarnya keputusan pembelian produk tidak

dapat digambarkan secara kuantitatif, jika tidak ada variabel

perilaku konsumen (budaya, sosial, pribadi dan psikologis)

masih ada kecenderungan.

b1 = 0,117 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas X 1

Kebudayaan yang berarti setiap peningkatan (penambahan)

variabel X1 kebudayaan berupa peningkatan pergeseran

budaya, wilayah geografis, dan kelas sosial akan

meningkatkan variabel terikat Y (keputusan pembelian

produk) sebesar 0,117. Dengan asumsi variabel bebas

lainnya (X2, X3, dan X4) konstan. Jika variabel kebudayaan,

ada kecenderungan meningkat maka keputusan pembelian

akan meningkat. Jika variabel kebudayaan ada

kecenderungan menurun maka keputusan konsumen juga

akan menurun.

b2 = 0,155 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas X 2

sosial yang berarti setiap peningkatan (penambahan)

variabel X2 sosial berupa mengikuti lingkungan, pengalaman

anggota keluarga dan mengikuti teman akan meningkatkan

variabel terikat Y (keputusan pembelian produk) sebesar

0,155. Dengan asumsi variabel bebas lainnya (X 1, X3, dan X4)

konstan. Jika variabel sosial, ada kecenderungan meningkat

maka keputusan pembelian akan meningkat. Jika variabel


sosial ada kecenderungan menurun maka keputusan

konsumen juga akan menurun.

b3 = 0,266 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas X 3

pribadi yang berarti setiap peningkatan (penambahan)

variabel X3 pribadi berupa uang saku, situasi ekonomi dan

gaya hidup akan meningkatkan variabel terikat Y (keputusan

pembelian produk) sebesar 0,266. Dengan asumsi variabel

bebas lainnya (X1, X2, dan X4) konstan. Jika variabel pribadi,

ada kecenderungan meningkat maka keputusan pembelian

akan meningkat. Jika variabel pribadi ada kecenderungan

menurun maka keputusan konsumen juga akan menurun.

b4 = 0,464 adalah besarnya koefisien regresi variabel bebas X 4

psikologis yang berarti setiap peningkatan (penambahan)

variabel X4 psikologis berupa motivasi, persepsi dan

pengetahuan akan meningkatkan variabel terikat Y

(keputusan pembelian produk) sebesar 0,464. Dengan

asumsi variabel bebas lainnya (X 1, X2, dan X3) konstan. Jika

variabel psikologis, ada kecenderungan meningkat maka

keputusan pembelian akan meningkat. Jika variabel

psikologis ada kecenderungan menurun maka keputusan

konsumen juga akan menurun.

Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat bagaimana

pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat
(Y). Pengaruh positif menunjukkan bahwa perubahan variabel

bebas (X1, X2, X3, X4) akan searah dengan perubahan keputusan

pembelian konsumen (Y)

a) Uji F (Pengujian Hipotesis I)

Hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS

11.0 for windows dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 12

Tabel Anova Hasil Analisis Data

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 246.066 4 61.517 550.850 .000a
Residual 3.909 35 .112
Total 249.975 39
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1
b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Diolah

Dari tabel di atas didapatkan hasil F hitung sebesar 550,850

dengan tingkat signifikan 0.000, serta df penyebut 4 dan df

pembilang sebesar 35.

Untuk menguji hipotesis pertama: diduga bahwa faktor

kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-

sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mie

instan merk Sedaap digunakan Uji F. Uji F dilakukan dengan

membandingkan F hitung dengan F Tabel pada taraf nyata  =

0,05
Berdasarkan tabel 12 dapat disimpulkan bahwa F hitung

sebesar 550,850 > dari F tabel 2,63 yang berarti bahwa pada

taraf nyata  = 0,05 variabel faktor budaya (X 1), sosial (X2),

pribadi (X3) dan psikologis (X4) secara simultan/bersama-sama

mempunyai pengaruh signifikan (bermakna) terhadap

keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap (Y)

dapat diterima atau teruji pada taraf nyata  = 0,05. Selain itu

untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel terikat

terhadap variabel bebas secara bersama-sama dengan

membandingkan antara probabilitas signifikan (0,000) dengan 

(0,05). Dimana, jika probabilitas <  maka variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat. Dengan demikian hipotesis I teruji secara statistik.

c. Uji t (Pengujian Hipotesis II)

Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan bahwa

diduga variabel psikologis (X4) mempunyai pengaruh yang dominan

terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap

(Y), maka dalam penelitian ini melihat besarnya masing-masing

nilai t hitung dari variabel bebas. Adapun signifikasi dari masing-

masing koefisien diuji dengan menggunakan uji parsial t-test

tampak pada tabel sebagai berikut:


Tabel 13
Perbandingan t-hitung dengan taraf signifikan (α = 5%)

Variabel Nilai Nilai Prob. Keterangan


t-hitung t-tabel Sig. t
X1 0.810 2.021 0.424 Tidak signifikan
X2 1.441 2.021 0.159 Tidak signifikan
X3 3.400 2.021 0.002 Signifikan
X4 5.201 2.021 0.000 Signifikan
Sumber : Data primer yang diolah, 2006.
Sumber : Data primer yang diolah, 2006.

Dari tabel 13 dapat diketahui hasil koefisien t hitung

menunjukkan bahwa variabel budaya (X1) mempunyai nilai t hitung

sebesar (0,810) lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel pada

taraf nyata sebesar (2,021), atau dapat dikatakan budaya (X 1) tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mie instant

merek Sedaap (Y).

Hasil koefisien t hitung menunjukkan bahwa variabel sosial

(X2) mempunyai nilai t hitung sebesar (1,441) lebih kecil

dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf nyata sebesar (2,021),

atau dapat dikatakan variabel sosial (X 2) tidak berpengaruh

terhadap keputusan pembelian produk mie instant merek Sedaap

(Y).

Hasil koefisien t hitung variabel pribadi (X 3) mempunyai nilai t

hitung sebesar (3,400) lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel

pada taraf nyata sebesar (2,021), atau dapat dikatakan variabel

pribadi (X3) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian produk mie instant merek Sedaap (Y).

Hasil koefisien t hitung variabel psikologis (X4) mempunyai

nilai t hitung sebesar (5,201) lebih besar dibandingkan dengan nilai


t tabel pada taraf nyata sebesar (2,021), atau dapat dikatakan

variabel psikologis (X4) berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian produk mie instant merek Sedaap (Y).

Dari tabel di atas dapat dijelaskan juga bahwa variabel

psikologis (X4) mempunyai nilai t-hitung yang paling besar jika

dibandingkan dengan nilai t hitung variabel lainnya. Selain itu juga

diketahui koefisien regresi variabel psikologis (X4) yang lebih besar

dibandingkan koefisien regresi lainnya. Sehingga hipotesis kedua

yang menyatakan bahwa variabel psikologis berpengaruh dominan

terhadap keputusan pembelian produk mie instan merk Sedaap

teruji secara statistik.

d. R square (R2)

Dari hasil analisis diperoleh nilai adjusted R square (R 2)

sebesar 0,983 hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (X 1, X2,

X3, dan X4) secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap

variabel terikat Y (keputusan pembelian produk mie instan merk

Sedaap) sebesar 98,3% dan setelah disesuaikan nilai sisanya

sebesar 1,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam penelitian ini.

C. Implikasi Hasil Penelitian

Dari hasil analisis data yang dilakukan di atas, didapatkan hasil

bahwa keempat variabel perilaku konsumen (kebudayaan, sosial, pribadi

dan psikologis) pada mahasiswa FE Unmer Malang secara simultan

ternyata berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mie instant

merek Sedaap. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian


konsumen pada bergantung pada keempat faktor perilaku konsumen

terdiri dari budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Namun dari uji parsial

hanya variabel pribadi dan psikologis yang berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Dengan diketahui bahwa variabel psikologis mempunyai pengaruh

yang siginifikan dan dominan terhadap keputusan pembelian maka dalam

hal ini yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh perusahaan atau

produsen untuk meningkatkan penjualannya dengan selalu berupaya

untuk memahami psikologis konsumen maupun calon konsumen melalui

motif membeli, persepsi tentang produk maupun pengetahuan tentang

produk.

Produk mie instant yang dijual dengan berbagai macam rasa

terbukti mampu memotivasi konsumen untuk membeli. Hal ini terlihat dari

respon konsumen (mahasiswa) terhadap kuesioner yang diberikan,

melalui variabel perilaku konsumen yang terdiri faktor budaya, faktor

sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis”.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut

disampaikan kesimpulan:

1. Dari hasil analisis didapatkan bahwa variabel faktor budaya, sosial,

pribadi dan psikologis secara simultan/bersama-sama mempunyai

pengaruh signifikan (bermakna) terhadap keputusan pembelian produk

mie instan merek Sedaap.

2. variabel psikologis mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan

pembelian produk mie instan merk Sedaap.

B. Saran

Dari hasil penelitian, analisis dan kesimpulan di atas, berikut

beberapa saran yang dapat disampaikan:

1. Mengingat keberadaan mie Sedaap dikalangan mahasiswa FE Unmer

Malang mudah didapat, harga terjangkau, iklan, dan kandungan gizi

hendaknya kondisi tetap terjaga agar konsumen tidak berpindah ke

merek lain. Dengan demikian saluran distribusi perlu di jaga.

2. Karena pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi

dan pengetahuan menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian pada produk mie instant merek Sedaap, maka

perusahaan (produsen mie instan merek Sedaap) lebih hati-hati


karena dari konsumen yang diteliti yaitu mahasiswa terlihat keputusan

beli mereka tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, daya beli sedang

dan kebanyakan belum berpenghasilan sehingga faktor perimbangan

harga dan kualitas menjadi pertimbangan tersendiri

3. Dari besarnya nilai koefisien determinasi maupun kontribusi yang

diberikan oleh faktor perilaku konsumen terhadap keputusan

pembelian menunjukkan bahwa masih diperlukan adanya penelitian

lanjutan bagi peneliti lain untuk meneliti variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini, karena munculnya sebuah perilaku

pembelian konsumen merupakan akibat dari banyak faktor antara lain

marketing mix (produk, harga, promosi dan distribusi), situasional

(lingkungan sosial, lingkungan fisik, dampak sementara, dan keadaan

sebelumnya).
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Edisi Revisi. Cetakan Kesembilan. Rineka Cipta. Jakarta.

Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT. Raja Grafindo


Persada Jakarta.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik II: Statistik Inferensial.


Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

J. Paul, et.al. 2000. Consumer Behavior. Jilid Satu. Edisi Keempat.

Kotler, Philip dan AB. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran Indonesia.


Buku 2. Salemba empat. Jakarta.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Lamb, Charles. W. et.al. 2001. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Penerbit


Salemba Empat. Jakarta.

Mowen. H. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid I. Penerbit. Andi. Yogyakarta.

Rianawati, Eka Ana, 2005. Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen
Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa
Slimbung Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Skripsi.
Universitas Merdeka Malang.

Rismiati, Catur. dan Bondan Sutrisno. 2001. Pemasaran Barang dan Jasa.
Kanisius. Jakarta.

Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis Untuk Ilmu Sosial dan
Ekonomi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit Buntara Media.
Malang

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Penerbit CV.


Alpha Beta. Bandung.

Supranto, J. 1997. Metode Peramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan


Ekonomi dan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
Swasta, Basu dan Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Barang dalam
Pemasaran. Cetakan Kedua BPFE, Yogjakarta.

Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Keenam.


Penerbit. Andy. Yogyakarta.
DAFTAR PERTANYAAN

A. IDENTITAS RESPONDEN

Alamat :
Jenis Kelamin :

Untuk pertanyaan ini, silahkan saudara memilih salah satu jawaban


dengan memberi tanda silang (X) pada huruf yang telah anda pilih

1. Usia responden saat ini:

a. Kurang dari 20 tahun


b. 20 tahun
c. Di atas 20 tahun

2. Kiriman dari orang tua per bulan:

a. Dibawah Rp. 500.000,-


b. Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,-
c. Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,-
d. Diatas Rp. 1.500.000,-

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat saudara
yang menyangkut pengaruh perilaku konsumen serta kaitannya dengan
Keputusan Pembelian dengan memberikan tanda silang (X) pada Kolom
jawaban yang anda anggap paling sesuai.

Keterangan Kolom Jawaban:

A = Sangat Setuju (5)


B = Setuju (4)
C = Cukup Setuju (3)
D = Tidak setuju (2)
E = Sangat Tidak Setuju (1)
Pertanyaan yang berkaitan dengan :
Kebudayaan (X1)
No Pertanyaan A B C D E
1. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena sudah terbiasa mengkonsumsi
produk sebagai pengganti nasi
2. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena mudah di peroleh di wilayah
tempat tinggal
3. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena dapat mencerminkan kelas
sosial

Pertanyaan yang berkaitan dengan :


Sosial (X2)
No Pertanyaan A B C D E
1. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena kebiasaan mengkonsumsi mie
instan di sekitar lingkungan anda saat ini
2. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena adanya pengalaman dari
anggota keluarga sebelumnya
3. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena adanya pengaruh dari teman

Pertanyaan yang berkaitan dengan :


Pribadi (X3)
No Pertanyaan A B C D E
1. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena menyesuaikan dengan uang
saku anda
2. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena menyesuaikan dengan situasi
ekonomi
3. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena dapat mencerminkan gaya
hidup anda
Pertanyaan yang berkaitan dengan :
Psikologis (X4)
No Pertanyaan A B C D E
1. Anda termotivasi mengkonsumsi produk mie
instan Merek Sedaap karena praktis dan
mudah di dapat
2. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena adanya persepsi atas iklan
produk mie instan tersebut
3. Anda mengkonsumsi produk mie instan Merek
Sedaap karena adanya pemahaman atas
kandungan gizi produk

Pertanyaan yang berkaitan dengan :


Keputusan Pembelian Produk (Y)
No Pertanyaan A B C D E
1. Dengan membeli mie instan merk Sedaap
berarti anda telah menjatuhkan pilihan atau
alternatif pada produk yang terbaik
2. Dengan membeli mie instan merk Sedaap
berarti anda telah melakukan pengambilan
keputusan dilakukan secara sadar, rasional,
obyektif dan terencana.
3. Dengan membeli mie instan merk Sedaap dan
merasakannya anda akan terdorong untuk
melakukan pembelian kembali
Summarize
Case Summariesa

X1.1 X1.2 X1.3 X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3 X4.1 X4.2 X4.3 X4 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y
1 4.00 4.00 5.00 13.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 4.00 4.00 3.00 11.00 4.00 4.00 5.00 13.00
2 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
3 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
4 4.00 4.00 4.00 12.00 5.00 4.00 4.00 13.00 3.00 3.00 3.00 9.00 4.00 3.00 4.00 11.00 4.00 4.00 4.00 12.00
5 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
6 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 3.00 5.00 5.00 13.00
7 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
8 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
9 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
10 3.00 5.00 5.00 13.00 4.00 4.00 4.00 12.00 3.00 5.00 5.00 13.00 4.00 4.00 4.00 12.00 3.00 5.00 5.00 13.00
11 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
12 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
13 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
14 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
15 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
16 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
17 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
18 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
19 3.00 4.00 5.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 3.00 4.00 5.00 12.00 3.00 3.00 4.00 10.00 3.00 4.00 5.00 12.00
20 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
21 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
22 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
23 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
24 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
25 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
26 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
27 5.00 4.00 5.00 14.00 3.00 5.00 5.00 13.00 5.00 4.00 5.00 14.00 5.00 4.00 5.00 14.00 5.00 4.00 5.00 14.00
28 5.00 3.00 5.00 13.00 5.00 3.00 5.00 13.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00
29 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
30 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
31 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00
32 5.00 3.00 5.00 13.00 5.00 3.00 5.00 13.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00
33 3.00 4.00 4.00 11.00 3.00 4.00 4.00 11.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00
34 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
35 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
36 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00
37 4.00 4.00 4.00 12.00 3.00 4.00 3.00 10.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00 4.00 4.00 4.00 12.00
38 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00 3.00 3.00 3.00 9.00
39 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
40 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00 5.00 5.00 5.00 15.00
Total N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
a. Limited to first 100 cases.
Frequencies
Statistics

X1.1 X1.2 X1.3


N Valid 40 40 40
Missing 0 0 0

Frequency Table
X1.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 22 55.0 55.0 55.0
4.00 5 12.5 12.5 67.5
5.00 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

X1.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 21 52.5 52.5 52.5
4.00 8 20.0 20.0 72.5
5.00 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

X1.3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 19 47.5 47.5 47.5
4.00 5 12.5 12.5 60.0
5.00 16 40.0 40.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Frequencies
Statistics

X2.1 X2.2 X2.3


N Valid 40 40 40
Missing 0 0 0

Frequency Table
X2.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 22 55.0 55.0 55.0
4.00 4 10.0 10.0 65.0
5.00 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

X2.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 21 52.5 52.5 52.5
4.00 7 17.5 17.5 70.0
5.00 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

X2.3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 20 50.0 50.0 50.0
4.00 6 15.0 15.0 65.0
5.00 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Frequencies
Statistics

X3.1 X3.2 X3.3


N Valid 40 40 40
Missing 0 0 0

Frequency Table
X3.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 21 52.5 52.5 52.5
4.00 7 17.5 17.5 70.0
5.00 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

X3.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 19 47.5 47.5 47.5
4.00 9 22.5 22.5 70.0
5.00 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

X3.3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 19 47.5 47.5 47.5
4.00 7 17.5 17.5 65.0
5.00 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Frequencies
Statistics

X4.1 X4.2 X4.3


N Valid 40 40 40
Missing 0 0 0

Frequency Table
X4.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 19 47.5 47.5 47.5
4.00 10 25.0 25.0 72.5
5.00 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

X4.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 20 50.0 50.0 50.0
4.00 10 25.0 25.0 75.0
5.00 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

X4.3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 19 47.5 47.5 47.5
4.00 10 25.0 25.0 72.5
5.00 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Frequencies
Statistics

Y1.1 Y1.2 Y1.3


N Valid 40 40 40
Missing 0 0 0

Frequency Table
Y1.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 21 52.5 52.5 52.5
4.00 8 20.0 20.0 72.5
5.00 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Y1.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 18 45.0 45.0 45.0
4.00 10 25.0 25.0 70.0
5.00 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Y1.3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3.00 18 45.0 45.0 45.0
4.00 7 17.5 17.5 62.5
5.00 15 37.5 37.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Correlations
Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1


X1.1 Pearson Correlation 1 .761** .866** .933**
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000
N 40 40 40 40
X1.2 Pearson Correlation .761** 1 .851** .923**
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000
N 40 40 40 40
X1.3 Pearson Correlation .866** .851** 1 .965**
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000
N 40 40 40 40
X1 Pearson Correlation .933** .923** .965** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .
N 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2


X2.1 Pearson Correlation 1 .772** .913** .945**
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000
N 40 40 40 40
X2.2 Pearson Correlation .772** 1 .864** .924**
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000
N 40 40 40 40
X2.3 Pearson Correlation .913** .864** 1 .976**
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000
N 40 40 40 40
X2 Pearson Correlation .945** .924** .976** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .
N 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3


X3.1 Pearson Correlation 1 .903** .880** .954**
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000
N 40 40 40 40
X3.2 Pearson Correlation .903** 1 .970** .985**
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000
N 40 40 40 40
X3.3 Pearson Correlation .880** .970** 1 .978**
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000
N 40 40 40 40
X3 Pearson Correlation .954** .985** .978** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .
N 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Correlations

X4.1 X4.2 X4.3 X4


X4.1 Pearson Correlation 1 .966** .965** .992**
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000
N 40 40 40 40
X4.2 Pearson Correlation .966** 1 .930** .981**
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000
N 40 40 40 40
X4.3 Pearson Correlation .965** .930** 1 .980**
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000
N 40 40 40 40
X4 Pearson Correlation .992** .981** .980** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .
N 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Correlations

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y


Y1.1 Pearson Correlation 1 .836** .812** .923**
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000
N 40 40 40 40
Y1.2 Pearson Correlation .836** 1 .957** .975**
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000
N 40 40 40 40
Y1.3 Pearson Correlation .812** .957** 1 .968**
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000
N 40 40 40 40
Y Pearson Correlation .923** .975** .968** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .
N 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

1. X1.1
2. X1.2
3. X1.3

Mean Std Dev Cases

1. X1.1 3.7750 .9195 40.0


2. X1.2 3.7500 .8697 40.0
3. X1.3 3.9250 .9443 40.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 11.4500 6.6128 2.5715 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

X1.1 7.6750 3.0455 .8481 .9177


X1.2 7.7000 3.2410 .8352 .9280
X1.3 7.5250 2.8199 .9148 .8638

Reliability Coefficients

N of Cases = 40.0 N of Items = 3

Alpha = .9344
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

1. X2.1
2. X2.2
3. X2.3

Mean Std Dev Cases

1. X2.1 3.8000 .9392 40.0


2. X2.2 3.7750 .8912 40.0
3. X2.3 3.8500 .9213 40.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 11.4250 6.8147 2.6105 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

X2.1 7.6250 3.0609 .8739 .9265


X2.2 7.6500 3.3103 .8357 .9543
X2.3 7.5750 2.9686 .9442 .8707

Reliability Coefficients

N of Cases = 40.0 N of Items = 3

Alpha = .9442
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

1. X3.1
2. X3.2
3. X3.3

Mean Std Dev Cases

1. X3.1 3.7750 .8912 40.0


2. X3.2 3.8250 .8738 40.0
3. X3.3 3.8750 .9111 40.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 11.4750 6.7686 2.6017 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

X3.1 7.7000 3.1385 .8981 .9845


X3.2 7.6500 3.0538 .9664 .9362
X3.3 7.6000 2.9641 .9481 .9490

Reliability Coefficients

N of Cases = 40.0 N of Items = 3

Alpha = .9708
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

1. X4.1
2. X4.2
3. X4.3

Mean Std Dev Cases

1. X4.1 3.8000 .8533 40.0


2. X4.2 3.7500 .8397 40.0
3. X4.3 3.8000 .8533 40.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 11.3500 6.2846 2.5069 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

X4.1 7.5500 2.7667 .9827 .9639


X4.2 7.6000 2.8615 .9567 .9821
X4.3 7.5500 2.8179 .9558 .9827

Reliability Coefficients

N of Cases = 40.0 N of Items = 3

Alpha = .9841
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

1. Y1.1
2. Y1.2
3. Y1.3

Mean Std Dev Cases

1. Y1.1 3.7500 .8697 40.0


2. Y1.2 3.8500 .8638 40.0
3. Y1.3 3.9250 .9167 40.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 11.5250 6.4096 2.5317 3

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

Y1.1 7.7750 3.1019 .8328 .9771


Y1.2 7.6750 2.8917 .9435 .8956
Y1.3 7.6000 2.7590 .9228 .9108

Reliability Coefficients

N of Cases = 40.0 N of Items = 3

Alpha = .9517
Regression
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Y 11.5250 2.53172 40
X1 11.4500 2.57154 40
X2 11.4250 2.61051 40
X3 11.4750 2.60165 40
X4 11.3500 2.50691 40

Correlations

Y X1 X2 X3 X4
Pearson Correlation Y 1.000 .975 .955 .973 .980
X1 .975 1.000 .979 .952 .957
X2 .955 .979 1.000 .936 .921
X3 .973 .952 .936 1.000 .953
X4 .980 .957 .921 .953 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .000 .000 .000 .000
X1 .000 . .000 .000 .000
X2 .000 .000 . .000 .000
X3 .000 .000 .000 . .000
X4 .000 .000 .000 .000 .
N Y 40 40 40 40 40
X1 40 40 40 40 40
X2 40 40 40 40 40
X3 40 40 40 40 40
X4 40 40 40 40 40

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X4,a X2, X3,
. Enter
X1
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .992a .984 .983 .33418
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 246.066 4 61.517 550.850 .000a
Residual 3.909 35 .112
Total 249.975 39
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1
b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .102 .250 .408 .686
X1 .117 .144 .119 .810 .424
X2 .155 .108 .160 1.441 .159
X3 .266 .078 .273 3.400 .002
X4 .464 .089 .459 5.201 .000
a. Dependent Variable: Y

You might also like