You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen rantai pasokan adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan
pelayanan, pengubahan menjadi barang setangah jadi dan produk akhir, serta
pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan
pengalihdayaan (outsourcing), ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara
pemasok dengan distributor.
Manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan penyedia
transportasi, transfer uang secara kredit dan tunai, para pemasok, distributor, utang dan
piutang usaha, pergudangan dan persediaan, pemenuhan pesanan serta berbagi
informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.
Tujuannya adalah membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan
perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Persaingan bukan lagi antar
perusahaan, melainkan antar rantai pasokan. Selain itu, rantai pasokan tersebut bersifat
global.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan pengalihdayaan?
2. Bagaimana perencanaan strategis kompetensi inti?
3. Bagaimana resiko dari pengalihdayaan?
4. Apa keuntungan dan kerugian dari pengalihdayaan?
5. Apa masalah-masalh etis dari pengalihdayaan?
6. Bagaimana metologi pengalihdayaan?

1.3. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengalihdayaan
2. untuk mengetahui bagaimana perencanaan strategis kompetensi inti
3. untuk mengetahui bagaimana resiko dari pengalihdayaan

1
4. untuk mengetahui keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dari
pengalihdayaan
5. untuk mengetahui masalah-malah etis apa saja dari pengalihdayaan
6. untuk mengetahui bagaimana metologi pengalihdayaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengalihdayaan


Pengalihdayaan adalah siasat manajemen yang kreatif. Ada banyak organisasi
yang menerapkan pengalihdayaan untuk menggantikan seluruh bagian pembelian,
system informasi, pemasaran keuangan dan operasinya. Pengalihdayaan dapat di
terapkan pada semua perusahaan di dunia.karena keputusan pengalihdayan
mengandungb resiko dan mengakibatkn banyak perusahaan gagal, keputusan yang tepat
dapat berarti keberhasilan atau kegagalan dari suatau perusahaan. Karena
perkembangan tren pengalihdayaan diatas 10% setiap tahunnya, para mahasiswa dan
manajer perlu memahami masalah, konsep, contoh-contoh, filosofi, prosedur, dan
praktik dari pengalihdayaan. Tujuan lampiran ini adalah memberikan konsep dan
metologi mutakhir yang dapat membantu anda memahami dan menerapkan siasat-siasat
pengalihdayaan.
Pengalihdayaan adalah upaya memperoleh produk atau jasa yang biasanya
merupakan bagian suatu organisasi dari pemasok luar. Dengan kata lain, suatu
perusahaan mengalihkan fungsi-fungsi yang dulunya dilakukan didalam perusahaan itu
(seperti: fungsi pembukuan, pemeliharaan gedung, atau layanan telepon) agar dilakukan
oleh perusahaan lain. Apbila suatu perusahaan mempunyai dua pabrik dan
merealokasikan produksinya dari pabrik satu ke pabrik yang lain, hal ini tidak dapat
disebut pengalihdayaan. Disamping itu apabila suatu perusahaan memindahkan
sebagian proses usahanya ke negara asing –tetapi tetap memegang kendalinya kita
mendefenisikan hal ini sebagai offshoring, bukan pengalihdayaan. Perusahaan haier dari
cina belakangan ini merelokasikan pabriknya yang bernilai 40 juta dolar ke Carolina
selatan (dan menghemat banyak biaya transportasi).

2.2. Perencanaan Strategis Kompetensi Inti


Proses perencanaan strategi bermula dari pernyataan dasar misi dan penetapan
sasaran. Setelah misi dan sasarannya jelas, perencanaan strategis melakukan analisis
internal dari organisasi untuk mengenali banyak atau sedikitnya setiap kegiatan usaha
berperan dalam usaha mencapai misi organisasi.

3
Selama proses analisis tersebut, perusahaan mengenali kekuatan-kekuatannya,
yaitu hal-hal yang dapat dilakukan dengan baik atau lebih baik dari saingannya.
Keterampilan, bakat, dan kemampuan unik ini disebut kompetensi inti. Kompetensi inti
adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan. Sedangkan, kegiatan
bukan inti adalah kegiatan yang mungkin merupakan bagian besar dari keseluruhan
usaha organisasi mungkin dapat dialihkan.
Sebagai contoh, kopetensi inti sony adalah perusahaan itunmerupakan
perusahaan terbaik dalam menanggapi dan memproduksi khusus chip ini. Namun,
seperti tampak pada figur LII.I, pengalihdayaan dapat memberikan inovasi dan
fleksibilitas yang tiada hentinya pada sony. Perusahaan yang secara khusus menjadi
penyedian pengalihdayaan terkemuka mungkin mendapatkan inovasi besar dalam
bidang seperti perangkat lunak, sumber daya manusia, dan penyaluran. Itu adalah usaha
milik mereka, bukan milik sony.
Manajer mengevaluasi siasat dan kopetensi inti perusahaannya serta berpikir
tentang cara menggunakan asset yang dipercayakan kepadanya. Apakah mereka akan
menjadi perusaan relokasi (offshore) yang melakukan kerja dengan keuntungan rendah
3 sampai 4 persen, atau menjadi perusahaan inovatif yang memperoleh keuntungan 30
sampai 40 persen? Perusahaan perakit PC atau ipot di cina dan perawatan, pembukuan,
penyaluran logistic, Pengelolaan tunjangan, pemasaran, Pembuatan suku cadang, Fungsi
keuangan, Layanan pasca penjualan. Penyedia pengalihdayaan dapat memberikan hal
hal berikut kepada sony

2.3. Resiko Dari Pengalihdayaan


Pengalihdayaan tampak sangat berisiko, dan memang demikian. Barangkali,
setengah dari perjanjian pengalihdayaan gagal akibat perencanaan dan analisis yang
tidak tepat. Misalnya, hanya sedikit pohak yang mempromosikan pengalihdayaan
internasional member tahu tentang jaringan listrik yang tak menentu di negara asing
atau adanya kesulitan dengan pegawai pemerintah lokal, manajer yang tidak
berpengalaman, dan pegawai yang tidak punya motivasi. Di lain pihak, ketika manajer
menetapkan tujuan pengalihdayaan agar dapat menghemat biaya sebanyak 75% - tetapi
penghematan biaya yang diperoleh ganya 30-40% – mereka menganggap

4
pengalihdayaan sebagai suatu kegagalan padalah hal tersebut masih dapat dikatakan
berhasil.
Contoh-contoh resiko yang mungkin ada
 Identifikasi kompetensi non unggulan
 Identifikasi kegiatan non unggulan yang harus dialihdayakan
 Identifikasi dampak terhadap fasilitas,kapasitas,dan logistic yang sudah ada.
 Menentukan tujuan dan membuat garis besar ketentuan perjanjian
pengalihdayaan
 Menengenali dan memilih perusahaan penyedia alih daya
 tujuan yang ingin dicapai dan ukuran kinerja pengalihdayaan
 Memantau dan mengendalikan program pengalihdayaan yang ada sekarang
 Evaluasi peruahaan penyedia pengalih dayaan dan memberikan umpan balik
kepadanya
 Evaluasi resiko mata uang dan politik internasional
 Evaluasi keselarasan yang di perlukan untuk pengiriman dan distribusi
 Dapat di salah artikan sebagai suatau kompotensi non unggulan.
 Apabila suatu kegiatan usaha bukannlah merupakan kompetensi inti perusahaan
anda, belum tentu berarti perusahaan penyedia pengalihdayaan dapat lebih
kompeten dan efisien.
 Mungkin gagal memahami perubahan sumber daya dan bakat yang diperlukan di
dalam perusahaan.
 Tujuan yang di tetpkan terlalu tinggi sehingga pasti akan mengalami kegagalan
 Mingkin salah dalam memilih perusahaan penyedia alih daya
 Mungkin salah menafsirkan pengukuran dan tujuan,bagaimana cara
pengukurannya dan makna pengukuran itu.
 Mungkin tidak dapat mengendalikan pengembangan,jadwal,motu produk
 Mungkin pihak penyedia tidak menanggapi (penyedia mengabaikan umpan
balik.
 Mata uang negara tersebut mungkin tidak stabil, situasi politik di negara tersebut
mungkin tidak stabil, atau perbedan budaya dan bahasa dapat menghambat
keberhasilan kerjasama tersebut

5
 Mungkin tidak memahami ketepatan waktu yang diperlukan untuk mengelola
arus ke fasilitas fasilitas dan pasar pasar yang berbeda.

2.4. Keuntungan dan Kerugian Pengalihdayaan


a. Keuntungan Pengalihdayaan
1. Penghematan Biaya
2. Mendapatkan Keahlian dari Luar
3. Meningkatkan Operasi dan Layanan
4. Mengonsentrasikan diri pada Kompetensi Inti
5. Mendapatkan Teknologi dari Luar
6. Keuntungan Lain

b. Kerugian Pengalihdayaan
1. Meningkatnya Ongkos Transportasi
2. Hilangnya Kendali
3. Menciptakan Saingan Baru di Masa Mendatang
4. Dampak yang Buruk terhadap Pegawai: semangat kerja yang menurun
apabila fungsinya dialihdayakan, terutama ketika rekan kerjanya kehilangan
pekerjaan. Pegawai beranggapan bahwa mungkin selanjutnya merekalah
yang akan di PHK dan mungkin memang demikian.
5. Dampak Jangka Panjang

2.5. Masalah-Masalah Etis Dari Pengalihdayaan


Undang-undang, perjanjian perdagangan, dan praktik bisnis turut berperan
dalam terbentuknya etika praktik international yang terus berkembang dalam industry
pengaluhdayaan. Table L11.4 memberikan beberapa prinsip dalam tingkah laku yang
dapat di terima secara umum. Dalam industry elektronik, hp, dellm IBM, intel, dan dua
belas perusahaan lainnya telah membuat petunjuk perilaku industry elektronik
(electronicks industry code of conduct-EICC). Petunjuk tersebut menetapkan standar
lingukungan, larangan untuk memperkerjakan anak di bawah umur dan jam lembur
yang berlebihan, serta mengaudit penyediaan pengalidayaan agar tetap patuh pada
petunjug tersebut.

6
Hubungan dalam pengalihdayaan :
 Berusaha agar tidak menggangu budaya asli
 Berusaha agar tidak menganggu system ekologi dunia
 Berusaha menjunjung tinggi standar tenaga kerja yang universal
 Berusaha menjunjung tinggi hak asasi manusia
 Berusaha terlibat secara jangka panjang dinegara asing
 Berusaha membagikan pengetahuan dan teknologi dengan negara asing
 Jangan mengunakan pengalihdayaan yang melanggar hari besar keagamaan
(misalnya: membuat pegawai bekerja pada hari libur keagamaan)
 Jangan mengunakan pengalih dayaan untuk memindahkan polusi ke satu negara
ke negara lain.
 Jangan menggunakan pengalihdayaan untuk memanfaatkan tenaga kerja di
bawah umur yang murah yang pada akhirnya menimbulkan penganiyayaan anak.
 Jangan menerima pengalihdayan yang melanggar hak asasi manusia
 Jangan menggunakan penglihdayaan sebagai hubungan jangka pendek yang
mengurangi biaya; pandanglah sebagai kemitraan jangka panjang.
 Jangan beranggapan bahwa pesetujuan pengalihdayaan akan dapat mencegah
terbaginya teknologi, tetapi terbaginya teknologi yang tidak terelakan tesebut
harus dimanfaatkan untuk membina hubangan baik dengan perusahaan
pengalihdayaan asing.

2.6. Metologi Pengalihdayaan


a. Mengevaluasi Kriteria Majemuk dengan Pemeringkatan Faktor
 Mengukur Peringkat Faktor Risiko Internasional
Mendekatkan alih daya adalah memilih penyedia pengalihdayaan yang berada
di negara sendiri atau negara tetangga, boleh jadi merupakan siasat bagus
dalam bisnis dan pemerintahan yang tetap menginginkan kendali dan
penghematan biaya.
 Menilai Perusahaan Penyedia Pengalihdayaan

7
b. Analisis Titik Impas
Dalam situasi di mana produksi perusahaan diidentifikasi sebagai kandidat yang
mungkin untuk dialihdayakan, analisis titik impas dapat diterapkan. Pertama,
kita mendefinisikan biaya total internal sebagai:

TCin = Fin + (Vin x Xin)

dimana:
 TCin adalah biaya total dari barang yang diproduksi secara internal
 Fin adalah biaya tetap internal
 Vin adalah variabel biaya / satuan yang diproduksi secara internal
 Xin adalah jumlah total unit yang diproduksi secara internal

Dengan menggunakan pendekatan yang sama, biaya total pengalihdayaannya


adalah:

TCout = Fout + (Vout x Xout)

Pada titik impas yang ideal, Xin = Xout dan TCin = TCout. Apabila kita
menganggap Xin = Xout, kedua persamaan tersebut dapat dinyatakan kembali
sebagai berikut:

Fin + (Vin x X) = Fout + (Vout x X)

Setelah mendapatkan nilai X dengan menggunakan persamaan, kita dapat


menghitung berapa unit yang harus dialihdayakan agar dapat mencapai titik
impas dalam keseluruhan biaya dari kedua sumber yang mungkin.

X = Fin – Fout
Vout – Vin

8
Apabila X lebih kecil daripada permintaan yang diharapkan, kita akan memilih
sumber dengan biaya tak tetap yang lebih rendah dan biaya tetap yang lebih
tinggi. Apabila X lebih besar daripada permintaan yang diharapkan, maka kita
akan memilih sumber dengan biaya tetap yang lebih rendah dan biaya tak tetap
yang lebih tinggi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengalihdayaan adalah upaya memperoleh produk atau jasa yang biasanya
merupakan bagian suatu organisasi dari pemasok luar. Dengan kata lain, suatu
perusahaan mengalihkan fungsi-fungsi yang dulunya dilakukan didalam perusahaan itu
(seperti: fungsi pembukuan, pemeliharaan gedung, atau layanan telepon) agar dilakukan
oleh perusahaan lain.

3.2. Saran
Dalam hal ini perlunya kerja sama yang baik antar tiap perusahaan agar
pengalihdayaan itu sendiri berjalan dengan baik dan tidak ada pihak yang dirugikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://ekayanahidayat.blogspot.co.id/2013/11/pengalihdayaan-outsourcing-sebagai.html
http://harrytyajaya.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-outsourcing.html
https://plus.google.com/110846681245302883750/posts/7dGvE3Qn13g
http://kamusbisnis.com/artikel/pengalihdayaan/

11

You might also like