You are on page 1of 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

GAMBARAN FUNGSI GINJAL PADA ANAK DENGAN TERAPI


LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI PUSAT KANKER ANAK
ESTELLA RSUP PROF DR RD KANDOU

Kartini W. Adam
Adrian Umboh
Stefanus Gunawan

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: kartiniadam52@yahoo.co.id

Abstract: Leukemia is a neoplastic disease which is characterized with differentiation and


proliferation of hematopoietic cells. Chemotherapy is one of the main therapy for cancer until
the remission. Metabolites of chemotherapy may damage the kidney cells, ureter, and bladder
which is marked with a decrease of kidney functions. This study aimed to obtain the kidney
functions of pediatric patients with acute lymphoblastic leukemia (ALL) who got
chemotherapy. This was a retrospective-cohort study by collecting the medical records of
pediatric patients with ALL in Pediatric Cancer Center Estella of Hospital of Prof. DR. R.D
Kandou period January 2010-August 2014, and then analyzed their Glomerulus Filtration Rate
(GFR) using Mann-Whitney test on the induction phase and unpaired T-test on the
consolidation phase. There were 42 cases in this study. The result showed no significant
difference (P > 0.05) between the LFG induction and consolidation phase. Conclusion: There
was not a significant different betwen renal function of children aged 2-12 years of high risk
groups and of standard risk groups who got chemotherapy in induction phase and
consolidation phase.
Keywords: glomerulus filtration rate, acute lymphoblastic leukemia, chemotherapy

Abstrak: Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan
proliferasi sel hematopoietik. Kemoterapi merupakan pengobatan utama kanker sampai ke
tahap remisi. Metabolit obat kemoterapi dapat merusak sel-sel ginjal, ureter, dan kandung
kemih ditandai dengan penurunan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
fungsi ginjal pada anak dengan leukemia limfoblastik akut (LLA) yang menjalani kemoterapi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif, dengan cara mengumpulkan rekan
medik pasien anak dengan LLA di Pusat Kanker Anak Estella RSUP Prof. DR. R.D Kandou
periode Januari 2010-Agustus 2014, lalu menganalisis LFG dengan menggunakan Uji Mann-
whitney pada fase induksi dan Uji T tidak berpasangan pada fase konsolidasi. Terdapat 42
kasus dalam penelitian ini. Hasil penelitian memperlihatkan tidak terdapat perbedaan
bermakna (P > 0,05) antara LFG fase induksi dan konsolidasi. Simpulan: Tidak terdapat
perbedaan bermakna antara fungsi ginjal anak usia 2-12 tahun pada kelompok high risk (risiko
tinggi) dan kelompok standard risk (risiko standar) setelah menjalani kemoterapi fase induksi
dan fase konsolidasi.
Kata kunci: laju filtrasi glomerulus, leukemia limfoblastik akut, kemoterapi

Leukemia akut adalah penyakit neoplastik menyebabkan penekanan dan penggantian


yang ditandai dengan diferensiasi dan unsur sumsum tulang yang normal.1,2
proliferasi sel hematopoietik, sehingga Leukemia terjadi pada semua umur,
54
Adam, Umboh, Gunawan: Gambaran fungsi ginjal...

insidens terbesar terjadi pada usia 2-5 tahun Kesehatan Anak RSUP Prof. DR. R.D
dengan rata-rata 4-4,5 kasus/tahun/100.000 Kandou yang dilaksanakan pada bulan
anak di bawah umur 15 tahun. Beberapa Oktober sampai November 2014.
penelitian melaporkan bahwa jumlah Sampel pada penelitian ini yaitu pasien
pasien laki-laki lebih besar dari pada anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut
perempuan, dan terutama terjadi setelah yang menjalani pengobatan di Bangsal
usia pertama kehidupan. Faktor lingkungan Estella RSUP Prof. DR. R.D Kandou
dan genetik memegang peranan penting periode Januari 2010–Agustus 2014 yang
terjadinya LLA.1,3,4 memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien anak
Kemoterapi merupakan pengobatan LLA yang di rawat lima tahun terakhir,
utama kanker sampai ke tahap remisi pada telah menjalani kemoterapi fase induksi
pasien leukemia. Angka kesembuhan dan fase konsolidasi, dirawat di Pusat
leukemia dengan menggunakan kemoterapi Pengobatan Kanker Ruang Estella, telah
mencapai 80%. Kemoterapi mempunyai melakukan pemeriksaan laboratorium,
tiga fase berdasarkan kelompok risiko yaitu pemeriksaan penunjang, dan medical
fase induksi, fase konsolidasi dan fase record yang lengkap.
pemeliharaan.3,4 Pada penelitian yang Variabel terikat yaitu laju filtrasi
dilakukan oleh The Renal Insufficiency and glomerulus, sedangkan variabel bebas
Anticancer Medication Study menunjukkan dalam penelitian yaitu risiko tinggi LLA
insufisiensi ginjal sering ditemukan pada dan risiko standard LLA. Risiko tinggi
pasien terapi kanker, sehingga penyesuaian yaitu pasien yang berusia <1 atau >10
dosis obat seringkali diperlukan.3-6 Ginjal tahun, jumlah leukosit >50.000/uL atau
berfungsi mengeluarkan metabolit obat terjadi penyebaran sel leukemia ke
kemoterapi dari dalam tubuh, metabolit mediastinum, cairan otak atau testis.
obat kemoterapi tersebut dapat merusak Kemudian risiko standard LLA yaitu yang
sel–sel ginjal, ureter, dan kandung kemih.6 tidak terdapat salah satu tanda yang ada
Potensi kerusakan ginjal berbeda–beda pada risiko tinggi LLA. Penilaian fungsi
sesuai dengan jenis obat kemoterapi yang ginjal didasarkan pada kemampuan
digunakan. Kerusakan ginjal akibat ekskresi ginjal yang dinyatakan menurut
penggunaan obat kemoterapi dapat bersifat kriteria pRIFLE yaitu stadium risk LFG
ringan sampai berat, bahkan dapat menurun sampai 25% dari normal, stadium
menyebabkan gagal ginjal. Oleh sebab itu, injury LFG menurun sampai 50%, dan
diperlukan pemeriksaan fungsi ginjal stadium failure LFG menurun sampai 75%.
sebelum kemoterapi dan selama proses
kemoterapi berlangsung untuk memastikan HASIL PENELITIAN
tidak terdapat penyakit ginjal sebelumnya Deskripsi karakteristik sampel
dan melihat pengaruh obat kemoterapi pada penelitian berdasarkan usia dapat dilihat
ginjal anak. 6,7 pada Tabel 1.
Berdasarkan latar belakang tersebut
maka peneliti ingin mengidentifikasi fungsi
ginjal pada anak leukemia limfoblastik akut Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
sampel berdasarkan usia
yang menjalani kemoterapi di Pusat Kanker
Anak Estella RSUP Prof. DR. R.D Kandou Usia Frekuensi Persentase (%)
dengan menghitung LFG.
< 2 Tahun 2 4,8
METODE PENELITIAN 2-12 Tahun 36 85,7
Jenis penelitian yang digunakan adalah
kohort retrospektif, dengan menganalisis 13-21 Tahun 4 9,5
LFG. Data diambil dari rekam medis pasien Total 42 100,0
anak dengan LLA di Pusat Pengobatan
Kanker Ruang Estella Bagian Ilmu
55
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

Tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok Terlihat nilai p pada fase induksi sebesar
terbanyak terdapat pada usia 2–12 tahun 0,672 dan nilai p pada fase konsolidasi
yaitu sebanyak 85,7% diikuti usia 13–21 yaitu 0,460. Hal ini menunjukkan bahwa
tahun sebanyak 9,5% dan terendah pada p>0,05.
usia < 2 tahun sebanyak 4,8%.
Tabel 5. Perbedaan LFG pada fase induksi dan
Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik fase konsolidasi
sampel berdasarkan jenis kelamin Selisih p-value
Fase Kemoterapi
Persentase rata-rata (nilai p)
Jenis kelamin Frekuensi Fase Induksi –
(%) -3,1056 0,660*
Fase Konsolidasi
Laki-laki 21 50,0
Perempuan 21 50,0 Terjadi peningkatan laju filtrasi
Total 42 100,0 glomerulus yaitu sebanyak 3,1056
ml/mnt/1,73m2. Namun peningkatan ini
tidak bermakna karena nilai p pada hasil uji
Tabel 2 menunjukkan bahwa sampel
Wilcoxon didapatkan yaitu 0,660. Hal ini
dengan jenis kelamin laki-laki jumlahnya menunjukkan bahwa p>0,05.
sama dengan jumlah sampel berjenis
kelamin perempuan dengan persentase laki- Tabel 6. Hubungan risiko LLA dengan
laki 50,0% dan perempuan 50,0%. stadium Acute Kidney Injury
Stadium
Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik Acut Kidney Injury Nilai p
sampel berdasarkan risiko LLA Normal Risk Injury
Persentase Induksi
Risiko LLA Frekuensi
(%) SR LLA 15 1 1
HR LLA 22 3 0 1,000
Standard risk 17 40,5
Total 37 4 1
High risk 25 59,5 Konsolidasi
SR LLA 14 3 0
Total 42 100,0
HR LLA 24 0 1 0,992
Total 38 3 1
Tabel 3 menunjukkan bahwa sampel
dengan high risk LLA lebih banyak Dengan menggunakan metode Uji
daripada standard risk LLA. Persentase Kolmogorov Smirnov Z didapatkan niai p
high risk LLA yaitu 59,5% dan standard pada fase induksi yaitu 1,000 dan fase
risk LLA yaitu 40,5%. konsolidasi yaitu 0,992. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai p > 0,05.
Tabel 4. Perbandingan LFG pada high risk
LLA dan standard risk LLA BAHASAN
Mean Median Pada penelitian yang dilakukan terlihat
Fase SD Nilai p
LFG LFG bahwa anak dengan LLA terbanyak pada
kelompok usia 2-12 tahun yaitu sebanyak
Induksi 36 kasus (85,7%) dan terendah pada
SR LLA 198,5 170,5 77,9 0,672*
kelompok usia kurang dari 2 tahun, yaitu
HR LLA 179,9 173,2 67,3
hanya sebanyak 2 kasus (4,8%).
Konsolidasi Kriteria usia pada penderita LLA dapat
SR LLA 199,5 201,7 67,4 0,460** dikaitkan dengan prognosis dari penyakit
HR LLA 184,4 176,0 62,0 LLA itu sendiri. Anak-anak penderita LLA
yang berusia antara 2 tahun sampai 9 tahun
*berdasarkan hasil uji Mann-whitney (standard risk) mempunyai prognosis yang
** berdasarkan hasil uji T tidak berpasangan lebih baik dibandingkan dengan anak yang
56
Adam, Umboh, Gunawan: Gambaran fungsi ginjal...

berusia kurang dari 1 tahun atau lebih dari hubungan yang bermakna (p>0,05) antara
10 tahun yang menderita LLA (high risk).8 risiko LLA (high risk dan standard risk)
Dari hasil penelitian berdasarkan jenis dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) pada
kelamin, jumlah sampel laki-laki sama fase induksi dan fase konsolidasi. Hasil ini
dengan jumlah sampel perempuan yaitu berarti bahwa tinggi atau rendahnya laju
masing-masing berjumlah 21 kasus filtrasi glomerulus pada fase induksi dan
(50,0%). Hasil ini berbeda dengan konsolidasi tidak dipengaruhi oleh risiko
penelitian yang dilakukan oleh Meidiana di LLA.
RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Selain mengetahui perbandingan LFG
memperlihatkan bahwa jumlah pasien laki- antara high risk LLA dan standard risk
laki lebih banyak daripada pasien LLA, peneliti melakukan analisis selisih
perempuan, yaitu sebesar 65 dan 61 kasus rata-rata LFG untuk fase induksi terhadap
LLA.5 Penelitian yang dilakukan oleh fase konsolidasi dan didapatkan bahwa
Widiaskara dkk juga memdapatkan hasil adanya peningkatan LFG yaitu sebanyak
yang sama, yaitu jumlah sampel anak laki- 3,1056 ml/mnt/1,73m2. Namun
laki penderita LLA lebih banyak daripada peningkatan LFG pada fase induksi ke fase
sampel anak perempuan penderita LLA.3,5 konsolidasi yang terjadi tidak ada
Karakteristik sampel yang juga diteliti perbedaan secara bermakna, sebab setelah
yaitu berdasarkan risiko LLA, dari hasil dilakukan uji Wilcoxon untuk mengetahui
penelitian didapatkan bahwa sampel perbedaan LFG antara fase induksi dan fase
dengan high risk LLA lebih banyak konsolidasi, didapatkan bahwa nilai p yaitu
ditemukan daripada standard risk LLA, 0,660. Hal ini berarti tidak ada perubahan
dengan hasil 17 kasus (40,5%) pada yang bermakna pada laju filtasi glomerulus
standard risk dan 25 kasus (59,5%) pada ketika berada di fase induksi maupun di
high risk. Berbeda dengan penelitian yang fase konsolidasi.
dilakukan oleh Yetty bahwa jumlah sampel Pada penelitian ini, peneliti juga
dengan standard risk lebih banyak daripada melakukan analisis hubungan risiko LLA
sampel high risk yaitu 71 dan 48 kasus. dengan stadium acute kidney injury. Hasil
Standard risk dan high risk merupakan analisis menunjukkan bahwa tidak ada
gambaran dari prognosis LLA. Standard hubungan yang bermakna (p>0,05) antara
risk LLA memberikan prognosis yang standard risk dan high risk dengan stadium
lebih baik dibandingkan dengan high risk Acute Kidney Injury. Ini berarti tingkatan
LLA. Adapun faktor-faktor yang dapat dari stadium Acute Kidney Injury tidak bisa
membedakan keduanya, yaitu usia diprediksi atau ditentukan hanya dengan
penderita, jumlah leukosit awal, ada atau mengacu pada risiko LLA yang dialami
tidaknya penyakit pada sistem saraf pusat oleh pasien, baik risiko tinggi LLA (high
saat didiagnosis, dan respon terhadap terapi risk) maupun risiko standar LLA (standard
yang diberikan.8,9 Faktor utama yang risk).
berperan dalam memperburuk penyakit Kemoterapi merupakan pengobatan
LLA adalah jumlah leukosit yang tinggi utama untuk pasien LLA, namun
dalam darah, yaitu lebih dari 50.000/mm3.5 kemoterapi dapat mempengaruhi sel dan
Kejadian morbiditas dan mortalitas lebih organ normal tubuh. Efek samping
tinggi pada pasien dengan leukosit > kemoterapi dibagi menjadi early side effect
50.000/ul yang terjadi pada fase induksi contohnya neutropenia dan stomatitis, serta
kemoterapi, dan umumnya disebabkan delayed side effect.10,11 Metotreksat adalah
karena sepsis dan perdarahan hebat.8 obat anti-metabolit yang banyak digunakan
Hasil analisis perbandingan LFG pada dalam kemoterapi, efek samping yang
high risk dan standard risk LLA, melalui dapat timbul akibat obat ini terutama
perhitungan LFG menggunakan rumus apabila digunakan dalam dosis yang tinggi
Schwartz dengan mengambil nilai kadar yaitu kerusakan mukosa ginjal, depresi
kreatinin, menunjukkan bahwa tidak ada sumsum tulang, sampai dengan terjadinya
57
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

acute kidney injury. Selain metotreksat, menimbulkan azotemia dan gangguan


vinkristin juga dapat mempengaruhi sistem homeostasis cairan tubuh.9
saraf berupa hilangnya refleks tendon
achilles, konstipasi, nyeri abdominal, dan SIMPULAN
gangguan fungsi hati.11,12 Berdasarkan hasil penelitian yang
Sitarabin juga dapat menyebabkan efek dilakukan di Pusat Pengobatan Kanker
samping berupa leukopenia, trombo- Bangsal Estella RSUP Prof. DR. R.D
sitopenia, dan gangguan fungsi hati. Oleh Kandou Manado, mengenai gambaran
karena itu baik sebelum dilakukan fungsi ginjal pada anak dengan terapi
kemoterapi, selama kemoterapi, dan leukemia limfoblastik akut, dapat
sesudah kemoterapi dapat diberikan terapi disimpulkan bahwa fungsi ginjal anak usia
suportif pada pasien LLA yaitu hidrasi 2-12 tahun pada kelompok high risk (risiko
cairan baik secara oral atau infus 2 - 3 tinggi) dan kelompok standard risk (risiko
L/m2/hari dan pemberian obat anti-emetik standar) setelah menjalani kemoterapi fase
untuk mengurangi efek obat. Selain itu induksi dan fase konsolidasi tidak ada
dapat diberikan juga asam folat seperti perbedaan yang signifikan.
leucovorin untuk mengurangi efek samping
obat khususnya untuk metotreksat.11,12 SARAN
Komplikasi ginjal yang terjadi pada Berdasarkan hasil penelitian, penulis
pasien LLA sering dihubungkan dengan menyarankan agar berhati-hati dalam
beberapa faktor, yaitu infiltrasi sel memberikan dosis obat kemoterapi kepada
leukemia ke dalam sel ginjal dan juga pasien anak. Selain itu, perlu juga
karena pengaruh dari pengobatan terhadap dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal
sel kanker itu sendiri. Komplikasi terhadap sebelum kemoterapi, selama kemoterapi,
ginjal tersebut tidak jarang terjadi dan dan sesudah kemoterapi pada fase induksi
kebanyakan terjadi pada fase induksi, serta dan konsolidasi untuk anak kanker.
bisa bertahan sampai beberapa tahun atau
bahkan mungkin bisa menjadi permanen. UCAPAN TERIMA KASIH
Komplikasi yang sering terjadi ialah Ucapan terima kasih disampaikan
pembesaran ginjal yang disebabkan oleh kepada Prof. Dr. dr. Max Mantik, SpA(K)
infiltrasi sel leukemia ke dalam sel ginjal. dan Dr. dr. Suryadi Tatura SpA(K) selaku
Selain pembesaran ginjal, acute kidney dosen penguji skripsi. Juga kepada semua
injury (gagal ginjal akut) juga merupakan pihak baik yang secara langsung maupun
salah satu komplikasi ginjal yang berat tidak langsung telah menambahkan ide dan
akibat penyakit LLA, walaupun masih gagasan bagi penulis sehingga dapat
jarang terjadi.7,12 menyelesaikan artikel ini.
Pada penelitian didapatkan hal yang
sama bahwa kejadian acute kidney injury DAFTAR PUSTAKA
pada pasien LLA di RSUP Prof. Kandou 1. Price SA, Wilson LM. Patofiologi. volume
1, edisi ke-6. Jakarta; penerbit Buku
Manado jarang didapatkan. Hal tersebut
Kedokteran EGC, 2006.
mungkin disebabkan oleh prosedur 2. Pinontoan E, Mantik M, Rampengan N.
kemoterapi dan pemberian terapi suportif Pengaruh kemoterapi terhadap profil
yang telah dilaksanakan dengan baik hematologi pada penderita leukemia
sehingga efek samping pada ginjal jarang limfoblastik akut. Sari pediatric.
terjadi. Pada acute kidney injury terjadi 3. Widiaskara M, Bambang P, Mia R.
penurunan laju filtrasi glomerulus dan Luaran pengobatan fase induksi pasien
fungsi tubulus secara tiba-tiba, sehingga leukemia limfoblastik akut pada anak
menyebabkan gangguan pengeluaran di RSU Dr. Soetomo. Sari pediatik.
produk sisa metabolisme seperti kreatinin, 2010;12:1-7.
urea, dan fosfat, akibatnya dapat 4. Wahab S, Behrman R, Kliegman R,
Arvin A, editor. Nelson Ilmu kesehatan
58
Adam, Umboh, Gunawan: Gambaran fungsi ginjal...

anak. Ed 15. Jakarta; penerbit Buku metoreksat 1 gram. Sari pediatric.


Kedokteran EGC, 2012. 2007;9:1-7.
5. Bangun M. Analisa faktor kejadian relaps 9. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH.
pada anak dengan leukemia di RSUP Kapita Selekta Hematologi. Ed 4.
DR. Cipto Mangunkusumo [tesis]. Jakarta; penerbit Buku Kedokteran
Jakarta: Universitas Indonesia; 2012. EGC, 2012.
6. Lukman A. Pemberian kemoterapi pada 10. Windiastuti E, Mulawi C. Gangguan
gagal ginjal. FK-USU Medan.2012:1- metabolik pada leukemia limfobastik
22. akut dengan hiperleukositosis. Sari
7. Canadian Cancer Society. Kidney damage pediatri. 2002;4:31-5.
and chemotherapy. 2014 [diakses : 11. Yulia T. Gambaran tingkat pengetahuan
2014 November 10] Available pasien tentang pengobatan kemoterapi
from://http:// Kidney damage and di rumah sakit kanker dharmais
chemotherapy - Canadian Cancer [Skripsi]. Depok: Universitas
Society.html Indonesia;2012.
8. Ariawati K, Windiastuti E, Gatot D. 12. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi.
Toksisitas kemoterapi leukemia Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5.
limfoblastik akut pada fase induksi dan Jakarta; Fakultas Kedokteran
profilaksis susunan saraf pusat dengan Universitas Indonesia, 2011.

59

You might also like