You are on page 1of 5

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

LUKA BAKAR

A. Definisi
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber api, air panas, bahan kimia, listrik, radiasi. (Smeltzer,suzanna, 2002)
B. Klasifikasi
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan, luka
bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan luka, yakni :
1. Berdasarkan penyebab
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat I
- Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis.
- Kulit kering, hiperemi berupa eritema.
- Tidak dijumpai bulae.
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari.
b. Luka bakar derajat II
- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
- Dijumpai bulae.
- Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
- Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas
kulit normal.

1
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Derajat II dangkal (superficial)
- Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh.
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
2. Derajat II dalam (deep)
- Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea sebagian besar masih utuh.
- Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
c. Luka bakar derajat III
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi 3 kategori, yaitu :
a. Luka bakar mayor
b. Luka bakar moderat
c. Luka bakar minor
4. Ukuran luas luka bakar
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
1. Rule of nine
- Kepala dan leher : 9%
- Dada depan dan belakang : 18%
- Abdomen depan dan belakang : 18%
- Tangan kanan dan kiri : 18%
- Paha kanan dan kiri : 18%
- Kaki kanan dan kiri : 18%
- Genital : 1%

2
2. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram
Lund dan Browder sebagai berikut :
Lokasi Usia (Tahun)
0-1 1-4 5-9 10-15 Dewasa
Kepala 19 17 13 10 7
Leher 2 2 2 2 2
Dada & perut 13 13 13 13 13
Punggung 13 13 13 13 13
Pantat kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Pantat kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Kelamin 1 1 1 1 1
Lengan atas kanan 4 4 4 4 4
Lengan atas kiri 4 4 4 4 4
Lengan bawah kanan 3 3 3 3 3
Lengan bawah kiri 3 3 3 3 3
Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha kanan 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Paha kiri 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Tungkai bawah kanan 5 5 5,5 6 7
Tungkai bawah kiri 5 5 5,5 6 7
Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

C. Etiologi
Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh melalui konduksi
radiasi elektromagnetik.
Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
1. Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas karena
adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat
sistemik.
2. Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan
jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi,
sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energi.
3
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.
Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut
hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
D. Manifestasi Klinis
Penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan, luka bakar diklasifikasikan
berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan luka
- Luka bakar derajat 1 : merah dan kering, mungkin terdapat bula, memucat dengan
tekanan, sedikit atau tidak ada edema, kesemutan, supersensitivitas, nyeri yang
hilang dengan pendingin.
- Luka bakar derajat 2 : luka yang nyeri, merah atau pucat, berbecak, bulla, edema,
cairan eksudat, folikel rambut intak, kepucatan dengan tekanan, sensitive
terhadap udara dingin.
- Luka bakar derajat 3 : eskar putih pucat, merah cherry, cokelat atau hitam, kulit
terbuka dengan lemak yang terlihat, edema, tidak memucat dengan tekanan, tidak
nyeri, folikel rambut, dan kelenjar keringat rusak.
- Luka bakar derajat 4 : eskar yang keras dan menyerupai kulit, tidak ada sensasi,
tulang terbakar.
Pemberian cairan Intravena (Morton, 2012)
Cara menghitung kebutuhan cairan:
Cara Evans :
1) Luas luka dalam % X BB (kg) menjadi ml NaCL/24 jam.
2) Luas luka dalam % X BB (kg) ml plasma/24 jam 3) sebagai pengganti cairan
yang hilang akibat penguapan, diberikan 2.000 cc glukosa 5%/24 jam. Jumlah
cairan (1+2+3) separuhnya diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya
Cara Baxter :
% X BB X 4 ml
Jumlah cairan separuhnya diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Hari pertama terutama diberikan elektrolit, yaitu
larutan ringer-laktat karena terjadi deficit ion NA.

4
E. PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi, akibatnya akan
merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah besar dan akibat
kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma sel darah, protein dan
albumin, mengalami gangguan fisiologi. Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang
massif, terganggunya cairan didalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga
merusak pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah sehingga
beberapa jam setelah terjadi reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang sistemik,
maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka pada luka bakar juga
dapat terjadi syok hipovolemik (burn syok).s

You might also like