You are on page 1of 4

Misrepresentation. Ini tipu menipu jenis lain yang biasa kita saksikan di jalan tol.

Banyak
spanduk di sepanjang jalan tol di Jakarta dengan tulisan “Derek Gratis Sampai Pintu Tol
Terdekat”. Jasa Marga kita memang sakti meramalkan bahwa mobil mogok akan
kembali normal setelah diderek ke pintu tol terdekat. Tentu saja mobil mogok harus
diderek ke bengkel bukan hanya sampai pintu tol. Dengan ringan mereka akan berkata,
“masalah tarif derek dari pintu tol ke bengkel silakan bernegosiasi dengan pengemudi
derek”. Lho? Kadang saya tidak habis pikir mind set para pejabat negeri ini yang
membuat aturan lucu2. Padahal gampang solusinya, pasang saja skema tarif menurut
jarak sampai dengan bengkel terdekat dan umumkan secara terbuka daripada banyak
pengguna jalan tol yang berdebat kusir karena tiba2 ditagih jasa derek yang gila2an.

Syarat & Ketentuan Berlaku. Coba perhatikan iklan di berbagai media, selalu saja ada
kalimat kecil ini yang hampir tidak terbaca dan itu memang disengaja. Apakah anda tahu
yang syarat dan ketentuannya? Tidak satupun orang yang tahu karena sama sekali tidak
disebutkan dalam iklan terebut. Misalnya, sebuak iklan properti berbunyi ” Apartemen
mewah seharga 300 juta sudah bisa anda miliki di Kebayon Baru”. Jangan keburu
bernafsu dengan iklan seperti ini dan ingat adagium saya di atas. Biasanya itu baru uang
muka atau down payment dan anda harus mencicil lagi sekian ratus juta rupiah. Saya
yang keburu nafsu langsung kecewa setelah diberi penjelasan oleh sales nya yang terus
merayu saya untuk segera bertransaksi. Boro2 mampu menambah lagi uang sekian ratus
juta, dp-nya pun mau berhutang. Ini jenis iklan yang membuat false hope konsumen.

False Ad. Misalnya iklan Shampo atau krim pemutih kulit. “Pakailah shampo ini selama 6
hari dan rambut anda akan hitam berkilau”. Istri saya terpengaruh dan membeli
produknya, tapi sampai sekarang rambutnya masih saja tidak ada perubahan. Anak saya
yang masih di SD kelas satu langsung memvonis bahwa iklan itu telah menipu. Ia benar.
Kalau terjadi di Amerika produsennya bisa dituntut dengan klausul false advertising.

Misleading. Banyak terjadi pada produk kesehatan dengan menggunakan pemeran


entah dokter beneran atau aktor yang dikasih jas putih. Iklan jenis ini menggiring
persepsi konsumen bahwa produk yang dipromosikan aman dipakai karena dokter di
iklan pun menkonsumsinya. Bayangkan yang diiklankan adalah obat2an yang apabila
dipakai dalam jangka panjang akan menimbulkan komplikasi liver, seperti iklan obat
sakit kepala.

Barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar atau dikembalikan. Dulu pernah ada kasus
yang sampai di pengadilan dan dimenangkan oleh hakim karena produsen membuat
perjanjian sepihak yang merugikan konsumen. Sebagai konsumen, anda berhak
mendapatkan barang yang bagus dan mengembalikannya kalau tidak suka. Masih jarang
produsen seperti salah satu hyper market di Jakarta yang punya kebijakan
pengembalian barang kalau konsumen melakukan pembatalan pembelian selama bon
pembelian dan waktunya tidak melebihi ketentuan yang disyaratkan. Ini langkah berani
dan patut diberikan apresiasi sebagai upaya memberikan layanan prima kepada
konsumen.
Hak Konsumen adalah:
 hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
 hak untuk memilih barang
dan/atau jasa serta
mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan
nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan;
 hak atas informasi yang benar,
jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
 hak untuk didengan pendapat
dan keluhannya atas barang
dan/atau jasa yang digunakan;
 hak untuk mendapatkan
advokasi, perlindungan, dan
upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen
secara patut;
 hak untuk mendapat
pembinaan dan pendidikan
konsumen;
 hak untuk diperlakukan atau
dilayani secara benar dan jujur
serta tidak diskriminatif;
 hak untuk mendapatkan
kompensasi, ganti rugi
dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang
diterima tidak sesuai dengan
perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
 hak-hak yang diatur dalam
ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya.

You might also like