Professional Documents
Culture Documents
2|Hope
Hope
Copyright© Pujangga Tasikmalaya, 2018
Penulis:
Pipin Pirmansyah, Muhammad Idsan, Tista
Apryandani, dkk.
Penyelenggara:
Pujangga Tasikmalaya
PJ Event:
Salbiyah AT
Layout:
Lily Rosella
Desain Cover:
Lily Rosella
3|Hope
Daftar Isi
Juara
1. Pipin Pirmansyah
2. Muhammad Idsan
3. Tista Apryandani
Penulis Terpilih
4. Davit Kuntoro
5. Senja Larasati
6. Feti Nur Laily
7. Ananda Aprilia
8. Teguh S
9. Muh. Ichwan Aprilian
10. Atikah Nur Hidayati
11. Ina Widyaningsih
12. Firdan Fadlan Sidik
13. Ardhi Dwi Pranata
14. Sugeng Santoso
15. Seni Sumiati
16. Rizqi Amalia
17. Muhammad Erik Nurhidayat
18. Intan Nuraini
4|Hope
19. Risma R
20. Nurul Azizah
21. Muh. Ilham Ismail
22. Irzal Amin
23. Ani Nuryani
24. Umayati Khasanah
25. Rostan Yuniardi
26. Nurfaidah
27. Novy Dwy Safika
28. Nevia Ika Utami
29. Asyifa Nurul Qolbiah
30. Muhammad Rizik Fajri Tsani
31. Puspita Idola Pirsouw
32. Nur Aviva
33. Muthia Ipmasyari
34. Lukman Hakim
35. Lilis Nur Hafsoh
36. Kiki Alifah
37. Jayalin Ali
38. Inez Syawalytrie Favourita
39. Hilda Rahmawati
40. Diana Sari
5|Hope
Pipin Pirmansyah
Harapan Si Miskin
Tista Apryandani
Tak ada insan menemani tunggu aku mati baru kau hadir
Sesungguhnya,
Aku Perempuan, tetap syahdu menaruh harapan
Tentunya–dalam segelas teh melati
19 | H o p e
Mekarlah Bunga
Feti Nur Laily
Pukul 00:00
Ananda Aprilia
RaeGa,
Kulihat langit pernah begitu lapang dikepung luka-luka yang
menganga
Bait-bait metafora berserakan di marka jalan, stagnan
menyaksikan kita bersawala
_dan tertawa
Matamu terungku yang rebah di ingatanku; tak pelak riuh
berseru
bahwa pada dinginnya kota dan katamu
_aku dikepung rindu
Secarik Legalisasi
Atikah Nur Hidayati
Pupuk Kehidupan
Seni S.
Benih Tekad
Rizqi Amalia
Debur ilusi
Genggam desir kalutkan mimpi
Sekelumit resah basuhi sekujur tabah
Timang gundah di ayunan lelah
Tentang kau, aku dan kita yang masih saja tak menemukan
tempat mengikrarkan jejak merpati yang tak lelah mengukur-
ukur matahari
Bila tiba di stasiun terakhir, dengan mudah kita saling
menggenggam bara untuk dilabuhkan pada kezaliman bulan
yang memanjangkan diri
Aku, kekasihmu yang abadi dalam memoar yang tak pernah
kau catat di lembar rindumu yang sarat
Kau, adalah lembar yang kukirim dari tapal perjjanjian kita,
nun jauh dari lembahlembah yang lengang
Dimana kita pernah tersesat dalam mencari rindu yang salah
alamat kau kirim
Dan aku melapuk dalam hujan yang memberi tanda dengan
rintiknya yang perih di sepanjang jalan kenang kau dalam
kenangan
Aku menunggu kereta lewat dengan harapan kau ada di salah
satu gerbonggerbong sepi
51 | H o p e
Labbaikallahumma Labbaik,
52 | H o p e
Kamuflase Fatamorgana
Umayati Khasanah
Celengan Mimpi
Rostan Yuniardi
Keraguan Cinta
Nurfaidah
Jejak Hijrahku
Nevia Ika Utami
Harapan
Muhammad Rizik Fajri Tsani
Puzzel Harapan
Nur Aviva
Rona Delusi
Muthia Ipmasyari
Pancing
Lukman Hakim
Lingkar Karya
Lilis Nur Hafsoh
Meluncurkan Harapan
Kiki Alifah
Sepenggal Asa
Inez Syawalytrie Favourita
Anak Jalanan
Diana Sari
Asa Terselubung
Cici Elawati
Asa yang kau letakan di atas senja, lantas kau biarkan malam
mengamit segala cita
Bukan malang merenggut segala harapan hanya urung tak jua
menghilang
Bukankah ini adalah rencana, atau kau berprasangka luka ?
Akan sebuah kepastian dalam ketidakpastian
Tapi kenapa kau masih menafsirkan makna ?
Duhai ...
Jangan berkhianat pada maklumat
Karena semua atas tulis tangan-Nya
Dibalik tirai yang masih membungkus mimpimu
Harapanmu ...
Ada waktu yang harus kau tunggu.
Membenahi Hati
Lusiane Benyamin
Selembar Sajak
Zeyla Adillati
Menanti Kembali
Ujang Ramlan Sopyian
Harapan hitam
Syifa Susilawati
Maka
Meruyaklah paling luka di penghujung harapan
Menitis pedih, menuai miris
Kutampung merahnya darah
Di gaun hatimu yang putih jernih
Ahh
Kucoba menjahit sebuah hati
Tali sangkutannya pun sudah rapuh
Menanti jatuh bila disentuh
Hanya angan rawan
Dalam buaian kasih tak berkesudahan
Harapan ...
Begitu banyak luka terserak
Berceceran di jalan setapak yang kita injak
Bahagia pupus di padang tandus
Waktupun berlalu
99 | H o p e
Sebongkah Penyesalan
Latifah Ayu Kusuma
Pembuktian Doa
Eli Widayati
Sudahlah.
Lepaskan semua
Ada mimpi, ada rasa, dan ada bahagia
Dibalik semua musibah
Pun sebaliknya
Kita masih punya Tuhan untuk segala-gala
Kita masih punya iman untuk segala duka
Dan tentu saja kita masih punya asa dalam sebuah doa untuk
segala dunia
109 | H o p e
Pupus
Winda Khoirin Nissa
Kau tahu,
Sesal menggila dalam dadaku
Mencaci diri karena terlambat berlari
Mati-matian ku kejar materi
Nyatanya tak berarti apa-apa saat ini
Persimpangan Jalan
Salma Sania
Terbang
Nita Pujiasih
Lihatlah
Rasakan peluhmu
Kembangkan dadamu
Guncangkan jiwamu
Tebaslah semua aral yang yang melintang
Tak perlu banyak cakap
Dan lihatlah dunia
114 | H o p e
Ingin
Esti Ade Saputri
Mendung
Bersama gelap datang
Menyelinap dibalik pohon cemara.
Pagi ini, masih sama seperti hari lainnya
Aku suka pagi, aku suka berjalan menggapai mimpi.
Mimpi ku yang menggantung dilangit biru. Melalui sungai
aku
Berjalan melawan arus, aku yakin mimpi ku disana sedang
tersenyum
Menunggu ku. Sepatu ini sudah kusam dimakan usia,
dimakan jalanan, dimakan
Tajamnya kerikil perjuangan. Ibu bapak ku yang menanti toga
itu berdiri
Diatas kepala ku, membakar semangat didalam hati ku yang
bertahata.
Butir-butir tasbih dan nyanyian dzikir senantiasa selalu
Membasahi bibir mereka, rasanya harapan mereka
Terhadap ku begitu besar, terhadap
116 | H o p e
Harapan Ilalang
Elisa Maharani
Aku ilalang
Terbelenggu ilusi musim kemarau, bagai mati tapi bernyawa
Ingin berlari akar menjerat bumi, simpul dilepas malah
terperangkap
Kalut, bergelut angan dalam pikir, di antara tunggul yang
bercerita
Aku ilalang
Mengering dan terombang-ambing
Tatkala menengadah langit, terucap syukur pada-Nya
Tak henti, sampai habis tubuhku, rapuh termakan tanah
Aku ilalang
Telah berkecai diri ini dari rumpun yang kutempati
Kau tebas, kau hancurkan bentuk rupaku, berkeping-keping
Tidakkah kau lihat? Riuh angin menderu hujan, semesta
menangis
118 | H o p e
Secercah Asa
Rena Fitriani
Tuhan
Engkau kah yang menitip lentera itu?
Pada serpihan malam, mengapa?
Tuhan, sapu lah bekas luka darah debu itu
Aku tak ingin melihat tangisan sendu
Januari kali ini masih sama perihal hujan yang tak henti
menjatuhkan butir- butir basahnya
Masih dengan dinginnya angin usainya kisah dan sendiri sepi
tanpa ampun
Setitik Inginku
Eka Lestari Nurcahyani
Aku ...
134 | H o p e
Aku ...
Mengharap sebuah surga dalam akhirat
Tempat semua bidadari
Yang mengalir telaga kautsar didalamnya
135 | H o p e
Terjaga Menggapainya
Utari Faradina Suhud
Menggapai Angan
Kesya Kristina Natalia
Melukis Fajar
Ana Nur Wahyuni
Bingkisan Hati
Aghnaita
Mungkinkah,
Jika mengharap penuh, seraya sesekali merayu
Tuhan kita akan mengganti takdir insan?
Haruskah kita menerjang skenario Tuhan demi itu,
Lalu menulis yang pantas untuk kita dapatkan?
Memang itulah,
Secuil harapan kecil dalam palung nuraniku
Senoktah jingga yang menemani setiap do’aku
Seakan kau hadir dalam sisi paling gelap jiwaku
Menghias sudut bibirku dengan sesimpul senyuman
Menyapaku dalam diam seakan hati yang berkencan
Walau mata tak saling memandang, namun
Dalam setiap sujud selalu namamu yang bergema
Sayup melantun penuh harap dan cita
Agar kelak kita dapat bersama
Senja di kaki Desember,
148 | H o p e
Mengejar Hadirmu
Nuraisyah
Bintang Bersinar
Nur Vitasari Ningsih
Lepas
Muhammad Setyawan Wirapraja
Harapan sendu
Mira Yulia Putry
Ekspektasi
Ares
Kisah Senja
Rahmadsyah
Lembaran Baru
Haifa Humairah
Diary Sendu
Imam Solikin DL
Lentera Harapan
Livia Ervita
SETITIK ASA
Anju Eranti
Merekah
Retno Palupi Miftahul Aniyah
Hai pemenang!
Nanti terlalu jauh dari sekarang; esok terlalu jauh dari
kemarin
Kapan lagi pijakan nyaring di gendang telinga
Tidak sampai mata terpatung
Semoga Bertemu
Nurul Istiawati
Tuhan…
Sampai kapan perjuangan ini berakhir
Sampai kapan rasa sakit ini mampu ku tahan
Harus berapa milliliter lagi racun itu mengalir dalam darahku
Menghancurkan sel lain dalam tubuhku yang mulai rapuh
Tuhan …
Adakah keajaiban yang tersisa untukku
Ketika suatu saat aku tak lagi mampu bertahan
Tuhan…
Terima kasih telah kau beri banyak cinta untukku
179 | H o p e
Bangkit
Maftuhan
Harapanku
Lia Amalia
Anakku
Bukan kalian pengembara yang lugu
Ada hal lain yang mendasari perangai hati
Sebabkan luka nan perih
Kau tahu
Apa yang kamu mau, keinginanku
Apa yang kamu harapkan, impianku
Harapan
Elok Rosikhotul Fawazah
Impian Hijrahku
Ulya Rohmatika
Menapaki Senja
Didin Rahmatul Hasanah
Dan lihat,
Aku yang tanpa kaki, tanpa tangan, badan pun telah rusak
karna batuan terjal
Tersenyum menatap senja di ujung pelangi
Karna aku percaya
Harapan bagai air mengalir yang tak pernah mati