You are on page 1of 9

ASPEK – ASPEK LEGAL

PEKERJAAN KEFARMASIAN

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Muhammad Yusuf Simbala
Nazila Subetan
Nurlaila Usman
Rizka Tanaiyo
Salsabil M Padjo
Surni Sudin
Utami Lahiya

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH

MANADO

2018
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr wb, pertama – tama kami panatkan puji syukur kepada


Allah SWT karna atas berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aspek-aspek legal pekerjaan kefarmasian” ini dengan baik,kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka mohon maklumilah. semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Manado, Mei 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tenaga Kefarmasian sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting karena terkait langsung
dengan pemberian pelayanan, khususnya Pelayanan Kefarmasian. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kefarmasian telah terjadi
pergeseran orientasi Pelayanan Kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai
komoditi kepada pelayanan yang komprehensif (pharmaceutical care) dalam
pengertian tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian yang lebih
luas mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan
obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui
tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication
error). Perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan praktik kefarmasian
dirasakan belum memadai, selama ini masih didominasi oleh kebutuhan formal
dan kepentingan Pemerintah, dan belum memberdayakan Organisasi Profesi dan
pemerintah daerah sejalan dengan era otonomi. Pada makalah ini kami akan
menjelaskan tentang aspek-aspek legal apa saja yang ada dalam pekerjaan
kefarmasian.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pekerjaan kefarmasian?
2. Tenaga dan pelayanan kefarmasian?
3. Tujuan pengaturan pekerjaan kefarmasian?
4. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian?
C. TUJUAN
Untuk membuat mahasiswa farmasi mengerti tentang pekerjaan kefarmasian,
tujuan pengaturannya, serta bagaimana pelaksanaan pekerjaannya.

D. MANFAAT
Agar mahasiswa farmasi paham dan mampu menjelaskan tentang pekerjaan
kefarmasian, tujuan pengaturannya, serta bagaimana pelaksanaan pekerjaannya.
BAB II
ISI

A. PEKERJAAN KEFARMASIAN
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

B. TENAGA DAN PELAYANAN KEFARMASIAN


Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian,
yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.

C. TUJUAN PENGATURAN PEKERAAN KEFARMASIAN


Tujuan pengaturan Pekerjaan Kefarmasian untuk:
1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh
dan/atau menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian.
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Pekerjaan
Kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta peraturan perundangan-undangan.
3. Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan Tenaga
Kefarmasian.

D. PELAKSANAAN PEKERJAAN KEFARMASIAN


Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian meliputi:
1. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi.
2. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi.
3. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi.
4. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi.

a) Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi


Pengadaan Sediaan Farmasi dilakukan pada fasilitas produksi, fasilitas
penyaluran dan fasilitas distribusi atau pelayanan sediaan farmasi. Pengadaan
Sediaan Farmasi yang dimaksud harus dilakukan oleh Tenaga kefarmasian.
Pengadaan Sediaan Farmasi harus dapat menjamin keamanan, mutu, manfaat dan
khasiat Sediaan Farmasi.

b) Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi


Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi harus memiliki
Apoteker penanggung jawab. Apoteker penanggung jawab yang dimaksud dapat
dibantu oleh Apoteker pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

c) Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan


Farmasi
Setiap Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi berupa obat harus
memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab. Apoteker sebagai
penanggung jawab yang dimaksud dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan
Tenaga Teknis Kefarmasian.

d) Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi


Fasilitas Pelayanan Kefarmasian berupa :
1. Apotek.
2. Instalasi farmasi rumah sakit.
3. Puskesmas.
4. Klinik.
5. Toko Obat.
6. Praktek bersama.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker. Pekerjaan farmasi meliputi pengadaan, produksi,
distribusi, dan pelayanan sediaan farmasi.

B. SARAN
Jadilah tenaga kefarmasian yang jujur dan taat aturan serta disiplin dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian dimana tempatmu bekera nanti agar dapat
membuat pelayanan kesehatan terutama pelayanan kefarmasian menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like