Mengetahui bentuk sel tumbuhan III. DASAR TEORI Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Struktur sel dan fungsi- fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut. 1. Robert Hooke (1635-1703) Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel. 2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882) Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup. 3.Robert Brown Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel. 4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma. 5. Max Schultze (1825-1874) Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain: a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup; b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup; c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup; 3. Dasar Teori : Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur yang sama. Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam-macam sel yang mana mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Sel parenkim, sel ini berdinding tipis yang mana menbentuk suatu jaringan yaitu jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentukkan korteks dan empulur pada batang serta korteks pada akar. ( Parjatmo, 1987, 10) Terjadinya jaringan tumbuhan ialah karena adanya atau berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya pembentukkan jaringan-jaringan tersebut sangat erat hubungannya pula dengan pembentukkan berbagai alat pada tumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan meristem yang mampu membelah terus menerus dan membentuk sel-sel baru. (Waluyo, 2006, 71) Jaringan Meristem Secara garis besar, jaringan penyusun tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan jaringan ini relatif sangat muda. Jaringan ini memiliki sitoplasma yang penuh dan mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat dibagi menjadi Jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Pada jaringan meristem primer, jaringan ini pada tumbuhan terdapat pada bagian organ yang paling muda ( pada tunas, ujung organ). Jaringan ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional atau tunas atau lembaga yang mana mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang dan berdefrensiasi serta spesialisasi membentuk jaringan yang dewasa. Jaringan ini cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya pembelahan yang terus menerus kearah memanjang. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal dengan meristem apikal yang mengarah ke dominansi apikal. Pertumbuhan jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer. Jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang bukan melebar, sedangkan pada jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan spesialisasi. Jaringan ini merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi lagi. Jaringan ini berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentukan jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhannya kearah membesar sehingga menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem sekunder yaitu kambium. (Isharmanto, 2009) Jaringan meristem berdasarkan asalnya, meristem dibagi menjadi: meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer adalah meristem yang berkambang dari sel embrional dan merupakan lanjutan dari kegiatan embrio. Terletak pada kuncup ujung batang dan ujung akar atau ujung tunas. Sedangkan, Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi menjadi embrional kembali. Contoh Kambium gabus pada batang dikotil dan gymnospermae dapat terbentuk dari sel-sel korteks dibawah epidermis. \
Hasil Pengamatan
No Nama Gambar 1 Bawang merah 2 Bagian tengah batang singkong Tulang rawan