Professional Documents
Culture Documents
Setelah janji suci diikrarkan, otomatis seorang perempuan lepas dari tanggungan orang tua.
Langkah mulai berjarak, berpindah menjadi tanggung jawab sang suami. Seketika itu juga,
wajib hukumnya seorang suami menafkahi istri.
Tak usah resah wahai lelaki, hukum kehidupan berlaku sebegitu adilnya. Sejatinya pencarian
nafkah, tak lebih sebagai prasyarat saja yang ditetapkan. Agar manusia bergelar suami ini,
terstimulus segenap daya energi dan pikiran. Agar mengerahkan segenap kemampuan, untuk
menjalankan tugas pencarian nafkah untuk keberlangsungan kehidupan.
Rejeki adalah bonus di setiap ujung usaha, sudah menunggu dan disediakan Sang Pemilik
Kehidupan. Karena pada dasarnya, setiap manusia sudah dicukupkan rejekinya masing-masing.
Bagi yang siapa yang bersungguh dalam bekerja, cukuplah keberkahan nafkah menjadi ganjaran.
Anda pasti pernah membaca puisi tentang kerja, karya pujangga 'Kahlil Gibran".
Bekerja adalah sunatullah, bekerja adalah sebuah keniscayaan bagi setiap manusia yang masih
bernafas. Tugas manusia adalah bekerja dengan sebaik-baiknya, agar perolehan yang didapati
sesuai fitrahnya.
Tak perlu sikut sana sikut sini, menghalalkan segala macam cara. Harta yang diperoleh dengan
cara kurang benar, hasil akhirnya akan berimbas pada diri pada keluarga yang dinafkahi.
Pernah gak mendengar atau melihat sendiri, seorang suamiberpangku tangan sementara istri
pontang-panting. Padahal secara jiwa raga, si suami baik-baik saja tidak ada masalah apapun.
Gemes ya, mengetahui keadaan seperti ini. Energi kelelakian yang dikaruniakan padanya,
dibiarkan mubadzir dan tidak dimanfaatkan. Padahal secara fisik, kekuatan lelaki lebih perkasa
dibanding perempuan. Secara kemampuan masih sangat bisa dioptimalkan, menjalankan tugas
dan tanggung jawab kehidupan.
Sungguh malang nasib lelaki seperti ini, secara tidak sadar mengubur kemampuan dimiliki.
Langkah yang smestinya panjang dan lebar, dibiarkan mandeg tak bertenaga. Tugas mulia dalam
penjemputan nafkah, tak diambil demi kemuliaan yang akan disandangnya.
Suami enggan bergerak padahal berkemampuan, seperti menggembosi harga dirinya. Mereka
memadamkan nyala semangat, mengabaikan peran besar menafkahi pada keluarga.
Padahal kalau saja mau berusaha, alam semesta menyediakan selaksa kesempatan. Tak harus
menjadi pekerja kantoran, sangat banyak pekerjaan yang memberi penghasilan.
Menjadi focus setiap kita manusia, sebenarnya terletak pada prosesnya saja bukan pada
hasil. Karena hasil bukan otoritas manusia, namun hasil akan mengiringi seberapa besar
kesungguhan dalam berusaha.
-0o0-
Alkisah seusai perang Tabuk, perang melawan bangsa Romawi. Konon perang ini pula, menjadi
sejarah perang terakhir diikuti Rasulullah.
Terdapat sebuah riwayat, Rasul SAW berhenti sejenak di sudut jalan kota Madinah. Kemudian
menghampiri seorang tukang batu, yang dikisahkan sedang beristirahat. Ketika diperhatikan
secara seksama, tangan tukang batu itu melepuh. Kulit tubuhnya legam merah kehitaman, karena
terpanggang terik matahari.
"Wahai Rasulullah, setiap hari saya bekerja membelah batu. Kemudian batu-batu ini saya jual ke
pasar, uangnya saya gunakan untuk menafkahi keluarga saya. Karena itu tangan saya kasar,
karena itu tangan saya melepuh seperti ini"
Dalam sekejap, Rasulullah meraih tangan kasar si tukang batu kemudian menciumnya.
Kemudian Beliau bersabda, "Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka
selama-lamanya "
Rasulullah manusia pilihan, sangat prihatin dengan para pemalas. Orang yang pasif menjemput
rejeki dari Tuhannya, sesungguhnya telah kehilangan harga diri dan mengalami kemunduran.
Para suami akan dimuliakan, dimampukan bekerja keras demi menafkahi anak dan istri. Rejeki
yang dijemput dengan cara halal, demi meraih keridhaan Allah SWT. Maka pada hamba yang
demikian, akan dimasukkan dalam golongan berjihad.
Sungguh beruntung, para ayah para suami membasuh tubuh dengan keringatnya. Apa yang
dibawa pulang sebagai persembahan anak istri, akan menjadi pemberat timbangan di hari
perhitungan.
Jikalau kau bekerja dengan rasa cinta, engkau menyatukan dirimu dengan dirimu
Kau satukan dirimu dengan orang lain, dan sebaliknya, serta kau dekatkan dirimu kepada
Tuhan.- Kahlil Gibran.
-Semoga bermanfaat-
"Bahasa tubuh yang terlihat negatif ini misalnya, ketika Anda terlihat bosan
saat bersama mereka, memutar bola mata saat mendengar ceritanya,
menghindari kontak matanya, atau saat Anda tidak memberikan effort yang
sama besarnya dengan yang mereka lakukan untuk Anda. Para pria bisa
menangkap hal itu, dan merasa gagal untuk menyenangkan Anda. Bahasa
tubuh Anda akan menghancurkan kepercayaan dirinya," ungkapnya.
3. Menggunakan "tapi"
Ini salah satu kata sederhana yang bisa menjadi kalimat pembunuh yang
diucapkan seorang perempuan. Kok bisa sih kata ini memiliki dampak yang
begitu kuat untuk seorang pria? "Kata ini akan membuat pria merasa apa
yang pernah ia lakukan ini tidak cukup baik untuk Anda," jelas Gonzalez.
Coba perhatikan lagi, berapa kali Anda pernah mengungkapkan kata ini pada
si dia. Misalnya, "Baju yang kamu beli untuk aku bagus kok, tapi...",
"Sepatunya bagus juga, tapi...". Daripada mengucapkan "tapi", bukankah
lebih baik mengucapkan "terima kasih" kepadanya?
4. Mengungkit-ungkit kegagalannya
Tidak ada orang yang lepas dari kegagalan, demikian juga Anda dan
pasangan. Anda pasti tak mau kalau kegagalan Anda selalu diungkit-ungkit
dan dianggap tidak mampu memperbaikinya di lain hari. Ketika pria
melakukan sebuah kesalahan, tanpa Anda sadari mungkin Anda memberinya
cap buruk dan tidak lagi percaya kepadanya untuk melakukan hal itu.
Misalnya ketika ia gagal memperbaiki mobil Anda yang mogok di tengah jalan
sampai berjam-jam lamanya. Karena kesal harus menunggu lama, secara tak
sadar ada memori yang tertanam dalam otak Anda bahwa ia tidak mampu
melakukan hal tersebut. Akibatnya, ketika kejadian ini terulang lagi, Anda
tidak percaya lagi pada kemampuannya untuk memperbaiki kembali dan
memilih untuk langsung memanggil montir.
“Maaf, aku tidak menghasilkan banyak, OK?! Tolong jangan membicarakan gajiku...” Meskipun dia
puas dengan jumlah yang dia hasilkan, komentar meremehkan dari pacar bisa menyerang harga diri
pria. Jika seorang wanita mendapat gaji yang lebih tinggi daripada pacarnya, dia harus
mempertimbangkan bahwa topik gaji tabu untuk diperbincangkan di masa depan.
6. “Oh, kamu lulusan dari Universitas ____? Aku belum pernah mendengarnya.”
“Aku mungkin tidak belajar di sekolah paling bergengsi, tapi kamu tidak perlu membahasnya!”
Beberapa pria bisa merasa tidak cukup percaya diri dengan latar belakang pendidikan mereka.
Apalagi jika seorang wanita lebih berpendidikan daripada pria yang dia pacari, dia harus
mempertimbangkan hal ini menjadi salah satu topik yang sebaiknya tidak disinggung.
8. “Ini pertama kalinya aku pacaran dengan seseorang yang tidak punya
mobil.”
“Ya maaf, aku miskin. Aku benci rasanya dibandingkan dengan mantan.” Cobalah untuk tidak
membawa pengalaman dari hubungan masa lalu, atau pacarmu bisa merasa dihakimi dan tidak
mampu. Perhatikan apakah komentar yang kamu buat menyiratkan hal-hal tentang mantan sebelum
kamu melontarkannya.
9. “Aku tidak tahu kalau ada yang tidak tahan dengan minuman keras!”
“Rasanya seperti aku dikatakan ‘tidak jantan’. Ini bukan seperti aku bisa menahannya.” Pria bisa
merasa benar-benar terluka oleh asumsimu tentang apa yang “laki-laki harus bisa lakukan.” Jika
kamu memutuskan untuk minum saat kalian berdua pergi keluar, bersikaplah pengertian dan katakan,
“Maaf, aku hanya akan minum sedikit,” untuk memastikan dia merasa baik-baik saja bila tidak ikut
minum juga.