Professional Documents
Culture Documents
Jhahdj
Jhahdj
The Utilization Chicken Feather and Crab Shells for improving the Physical and
Chemical Quality Compost
ABSTRACT
Utilization of waste chicken feather and crab shells as compost material is an alternative to
reduce the environmental pollution caused by waste. This research is identify and study the
effect of the addition of crab shells during composting of chicken feather in improving the
physical and chemical quality compost chicken feather. The composition compost consists of
1.75 kg of chicken feathers + 0.15 kg of chicken manure + 0.1 kg bran. Treatment includes
research R0 without the addition of crab shells, R1 0,2 kg, R2 0,4 kg, R3 0.6 kg shell crab. This
research used a cluster randomized design (RAK) consisting of 4 treatment, which was
repeated 3 and each treatment has 3 samples, 36 samples were obtained observations.
Observations on the observed variables were analyzed using the F test. If there is a treatment
that have a real effect, it will continue to use further testing Honestly Significant Difference
(HSD) with a 95% confidence level. Physical parameters include is water conten, temperature,
and colour of compost. Parameters chemical include is N, P, K, Ca, C-Organik, and C/N
ratio. The results showed that the addition 0.6 kg of crab shells only give the effect in improving
quality pH (7,29%), Ca (6,8%), P (1,16%), N-Total (4,16%). Variables that have met quality
standards by SNI 19-7030-2004 compost is N-total, pH, Ca, C-Organic and Phosphorus.
Key word: Shells Crab, Chicken Feather, Compost
terhadap peubah C-Organik, C/N rasio, Tabel 2 Rata-rata nilai Kadar air, Warna,
suhu, kadar air, dan warna kompos dan Suhu kompos.
Tabel 1 Hasil sidik ragam sifat fisik dan Penambahan Kadar Warna Suhu
kimia kompos. cangkang air (oC)
rajungan (%)
Peubah F.Hitung KK (kg)
Kadar air 1,10tn 3,08 0 65,76 Coklat, 7,5Yr 24.4
Fisik Suhu 0,73tn 0,67 0,2 63,83 5/3 24.5
N total 12,91* 8,91 0,4 64,73 Coklat, 7,5Yr 24.5
0,6 62,96 5/3 24.5
P 5,05* 13,63
Coklat, 7,5Yr
K 1,91tn 23,57 5/3
Kimia Ca 128,63** 7,97 Coklat, 7,5Yr
C-Organik 3,15tn 14,13 5/3
C/N Rasio 0,62tn 22,30 SNI : min - - 27
pH 58,49** 0,84 max 50 Kehitaman 30
Keterangan : tn = Berpengaruh tidak nyata;
* = Berpengaruh nyata;
** = Berpengaruh sangat nyata; 45
KK = Koefisien Keragaman
40
Sifat Fisik Kompos
35
Rata-rata kadar air kompos pada
30
perlakuan tanpa penambahan cangkang
Suhu ( oC )
Rata-rata kandungan kalium terendah Apabila suhu semakin tinggi, maka kadar air
terdapat pada perlakuan penambahan 0,6 kg akan semakin rendah dan sebaliknya.
cangkang rajungan yaitu 0,16% dan Warna kompos merupakan salah satu
tertinggi pada perlakuan tanpa penambahan indikator fisik tingkat kematangan kompos.
cangkang rajungan yaitu sebesar 0,24 %. Berdasarkan penyesuaian warna terhadap
Semakin tinggi jumlah cangkang yang Munsell Soil Color Chart, rata-rata seluruh
ditambahkan maka semakin kecil kompos sesuai dengan kode Munsell 10 yr
kandungan kalium pada kompos. 5/3. Warna seluruh jenis kompos termasuk
kedalam kategori cokelat. Setyorini et al.
Pembahasan (2008) menyebutkan bahwa, warna kompos
yang telah matang akan berbeda dengan
Sifat Fisik Kompos Bulu Ayam warna bahan-bahan mentahnya dan lebih
Perlakuan yang diberikan pada saat menyerupai warna tanah.
pengomposan tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah suhu. Suhu yang dihasilkan Sifat Kimia Kompos Bulu Ayam
belum memenuhi standar kompos
Hasil dari penelitian menunjukan
berdasarkan SNI. Rendahnya suhu ini dapat
bahwa nilai pH dan kadar Ca kompos akan
disebabkan keadaan kompos yang lembab
semakin meningkat ketika diberi perlakuan
dan kandungan air yang tinggi. Kadar air
penambahan cangkang rajungan yang
yang terlalu tinggi akan menyebabkan
semakin tinggi. Peningkatan nilai pH dan Ca
bakteri kekurangan oksigen. Sehingga suhu
kompos ini disebabkan oleh kandungan
yang dihasilkan tidak optimum. Menurut
mineral pada cangkang rajungan yang
Firmansyah (2010), tingkat kelembaban
bersifat alkalis. Hafiludin (2003)
yang tinggi akan mengakibatkan hilangnya
melaporkan bahwa, cangkang rajungan
oksigen dari pori-pori partikel kompos.
mengandung khitin, protein, CaCO3 dan
Wahyono dan Firman L. Sahwan (2008)
sedikit MgCO3. Haryati (2005) melaporkan
menambahkan, Ketersediaan oksigen
bahwa, cangkang rajungan mengandung Ca
mempengaruhi aktivitas mikrobiologi,
sebesar 19,97%. Hackman dan Foster dalam
semakin tinggi laju penyerapan oksigen
Suhardi (1993) menyatakan, mineral yang
semakin tinggi temperaturnya. Semakin
paling banyak dalam cangkang rajungan
rendah penyerapan oksigen maka akan
berupa CaCO3 77% dan sebagain kecil
semakin rendah juga suhu yang dihasilkan.
mineral lain seperti magnesium, silika,
Rata-rata nilai kadar air kompos pada
anhidrat fosforik dan lain- lain sebesar 23%.
tiap perlakuan menunjukan bahwa kadar air
Penambahan 0,6 kg cangkang rajungan
kompos telah melebihi standar maksimal
memberikan pengaruh tertinggi terhadap
kompos berdasarkan acuan SNI 19-7030-
kandungan pH dan Ca kompos.
2004 yaitu sebesar 50%. Kadar air diakhir
Penambahan cangkang rajungan pada
pengomposan berkisar antara 62-66%.
perlakuan lainya dapat menurunkan kadar
Menurut Sudrajat (2002), bahwa kadar air
nitrogen. Semakin tinggi persentase
berkaitan dengan ketersediaan oksigen
cangkang rajungan yang diberikan maka
untuk aktivitas mikroorganisme aerobik,
semakin kecil kadar N-Total pada kompos.
bila kadar air bahan berada pada kisaran
Penurunan kadar N-Total dikarenakan
40%-60,5%, maka mikroorganisme
Cangkang rajungan mengandung kitin yang
pengurai akan bekerja optimal.
menyebabkan mikrooranisme sulit
Tingginya kadar ini dikarenakan suhu
berkembang sehingga bahan kompos sulit
pada saat pengomposan rendah, sehingga
terurai. Menurut Wardaniati (2009), khitin
jumlah air yang hilang akibat penguapan
dan sejenis turunannya sangat berpotensi
sangat sedikit. Menurut Ole (2013), bahwa
untuk dijadikan sebagai bahan anti mikroba.
kadar air berbanding terbalik dengan suhu.
Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan ISSN 1978-1644 40
Oktober 2014, Vol.7 No. 2, hal 1- 42