You are on page 1of 22

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

DESA
KECAMATAN IBUN
KABUPATEN BANDUNG

PUSKESMAS IBUN
UPT YANKES KECAMATAN IBUN
KABUPATEN BANDUNG
2017
1
DATA KAJIAN KOMUNITAS
DESA
KECAMATAN IBUN
KABUPATEN BANDUNG

I. PENGKAJIAN DATA INTI (CORE)


1. Nilai dan Keyakinan yang Dianut Masyarakat
Masyarakat di RW 02 tidak mempunyai pola kebiasaan yang
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan
seluruh warga terlihat saling mengenal satu sama lain. Begitu pula dengan
budaya yang terkait dengan kesehatan, warga RW 02 sudah berkesadaran
untuk me

2. Agama
Di RW 08 mayoritas warganya beragama islam dari, namun di RT 04
terdapat sebagian warganya yang menganut agam kristen.

3. Demografi
Berdasarkan data tahun 2017, wilayah Desa memiliki jumlah penduduk
sebanyak ± …. jiwa dan 287 kepala keluarga.
Tingkat pendidikan Desa didominasi oleh lulusan SMA sebanyak 148 jiwa,
diikuti dengan lulusan SD sebanyak 121 jiwa, SMP sebanyak 129 jiwa, dan
1 jiwa lulusan perguruan tinggi. Sedangkan jenis pekerjaan yang dominan
yaitu karyawan swasta, wiraswasta dan buruh.

II. DATA SUBSISTEM KOMUNITAS


1. Lingkungan Fisik
RW 08 merupakan wilayah pemukiman penduduk yang tidak terlalu
namun letak antara rumah penduduk berdekatan dan sebagian
berdempetan. Sebagian besar merupakan dataran yang digunakan
untuk pemukiman dan sebagian adalah pesawahan yang cukup luas
sehingga antara RT 01, 02 dengan 03 agak sedikt berjauhan. Diantara
rumah, sebagian besar terdiri dari gang-gang yang sempit dan hanya
bisa dimasuki oleh 1 motor saja, khusus di RT 04 bisa dimasuki
kendaraan beroda 4. Kualitas udara di wilayah RW 08 cukup bersih.

2
Meskipun berada di wilayah perkotaan namun wilayah ini jauh dari
wilayah jalan utama untuk kendaraan.

Pengelolaan Sampah
Sampah di wilayah RW 02, umumnya diangkut oleh petugas 2x
dalam satu minggu, namun terkadang waktunya tidak tentu. Ada pula
warga yang membuang sampah ke pasar. Tidak ada warga yang
mengolah sampahnya atau membakarnya.

2. Pelayanan Kesehatan
Tempat, jarak, dan cara mencapai lokasi pelayanan kesehatan yang
digunakan masyarakat Desa adalah sebagai berikut :
1. Puskesmas kecamatan Regol yang merupakan anak dari
Puskesmas Pasundan yang terletak di Moch. Ramdan , terletak ±2,5
km dari RW 08 dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua
atau empat. Puskesmas ini terletak di pinggir jalan utama Moch.
Ramdan.
2. POSYANDU terletak di RT 01,posyandu dijadwalkan pada minggu
pertama pada hari rabu di setiap bulannya. Kegiatan posyandu itu
sendiri meliputi penimbangan berat badan bayi/balita dan imunisasi
bayi/balita. Selain untuk kegiatan posyandu, juga digunakan untuk
kegiatan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
3. Dokter praktek tidak terdapat di RW 8, namun ada yg terdekat
berada di kelurahan Pasir Luyu. Kadang warga juga berobat ke
dokter praktek karena merasa cocok dengan obatnya. Untuk dapat
sampai kesini warga dapat menggunakan kendaraan roda dua atau
angkutan umum.
Berdasarkan data di atas, fasilitas pelayanan kesehatan dapat
dijangkau dari wilayah RW 08 dengan berjalan kaki, sarana angkutan
ojeg atau angkutan umum lainnya, sehingga motivasi terhadap
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan cukup tinggi.
3. Sosial dan Ekonomi
Untuk data sosial ekonomi di wilayah RW 08, didapatkan keterangan
bahwa pengeluaran rata-rata keluarga per bulan dibawah 1juta
sebanding dengan penghasilan yang didapat.

3
4. Masalah Kesehatan Masyarakat
Di wilayah ini tidak terdapat kejadian luar biasa, karena jika muncul
suatu penyakit warga langsung membawa anggota keluarganya untuk
memeriksakan kondisi anggota keluarganya ke pelayanan kesehatan.
Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat RW 08
sudah tergolong cukup baik.

5. Keamanan dan Transportasi


Keamanan di RW 08 di RT 001, 002, dan 003, tidak di jaga oleh
satpam, hanya masyarakat menjaga lingkungan mereka sendiri untuk
menjaga keamanan bersama. Sementara khusus untuk RT 004 yang
merupakan sebuah komplek, diajaga oleh satpam perumahan. Untuk
transportasinya, sebagian warga di RW 08 memiliki sepeda motor, serta
mobil, selain itu daerah RW 08 juga merupakan RW yang tidak jauh dari
jalanan raya, sehingga mudah dan terjangkau untuk menaiki angkutan
kota untuk berpergian.

6. Pola Komunikasi
Jenis komunikasi formal yang dilakukan biasanya melalui surat
menyurat dari RW kepada masyarakat sekitar, seperti jika akan
diadakan sebuah kegiatan di RW ini. Sementara untuk komunikasi
informal, biasanya dilakukan dalam pertemuan-pertemuan ibu-ibu atau
bapak-bapak seperti pengajian, dan juga dilakukan di masjid. Dan
komunikasi dari tiap orang ke orang lain juga efektif karena warga RW
08 merupakan tipe warga yang sering berkumpul bersama baik di dalam
maupun diluar rumah.

III. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KESEHATAN


Masyarakat RW 08 merupakan masyarakat yang sadar akan
pentingnya kesehatan dan pengobatan, hal itu dapat dibuktikan dari hasil
pengkajian jika setiap ada yang sakit langsung dibawa ke puskesmas atau
balai pengobatan lain. Aparat RW seperti kader dan ketua RW mendata
dengan jelas tentang tingkat kesehatan warganya, seperti data-data
penderita TBC, ibu melahirkan, serta jumlah balita yang ada di RW 08.
Namun untuk penyakit TBC masih ada beberapa warga yang malu jika
menderita penyakit TBC, sehingga berpengaruh terhadap rutinitas

4
pengobatan, padahal penyakit TBC adalah penyakit yang dapat
disembuhkan jika melakukan pengobatan rutin, dan dapat menjadi lebih
berbahaya jika ditunda-tunda pemerikaan dan pengobatnnya.

IV. DIAGRAM HASIL KAJIAN SITUASI


A. Data Demografi
Berdasakan hasil pengkajian diperoleh jumalah penduduk RW
08 sebayak 1576 jiwa yang terkaji, laki – laki berjumlah 777 orang
dan perempuan berjumlah 795 orang. Berikut hasil distribusi jumlah
penduduk berdasarkan jenis kelamin, usia dan status pernikahan :

Tabel 1.1.Distribusi frekuensi jumlah penduduk RW 8 berdasarkan


jenis kelamin,usia dan status pernikahan.

B. Data Sosial Ekonomi


Di RW 08 terdapat beberapa home industri, yaitu home industri
keripik jinten bawang, keripik tempe dan bubur sumsum. Hampir
sebagian penduduk berprofesi sebagai pegawai swasta, hanya
sebagian kecil yang pengangguran. Status sosial ekonomi RT 1,2, 03
berada pada ekonomi menengah ke bawah, sedangkan RT 04
hampir sebagian besar berada pada ekonomi menengah ke atas.

Tabel 1.2. Distribusi Frekuensi Penghasilan

C. Lingkungan Fisik
Diagram 1.3. Distribusi Frekuensi Lingkungan Fisik Berdasarkan
Kondisi Rumah Warga RW 8

5
Diagram 1.4. Distribusi Frekuensi Gambaran Pencahayaan Rumah
Warga RW 8

Diagram 1.5. Distribusi Frekuensi gambaran ventilasi rumah


penduduk RW 8

Dari diagram diatas dapat kita lihat bahwa sebagian besar rumah
warga memiliki ventilasi yang kurang baik jika kita mengacu pada
standar rumah sehat, yang mana rumah harus memiliki ventilasi lebih
dari 20% dari luas lantai. Pada hasil pengkajian dilapangan kondisi
rumah warga sebagian besar memiliki ventilasi kurang dari 20% dari
luas lantai yaitu sebanyak 103 buah rumah (73%), selain itu ada
sebanyak 19 buah rumah (13%) dari rumah warga yang tidak

6
memiliki ventilasi udara. Sedangkan untuk rumah yang baik atau
memiliki ventilasi lebih dari 20% dari luas lantai sebanyak 20 buah
rumah (14%).
Namun dari 123 buah rumah yang memiliki ventilasi udara tidak
semua rumah membuka jendelanya setiap hari untuk memperoleh
lebih banyak udara yang masuk ke dalam rumah, sehingga dapat
menjadi salah satu faktor untuk timbulnya penyakit akibat kurangnya
udara yang masuk ke dalam rumah. Ini dapat kita lihat pada diagram
berikut.

Diagram 1.6. Distribusi Gambaran Frekuensi Buka Jendela Rumah


Warga RW 8

Dari diagram diatas terlihat lebih banyak warga yang tidak membuka
jendelanya setiap hari, ini dibuktikan dengan ada sebanyak 87 rumah
(71%) yang tidak membuka jendelanya setiap hari dan ada 3 buah
rumah (3%) yang tidak pernah membuka jendelanya. Padahal seperti
kita ketahui bahwa ventilasi udara sangat penting untuk sirkulasi
udara dalam rumah. Dengan masuknya udara, rumah terasa segar
dan bisa mengurangi kelembaban dalam rumah dan menekan
berkembangnya bakteri sehingga menurunkan resiko penyakit ISPA.
Namun ada sebanyak 32 buah rumah (26%) yang sudah baik dalam

7
pemanfaatan ventilasi udara pada rumah dengan membuka jendela
setiap hari. Selain ventilasi yang kurang baik, kebanyakan dari
penghuni rumah lebih banyak dari luas bangunan rumah. Ini dilihat
dari diagram berikut.

Diagram 1.7. Distribusi Gambaran Luas Bangunan Rumah Warga


RW 8

Dari diagram diatas rata-rata rumah penduduk untuk satu


orang penduduk kurang dari 8 m 2/orang. Ini terlihat bahwa 60% yaitu
sebanyak 85 buah rumah yang memiliki luas bangunan kurang dari 8
m2/orang. Tidak sesuainya jumlah penghuni dengan luas bangunan
dikarenakan kebanyakan rumah warga terdiri dari rumah-rumah
kontrakkan kecil dan juga ada beberapa dari keluarga yang tinggal
dalam satu rumah.
Dengan tidak sesuainya jumlah penghuni dengan luas
bangunan ditambah lagi dengan buruknya pencahayaan dan
ventilasi udara ini sebagai pemicu dari munculnya masalah

8
kesehatan di masyarakat, baik kesehatan lingkungan maupun
kesehatan fisik.

D. Status Kesehatan
Di daerah RW 08 tidak terdapat klinik pelayanan kesehatan,
namun ada beberapa klinik pelayanan kesehatan yang masih dapat
dijangkau oleh warga yaitu dokter klinik, bidan swasta dan
puskesmas Moch. Ramdan, namun berdasarkan hasil wawancara
sebagian besar warga lebih memilih berobat ke Puskesmas Pasir
Luyu dengan alasan kecocokan dari obat dan minimnya ongkos
yang harus dikeluarkan karrena menurut warga Puskesmas Moch.
Ramdan yang merupakan pembina dari wilayah kelurahan
Ciseureuh letaknya terlalu jauh untuk dijangkau. Berikut adalah
gambaran akan pemanfaatan warga RW 8 dalam memanfaatkan
sarana kesehatan.

Diagram 1.8. Distribusi Gambaran Sarana Kesehatan yang


Digunakan Warga RW 8

Di RW 08 sudah terdapat posyandu yang dijadwalkan setiap


sebulan sekali pada minggu pertama, hari rabu. Namun untuk
kegiatan posbindu sudah tidak aktif lagi, karena adanya kebijakan
yang melarang untuk pemberian obat di program posbindu, sehingga
para lansia menjadi tidak tertarik untuk berkunjung lagi ke posbindu.
Balita : dari seluruh jumlah balita yang ada di RW 08 terdapat 6 orang
balita yang memiliki status gizi yang buruk, namun dari hasil

9
pengkajian hanya terdata 2 orang. berdasarkan hasil pengkajian
seluruh balita sudah di imunisasi lengkap, namun berdasarkan hasil
wawancara dengan kader ada satu balita yang menolak di imunisasi
dengan alasan tidak sesuai dengan norma agama.
Berikut ditampulkan diagram yang menggambarkan kondisi balita di
RW 08.

Diagram 1.9. Distribusi Frekuensi Gambaran Keadaan Balita di RW 8

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa semua balita diimunisasi


dan terdapat 2 balita yang berada dibawah garis merah, ini disebabkan
karena asupan makanan bergizi yang kurang. hampir seluruh balita yang
ada di RW 8 dibawa ke posyandu secara rutin tiap bulannya, hanya ada
satu balita yang tidak datang rutin ke posyandu dengan alasan orang tua
bekerja jadi kadang tidak sempat untuk membawa anaknya ke posyandu.
Namun dari semua orang tua yang membawa anaknya ke posyandu hampir
setengah dari orang tua balita tidak bisa membaca KMS.
Dari hasil pengkajian dilapangan oleh mahasiswa PPN Keperawatan
Unpad, dalam tida bulan terakhir ada sejumlah 26 balita yang mengalami
sakit. Adapun jenis penyakit yang dederita balita dapat dilihat pada diagram
berikut.

10
 Pasangan usia subur : Dari seluruh jumlah penduduk yang ada di rw
08. Sebagian besar merupakan pasangan usia subur yang hampir
semuanya menggunakan KB, kecuali jika ingin mempunyai anak
kembali. Jenis KB yang digunakan adalah KB suntik, pil, implan, IUD,
dan kondom.

 Ibu hamil : dari pengkajian yang diperoleh terdapat tiga orang ibu hamil
yang tidak beresiko, dua orang ibu hamil multipara dan satu orang
primipara, mereka mengatakan ingin melahirkan di bidan dan sering
melakukan pemeriksaan kehamilan.

 Lansia : Di RW 08 Kelurahan Cisereuh RT 001, 002, 003 terdapat 108


lansia. Untuk usia 45-59 tahun sebanyak 77 orang, untuk lansia usia
60-69 tahun sebanyak 22 orang sementara lansia usia lebih dari 70
tahun sebanyak 9 orang. Lansia sebagian besar masih memiliki
kemandirian yang baik. Masih dapat melakukan aktifitas nya sendiri
tanpa bantuan orang lain. Untuk masalah kesehatan lansia itu sendiri,
14% lansia menderita hipertensi, sementara penyakit lain ada dengan
frekuensi kecil seperti rematik artritis, katarak, dan lain lain. Sebagian
besar yaitu 67% lansia di RW 08 sehat. Dari 108 lansia ada 36 lansia
yang mengeluh sakit. Berikut gambaran penyakit yang diderita lansia:

Diagram 1.11. Distribusi Frekuensi Gambaran Lansia Berdasarkan


Jenis Penyakit yang Diderita Lansia di RW 8

11
Dari diagram diatas terlihat bahwa terbanyak lansia menderita
hipertensi yaitu sebesar 15 lansia. Ada 5 lansia yang menderita rematik,
TBC 1 lansia, katarak 1 lansia, penyakit lainnya ada 11 lansia dan ada 3
lansia yang menderita sakit lebih dari 1 jenis penyakit.

Masalah Kesehatan Masyarakat


Dari hasil pengkajian yang kami lakukan di RW 08 Kelurahan
Ciseureuh didapatkan sebagian warga telah mengerti perilaku hidup bersih
dan sehat yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya, tetapi ada
sebagian lain yang masih belum mengaplikasikannya salah satunya seperti
masih banyak warga yang merokok di dalam rumah. Sehingga dari perilaku
bersih dan sehat yang kurang diaplikasikan tadi, ada beberapa penyakit
yang dialami oleh warga, yang mungkin juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang kurang baik seperti kurangnya pencahayaan dan ventilasi
di rumah. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain, penyakit
Tubercolosis (TB) dan ISPA. Berikut gambaran persebaran penyakit
penduduk RW 8 dalam 3 bulan terakhir.

Diagram 1.12. Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Warga RW 8

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa penyakit yang paling banyak
terjadi pada warga RW 8 adalah ISPA, yang mana dalam 3 bulan terakhir
penyakit ISPA paling banyak terjadi yaitu sebanyak 40 kasus. Hipertensi
ada 16 kasus, rhematik 4 kasus, diare 2 kasus, dan penyakit lain seperti

12
demam, pilek, atau meriang terdiri 25 kasus. Selain itu dari warga ada pula
yang menderita TBC yaitu sebanyak 4 kasus.
Penyakit-penyakit yang terjadi pada warga salah satu faktor
penyebabnya karena perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang kurang
baik.

E. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Diagram 1.13. Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Warga RW 8

Dari data pada diagram diatas dapat terlihat bahwa masih tingginya
angka warga yang merokok dalam rumah. Seperti kita ketahui betapa
bahayanya racun dari rokok tersebut, bukan hanya bagi mereka yang
perokok aktif akan tetapi bagi mereka yang menghirup asapnya atau
perokok pasif. Aktifitas fisik warga juga masih kurang, warga sangat
jarang untuk melakukan olahraga menjaga kebugaran tubuh.
Untuk perilaku warga dalam menjaga kesehatan sudah cukup baik,
ini dilihat dari cukup tingginya warga yang selalu mencuci tangan
dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta setelah buang air
besar. Seluruh warga juga sudah memiliki sumber air bersih yang

13
baik yang bersumber dari sumur gali, sumur pompa dan PDAM.
Namun kadang jika musim kemarau datang kadang kualitas air jadi
berubah warna menjadi agak kekuningan dan agak berbau.
Kebanyakan warga di rumah memanfaatkan bak, tong atau ember-
ember sebagai tempat penampungan air, namun upaya dalam
pemberantasan jentik nyamuk masih kurang karena sebagian besar
warga tidak rutin untuk menguras atau membersihkan tempat-tempat
dimana jentik-jentik nyamuk dapat berkembang.
Dari pengkajian lapangan yang dilakukan sebagian besar warga
sudah sadar kesehatan dengan sudah benyaknya warga yang
memanfaatkan fasilitas kesehatan. Ini dapat dilihat dengan sudah
banyaknya warga yang bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
walaupun masih ada warga yang waktu bersalinnya ditolong oleh
paraji (dukun beranak) dengan alasan kebudayaan/kebiasaan. Dari
data yang kami dapat untuk persalinan 5 tahun terakhir, tidak semua
ibu menyusui memberikan ASI eksklusif karena alasan bekerja dan
lainnya. Akan tetapi hampir semua rutin membawa anaknya ke
posyandu untuk dilakukan penimbangan.
Namun untuk asupan gizi masyarakat, tidak semua warga setiap
harinya mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan sebagai tambahan
sumber vitamin, mineral dan lain sebagainya.

F. Pengetahuan dan Sikap Berbasis Lingkungan


Dari hasil pengkajian dilapangan bahwa pengetahuan warga tentang
penyakit sudah cukup baik, ini dapat dilihat dari cukup tahunya masyarakat
tentang beberapa penyakit yang sering terjadi di masyarakat misalnya
ISPA, Diare, Dehidrasi dan TBC. Selain itu pengetahuan warga akan
pentingnya garam beryodium, tentang sampah dan cara penggunaan obat
sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada diagram berikut.

V. ANALISA DATA KOMUNITAS

No. DATA KEMUNGKINAN MASALAH


PENYEBAB KESEHATAN

14
VI.
No.

Masalah kesehatan

Kesadaran masyarakat akan

PRIORITAS MASALAH
Motivasi masyarakat dalam
menyelesaikan masalah

Kemampuan perawat untuk


memperngaruhi dalam

relevanKetersediaan keahlian yang

Konsekuensi jika masalah tak

Percepatan penyelesaian masalah

15
Jumlah nilai

PRIORITAS
terselesaikan
adanya masalah

penyelesaian masalah

yang dapat dicapai


1. Risiko timbulnya 2 2 2 5 5 2 18 1
peningkatan
penyakit ISPA
dan TBC.
2. Resiko terjadinya 2 2 2 2 3 2 13 2
peningkatan
jumlah penyakit
pada lansia di
RW 08

VII. MASALAH KOMUNITAS

16
RENCANA TINDAK LANJUT

RENCANA
NO MASALAH TUJUAN SASARAN STRATEGI WAKTU TEMPAT PJ
KEGIATAN
1. Resiko timbulnya Setelah dilakukan Ibu kader Penyuluhan 1. Berikan April-Mei Posyandu
penyakit: ISPA dan intervensi selama 1 kali kesehatan, dan kerja penyuluhan 2012 RW 08
TBC berhubungan pertemuan diharapkan dan para bakti kepada ibu
dengan kurangnya warga RW 08 mampu: warga RW kader dan
pengetahuan warga 1. Menyebutkan 08. warga RW 08
tentang penyakit pengertian ISPA dan mengenai
ISPA, TBC, dan TBC, penyebab ISPA pengertian,
pemeliharaan dan TBC, penyebab,
lingkungan yang tanda/gejala ISPA tanda dan
memenuhi syarat dan TBC, dan gejala, dan
kesehatan penatalaksanaan penatalaksan
lingkungan ISPA dan TBC. an ISPA dan
2. Menyebutkan kriteria
DO: TBC.
rumah dan 2. Diskusikan
- 73,8 % warga
lingkungan sehat bersama ibu
memiliki rumah
3. Warga mampu
kader dan
dengan ventilasi
menyebutkan dan
warga RW 08
<20% luas rumah
mengimplementasika
- 57 % warga tentang
n upaya untuk

17
memiliki rumah menjaga kebersihan tindakan yang
dengan luas dan kesehatan dapat
hunian <8 lingkungan,seperti dilakukan oleh
m2/orang kerja bakti . ibu- ibu bila
- 61 % warga tidak 4. Warga mampu
ada anggota
setiap hari menyebutkan dan
yang sakit
membuka jendela mengimplementasika 3. Berikan
dan 16 % yang n upaya untuk reinforcement
tidak pernah buka mengurangi terhadap
jendela kebiasaan tidak sehat keberhasilan
- 81, 7 %
seperti merokok dan warga
pencahayaan
jarang olahraga agar menjelaskan
matahari < 15 %
terhindar dari kembali
luas lantai
penyakit ISPA. materi yang
- % tempat sampah
diberikan
warga terbuka
4. Berikan
- 40 orang dalam 3
penyuluhan
bulan trakhir
kepada ibu
terkena penyakit
kader
ISPA
- 4 orang terkena kesehatan,
penyait TBC dan para
bapak

18
mengenai
kriteria rumah
dan
lingkungan
sehat
5. Diskusikan
dengan warga
tentang
dampak yang
ditimbulkan
bila rumah dan
lingkungan
tidak sehat
6. Diskusikan
cara
menangani
masalah
lingkungan
yang tidak
sehat
7. Lakukan kerja
bakti masal

19
bersama
dengan
seluruh warga
RW 08
8. Berikan
reinforcement
terhadap
kemampuan
warga
menjelaskan
kembali
tentang kriteria
rumah dan
lingkungan
yang sehat
1. Resiko terjadinya Setelah dilakukan Seluruh Penyuluhan 1. Berikan April-Mei Posyandu
peningkatan angka intervensi 3 kali lansia di dan senam penyuluhan 2012 RW 08
kesakitan pada pertemuan masyarakat RW 08 lansia kepada lansia
lansia di RW 08 mampu memberikan mengenai
berhubungan perawatan pada lansia, pengertian,
dengan kurangnya dengan kriteria warga penyebab,
pengetahuan mampu : tanda/gejala,

20
masyarakat dalam 1. Menyebutkan penatalaksana
memelihara pengertian hipertensi, an hipertensi.
2. Diskusikan
kesehatan lansia, penyebab hipertensi,
dengan lansia
yang ditandai tanda/gejala
tentang
dengan: hipertensi, dan
tindakan yang
DO : penatalaksanaan
dapat
- 36% lansia hipertensi
2. Warga mampu dilakukan bila
memiliki keluhan
menyebutkan dan ada anggota
penyakit.
- 13,8 % lansia mengimplementasika keluarga yang
mengalami n upaya untuk menderita
hipertensi. mengurangi hipertensi.
- 99 % warga tidak 3. Berikan
kebiasaan tidak sehat
lagi melakukan reinforcement
seperti tidak merokok
kegiatan terhadap
dan olahraga secara
posbindu di RW keberhasilan
rutin berupa senam
08. lansia
lansia agar terhindar
- 44% lansia menjelaskan
dari penyakit
merokok. kembali materi
- 72,6 % tidak hipertensi
yang diberikan
melakukan 4. Melakukan
aktifitas fisik kegiatan

21
senam lansia

22

You might also like