You are on page 1of 8

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.

1, Desember 2015

STRATEGI CASE MANAGER DALAM MENGELOLA KASUS PASIEN


RAWAT INAP DI RS B KEDIRI
Widyasih Sunaringtyas*, Madya Sulisno**

* Prodi S1 Keperawatan Stikes Karya Husada Pare Kediri


** Prodi Keperawatan Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang

ABSTRACT

Case manager is new professional in the hospital that hospital has not
owned in East Java. Case manager role is to handle patient with high risk case,
chronic disease that high cost possibility, complex case or complicated. Problem of
this research focused on case manager experience in managing inpatient case. The
purpose of this research to analyzes case manager strategy in managing inpatient
case in B. Hospital. This study was a qualitative research design with descriptive
phenomenology approach took 5 main informans and 3 triangulation informans
used Purpossive Sampling Technique. Data collects with indepth interview, while
at bencmarking place obtained from case manager statement through lecture and
discussion. Data analyze use collaizi methods.Themes found from this research
such as : communication strategy, integration, coordination, advocacy, negotiation
and empowerment. Strategy that used at bencmarking location after analyzed from
case manager statements there are also 5 themes such as: integration,
coordination, advocacy, communication, negotiation, empowerment. The case
manager experience in managing patient case influenced knowledge,
communication skill and clinic skill.
Keywords : experience, case manager, strategy

PENDAHULUAN pasien, outcome profesional dan


outcome secara ekonomi (Wiyono,
Rumah sakit merupakan salah
2008)
satu unsur yang strategis dalam upaya
Sasaran Outcome mutu
meningkatkan derajat kesehatan
pasien antara lain mengurangi
masyarakat. Prinsip peningkatan
keluhan pasien, meningkatkan
mutu pelayanan antara lain adalah
kepuasan pasien. Namun kenyataan
memenuhi kebutuhan pasien,
yang kita dapati, permasalahan
mengukur dan menilai pelayanan
keluhan pasien, pelayanan kesehatan
yang diberikan, memperbaiki proses
yang masih sebagai kegiatan rutinitas,
pelayanan, dan meningkatkan mutu
komunikasi dokter penanggung
pemberi pelayanan. Program
jawab sebatas memberikan terapi,
peningkatan mutu pelayanan
biaya pengobatan tinggi masih sering
dimaksudkan untuk mengubah
kita temukan. Hasil penelitian para
budaya kerja seseorang, mengubah
peneliti menemukan keluhan pasien
proses pelayanan, dan meningkatkan
(Irish Medical Time, 2007). Hasil
outcome pelayanan. Sasaran outcome
penelitian dari analisis deskriptif
pelayanan adalah outcome mutu
26
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 1, Desember 2015

ditemukan 39% komplain terjadi ada di tempat penelitian ada 5 orang.


akibat perilaku staf, 26 % keluhan Hasil wawancara dengan koordinator
disebabkan hal klinis dan perilaku case manager mengatakan tenaga
pasien lain, 16 % keluhanya karena tersebut mulai melakukan tugas
lingkungan fisik dan fasilitas, sekitar 1 tahun dan baru satu orang
penelitian tersebut dilakukan selama yang mengikuti pelatihan.
satu tahun. Permasalahan lama hari Dengan demikian maka
rawat atau Length of Stay (LOS) dan diperlukan strategi yang tepat agar
high cost, berkaitan dengan penyakit, case manager dapat memberikan
penyakit stroke dan cerebrovaskuler pelayanan kepada pasien secara
(Haw Camila, 2008). berkesinambungan. Strategi tersebut
Oleh karena itu, rumah sakit penting dilakukan pada saat case
memerlukan desain atau strategi agar manager melakukan perannya dalam
dapat melakukan proses pelayanan menilai, merencanakan, memfasilitasi
yang berkelanjutan. Salah satu model dan mengadvokasi kepentingan
asuhan tersebut adalah case pasien. Sehingga mutu pelayanan
management. Case management kesehatan baik dan kepuasan pasien
merupakan sebuah strategi intervensi tercapai.
yang digunakan oleh penyedia dan Tujuan penelitian ini yaitu
sistem layanan kesehatan untuk menganalisis secara mendalam
menyokong klien, mengkordinasikan strategicase manager dalam
layanan kesehatan, dan memfasilitasi mengelola kasus pasien rawat inap.
hasil baik dalam harga maupun
kualitas (Huber, 2010). METODE PENELITIAN
Profesional yang dapat Penelitian ini menggunakan
melakukan case management adalah jenis kualitatif dengan pendekatan
case manager. Case manager studi fenomenologi deskriptif.
bertanggung jawab secara umum Penelitian kualitatif bertujuan untuk
terhadap koordinasi dan memperoleh pengalaman dan
kesinambungan pelayanan pasien tindakan yang bersifat alami dan
atau pada fase pelayanan tertentu mengeneralisasikan analisa secara
teridentifikasi dengan jelas. detail dan integrative (Creswell,
Mengatur pelayanan pasien selama 2010). Penelitian dilaksanakan Di RS
seluruh waktu rawat inap,
B Kediri. Informan penelitian adalah
meningkatkan kontinuitas pelayanan, case manager, jumlah case manager
koordinasi, kepuasan pasien, kualitas yang ada di Rumah Sakit B. Kediri
pelayanan dan hasil yang diharapkan. sebanyak 5 orang. Benchmarking
Mengintegrasikan pelayanan dilaksanakan Di Rumah Sakit E
keperawatan, efektifitas biaya dari Benchmarking dilaksanakan
pengobatan medis, discharge bertujuan meningkatkan wawasan
planing, dan hasil manajemen, case manager dari Rumah Sakit B.
sehingga sangat diperlukan apalagi Kediri.
bagi pasien pasien tertentu dengan
masalah yang komplek dan pasien
lain yang di tentukan oleh rumah sakit
(KARS, 2015). Case manager yang

27
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 1, Desember 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Karakteristik Umum

Tabel 1. Karakteristik Informan Utama


Jenis Lama
Kode Usia Jabatan Profesi Pelatihan
Kelamin bekerja
Wakil
1.1 Ketua
36 Tahun Wanita 16 Tahun Perawat -
Instalasi
Rawat Inap
1.2
56 Tahun Wanita - 34 Tahun Perawat -
Workshop
1.5 34 Tahun Kepala
Wanita 6 Tahun Dokter case
UGD
manager
1.7 Wanita PJ Klaim
62 Tahun 30 Tahun Dokter -
BPJS
Ketua Workshop
Komite Mutu &
1.8 Wanita
41 Tahun Mutu & 20 Tahun Perawat Kesehatan
Kesehatan Pasien
Pasien

Tabel 2. Karakteristik Informan Triangulasi


Jenis Lama
Kode Usia Jabatan Profesi Pelatihan
Kelamin bekerja
1.1 Kepala ICU,BLS,
42 Tahun Wanita 20 Tahun Perawat
ruangan PPGD
Kepala Etika
1.2 Perawat
39 Tahun Wanita ruangan 19 Tahun keperawatan
EKG,PPGD
Kepala Etika
1.5
42 Tahun Wanita ruangan 17 Tahun Perawat keperawatan
EKG,PPGD

28
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 1, Desember 2015

Strategi case manager di tempat pasien dapat meningkatkan


penelitian pemahaman, meminimalkan masalah,
Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan mutu pelayaan, dan
Di Rumah Sakit B Kediri yang meningkatkan kepuasan.
dilakukan peneliti dengan tehnik Komunikasi antar disiplin
wawancara mendalam kepada bertujuan menjalin kerjasama untuk
informan utama dan hasil validasi saling bertukar informasi dan
dari informan triangulasi, di melakukan koordinasi. Sehingga
identifikasi beberapa tema tentang kesalahan informasi, keterlambatan
pengalaman strategi case manager informasi tidak terjadi. Hal ini
dalam mengelola kasus pasien rawat bertujuan agar dapat memberikan
inap. Tema tersebut atara lain: (1) asuhan, penanganan kepada pasien
Komunikasi, (2) Koordinasi, (3) secara maksimal.
Integrasi, (4) advokasi, (5) Negosiasi Tehnik koordinasi antar
dan (6) Empowerment. disiplin dilakukan dengan cara
melakukan kunjungan rutin tiap
disiplin datang ke ruangan untuk
Strategi case manager di tempat
melakukan koordinasi dengan
Bench marking
disiplin yang ada diruangan dan
Hasil Benchmarking Di melihat perkembangan pasien. Hal ini
Rumah Sakit E. Semarang dilakukan dapat dilakukan dengan cara
kegiatan ceramah, wawancara, Role mendokumentasikan apa yang perlu
play, hospital tour . Hasil analisis dilakukan terhadap pasien dan dapat
data terdapat enam tema antara lain: di tulis identitas antar disiplin secara
(1) Integrasi, (2) Koordinasi, (3) jelas sehingga dapat di baca oleh
Advokasi, (4) Komunikasi dan (5) disiplin lain. Sehingga jikalau salah
Negosiasi., (6) Empowerment . satu disiplin sudah menulis dan
melakukan suatu terapi atau tindakan,
Pembahasan maka disiplin lain tidak perlu
mengulang lagi.
Strategi Case manager di tempat Oleh karena itu antar disiplin
penelitian sangat penting untuk memperhatikan
Berdasarkan hasil analisis dokumentasi masing-masing.
data, manfaat komunikasi tersebut Disiplin agar dapat menghindari
sesuai dengan tahap komunikasi yang duplikasi perawatan kesehatan,
dilakukan tenaga kesehatan kepada menghindari kesenjangan,
pasien. Case manager merupakan menghindari investigasi yang tidak
salah satu tenaga kesehatan, secara perlu, prosedur, akses layanan lebih
hirarki melakukan komunikasi cepat, penanganan penyakit lebih
dengan pasien, dapat membentuk rasa baik dan lebih cepat yang
percaya pasien dan keluarga agar berpengaruh terhadap biaya.
dapat memperoleh informasi tentang Integrasi antar disiplin
keadaan pasien. Sehingga dapat melakukan tugas tanggung jawabnya
memenuhi kebutuhan pasien dan menjadi satu kesatuan yaitu
mengetahui perkembanganya. pelayanan yang optimal kepada
Komunikasi yang efektif dengan pasien, karena pasien sebagai pusat

29
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 1, Desember 2015

asuhan antar disiplin. Pada saat di yang tepat agar dapat melakukan
laksanakan konferensi untuk kompromi sehingga tidak ada kesan
membahas kasus sulit atau biaya mengatur atau memaksa pihak lain
tinggi maupun hari rawat lama, antar atau atasan. Sedangkan negosiasi
disiplin saling memberikan solusi perubahan terapi untuk pasien karena
agar pasien dapat di tangani dengan pertimbangan efisiensi, diperlukan
memperhatikan aspek efisien dan pengetahuan yang baik sehingga kita
efektif. Selain itu juga satu pasien di dapat menyampaikan alasan alasan
berikan edukasi oleh masing masing yang tepat agar disiplin lain dapat
disiplin yang pelaksanaan dan menyetujui.
dokumentasinya selalu dilakukan Empowerment ditempat
oleh case manager. penelitian lebih banyak di gunakan
Advokasi merupakan upaya oleh case manager untuk
untuk menjaga hak-hak pasien agar memaksimalkan fungsinya dengan
tetap di peroleh pasien, tanpa cara lebih mengoptimalkan perawat
mengabaikan kode etik profesi. Hal yang ada di rungan. Hal ini dilakukan
ini dilakukan dalam bentuk karena case managertidak dapat
memberikan informasi kepada pasien melakukan semua asuhan secara
dan keluarganya baik mengenai individu dan tidak dapat memantau
pemeriksaan, tindakan maupun terapi maupun mendampingi pasien selama
yang dilakukan antar disiplin sesuai 24 jam. Selain itu juga dipengaruhi
kode etik profesi. tanggung jawab case manager masih
Pasien dan keluarga diberi di beri tanggung jawab lain.
kebebasan memutuskan pilihan Tanggung jawab dan pekerjaan
setelah diberikan penjelasan. Pasien tersebut lebih penting, salah satu
juga di berikan health education contoh sebagai kapala UGD sehingga
untuk meningkatkan pengetahuan dan kesulitan meninggalkan ruangan
pemahaman tentang keadaan, bahkan tersebut untuk mengevaluasi
sampai pasien pulang sudah di perkembangan kasus pasien yang ada
siapkan dengan cara diberikan di rawat inap.
discharge planning. Validasi data
dilakukan agar dapat mengikuti Strategi Case manager di tempat
perkembangan atau perubahan status benchmarking
kesehatan pasien. Apabila perlu Case manager selalu
perubahan terapi atau tindakan maka mengkomunikasikan segala sesuatu
dapat dilakukan kolaborasi untuk yang berkaitan dengan pasien kepada
penanganan secepatnya. disiplin lain, agar pasien dapat
Negosiasi yang sudah memperoleh pelayanan yang
dilakukan oleh case manager berkesinambungan, tidak terjadi
dilakukan karena adanya penolakan duplikasi tindakan maupun terapi.
pasien, karena kamar yang diinginkan Apabila terjadi sengketa atau konflik
pasien penuh. Hal ini dilakukan agar antara pasien dengan tenaga
pasien tetap dapat diterima untuk kesehatan maka case manager
rawat inap sehingga dapat dilakukan melakukan mediasi untuk
perawatan. Untuk dapat melakukan menyamakan persepsi dan dapat di
negosiasi diperlukan komunikasi ambil keputusan yang terbaik.
30
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 1, Desember 2015

Berdasarkan teori untuk KESIMPULAN DAN SARAN


melakukan koordinasi yang baik
sangat ditentukan oleh komunikasi. Kesimpulan
Selama koordinasi dengan disiplin Berdasarkan hasil penelitian
lain dilakukan komunikasi secara Di Rumah Sakit Baptis Kediri dan
langsung oleh case manager. Hal ini tempat bencmarking di identifikasi
dilakukan dalam upaya kendali mutu beberapa tema tentang pengalaman
maupun kendali biaya. Kendali mutu strategi case manager dalam
tersebut dilakukan dengan cara mengelola kasus pasien rawat inap.
menjaga kualitas pelayanan, Tema tersebut antara lain:
memastikan assesment pasien, (1) Komunikasi, (2) Koordinasi, (3)
menindaklanjutin setiap perubahan Integrasi, (4) advokasi, (5) Negosiasi
pasien agar perawatan pasien dan (6) Empowerment.
berkesinambungan. Sehingga apabila
terdapat ketidaknyamanan yang Saran
terjadi pada pasien, case manager
yang bertanggung jawab. 1. Perawat yang menjadi case
Kegiatan terintegrasi yang manager hendaknya
dilakukan antar disiplin adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
membuat assesment awal dilakukan kemampuan komunikasi sehingga
DPJP (Dokter penanggung jawab lebih mampu melakukan
pasien), sedangkan asssesment negosiasi.
lanjutan dilakukan oleh case 2. Kebijakan rumah sakit berkaitan
manager. Disiplin lain melakukan dengan peran case manager yang
peranya sesuai kewenanganya, baik sangat komplek, disarankan
nutrionist, fisioterapis, dan disiplin kepada bagian manajemen rumah
lainya. Untuk pelaksanaan case sakit untuk tidak memberi
review pada pasien hari rawat lama, tanggung jawab lain.
high cost, kasus unik dan sulit maka 3. Salah satu tempat untuk
case manager yang menjadwalkan mengembangkan potensi melalui
pertemuan tersebut. kegiatan penelitian, diharapkan
Bentuk-bentuk advokasi yang dapat melakukan penelitian
disampaikan case manager dengan berkaitan model atau standar
cara memberikan informasi maupun strategi case manager dalam
edukasi sejelas jelasnya kepada mengelola kasus pasien, yang
pasien dan keluarganya untuk merupakan tindak lanjut penelitian
mendapatkan pelayanan sesuai ini.
standar. Apabila diperlukan transfer
pasien baik di dalam rumah sakit atau
diluar rumah sakit, maka yang DAFTAR PUSTAKA
bertugas mengisi kelengkapan, Afiyanti, Y & Rachmawati, I.N.
mengkoordinasikan dengan bagian 2014.Metodologi Penelitian
terkait bahkan kalau diperlukan Kualitatif Dalam Riset
mendampingi. Keperawatan. PT Raja Gravindo
Persada; Jakarta.

31
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 1, Desember 2015

Alligood, M.R. 2010. Nursing large psychiatric hospital: can


theory: Utilization and they lead to better patient
application (4 Edition). sevices (online),
Philadelphia: Mosby (http://search.proquest.com/d
Elsevier. atabase), Diakses tanggal :22
Maret 2015
Case Management Insider. 2011.
Role and Functions Of ED Huber, L. 2010. Diane, Leadership
Case Manager (online), and Nursing Care
(http://search .proquest.com/ Management (Fourth
database). Edition). Saunders.

Comission for Case Manager Kelly, P. 2010. Essential Of


Certification. 2009. Care Nursing Leadership &
Coordination Case Manager Management (second
(online), edition). Delmar Cengange.
(http//www.comcerstification
.org). KARS. 2015. Panduan
Penatalaksanaan Dokter
Conrad Lashley. 2011. Penanggung Jawab
Empowerment: HR Strategies Pelayanan (DPJP) dan Case
for Service Excellent. First Manager. (Edisi 1).
published: New Delhi.
Marquis, L.B., & Huston J. C.
Creswell, J.W. 2010. Research ,Kepemimpinan dan
design: Qualitative and Manajemen Keperawatan
quantitative approaches (3 Teori dan Aplikasi (Edisi
edition). California: SAGE Empat). EGC: Jakarta.
Publication.
................. 2014. Neurology New
.............. 2007. Doctors with poor Stroke and cerebrovasculer
communication are at risk of Desease Study Results From
patient complaints (online). Memorial Hospital Describe
http://search.proquest.com/da (The Impact Factors on the
tabase), Di akses tanggal 22 cost and length of stay among
Maret 2015 acut iscemic stroke) (online),
Dirjen Bina Upaya Kesehatan (http://search.proquest.com/d
Kementerian Kesehatan RI & atabase), diakses tanggal 23
Komisi Akreditasi Rumah Maret 2015.
Sakit (KARS). 2011.
Standart Akreditasi Rumah Pribadi, Z. 2013. Panduan
Sakit. Kementerian Kes. RI: Komunikasi Efektif Untuk
Jakarta. Bekal Keperawatan
Profesional. Jogjakarta: D-
Haw, C.,, Collier, J., Sugarman, P. Medika.
2008. Patients complains at a

32
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 1, Desember 2015

Ross, S., Curry, N.,& Goodwin, N.


2011. Case Manajement:
What It Is and How It Can
Best be Implementen, The
King Fund (online)
(http://search.proquest.com/d
atabase), diakses tanggal 16
Februari 2015.

Wijono, D. 2008. Manajemen Mutu


Rumah Sakit dan Kepuasan
pasien Prinsip dan Praktik
TQM CQI. CV Duta Prima
Airlangga: Surabaya.

33

You might also like