Professional Documents
Culture Documents
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
SKRIPSI
kepada
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
SKRIPSI
Dr. Syarifuddin, S.E., Ak., M.Soc.,Sc., CA Drs. Muh Natsir Kadir, Ak., M.Si., CA
NIP. 19630210 199002 1 001 NIP. 19530812 198703 1 001
iii
SKRIPSI
Menyetujui,
Panitia Penguji
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : A31112016
adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
v
PRAKATA
“karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang – Amsal 23:18
Yang Pemurah dan Pengasih, oleh karena berkat dan kasih karuniaNya penulis
Kesu’ Kabupaten Toraja Utara. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
telah mendapatkan banyak bantuan, motivasi, dukungan doa dan nasehat dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis
1. Kedua orang tua penulis Bapak Semuel Allo Linggi dan Ibu Mariani
2. Kakak dan Adik penulis, Niel Fandi Allo Linggi dan Sri Allo Linggi, terima
vi
segala kebaikanmu berkali-kali lipat.
5. Ibu Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan juga Bapak Dr. Yohanis Rura, S.E., M.SA., Ak., CA, selaku
7. Bapak Dr. Syarifuddin, S.E., Ak., M.Soc.,Sc., CA, dan Bapak Drs. Muh.
Natsir Kadir, Ak., M.Si., CA, selaku dosen pembimbing pertama dan
motivasinya.
8. Ibu Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA, Bapak Dr. Darwis Said, S.E.,
Ak., M.SA., dan Bapak Drs. Agus Bandang, Ak., M.Si., CA, selaku dosen
Hasanuddin.
10. Seluruh staf akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Pak Aso, Pak Ical,
Pak Burhan, Pak Sapar, Ibu Sahari Bulan, Pak Tarru dan staf lainnya
vii
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas arahan dan
penyusunan skripsi.
pendidikan. Maaf jika ada kesalahan yang disengaja maupun yang tidak
bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas pengalaman dan
15. Keluarga besar PMKO FE-UH terima kasih untuk pengalaman dan masa-
masa yang indah yang telah diberikan. Terima kasih atas dukungan Doa
16. Sahabat-sahabat penulis, Titik, Luvita, Ruman, Ika, Irna, Aron, Ricky, Ian,
17. Wanita Karier tersayang, Widar, Asra, Rahma, Vita, Gusti, Ika,Yuli, Ria,
viii
Ana, Ani, Ria, Ayu, Abon, Ratna terima kasih untuk pertemanan kita
untuk mengerjakan skripsi ketika penulis mulai putus asa dan jenuh serta
skripsi.
18. Mace-mace kolong, mama Aji, Mama Mala, kak Mia, mace foto copy, kak
bagi penulis.
19. Tukang ojek BTP dan kampus yang selama proses pendidikan dan
berkat dan karuniaNya atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masi jauh dari sempurna oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
Halaman
BABI PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Fokus Penelitian .............................................................................. 10
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 10
1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 10
1.4.1 Kegunaan Teoretis ................................................................ 10
1.4.2 Kegunaan Praktis .................................................................. 10
1.5 Definisi Istilah .................................................................................. 11
1.5.1 Interpretasi ............................................................................ 11
1.5.1 Aparat Desa .......................................................................... 12
1.5.3 Pertanggungjawaban Keuangan Desa .................................. 12
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................... 13
xi
4.2.3 Pertanggungjawaban Keuangan Desa ................................... 58
4.2.3.1 Laporan Pertanggungjawaban ............................................. 58
4.2.3.2 Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban:
Harus Tepat Waktu .............................................................. 61
4.2.3.3 Implementasi Interpretasi Aparat Desa terhadap
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa ................... 63
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 75
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Momen Teori Interpretasi ............................................................................. 17
2.2 Flowchart Penyusunan Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa
Semesteran ................................................................................................ 23
2.3 Alur Sistem Pertanggungjawaban Keuangan Desa ...................................... 26
2.4 Pelaporan Dana Desa.................................................................................. 27
2.5 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................................ 31
3.1 Teknik Analisis Interaktif (Model 1) .............................................................. 38
3.2 Komponen dalam Analisis Data (Flow Model) .............................................. 38
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
hingga saat ini berjumlah sekitar 73.000 desa dan 8.000 kelurahan. Selain itu
pelaksanaan pengaturan desa yang selama ini berlaku sudah tidak sesuai
1
2
kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya yang dapat
Saat ini kementerian yang menangani desa adalah Menteri Dalam Negeri.
asli desa, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota, bagian
dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota, serta hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak
desa. Sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh desa berasal dari
badan usaha milik desa, pengelolaan pasar desa, pengelolaan kawasan wisata
skala desa, pengelolaan tambang mineral bukan logam dan tambang mineral
3
bukan logam dan tambang batuan dengan tidak menggunakan alat berat, serta
sumber lainnya.
kabupaten/kota paling sedikit 10% setelah dikurangi dana alokasi khusus yang
selanjutnya disebut alokasi dana desa. Alokasi anggaran untuk desa yang
berbasis desa secara merata dan berkeadilan. Dalam APBN-P 2015 telah
dialokasikan dana desa sebesar ± Rp 20,776 triliun kepada seluruh desa yang
tersebar di Indonesia.
(Heriyanto, 2015). Desa merupakan daerah yang sering kali luput dari perhatian
banyak orang khususnya dalam bidang pemerintahan, padahal jika ditelaah lebih
1993:19).
desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat
pemerintahan desa yakni pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan
perangkat desa lain. Terdapat juga Badan Permusyawaratan Desa tetapi bukan
a. Perencanaan;
b. Pelaksanaan;
c. Penatausahaan;
d. Pelaporan; dan
e. Pertanggungjawaban
dan akuntabel sangat perlu didukung oleh penyelenggaraan yang merata sampai
tiga yang masih saling berkaitan, yaitu: (1) melebarnya tingkat kemajuan
masih minimnya kemampuan daerah dalam mengelola diri sendiri; (3) politisasi
isu (otonomi daerah), terutama dalam kasus pemekaran wilayah yang cenderung
kontrol pusat oleh berbagai kalangan dikritik karena dianggap merupakan wujud
5
2009:484)
yang berupa laporan berkala setiap bulan tidak dilaksanakan semua bendahara.
bulannya kepada kepala desa saat ini juga diatur dalam pasal 35 Peraturan
Desa setiap tahun berjalan di setiap semester dan juga akhir tahun anggaran.
akhir Juli tahun berjalan dan laporan semester kedua paling lambat pada akhir
Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan desa, yang
keuangan desa.
dana Desa (Johan Budi, 2015 dalam Pramesti, 2015) yaitu, (1) kerangka waktu
situs pengelolaan anggaran desa sulit dipatuhi oleh desa, (2) belum tersedianya
satuan harga baku barang atau jasa yang dijadikan acuan bagi desa dalam
yang dibuat Desa belum mengikuti pedoman penyusunan dan rawan manipulasi.
yang diperlukan desa (Pramesti, 2015). Yasinta (2013) dalam hasil penelitiannya
tugas yang telah dijalankannya tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
164,3 Hektoare dengan jumlah penduduk 1919 jiwa. Meskipun bukan merupakan
bantuan dana desa pada tahun 2015 dengan jumlah yang terbanyak di
desa.
paling lambat bulan Juli tahun berjalan dan paling lambat pada akhir bulan
pengelolaan keuangan kesa ini menuntut kepala desa dan perangkat desa untuk
pertanggungjawaban tersebut.
akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Kepala
Kepala desa, sekertaris desa dan bendahara desa sebagai aparat desa
daya yang dimiliki dalam suatu periode tertentu. Oleh karena itu dalam
beragam serta adanya titik kritis dalam pengelolaan keuangan desa tentunya
menuntut tanggung jawab yang besar pula oleh aparat pemerintah desa. Salah
desa adalah pemahaman mengenai jumlah laporan yang harus dibuat dan
standar pelaporannya. Selain itu yang juga menjadi titik kritis yang perlu
9
diperhatikan adalah sumber daya manusia kepala desa, perangkat desa dan
desa yang baik (good village government), (Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan, 2015).
Salah satu resiko yang dapat terjadi dalam pengelolaan keuangan desa
yaitu penyusunan laporan yang tidak tepat waktu dan tidak tepat kualitas, (Badan
dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 menyatakan media informasi itu antara lain
desa yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kepala Lembang Angin-angin dan
desa. Pertanyaan peneliti yang terkait fokus tersebut adalah apakah kepala desa
dikelolanya?
pemerintahan desa.
mengaplikasikan berbagai teori yang telah dipelajari dan sebagai sarana dalam
Kegunaan bagi instansi adalah kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi
keuangan desa. Selain itu penelitian ini kiranya dapat menjadi bahan masukan
kepala desa yang memiliki kuasa untuk memilih perangkat desa dalam
desa.
Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1.5.1 Interpretasi
menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang
kebingungan bagi pendengar atau pembaca, (Faiz, 2003 dalam Wachid, 2006).
tiga arti: 1) ilmu penafsiran, 2) ilmu untuk mengetahui maksud yang terkandung
menunjuk kepada penafsiran kitab suci, ( Faiz, 2003 dalam Wachid, 2006).
terbuka dan dapat diinterpretasikan oleh siapapun, sebab begitu sebuah teks
dipublikasikan dan dilepas, ia telah berdiri sendiri dan tidak lagi berkaitan dengan
si penulis. Karena itu, sebuah teks tidak harus dipahami berdasarkan ide si
pengarang melainkan berdasarkan materi yang tertera dalam teks itu sendiri.
12
Aparat desa dalam hal ini adalah pemerintah desa. Pemerintah desa yaitu
kepala desa dan perangkat desa. Perangkat desa yaitu sekertaris desa,
kebutuhan dan kondisi sosial budaya setempat. Susunan organisasi dan tata
tertinggi pemerintahan desa ada pada kepala desa yang bertugas untuk
Sumber keuangan desa terdiri atas empat, yaitu: (1) paling kurang 10%
bagian dari pajak daerah dan retribusi; (2) Alokasi Dana Desa yaitu 10% dari
dana transfer dikurangi dana alokasi khusus; (3) bantuan keuangan provinsi
kabupaten atau kota; (4) pendapatan asli desa. Demi mengoptimalkan jalannya
bahwa desa sejak tahun 2015 akan mendapatkan dana paling kurang 10% dari
APBN tanpa perantara. Adanya alokasi APBN ini maka penerimaan desa pun
pelaksanaan APB Desa setiap tahun berjalan setiap semester dan juga
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,
Pada bab ini berisi tentang tinjauan teori dan konsep yang digunakan
teknik pengumpulan data, teknik analisis, pengecekan validitas data dan tahap-
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai penelitian yang
dilaksanakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“ilmu tafsir” mulai muncul di abad ke-17, istilah ini dipahami dalam dua
penafsiran, dan hermeneutika sebagai penggalian filosofis dari sifat dan kondisi
yang tidak dihindarkan dari kegiatan memahami, (Palmer, 2003 dalam Wachid,
bahasa merupakan mediasi paling sempurna dalam proses, (Palmer, 2003 dalam
Wachid, 2006).
umum interpretasi yang tidak terbatas pada kitab suci saja. Hermeneutika
14
15
menjelaskan tentang pemahaman sebagai sesuatu yang muncul dan sudah ada
mendahului kognisi. oleh sebab itu pembaca atau penafsir selalu merupakan
pembaca ulang atau penafsir ulang, (Lutfi, 2007). Heidegger melanjutkan secara
yang dibuat oleh Dilthley. Ciri-ciri benda alami disebut kategori, sedangkan ciri-
PEMAHAMAN
menurut
seperti Paul Ricoeur, Jurgen Habermas, dan Jacques Derrida. Dalam teori
Interpretasi dalam perspektif Paul Ricoeur, adalah karya pemikiran yang terdiri
16
atas penguraian makna tersembunyi dari makna yang terlihat, pada tingkat
teks”. Apa yang kita ucapkan atau yang kita tulis mempunyai makna lebih dari
satu bila mana kita hubungkan dengan konteks yang berbeda. Ricoeur,
(2012:47) menyebut istilah ini sebagai “polisemi”, yaitu ciri khas yang
struktur dalam teks sebagai wacana dari penulis dan proses interpretasi sebagai
oral (ucapan), (Mahdi, 2007). Hermeneutika dalam pengertian ini hanya akan
diucapkan. Ricoeur menegaskan bahwa defenisi yang tidak terlalu luas justru
sebagai berikut.
Ricoeur, (2012: 227) dengan istilah discourse Ricoeur merujuk kepada event,
Recoeur dari filsuf bahasa seperti Austin dan Beardsley yang membagi bahasa
kedalam dua sifat yaitu bahasa sebagai meaning, dan bahasa sebagai event.
dan dalam hal ini ada dua jenis artikulasi discourse yaitu bahasa lisan dan
bahasa tulisan.
mungkin sesuai dengan yang diinginkan teks (Saidi, 2008). Secara sederhana,
dalam teori interpretasi Ricoeur ( Ricoeur, 2012) ada tiga momen, yaitu sebagai
berikut.
1. Momen pertama adalah menebak-nebak makna teks. Pada momen awal ini,
’divinatoris’ terhadap apa yang disebut dengan ‘gramatikal. Kedua hal ini
penting sebagai proses pembacaan suatu teks. Salah satu slogan terkenal
memahami dirinya sendiri. Pada momen ini terjadi dialog antara pembaca
dan teks.
Pengarang
Dunia Pengarang
1. Menganalisa teks (menebak
Teks
makna teks)
Validasi
keberadaan makna itu sendiri (Wachid, 2006). Atas dasar pemahaman langkah-
hakikatnya adalah “cara berada” atau “cara menjadi”. Kita tidak dapat secara
tingkat ontologis, sebab cara pemahaman kita selalu mendapat bantuan dari
(Kaelan, 2009:311).
perenggutan makna yang bersifat naif terhadap teks secara keseluruhan. Kedua,
mentah’, sebab jika tidak demikian maka ia tidak akan memulai melakukan
interpretasi.
terstruktur tentang posisi keuangan dan dan kinerja keuangan suatu entitas.
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
2010:125).
daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang
telah ditetapkan.
reporting)
informasi biaya atas barang dan jasa yang telah diterima, serta
4. Kelangsungan organisasi
suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan
berfungsi sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak lain yang
berkepentingan.
dianggarkan, (b) menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi, (c) membantu
dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya, serta (d) membantu dan
tahunan, yang disampaikan ke bupati /walikota dan ada juga yang disampaikan
anggaran.
23
buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, Neraca. Neraca ini fungsinya
pendapatan belanja dan pembiayaan sampai dengan semester akhir tahun, jadi
penyaluran dana desa dalam hal laporan penggunaan dana desa tidak/terlambat
tersebut tidak sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa, pedoman umum,
pedoman teknis kegiatan, atau terjadi penyimpanan uang dalam bentuk deposito
Desa Semesteran
TAHAP PELAPORAN
Arsip SPP,
Rincian
Laporan Laporan Pendapatan
Kegiatan Kegiatan,
Rincian
Pendapatan
Penyusunan
LRA
LRA LRA
Persetujuan
LRA
LRA LRA
desa dan mewakili pemerintah dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang
dipisahkan. Pasal 2 Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
pelaksanaan APB Desa, selain itu pasal 35 Peraturan Menteri Dalam Negeri
bulanan yang harus dilakukan oleh bendahara desa dalam membantu kepala
penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan
anggaran berkenaan.
berkenaan.
desa.
akhir tahun. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APB Desa yang
disampaikan paling lambat pada akhir Juli tahun berjalan dan laporan semester
akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir Januari tahun berikutnya.
dengan media informasi yang mudah di akses seperti papan pengumuman, radio
bagan berikut:
27
Bupati
Laporan
Semester
Pertama
Sumber
keuangan
Desa (APBD,
ADD, Kepala
Pendapatan Desa
Asli Desa) dan
penggunaan Laporan
anggaran Semester Akhir
Sumber: diolah dari Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 tahun
2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
oleh karena itu laporan keuangan pemerintah harus dievaluasi dalam hal
desa tidak melakukan fungsinya dengan baik, maka dengan tegas melakukan
kritik secara langsung. Pola tersebut menunjukkan sistem demokrasi yang sudah
terbangun di desa sejak masa lampau. Pemerintah desa secara umum harus
2014 tentang Desa, ada beberapa hal yang dianggap lebih mempermudah dalam
mendukung.
30
APB Desa baik secara teknis maupun administrasi keuangan belum sesuai
beberapa hal antara lain: a) kurang efektifnya sistem pembinaan dari pemerintah
belum adanya pemberitahuan secara fisik tentang penggunaan dana APB Desa
kepada masyarakat.
Belanja Desa (APBDes) pelaporan program ADD (Alokasi Dana Desa) di Desa
dan akuntabel. Pelaporan alokasi dana desa tersebut telah dibuktikan dengan
kepada pemerintah tingkat atasnya dilakukan secara periodik. Disini aparat desa
sudah dapat melaporkan anggaran secara lebih baik, karena dari laporan Alokasi
Dana Desa semuanya telah sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh
desa baik secara teknis maupun administrasi sudah baik namun dalam hal
31
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan
asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin
dari peraturan itu dalam hal ini oleh kepala desa, sekertaris desa dan bendahara
bendahara dan kepala seksi. Kepala desa dan pelaksana teknis memiliki tugas
itu, kepala desa, sekertaris desa dan bendahara desa diharapkan memiliki
pertanggungjawaban desa.
pemerintah pusat.
Anggaran
BAB III
METODE PENELITIAN
proses-proses dan makna-makna yang tidak diuji atau diukur dari segi kuantitas,
penelitian, dalam sebuah relasi yang bersifat empatik. Dari sisi desain,
umum, garis besar saja, fleksibilitas, dan mungkin berubah atau mengalami
Menurut Bogdan dan Taylor (1975 dalam Tohirin, 2012: 2), penelitian
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
proses, peristiwa dan otentisitas. Atas dasar pertimbangan itulah banyak yang
33
34
kasus, interpretatif, ekologis dan deskriptif, Bogdan dan Biklen (1982 dalam
Tohirin 2012:1)
berikut:
1) Latar alamiah
6) Bersifat deskriptif
objektivitas)
11) Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti dan
peserta penelitian.
hakikat hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga, metode ini lebih peka dan
diteliti dan cara kerja penelitian yang bersifat alamiah (naturalistic), subjektif dan
menyeluruh ( holistic).
dan mendalam bukan hanya pada kulitnya saja. kajian pendekatan hermeneutik
didasarkan atas kajian teologi, filsafat ilmu, dan sastra kritis. kajian ini lebih
Kesu’, Kabupaten Toraja Utara sebagai lokasi penelitian. Pemilihan lokasi ini
terbanyak di Kecamatan Kesu’ pada tahun 2015, oleh karena itu interpretasi
aparat desa dalam menyusun laporan pertanggungjawaban atas dana desa yang
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau melalui dokumen
keuangan desa.
penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang pertama yaitu
(orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan
Metode ini digunakan dengan maksud untuk mengamati dan mencatat gejala-
tuntutan dan kepedulian serta memperluas informasi yang diperoleh dari orang
lain. Dalam penelitian ini yang menjadi key informan adalah kepala desa,
penting dalam menyelesaikan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang telah
dikumpulkan tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data
yang mati dan tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data ini untuk memberi
arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data. Analisis atau penafsiran data
penelitian yang telah ditranskripsikan melalui proses reduksi data, yaitu data
disaring, dan disusun lagi, dipaparkan diverifikasi atau dibuat kesimpulan. Dalam
penelitian ini analisis data dilakukan dengan cara mengatur secara sistematis
dikerjakan (Ibrahim, 2015: 112). Komponen analisis data model Miles dan
bukan saja disebut model interaktif melainkan juga disebut model tahapan (flow
model).
REDUKSI DATA
SELAMA SETELAH
ANTISIPASI
DISPLAY DATA ANALISIS
SELAMA SETELAH
VERIFIKASI /KESIMPULAN
SELAMA SETELAH
40
penyajian data.
uraian naratif yang disertai dengan bagan atau label untuk memperjelas
penyajian data.
Data yang baik dan benar akan menentukan hasil suatu penelitian
sebagai baik dan benar. Sebaliknya data yang keliru (diragukan kebenarannya)
(confirmability).
hubungan antara data dan sumber data (kredibilitas sumber) antara data
yang harus dihubungkan oleh seorang peneliti, baik data, sumber data, teknik
setiap data yang didapatkan yaitu setiap data yang diperoleh dapat diterima,
kasar dapat dibagi dalam enam tahap (steps) tertentu, keenam tahapan ini tidak
diikuti secara formal melainkan dapat tumpang tindih. Adapun tahapan yang
lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis atau interpretasi data.
3. Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh baik dari
sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-
benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang
sedang diteliti.
data.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menteri dalam Negeri Nomor 113. Format penyusunan dan format buku
72
73
pertanggungjawaban atas dana yang bersumber dari APBD (ADL, PAL, bagi
Lembang) yaitu setiap realisasi tahap pertama dan kedua, setiap semester
salah satu stake holder melalui media informasi baik secara tertulis maupun
secara lisan belum dilakukan oleh aparat lembang angin-angin. Hal ini salah
5.2 Saran
sebagai berikut.
media sosial, media cetak misalnya spanduk atau giant banner di tempat-
Basri, Faisal dan Haris Munandar. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan
Renungan terhadap Masalah-masalah Struktural, Transformasi Baru, dan
Prospek Perekonomian Indonesia. Jakarta: Kencana
Idriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Kartikahadi, Hans. Rosita Uli Sinaga. Merlyana Syamsul. Sylvia Veronica Siregar.
2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS. Jakarta:
Salemba Empat
75
76
Mahdi, Lathifatul lzzah El. 2007. Hermeneutika – Fenomenologi Paul Ricoeur: dari
Pembacaan Simbol hingga Pembacaan Teks Aksi Sejarah. Jurnal
Hermeneia/Vol-6 No 1 2007. UIN Sunan Kalijaga
Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penetapan
Lembang, Penataan Lembang dan Kewenangan Lembang. 2014. Rantepao:
Sekretaris Daerah
Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 35 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembagian
Rincian Dana Lembang pada Setiap Lembang Tahun Anggaran 2016. 2015.
Rantepao: Sekretaris Daerah
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa. 2014 Jakarta: Menteri dalam Negeri
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 2014. Jakarta: M enteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Pramesti, Siwi. 2015. KPK Temukan 14 Potensi Masalah Pengelolaan Dana Desa.
(http://nasional.sindonews.com/read/1012030/13/kpk-temukan-14-potensi-
masalah-pengelolaan-dana-desa-1434116438) diakses pada 15 Maret 2016
Rokhmah, Dewi. Iken Nafikadini. Erdi Estiaji. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.
Jember: Jember University Press
Sugihastuti. 2001. Proses Kreatif dan Teori Interpretasi. Jurnal Humaniora 2001,
XIII(2). Jurnal Budaya, Sastra, dan Bahasa. Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gadjah Mada
Saidi, Acep Iwan. 2008. Hermeneutika, sebuah cara untuk memahami teks. Jurnal.
Bandung: Intitut Teknologi Bandung. Kelompok Keahlian Ilmu Kemanusiaan
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sutopo, Ariesto Hadi dan Adrianus Arief. 2010. Terampil Mengola Data Kualitatif
dengan NVivo. Jakarta: Kencana
Surya, Ketrin. 2013. Evaluasi Penerapan Kebijakan Kepala Desa dalam Pengelolaan
Administrasi Keuangan Desa Empunak Tapang Keladan. Artikel Penelitian.
Program Studi Pendidikan Ekonomi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Tanjungpura Pontianak
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. 2014. Jakarta: Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Wachid, Abdul. 2006. Hermeneutika sebagai Sistem Interpretasi Paul Ricoeur dalam
Memahami Teks-teks Seni. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Purwokerto
78
LAMPIRAN I
BIODATA PENELITI
Data Pribadi
Kewarganegaraan Indonesia
Telepon/Hp -/082345316017
Email alingelni@Gmail.Com
Riwayat Pendidikan
Pengalaman organisasi
Organisasi Jabatan Tahun
LAMPIRAN II
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat Rumah :
Telp/Hp :
Pendidikan terakhir :
Alamat Kantor :
Jabatan :
Masa Jabatan :
LAMPIRAN III
DATA INFORMAN
Pendidikan Terakhir SI
tahun 2015
Pendidikan Terakhir SI
Nama Kegiatan Yang Pernah Diikuti Bimbingan Teknis tentang Profil Desa
oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintah Lembang Kabupaten
Toraja Utara tahun 2015
82
Jabatan Bendahara
LAMPIRAN PERTANYAAN
DAFTAR PERTANYAAN
5. Bagaimana pendapat Anda mengenai belanja atas beban APB Desa harus
Desa?
kebupati/walikota?
pertanggungjawaban?
keuangan Desa?
keuangan Desa?
keuangan Desa?
pertanggungjawaban?
LAMPIRAN V
PERTANYAAN I AS I AP I RL
1. Bagaimana bentuk struktur strukturnya sesuai dengan Sesuai dengan peraturan. Isinya belanja dan
APB Desa? yang ditetapkan Pemda pendapatan, pendapatan ini
seperti pendapatan asli
lembang, dana bagi hasil
2. Dalam proses penyusunan, Pelaksanaan dan Proses pelaksanaan dan Semuanya
pelaksanaan, dan penyusunan saya lakukan penyusunannya.pelaksanaanya
pertanggung jawaban pengawasan dan seperti periksa bukti-bukti
pengelolaan keuangan Desa pengesahan bukti-bukti dan penyusunannya bersama
pada proses mana Anda laporannya. dengan bendahara.
terlibat?
3. Menurut Anda dari mana APBN, APBD, dan Dana Lembang, APBD, Dari APBD, APBN, bagi hasil
saja sumber pendapatan Pendapatan Asli Lembang. pendapatan Asli Lembang, retribusi potong hewan, ada
Desa? pendapatan asli lembang ini Swadaya masyarakat, juga juga Badan usaha lembang.
termasuk swadaya dari dana bagi hasil dari Pemda.
masyarakat, pajak tambang
golongan C, pajak potong
hewan.
4. Bagaimana pendapat Anda Ya harus. Ya memang harus ada bukti Ya. Bagus kalau ada karena
mengenai semua pendapatan yang sah. Kalau pendapatan ada bukti pendukung.
Desa harus disertai dengan kan dari bank sudah pasti ada pendapatan ini semuanya di
bukti yang sah? bukti sah. transfer dari Bank, jadi bukti-
bukti penarikan ini dijadikan
bukti pendukung
85
5. Bagaimana pendapat Anda Ya sama dengan pendapatan Penting. karena jadi bukti Sama dengan belanja. ada
mengenai belanja atas beban memang bukti-bukti yang sah pendukung. Nota atau kuitansi nota, faktur belanja dan nota
APB Desa harus didukung itu harus ada dan sangat belanja itu saya lihat jumlah pesananyang disetujui kepala
dengan bukti yang sah? penting. dan nominalnya setelah cocok lembang, ada juga suratnya di
baru ditandatangani kepala tanda tangani
Lembang. penanggungjawabnya
6. Menurut Anda siapa yang Belanja Lembang harus atas Kepala Lembang, tapi Kepala Lembang
berwenang mengesahkan sepengetahuan Kepala sebelumnya saya periksa apa
bukti adanya belanja Desa? Lembang dan buktinya harus sudah cocok.
ditandatangani oleh Kepala
Lembang dan Bendahara
Lembang
7. Menurut Anda kapan Setiap Triwulan kalau dana Laporan triwulan, semester dan Setiap tiga bulan setelah
laporan pertanggungjawaban Lembang setiap realisasi, tahunan. pencairan. Kan bertahap ini
APB Desa disampaikan semester dan tahunan. pencairan, jadi dilaporkan per
kebupati/walikota? triwulan. Ada memang
aturannya. kalau sudah cair
kita langsung laporkan
pertanggungjawabannya.
8. Menurut Anda kapan Sebelum triwulan berikutnya Setiap triwulan, pokoknya Setiap triwulan dan setiap
bendahara menyampaikan harus disampaikan memang, sudah cair dibuatkan lagi selesai pencairan. kalau
laporan karena masih harus diperiksa laporannya. pembangunan fisik di buatkan
pertanggungjawaban? kepala lembang. laporannya kalau sudah
selesai pembangunan.
86
9. Bagaimana peran Anda Pemantauan apakah dana Penyusunannya saya buat tapi Semua prosesnya saya
dalam pertanggungjawaban sudah tersalur sesuai tujuan. bersama dengan bendahara, terlibat, sampai pemeriksaaan
penatausahaan pendapatan kan bukti-bukti dan pencatatan dari inspektorat.
dan pengeluaran keuangan semuanya sama bendahara.
Desa?
10. Bagaimana proses Disusun oleh Sekretaris Setelah saya susun, diperiksaDisusun, diverifikasi BPMPL,
pelaksanaan penyampaian Lembang dan dikonsultasikan dulu sama kepala lembang kalau sudah betul baru dijilid.
laporan pertanggungjawaban ke Kepala Lembang lalu baru dibawa ke BPMPL. lalu di bawa ke Bupati,
keuangan Desa? disahkan. Camat, BPMPL, BPL, dan
arsip di Lembang.
11. Menurut Anda apakah Ya, karena sebelumnya Perlu, selama ini belum ada Ya perlu, karena ini dana ini
masyarakat perlu mengetahui sudah di musyawarahkan. yang datang minta laporan tapi tranparan tidak ada yang
realisasi penggunaan kalau ada yang minta sudah disembunyikan.
keuangan Desa? pasti kami berikan, papan
informasi juga akan segera
kami adakan biar masyarakat
bisa lihat disitu mengenai
laporan keuangan Lembang
12. Bagaimana format Sesuai Permendagri 113 Sesuai Permendagri 113, ada Ada Juknis (petunjuk teknis)
laporan pertanggungjawaban tahun 2014 juga aturan Bupati dari kabupaten kita ikuti.
keuangan Desa?
13. Menurut Anda apakah Ketepatan waktu Penting, karena kalau Penting karena tidak
pentingnya penyampaian penyampaian laporan terlambat, dana selanjutnya menghalangi pencairan dana
laporan pertanggungjawaban pertanggungjawaban juga di tunda pencairannya. selanjutnya.
keuangan Desa yang tepat memperlancar pencairan
waktu? dana selanjutnya.
87
14. Menurut Anda apakah Transparansi ke masyarakat Selain transparansi ke Penting karena
pentingnya dan disiplin dalam masyarakat ini juga jadi alat
pertanggungjawaban manajemen pemerintahan untuk memperbaiki pelayanan
penatausahaan keuangan Lembang. dan semangat untuk
Desa? membangun Lembang.
15. Bagaimana pendapat Wajib, kerena administrasi Ikut aturan saja, karena Kalau ada aturannya untuk
Anda mengenai kewajiban menjadi bukti atas realisasi memang dananya melaporkan kita ikuti saja,
menyampaikan laporan kegiatan. direalisasikan pemerintah dan yang penting di arahkan
realisasi penggunaan digunakan di Lembang. bagaimana penyusunannya.
APBDesa?
16. Menurut Anda berapa kali APBD setiap triwulan APBN untuk pelaporan kita ikuti Setiap waktunya melaporkan
seharusnya bendahara setiap realisasi, semester dan aturan Bupati, kalau sudah bendahara laporkan, untuk
melaporkan tahunan. waktunya pelaporan kita pembangunan fisik
pertanggungjawaban laporkan lagi, karena kalau tergantung berapa banyak
pengelolaan keuangan Desa? terlambat nanti menghalangi pembangunannya.
pencairan tahap selanjutnya
17. Dalam setahun berapa 10 kali. APBD 6 kali: setiap Kalau untuk APBN 4 kali, 4 kali kalau operasional
kali Desa menyampaikan triwulan dalam satu tahun laporan semesteran dan APBN 1 kali untuk 100 %.
laporan anggaran berarti 4 kali itu, tahunan, dan laporan realisasi Kalau pembangunan fisik itu
pertanggungjawaban? ada juga laporan semester untuk 2 kali tahap. kalau APBD tergantung dari
sama tahunannya. setiap triwulan. pembangunannya kalau ada
APBN 4 kali: realisasi tahap empat pembangunan kita
1, realisasi tahap 2, laporan buat juga 4 laporan.
semester dan tahunan.
88