You are on page 1of 18

PENJELASAN VARIABEL PROGRAM ANAK

No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL


1 Jumlah Sasaran Bayi Jumlah anak yang berumur 0 - 11 bulan di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu.

2 Sasaran Remaja semua penduduk yang berusia 10 tahun hingga 17 tahun 11


bulan 30 hari, menikah ataupun tidak menikah

3 RS melayani tumbuh Jumlah Rumah Sakit tingkat kabupaten/kota pemerintah


kembang maupun swasta (termasuk RS provinsi atau RS rujukan
Nasional yang berada di wilayah kabupaten/kota) tersebut
yang melayani dan menerima rujukan kasus gangguan
tumbuh kembang

4 Jumlah Puskesmas yang Puskesmas yang melayani minimal 60 % dari kunjungan


melaksanakan MTBS Balita sakit sesuai standar tatalaksana MTBS

5 Jumlah Puskesmas yang Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK


memberikan pelayanan
SDIDTK < 50 %
dari sasaran Balita

6 Jumlah Puskesmas yang Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK


memberikan pelayanan
SDIDTK 50 - 75 % dari
sasaran Balita
7 Jumlah Puskesmas yang Puskesmas yang memberikan pelayanan SDIDTK
memberikan pelayanan
SDIDTK lebih 75 % dari
sasaran Balita

8 Jumlah Sekolah Yang Diisi : jumlah sekolah yang melaksanakan program Usaha
Melaksanakan UKS Kesehatan Sekolah (Pendidikan kesehatan, Pelayanan
Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah) diwilayah kerja

9 Jumlah Puskesmas Mampu Semua Puskesmas yang memenuhi kriteria berikut:


laksana PKPR 1. Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah (sekolah
umum,sekolah berbasis agama) per tahun
2. Melatih Kader Kesehatan Remaja di sekolah minimal
sebanyak 10% dari jumlah murid di sekolah binaan
3. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja
yang memerlukan konseling yang kontak dengan petugas
PKPR

4. Melaksanakan kegiatan KIE di sekolah binaan minimal 2


kali dalam setahun

Penjelasan masing-masing kriteria sebagai berikut :

1. Pembinaan pada sekolah

Dilakukan oleh Puskesmas dengan mengarahkan sekolah


agar

- Melakukan survei sederhana sebagai bahan analisa


masalah kesehatan remaja di sekolah
- Bekerjasama dengan guru BK dalam menangani peserta
didik yang bermasalah dan melakukan rujukan

- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 'konselor


sebaya' secara berkala

- Mendampingi 'konselor sebaya' di sekolah agar dapat


berperan dalam memberikan KIE, menemukan
kasus/deteksi dini, tempat curhat dan melakukan rujukan ke
puskesmas
2. Melatih 'Konselor Sebaya' di sekolah

- Membentuk 'konselor sebaya' di sekolah

- Mengawasi dan mengendalikan kegiatan 'konselor sebaya'

3. Memberi layanan Konseling pada semua remaja yang


memerlukan konseling yang kontak dengan petugas PKPR

- Deteksi dini kelainan terkait kesehatan remaja baik di


dalam/ di luar gedung puskesmas

- Melakukan tindakan berupa konseling dan tindakan medis


lain

4. Melaksanakan KIE di sekolah binaan


Dilakukan oleh Puskesmas bekerjasama dengan sekolah
yang dibina dalam rangka

- Mempunyai jadwal dan melaksanakan kegiatan KIE di


sekolah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
dalam ketrampilan hidup sehat
10 Jumlah Puskesmas Mampu Puskesmas yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Tata Laksana Kasus KtA

1. Tenaga Kesehatan terlatih/terorientasi tata laksana medis


kasus KtA

2. Melaksanakan rujukan kasus KtA ke Pusat Pelayanan


Terpadu (PPT) di RSUD/RS Bhayangkara

11 Jumlah Tenaga Puskesmas Jumlah Tenaga Puskesmas (dokter, bidan, perawat) yang
Terlatih Asfiksia telah mendapatkan pelatihan Manajemen Asfiksia baik dari
Depkes, Dinkes provinsi/kab/kota, organisasi profesi,
maupun dari donor.
12 Jumlah Tenaga Puskesmas Jumlah Tenaga Puskesmas (dokter, bidan, perawat) yang
Terlatih Bayi Berat Lahir telah mendapatkan pelatihan Manajemen BBLR baik dari
Rendah (BBLR) Depkes, Dinkes provinsi/kab/kota, organisasi profesi,
maupun dari donor.
13 Jumlah Puskesmas yang Jumlah Puskesmas yang TIDAK memiliki tenaga kesehatan terlatih
TIDAK memiliki tenaga MTBS atau TIDAK memiliki tenaga yang mampu tatalaksana
terlatih MTBS MTBS melalui kalakarya, pendidikan pre service, orientasi
MTBS , dan lain-lain
14 Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan terlatih
memiliki tenaga terlatih MTBS atau mampu tatalaksana MTBS melalui kalakarya,
MTBS 1 - 2 orang pendidikan pre service, orientasi MTBS , dan lain-lain 1 - 2
orang
15 Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan terlatih
memiliki tenaga terlatih MTBS atau mampu tatalaksana MTBS melalui kalakarya,
MTBS ≥ 3 orang pendidikan pre service, orientasi MTBS , dan lain-lain ≥ 3
orang
16 Jumlah Tenaga Kesehatan semua tenaga kesehatan di puskesmas yang telah dilatih
terlatih PKPR PKPR (ada ataupun tidak ada sertifikat telah mengikuti
pelatihan PKPR)

17 Jumlah Tenaga terlatih adalah jumlah tenaga kesehatan (dokter/dokter gigi dan
tatalaksana kasus KtA perawat/bidan) yang telah mengikuti Pelatihan Tatalaksana
Kasus Kekerasan terhadap Anak

18 Cakupan KN 1 Cakupan neonatus yang telah memperoleh 1 kali pelayanan


Kunjungan Neonatal pada 6-48 jam, setelah lahir sesuai
standar di satu wilayah kerja pada satu tahun.

19 Cakupan KN Lengkap Cakupan neonatus yang telah memperoleh pelayanan


Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48
jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai
standar di satu wilayah kerja pada satu tahun.
20 Cakupan neonatus Cakupan neonatus dengan komplikasi disatu wilayah kerja
komplikasi yang ditangani pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana
pelayanan kesehatan.
Neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian.
Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus,
hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir,
BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr ), sindroma
gangguan pernapasan, kelainan kongenital maupun yang
termasuk klasifikasi kuning pada MTBS
21 Cakupan Kunjungan Bayi cakupan bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling
sedikit 4 kali (1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada
umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, 1 kali pada
umur 9-11 bulan) disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.

22 Cakupan Pelayanan Anak anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan
Balita pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun,
pemberian vitamin A 2 x setahun

23 Jumlah Siswa yang Diisi : jumlah murid baru kelas I ( baru masuk) yang
Diperiksa melalui dilakukan pemeriksaan kesehatan (pengukuran tinggi
Penjaringan kesehatan badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman mata,
ketajaman pendengaran, gigi, kelainan mental emosional,
kebugaran jasmani, dll)

24 Jumlah Sekolah yang Diisi : jumlah sekolah yang melakukan pemeriksaan


melaksanakan Penjaringan kesehatan (skrining) pada murid baru kelas I
kesehatan

25 Jumlah Sekolah yang Diisi : jumlah sekolah yang melakukan pemeriksaan


Melaksanakan kesehatan (pengukuran tinggi badan, berat badan,
Pemeriksaan Berkala pemeriksaan ketajaman mata, ketajaman pendengaran,
gigi,secara berkala tiap 6 (enam) bulan sekali
26 Kekerasan terhadap Anak Semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara fisik
(KtA) ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, trafiking,
penelantaran, eksploitasi komersial termasuk ekploitasi
seksual komersial anak (ESKA) yang mengakibatkan
cidera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan
anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak
atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks
hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan.

27 Kekerasan Fisik Adalah kekerasan yang mengakibatkan cidera fisik nyata


ataupun potensial terhadap anak sebagai akibat dari
interaksi atau tidak adanya interaksi yang layaknya ada
dalam kendali orangtua atau orang dalam hubungan posisi
tanggungjawab, kepercayaan atau kekuasaan.

28 Kekerasan Seksual Adalah pelibatan anak dalam kegiatan seksual, dimana ia


sendiri tidak sepenuhnya memahami atau tidak mampu
memberi persetujuan atau oleh karena perkembangannya
belum siap atau tidak mampu memberi persetujuan, atau
yang melanggar hukum atau pantangan masyarakat, yang
ditandai dengan adanya aktivitas seksual antara anak
dengan orang dewasa atau anak lain dengan tujuan untuk
memberikan kepuasan bagi orang tersebut.

29 Kekerasan Emosional Adalah suatu perbuatan terhadap anak yang mengakibatkan


atau sangat mungkin akan mengakibatkan gangguan
kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spiritual, moral
dan sosial, misalnya pembatasan gerak, sikap tindak yang
meremehkan, mencemarkan, mengkambing hitamkan,
mengancam, menakut-nakuti, mendiskriminasi, mengejek
atau menertawakan anak, atau perlakuan kasar lain atau
penolakan.
30 Penelantaran Adalah kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, seperti:
kesehatan, pendidikan, perkembangan emosional, nutrisi,
rumah atau tempat bernaung, serta keadaan hidup yang
aman dan layak.

31 Eksploitasi anak. Adalah penggunaan anak dalam pekerjaan atau aktivitas


lain untuk keuntungan orang lain. Hal ini termasuk, tetapi
tidak terbatas pada, pekerja anak dan prostitusi. Kegiatan ini
merusak atau merugikan kesehatan fisik dan kesehatan
mental anak, merugikan perkembangan pendidikan,
spiritual, moral dan sosial-emosional anak> termasuk
pekerja perempuan dan/atau anak, serta prostitusi.

32 Trafiking (Perdagangan Adalah tindakan perekrutan, pengangkatan, penampungan,


Orang) pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang
dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan
hutang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang
kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di
dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi
atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

33 Jumlah SLB Yang Dibina Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada di wilayah
puskesmas yang dibina

34 Jumlah LAPAS/RUTAN Jumlah Lembaga Pemasyarakatan Anak atau Rumah


ANAK yang Dibina Tahanan Anak yang berada di wilayah Puskesmas yang
dibina
35 Jumlah LAPAS/RUTAN Jumlah Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan
yang Dibina yang berada di wilayah Puskesmas yang dibina

36 Jumlah Lahir Mati Jumlah Bayi yang pada waktu dilahirkan dalam keadaan
mati (tidak ada tanda-tanda kehidupan)

37 Jumlah kematian Neonatal Jumlah neonatal berumur 0 - 6 hari yang mati, setelah
(0 - 6 hari) dilahirkan dalam keadaan hidup

38 Jumlah kematian Neonatal Jumlah neonatal berumur 7 - 28 hari yang mati, setelah
(7 - 28 hari) dilahirkan dalam keadaan hidup

39 Jumlah kematian bayi (29 Jumlah bayi berumur 29 hari - 11 bulan yang mati, setelah
hari - 11 bulan) dilahirkan dalam keadaan hidup

40 Sebab Kematian Neonatal, Penyakit yang menyebabkan kematian pada neonatal, bayi
Bayi dan Anak Balita dan anak balita, berdasarkan autopsi verbal dan diketahui
Dokter
SAN VARIABEL PROGRAM ANAK

RUMUS SUMBER DATA

Format Pencatatan dan Pelaporan kegiatan kesehatan remaja


tingkat kabupaten/kota dan Sensus

Register kunjungan Balita sakit, Register kohort

1. Register kohort bayi 2. Register kohort balita dan


anak prasekolah 3.
Buku KIA

1. Register kohort bayi 2. Register kohort balita dan


anak prasekolah
3. Buku KIA
1. Register kohort bayi 2. Register kohort balita dan
anak prasekolah
3. Buku KIA

Format laporan Kegiatan Kesehatan Anak Usia sekolah


Tingkat Kab/Kota

Format Pencatatan dan Pelaporan kegiatan kesehatan remaja


tingkat kabupaten/kota
Mampu tatalaksana MTBS bisa melalui: pelatihan standarisasi
MTBS, mendapatkan materi MTBS saat pendidikan/pre
service di fakultas kedokteran, Akbid dan Akper, serta
kalakarya/ on the job training.

Mampu tatalaksana MTBS bisa melalui: pelatihan standarisasi


MTBS, mendapatkan materi MTBS saat pendidikan/pre
service di fakultas kedokteran, Akbid dan Akper, serta
kalakarya/ on the job training.
Mampu tatalaksana MTBS bisa melalui: pelatihan standarisasi
MTBS, mendapatkan materi MTBS saat pendidikan/pre
service di fakultas kedokteran, Akbid dan Akper, serta
kalakarya/ on the job training.
Format laporan kegiatan kesehatan remaja tingkat
kabupaten/kota

1) SIMPUS (Kohort bayi, LB3, PWS-KIA)


2) SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta
(akan direvisi).

1) SIMPUS (Kohort bayi, LB3, PWS-KIA)


2) SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta
(akan direvisi).

1) SIMPUS,
2) SIRS
3) Laporan pelaksanaan audit Maternal dan perinatal.
1) SIMPUS (Kohort bayi,PWS-KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta
(akan direvisi).

1. Kohort Anak Balita dan Prasekolah


2. Laporan rutin SKDN 3. Buku KIA
4. KMS 5. Laporan
pelayanan SDIDTK 6. Laporan pemberian Vit. A
7. Pencatatan pemantauan tumbuh kembang di Pos
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Taman Bermain, Play
Group, Taman Penitipan Anak, Taman Kanak-kanak, Raudatul
Athfal, dll.

Format laporan Kegiatan Kesehatan Anak Usia sekolah


Tingkat Kab/Kota

Format laporan Kegiatan Kesehatan Anak Usia sekolah


Tingkat Kab/Kota

Format laporan Kegiatan Kesehatan Anak Usia sekolah


Tingkat Kab/Kota
Pedoman Pengembangan Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan Puskesmas Mampu Tatalaksana


Kasus KtA

Pedoman Pengembangan Puskesmas Mampu Tatalaksana


Kasus KtA

Pedoman Pengembangan Puskesmas Mampu Tatalaksana


Kasus KtA
Pedoman Pengembangan Puskesmas Mampu Tatalaksana
Kasus KtA

Pedoman Pengembangan Puskesmas Mampu Tatalaksana


Kasus KtA

Pedoman Pengembangan Puskesmas Mampu Tatalaksana


Kasus KtA

You might also like