You are on page 1of 14

MAKALAH KEIMANAN DAN KETAQWAAN

SEORANG PERAWAT

Dozen Pembimbing : Widodo, S.Ag.

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam

Disusun oleh:

Nama : Indah Nur Afifah

Nim : P1337420517067

Kelas : Antasena 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

D3 KEPERAWATAN MAGELANG

TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah tentang Keimanan dan Ketaqwaan Seorang Perawat.

Makalah ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Keimanan dan

Ketaqwaan Seorang Perawat dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap

pembaca.

Magelang, 11 Febuari 2018

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keimanan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap

penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan

adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya,

kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya

pondasi tersebut. Meskipun demikian keimanan saja tidak cukup.

Keimanan harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang

sesuai dengan ajaran agama yang kita anut. Keimanan baru sempurna, jika

diyakini oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan dibuktikan dalam segala

perilaku kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupanya, manusia tidak akan

pernah lepas untuk mencari nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena

keseharianya manusia dihadapkan berbagai macam persoalan yang

membutuhkan penyelesaian. Dengan perkembangan iptek yang pesat ini

persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan manusia pun semakin sulit

mengatasi persoalan hidup. Bahkan tidak sedikit orang pun putus asa

sampe melakukan bunuh diri. Disinilah iman dan taqwa itu mengambil

peranannya sebagai jalan keluar atau solusi untuk menyelesaikan masalah

kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang telah bisa memahami dan

menerapka konsep iman dan taqwa tersebut dalam kehidupanya maka ia

bisa mengatasi semua permasalahanya. Jadi iman dan taqwa itu sangatlah
penting bagi manusia terutama seorang perawat agar bisa menyelesaikan

berbagai persoalan sesuai dengan iman dan taqwa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian iman dan taqwa?

2. Bagaimana tanda-tanda beriman dan bertaqwa?

3. Kapan perwujudan iman dan taqwa dalam keperawatan?

4. Mengapa iman dan taqwa itu penting bagi seorang perawat?

5. Siapa yang wajib mengimani iman dan taqwa?

6. Dimana iman dan taqwa itu diterapkan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian iman dan taqwa.

2. Untuk mengetahui tanda-tanda beriman dan bertaqwa.

3. Untuk mengetahui perwujudan iman dan taqwa dalam keperawatan.

4. Untuk mengetahui pentingnya iman dan taqwa bagi seorang perawat.

5. Untuk mengetahui siapa saja yang wajib mengimani iman dan taqwa.

6. Untuk mengetahui penempatan iman dan taqwa.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMAN DAN TAQWA

1. Pengertian Iman

Secara bahasa iman berasal dari kata ‫امن يئمنو ايمنا‬

yang artinya percaya. Sedangkan secara istilah para ulama mendifinisikan

iman dengan ‫تصديق بالقلب وقول بالسان وعمل باالركان‬

“Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa Amalu Bil Arkan”

Dari hal ini maka sejatinya komponen penyusun keimanan adalah ;

a. Tasdikun Bil Qalbi (Meyakini dalam hati)

b. Qaulu Bil Lisan (Diucapkan dengan lisan/perkataan)

c. Amalu Bil Arkan (Diwujudkan dengan perbuatan)

Jadi, Iman kepada Allah adalahmengucapkan dengan lisan dan

membuktikannya dalam amal perbuatan yangterdiri dari tujuh puluh tiga

hingga tujuh puluh sembilan cabang. Yang tertinggi adalahucapan

dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan ‫هلل‬

yangmenggangu orang yang sedang berjalan, baik berupa batu, duri,

barang bekas, sampah, dansesuatu yang berbau tak sedap atau

Rasulullah Shallahu‟alaihi wa sallam bersabda,”Iman lebih .semisalnya

dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, paling utamanya perkataan

dan yang paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan, dan ‫هلل‬

malu merupakancabang dari keimanan.” (Riwayat Muslim: 35, Abu

Dawud: 4676, Tirmidzi: 2614)Secara pokok iman memiliki enam rukun


sesuai dengan yang disebutkan dalam hadist Jibril(Hadist no. 2 pada

hadist arba‟in an-Nawawi) tatkala bertanya kepada Nabi

Shallahu‟alaihiwa sallam tentang iman, lalu beliau menjawab,”Iman

adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya,

pararasulNya, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan

yang buruk.”(Mutafaqqun ‘alaihi) Adapun cakupan dan jenisnya,

keimanan mencakup seluruh bentuk amal kebaikan yangkurang lebih ada

Karena itu Allah menggolongkan dan menyebuti. tujuh puluh tiga cabang

badah shalat dengan sebutan iman dalam firmanNya,”Dan Allah tidak

akan menyia-nyiakan imanmu” (QS. Al-Baqarah:143) Para ahli tafsir

menyatakan, yang dimaksud ‟imanmu‟ adalah shalatmu tatkala engkau

menghadap ke arah baitul maqdis, karena sebelum turun perintah shalat

menghadap ke Baitullah (Ka‟bah) para sahabat mengahadap ke Baitul

Maqdis. Iman kepada AllahIman kepada Allah adalah mempercayai

bahwa Dia itu maujud (ada) yang disifati dengansifat-sifat keagungan

dan kesempurnaan, yang suci dari sifat-sifat kekurangan. Dia Maha

Esa,Mahabenar, Tempat bergantung para makhluk, tunggal (tidak ada

yang setara dengan Dia),Pencipta segala makhluk, Yang melakukan

segala yang dikehendakiNya, dan mengerjakandalam kerajaanNya apa

yang dikehendakiNya. Beriman kepada Allah juga bisa diartikan,berikrar

dengan macam-macam tauhid yang tiga serta beri‟tiqad (berkeyakinan)

dan beramaldengannya yaitu tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah dan

.tauhid al-asma‟ wa ash-shifaat


2. Pengertian Taqwa

Secara bahasa taqwa berasal dari kata ‫ وقى يقى وقيه‬yang artinya

memelihara. Sedangakan secara istilah para ulama mendifinisikan taqwa

dengan ‫امتثال اوامرهللا عزوجل واجتناب نواهيه‬

“ imtisalul awamirillah” : Melaksanakan seluruh perintah-perintah-Nya

“wajtinabu nawahiyah” : Menjauhi segala larangan-Nya.

Jadi taqwa dapat diartikan sikap untuk memelihara keimanan yang

diwujudkan dengan pengalaman ajaran agama Islam secara utuh dan

konsisten (istiqomah). Keimanan dan ketaqwaan sangat berperan dan

berpengaruh penting bagi manusia dalam menjalani kehidupan terutama

seorang perawat agar supaya dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan

ajaran islam.

B.TANDA-TANDA BERIMAN DAN BERTAQWA

1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu

Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat Al-

Quran, maka bergejolak artinya untuk segera melaksanakanya (Al

Anfal:2).

2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu

Allah, diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran

Allah meurut Sunnah Rasul (Ali Miron:120, Al-Maidah:12, Al-Anfal:2,

At-Taubah:52, Ibrahim:11, Mujadalah:10, dan At-taghabun.


3. Tertib dalam melaksanakan sholat dan selalu menjadi pelaksanaannya

(Al-Anfal:2,7)

4. Menafkahkan rezeki yang diterima (Al-Anfal:3 dan Al-Mukminun:4)

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan

(Al-Mukminun:3,5)

6. Memilihara amanah dan menepati janji (Al-mukminun:6)

7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (Al-Anfal:74)

8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (An-nur:62).

C.PERWUJUDAN IMAN DAN TAQWA SEORANG PERAWAT

Seorang perawat dalam melakukan tugasnya harus mempunyai

Akidah Islam, aqidah islam sendiri dalam al-Quran disebut iman. Iman

bukan hanya berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong

seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas.

Jadi perwujudan iman dan taqwa adalah berupa Akidah Islam atau iman

mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan aturan hukum yang

datang dari Islam. Menjadi seorang perawat berarti harus meyakini dan

melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Terutama

menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang

dilarang agama ketika sedang melaksanakan tugasnya. Hal itu merupakan

salah satu bentuk wujud seorang muslim yang bertaqwa. Karena taqwa

adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh dalam mengarungi

kehidupan dunia
D. PENTINGNYA IMAN DAN TAQWA SEORANG PERAWAT

Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah

pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya, kokoh

tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya pondasi

tersebut. Jadi iman dan taqwa sangatlah penting untuk menompang dan

memperkuat terutama keyakinan kita. Dimana kita sebagai seorang perawat

ketika kita menghadapi pasien yang non muslim kita harus bersikap

toleransi tanpa meninggalkan iman dan taqwa kita seorang muslim.

Jadi kita sebagai perawat ketika Melaksanakan tugas harus dengan

tulus ikhlas karena Allah semata, Merawat pasien hendaklah diniati untuk

pengabdian (ibadah)danBenar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal.

Karena amal yang diterima Allahhanyalah amal yang didasarkan pada

keikhlasan .

E. SIAPA YANG WAJIB MENGIMANI IMAN DAN TAQWA?

Taqwa dan beriman merupakan perintah yang wajib atas setiap orang

Islam. Setiap orang beriman diperintahkanoleh Allah dengan benar2

bertaqwa dan beriman kepada Allah. Dalil2 Al-Quran dan Hadis Nabi

berkenaan“TAQWA” serta kewajipan “BERTAQWA” terlalu banyak ,

diantaranya …….Firman Allah :“Hai orang-orang yang beriman,

bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya”. *Al-

Imran (3) : 102]Firman Allah :“Katakanlah (wahai Muhammad): Tidak

sama yang buruk dengan yang baik, walaupun banyaknyayang buruk itu
menarik hatimu. Oleh itu bertaqwalah kepada Allah wahai orang-orang

yangberakal fikiran, supaya kamu berjaya.[Al-Maedah (5) : 100 ]

Firman Allah :“….Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu

di sisi Allah adalah orang yang palingbertaqwa diantara kalian…”

[alHujurat (49) : 13]Sabda Nabi bahwa Rasulullah Dari Ibnu Mas’ud:

sering mengucapkan, “YaAllah aku memohon kepada-Mu petunjuk, SAW

: ketakwaan, penjagaan diri dan kecukupan.” (Muslim)Sabda Rasulullah

Bertaqwalah kamukepada Allah “ , kepada Muadz bin Jabal Wasiat Nabi:

di mana pun kamu berada, tampallah keburukan dengan kebaikan niscaya

akandapat menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang

.baik.” (Ahmad, At-Tirmidzi)

Perintah Allah dan dalil2 Hadis Nabi menunjukkan Taqwa membawa

kepada kejayaan, sertakebahagiaan abadi diakhirat kelak. Juga menegaskan

kedudukan dan ketinggian seseorang disisiAllah adalah berdasarkan

Taqwanya, bukan rupa paras atau keturunannya.Semoga Allah

menghimpunkan kita bersama2 orang2 yang bertaqwa.

Sabda Nabi ditanya tentang penyebab yang Nabi SAW Dari Abu Huraiah

paling banyak memasukkan orang ke dalam surga, maka Baginda menjawab,

Bertaqwa kepadaAllah dan akhlak yang baik. Dan ketika ditanya tentang “

sesuatu yang paling banyakmenjerumuskan orang ke dalam neraka Baginda

”:menjawab, ”Mulut dan Kemaluan.” (at-Tirmidzi,)Sabda Rasulullah

Bahwasanya seorang hamba, tidaklah akan mencapai derajat ketaqwaan


sehingga ia meninggalkan apa yang tidak dilarang (barang yang harus atau

halal) supaya tidak terjerumuspada hal- hal yang dilarang ” ( Hadis Hasan ;

)riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Baihaqi

F. DIMANA KITA MENEMPATKAN IMAN DAN TAQWA?

Dimana saja pada waktu kapan saja. Perlu diketahui agama yang diakui di

Indonesia terdapat enam agama, yaitu Agama Islam, Kristen Protestan, Kristen

Khatolik, Buddha, Hindu dan Khonghucu. Perbedaan agama tersebut

hendaknya menumbuhkan saling mengh ormati satu sama lain tanpa

memunculkan sikap-sikap yang berlebihan seperti fanatisme yang berlebihan.

Fanatisme merupakan kelompok yang menganut suatu faham atau aliran secara

berlebihan dan mengakibatkan konflik. Fanatisme beragama bisa mengikis

kesatuan umat, karena umat beragama seharusnya bisa menciptakan toleransi

baik pada kelompok sendiri maupun umat beragama lain, tapi dengan

fanatisme yang berlebihan justru menciptakan kesenjangan.

Sebagai warga negara yang beriman dan bertakwa, kita harus

menghormati perbedaan dan berusaha menghargai serta memahami perilaku

beriman dan bertakwa ajaran agama lain. Dalam menghargai perilaku beriman

dan bertakwa ajaran agama lain, hendaknya Anda menumbuhkan sikap

toleransi di mana pun. Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2

disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya


dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah

sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan

saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi

keutuhan Negara.

Benar, perbedaan keyakinan seharusnya bukanlah menjadi jurang pemisah

dalam interaksi sosial di masyarakat. Perbedaan keyakinan juga tidak bisa

dijadikan suatu alasan untuk menyerang yang lainnya. Apalagi sampai

mengganggu seseorang dalam menjalankan ibadahnya. Karena disadari atau

tidak, setiap agama di dunia ini mengajarkan perasaan kasih dan sayang. Hal

tersebut tidak lain untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan beragama

sesama manusia. Perbedaan keyakinan bukanlah menjadi suatu alasan

seseorang menjadi bersikap antipati terhadap orang lain yang berbeda

keyakinan dengan kita. Walau memang ada beberapa batasan untuk kita dalam

hal beribadah. Meski demikian, hal ini bukanlah halangan untuk kita saling

bersosialisasi dan berinteraksi. Toleransi dan tenggang rasa menjadi kunci

untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keimanan menunjukan sikap batin yang terletak dalam hati sehingga,

percaya atau beriman kepada Allah akan menunjukkan sikap batin yang sesuai

dengan ajaran Allah. Iman bukan hanya berarti percaya, melainkankeyakinan

yang mendorong seseorang untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu

sesuai dengan keyakinan yang diyakininya.

B. Saran

Masyarakat seharusnya benar-benar memahami arti dari keimanan dan

ketakwaan serta memupuk keimanan dan ketakwaan tersebut di dalam diri

mereka, sebab 2 hal tersebut sangat berperan dan berpengaruh penting

terhadap diri manusia dalam menjalani kehidupan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdiansyah, Septian (2010). Keimanan dan Ketaqwaan

http://tugaskuliahseptian.blogspot.com/2010/06/keimanan-dan-ketakwaan.html

Abidin, Buya Masoed (2008). Pemantapan Iman dan Taqwa

http://Buyamasoedabidin.wordpress.com/2008/05/24/pemantapan-iman-dan-

taqwa

Alim, Syahirul dkk. 1995. Islam untuk Disiplin Ilmu Pengetahuan Alam dan

Teknologi. Jakarta: Departemen Agama RI.

You might also like