You are on page 1of 6

Makassar Dent J 2017; 6(3): 143-148 p-ISSN:2089-8134 143

e-ISSN:2548-5830

Penggunaan fiber polyethylene (ribbond) sebagai splint periodontal


1
Asdar Gani,1Sri Oktawati, 1Arni Irawaty Djais, 2Miftahendarwati, 2Novita Sari Silamba
1
Departement Periodonsia
2
Mahasiswa tahap profesi
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin
Makassar, Indonesia
E-mail: asdargani@gmail.com

ABSTRAK
Kerusakan struktur pendukung gigi dapat menyebabkan terjadinya mobilitas gigi. Mobilitas gigi akan berefek
buruk pada fungsi, estetika, dan rasa nyaman pasien. Splinting digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Saat dihadapkan dengan dilema mengenai cara mengatasi gigi dengan permasalahan periodontal,
splinting gigi yang mengalami mobilitas dengan gigi di sebelahnya yang lebih kuat merupakan suatu pilihan
yang tepat. Artikel ini bertujuan untuk membantu memberi gambaran para klinisi tentang salah satu bahan
splinting yaitu mewadahi para klinisi tentang gambaran terbaru mengenai bahan splinting fiber polyethylene
(ribbond) dan pengaplikasianya dalam kasus periodontal. Ribbond adalah salah satu bahan yang biasa
digunakan pada splinting telah menjadi populer saat ini dan terbuat dari fiber polyethylene molekul ultra-
high. Selain digunakan sebagai splinting, fiber ribbon dapat diaplikasikan beragam kasus lain pada bidang
kedokteran gigi.
Kata kunci: periodontal, mobilitas, splint, fiber polyethylene

PENDAHULUAN pengunyahan. Splinting gigi satu sama lain akan


Kegoyangan gigi merupakan salah satu gejala mendistribusikan tekanan dari gigi yang mobile ke
penyakit periodontal yang ditandai dengan hilangnya gigi tetangganya yang tidak mobile, sehingga
perlekatan serta kerusakan tinggi tulang vertikal.1 diperoleh dukungan gigi yang lebih kuat.3
Peningkatan kegoyangan gigi akan berefek buruk Peningkatan mobilitas karena pelebaran ligamen
pada fungsi, estetika, serta kenyamanan pasien. periodontal kemungkinan dapat direduksi melalui
Penanganan secara klinis pada gigi dengan masalah oklusal saja dengan cara mengeliminasi masalah
periodontal disertai mobilitas yang parah masih oklusal. Pada kasus penyesuaian oklusal tidak dapat
menjadi tantangan bagi para dokter di klinisi.2 mereduksi mobilitas gigi, reduksi mobilitas hanya
Salah satu metode untuk mengontrol dan dapat dicapai dengan splinting. Splinting dalam
menstabilisasi kegoyangan gigi adalah splinting. kondisi tertentu hanya diindikasikan jika mobilitas
Splinting diindikasikan pada keadaan kegoyangan gigi mengganggu fungsi pengunyahan pasien atau
gigi derajat 3 dengan kerusakan tulang yang berat. kenyamanan mengunyah atau estetik. Apabila
Adapun indikasi utama penggunaan splint dalam peningkatan mobilitas terjadi karena kombinasi
mengontrol kegoyangan gigi, yaitu imobilisasi pelebaran ligamen periodontal dan reduksi dari
kegoyangan yang menyebabkan ketidaknyamanan tinggi jaringan pendukung periodontal (tanpa
pasien serta menstabilkan gigi pada derajat penyakit periodontal aktif), penyesuaian oklusal
kegoyangan yang makin bertambah. Ditambahkan mungkin cukup sesuai untuk mereduksi mobilitas
oleh Strassler dan Brown splinting juga digunakan hingga diperoleh derajat yang diinginkan. Walaupun
untuk mengurangi masalah oklusal dan fungsi demikian, splint dipertimbangkan jika kenyamanan
mastikasi.1 pengunyahan pasien masih terganggu.2
Splin periodontal adalah alat yang digunakan Salah satu teknik splint yang digunakan adalah
untuk mengimobilisasi atau menstabilkan gigi-gigi splinting yang diperkuat. Berbagai upaya telah
yang mengalami kegoyangan dan memberi hubungan dilakukan untuk menanam wire, pin, nilon, kerangka
yang baik antara tekanan oklusal dengan jaringan stainless steel, dsb, dengan restorasi resin. Masalah
periodontal, dengan cara membagi tekanan oklusal yang timbul dari penggunaan bahan tersebut adalah
ke seluruh gigi secara merata sehingga dapat ketidakmampuan secara kimia untuk menyatuh
mencegah kerusakan lebih lanjut akibat kegoyangan dengan komposit. Hal ini memicu penelitian untuk
tersebut. Splin periodontal digunakan jika kapasitas mengembangkan bahan yang sesuai agar dapat
adaptasi periodonsium telah terlampaui dan derajat mengatasi kekurangan dari bahan sebelumnya. Suatu
kegoyangan gigi tidak kompatibel dengan fungsi tantangan untuk menempatkan suatu splint berbahan
144 Asdar Gani: Penggunaan fiber polyethylene (ribbond) sebagai splint periodontal

dasar komposit yang tipis namun kuat harus memiliki karakteristik yang sangat baik. Hampir tidak ada
kekuatan yang tinggi, dapat diikat (bondable), penyimpangan, Ribbond menyesuaikan dengan
biokompatibel, estetik serta mudah dimanipulasi kontur gigi dan lengkung gigi.4
dalam hal warna alami dari fiber sehingga dapat Ikatan Ribbond pada komposit. Komposit yang
dipendam dalam struktur resin.2 dipilih diperbesar 110.000 kali. Gambaran SEM ini
Bahan baru komposit fiber-reinforced Ribbond menunjukkan penggabungan yang sempurna dari
merupakan bahan yang dasarnya reinforced ribbon resin pada fiber Ribbond (terlihat kurangnya
dan terbuat dari fiber polietilen molekul ultrahigh rongga). tekanan di dalam resin mudah ditransfer
yang memiliki modulus ultrahigh. Ribbond muncul pada fiber yang menunjukkan bahwa Ribbond
sebagai bahan yang cukup memadai dengan metode merupakan bagian integral yang kuat dari protesa.
yang mudah untuk splinting gigi. Selain digunakan Fiber Ribbond mudah menyerap air. Perawatan ini
sebagai splinting, fiber ribbon dapat digunakan mengurangi tegangan superfisial fiber, menjamin
dalam berbagai jenis kasus klinik dalam kedokteran ikatan kimia yang baik pada bahan komposit.
gigi seperti pembuatan post dan core endodontik, Ribbond merupakan bahan biokompatibel, estetika,
space maintainer, pembuatan bridge, retainer translusen, terlihat tidak berwarna dan menghilang
ortodontik, serta pembuatan gigi tiruan. Berbagai dalam komposit atau akrilik tanpa tembus. Fiber
keuntungan dari bahan ini adalah meliputi mudah Ribbond juga ditandai dengan memiliki kekuatan
beradaptasi dengan kontur gigi dan mudah lima kali lebih tinggi daripada besi.4
dimanipulasi selama proses bonding.2 Bahan ribbon reinforcement, adalah Ribbond,
Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk (Ribbond Inc., Seattle WA). Bahan ini terdiri dari
menjelaskan penggunaan fiber polyethylene fiber polyetilene pre-impregnated, silanized, leno-
(ribbond) sebagai splint periodontal woven, ultra high molecular weight (UHMW).
Leno-weave yang memiliki pola silang yang
TINJAUAN PUSTAKA khusus, locked-stitched yang meningkatkan daya
Ribbon tahan, stabilitas dan kekuatan geser dari bahan
Fiber Ribbond, diperkenalkan ke pasaran pada tersebut. bentuk gambaran dari leno-woven ribbon
tahun 1992, merupakan fiber yang diperkuat oleh memberikan fiber untuk beradaptasi erat dengan
bonding terdiri dari fiber polyethylene ultrahigh kontur gigi dan lengkung gigi. Bahan bentuk fiber
yang kuat. Fiber ini melebihi dari fiber glass dari yang padat terkunci mengurangi potensi kerusakan
kerusakan dan sangat sulit untuk dipotong diperlukan bahan dengan mencegah fiber dari pergeseran
gunting yang khusus.4 selama manipulasi dan adaptasi bahan sebelum
Kunci keberhasilan dari Ribbond (dan apa polimerisasi. Bahan ini yang memiliki struktur tiga
yang membedakan Ribbond dari fiber reinforcement dimensi leno-weave atau triaxial braid (Gambar 1).
lainnya) adalah leno weave. Dirancang dengan fitur Fitur ini memberikan secara mekanis interlocking
lock-stitch yang efektif mentransfer tekanan ke dari resin dan resin komposit pada tempat yang
seluruh bagian fiber tanpa mentransfer tekanan berbeda. Selain itu, terjadinya retak yang berukuran
kembali ke resin, weave ribbond juga memberikan kecil dapat diminimalkan selama polimerisasi resin.5

Gambar 1 Gambaran skematik dari Ribbond Traditional dan Ribbond Triaxial.


Makassar Dent J 2017; 6(3): 143-148 p-ISSN:2089-8134 145
e-ISSN:2548-5830

Berbagai macam jenis Ribbon keadaan lentur, yang sesuai dengan kontur alami
Terdapat tiga bentuk yang berbeda dari fiber dan undercut dari kanal dan memberikan retensi
Polyethylene Ribbond tersedia secara komersial mekanis tambahan. Tidak ada konsentrasi tegangan
original Ribbond, Ribbond THM dan Ribbond pada permukaan post gigi. Post dan core ribbon
triaksial. Original Ribbond dan Ribbond THM terdiri adalah pasif dan sangat kuat. Selanjutnya, karena
dari fiber polietilen cold plasma tetapi berbeda dalam fiber Ribbond yang translusen dapat mengambil
bentuk dan ketebalannya. Bahan Original Ribbond warna karakteristik dari komposit. Dari transmisi
direkomendasikan karena memiliki ketebalan 0,35 oleh cahaya alami melalui gigi dan mahkota. Hal
mm dapat meningkat dengan penambahan setelah ini memberikan hasil yang sangat estetik.4,6
aplikasi komposit di atas fiber selama membuat Disarankan menggunakan polietilen UHMW
restorasi adesif yang langsung dan tidak memerlukan (ultra high molecular weight) dalam bentuk leno
preparasi gigi. Selama prosedur splinting sementara, weave sebelum restorasi gigi dengan resin komposit
ketebalan dapat ditoleransi dengan preparasi yang akan memberikan peningkatan ketahanan dari
membuat groove. Namun dalam kasus splint fraktur. Hal ini dijelaskan berdasarkan efek dari
sementara, ini bisa menyebabkan masalah oklusi gabungan dari modulus fiber dan struktur fiber (yang
terutama pada permukaan palatal dari gigi insisivus memiliki fiber yang berorientasi dalam berbagai
atas. Fiber Ribbond-THM dikembangkan dengan arah), yang memungkinkan tekanan yang akan
konsentrasi yang lebih tinggi yang lebih tipis, yang didistribusikan pada bagian yang lebih luas, sehingga
diameter 0,18 mm yang dirancang untuk digunakan mengurangi tingkat stres. Fiber menyediakan
dengan aplikasi yang tipis, memiliki kemampuan beberapa jalur tegangan untuk redistribusi tegangan
beradaptasi, lebih halus dan lebih tinggi modulus yang terkena pada gigi, dan jauh dari permukaan
elastisitas merupakan perhatian utama. Indikasi bonded.6
utama untuk Ribbond THM adalah sama seperti
Original Ribbond, yaitu splin periodontal, perawatan Fixed space maintainer
konservatif gigi yang retak, membuat gigitiruan Berbagai jenis space maintainer yang dapat
parsial permanen, stabilisasi pascatrauma, retainer digunakan untuk mencegah terjadinya maloklusi
ortodontik pada lingual atau space maintainer, secara sebagai akibat dari premature loss. Alat lepasan
langsung pada pembuatan post dan core endodontik.5 merupakan salah satu jenis space maintainer. Namun,
Ribbond Triaxial dikembangkan selanjutnya. alat lepasan ini dapat rusak atau hilang, dan
Strukturnya adalah fiber hibrida yang searah dan memberikan hasil perawatan yang tidak memadai
membentuk lapis ganda dari ribbon triaksial dan jika tidak dipakai sesuai yang direncanakan. Alat
terdiri dari fiber polyethylene cold plasma. Bahan yang didesain dan alat cekat adalah jenis lain dari
ini memberikan lebih besar ketahanan dari fraktur space maintainer yang dapat digunakan dan tidak
dari segalah arah dan modulus elastisitas yang lebih hanya memiliki kekurangan bagi anak yang tidak
besar daripada produk Ribbond lainnya sehingga menyukai peralatan removable, tetapi memiliki
tahan terhadap fraktur. Namun ketebalan bahan kekurangan dapat merusak jaringan mulut. Bahan
membutuhkan preparasi gigi untuk melindungi polyethylene fiber-reinforced komposit digunakan
kontur gigi.5 sebagai fixed space maintainer yang memiliki banyak
keuntungan. FRC memiliki penampilan yang estetik,
Penggunaan fiber polyethylene ribbon dalam mudah dimanipulasi, dapat diinsersikan dengan cepat
bidang kedokteran gigi dalam satu kali prosedur kunjungan yang tidak
Ribbond adalah bahan berwarna dan lentur yang memerlukan pengerjaan di laboratorium, tidak
mudah menyesuaikan pada morfologi gigi dan kontur menimbulkan resiko kerusakan gigi abutment dan
lengkung gigi. Warna yang translusen memberikan mudah dibersihkan.4
estetik yang bagus dan dengan komposit light-cure.
Gigi tiruan sebagian permanen
Ribbond post dan core endodontik Dengan meningkatnya aplikasi fiber-reinforced
Teknik ini untuk meminimalkan terjadinya komposit dalam kedokteran gigi, bahan-bahan ini
fraktur pada akar dan memiliki keuntungan sebagai juga mendapatkan populer yang diaplikasikan pada
berikut. Dibandingkan dengan restorasi post, tidak protesa. Perkembangan FRC memerikan penawaran
ada penambahan untuk mengurangi struktur gigi baru yang memungkinkan dalam pendekatan
pasca perawatan endodontik. Hal ini mempertahankan perawatan invasif polietilen. Selanjutnya, FRC resin
kekuatan alami gigi, menghilangkan kemungkinan restorasi memiliki keunggulan baik pada estetik,
perforasi akar karena dibuat ketika Ribbond dalam translusen, mudah diperbaiki, dan juga memiliki
146 Asdar Gani: Penggunaan fiber polyethylene (ribbond) sebagai splint periodontal

kemampuan untuk melekat pada gigi abutment, sering dapat diselesaikan hanya dalam satu kali
dengan demikian mengimbangi kekurangan dari kunjungan. Fiber ribbon ini juga memiliki kekuatan
bentuk retensi dan resistensi dari gigi abutment.4 yang dapat diterima karena integrasi yang baik dari
Pemilihan terapi yang berbeda dapat saja fiber dengan resin komposit; hal ini menyebabkan
dipertimbangkan untuk menggantikan hilangya gigi secara klinis gigi dapat bertahan lama dengan baik.
insisivus permanen yang disebabkan karena Karena resin komposit yang tipis digunakan, volume
kongenital atau trauma. Aplikasi fiber-reinforced dari retensi dapat diminimalkan. Selain itu, dalam
resin komposit secara langsung atau tidak langsung kasus fraktur selama pemakaian fiber, fiber ini
pada gigi tiruan sebagian permanen merupakan dapat dengan mudah diperbaiki. Tidak perlu untuk
cara baru untuk menghasilkan minimal invasif, menghilangkan struktur gigi yang signifikan, dan
estetik, dan menghemat biaya yang bebas dari membuat teknik reversibel dan konservatif. Hal ini
metal untuk mengganti gigi. Sebagai alternatif juga memenuhi harapan pasien yaitu estetik.
untuk restorasi konvensional untuk satu gigi anterior, Mobilitas gigi telah digambarkan sebagai parameter
fiber-reinforced adhesive bridge, yang lebih preventif, klinis yang penting dalam memprediksi prognosis.
menghemat waktu dan ekonomis.4,7 Untuk alasan ini dan untuk kenyamanan pasien,
Kehilangan gigi karena kogenital dan gigi splinting telah menjadi terapi yang direkomendasikan
insisivus lateralis yang memiliki bentuk kerucut untuk menstabilkan gigi. Pada masa lalu, stabilisasi
terutama terlihat pada daerah anterior pada remaja langsung dan splinting gigi menggunakan teknik
dapat mengubah estetis dan fungsi dan merupakan bonding diperlukan penggunaan wires, pin, atau
tantangan dokter gigi. Bagi pasien yang masih muda, mesh grids. Bahan-bahan ini hanya bisa secara
restorasi harus diterapkan dengan pendekatan mekanis mengunci sekitar restoratif resin. Oleh
minimal invasif. Fiber reinforced komposit resin karena itu, ada potensi untuk terjadi pergeseran dan
yang baru-baru ini menjadi semakin populer, konsentrasi tegangan yang akan mengakibatkan
dianggap sebagai perawatan pilihan dalam kasus fraktur pada komposit dan menyebabkan kegagalan
ini, karena menawarkan minimal invasif permanen splint. Ketika splinting gagal, masalah klinis yang
sebagai pilihan perawatan.4,7 terjadi seperti traumatik oklusi, yang jika terus
berkembang menjadi penyakit periodontal, dan
Splint karies yang rekuren. Dengan diperkenalkannya
Splinting gigi untuk periodontal, ortodontik, bahan bondable polietilen woven ribbon, beberapa
atau pasca trauma merupakan prosedur umum. masalah yang timbul dari tipe splint yang lama
Splinting gigi dengan reinforcement fiber yang dapat dapat diselesaikan.4,6,7
tertanam dalam komposit telah populer. Ribbond
adalah bahan yang biokompatibel, estetik bahan yang Prosedur splint fiber
terbuat dari fiber polyethylsene yang berkekuatan Mula-mula area yang akan dilakukan splinting
tinggi. Berbagai keuntungan dari bahan ini termasuk diisolasi menggunakan rubber dam, lalu seluruh
mudah beradaptasi pada kontur gigi dan mudah permukaan gigi dibersihkan, dan meminimalkan
dimanipulasi selama proses bonding. Karena ukuran gigi pada permukaan fasial interproksimal
merupakan teknik yang relatif mudah dan cepat dengan menggunakan bur chamfer diamond (Gambar
(tidak diperlukan pekerjaan laboratorium), prosedur 3).

Gambar 1 Sebelum perawatan pada gigi anterior mandibula dengan


mobilitas derajat 2; A tampakan fasial, B tampakan lingual (Sumber:
Strassler HE, Serio CL. Esthetic considerations when splinting with fiber-
reinforced composites. Dent Clin North Am 2007; 51: 507–24)
Makassar Dent J 2017; 6(3): 143-148 p-ISSN:2089-8134 147
e-ISSN:2548-5830

Gambar 2 Gambar radiografi sebelum perawatan Gambar 3 Area fasial interproximal dipreparasi
terlihat 50% kerusakan tulang (Sumber: Strassler, dengan intrumen bur diamond (Sumber: Strassler,
HE, Serio CL. Esthetic considerations when HE, Serio CL. Esthetic considerations when
splinting with fiber- reinforced composites. Dent splinting with fiber-reinforced composites. Dent
Clin North Am 2007; 51: 507–24) Clin North Am 2007; 51: 507–24)

Gambar 4 Penutupan embrasur gingiva dengan bahan cetak polysiloxane


tipe medium; A tampakan fasial, B tampakan lingual (Sumber: Strassler
HE, Serio CL. Esthetic considerations when splinting with fiber-
reinforced composites. Dent Clin North Am 2007; 51: 507–24)

Gambar 5 Penyelesaian splint ribbon resin komposit; A Tampakan


fasial, B Tampakan lingual (Sumber: Strassler HE, Serio CL. Esthetic
considerations when splinting with fiber- reinforced composites. Dent
Clin North Am 2007; 51: 507–24
Penentuan panjang splint ribbon dilakukan gingiva. Untuk meminimalkan resin komposit yang
dengan cara menempatkan dental floss di permukaan berlebihan di bagian ini, bahan cetak polysiloxane
fasial gigi insisivus dari distal gigi insisivus lateral vikositas medium ditempatkan menggunakan syringe
kiri ke distal gigi insisivus lateral kanan. Kemudian di bagian embrasure gingiva. Penting digunakan
dental floss dipotong. dan digunakan sebagai acuan bahan cetak ditempatkan setelah etsa, membilas,
ukuran dari splint Ribbond THM dengan lebar 3 dan mengeringkan gigi-gigi untuk menghindari
mm, yang kemudian dibasahi dengan resin bonding. kelembaban yang dapat terjadi jika teknik ini
Tahapan selanjutnya gigi dietsa dengan asam fosfat dilakukan sebelumnya (Gambar 4). Bahan cetak
pada bagian lingual selama 30 detik, kemudian yang digunakan untuk menutupi embrasur adalah
dibilas dengan air lalu dikeringkan. Pada masa lalu, elastomer. Aplikasi resin adesif (bonding) diletakkan
wedges ditempatkan untuk meminimalkan kelebihan ke permukaan enamel yang telah dietsa, termasuk
komposit di daerah embrasur pada interproksimal permukaan daerah interproksimal dan daerah fasial
148 Asdar Gani: Penggunaan fiber polyethylene (ribbond) sebagai splint periodontal

interproksimal dan di-light cure selama 10 menit.1,8 masing-masing 20 detik pada permukaan lingual.
Aplikasi selapis resin komposit hibrida viskositas Jika splint telah selesai berfungsi untuk menstabilkan
medium diletakkan pada permukaan fasial dari semua gigi, meningkatkan fungsi, dan memenuhi estetik dari
bagian interproksimal gigi yang di-splint. Fiber kebutuhan pasien (gambar 5).1,8
ribbon yang telah terpotong dibasahi dengan bonding Disimpulkan bahwa Ribbond fiber polyethylene
lalu diletakkan di atas resin komposit, ditekan-tekan merupakan fiber yang tipis, kuat, estetik, mudah
dengan plastic filling sehingga tertanam di dalam dimanipulasi dan menunjukkan ikatan yang sangat
komposit dan disesuaikan dengan gigi. Penyinaran baik dengan resin komposit. Fiber ini telah berhasil
dilakukan bertahap masing-masing gigi dengan cara digunakan di berbagai kasus dalam kedokteran gigi
membatasi sinar dengan cement spatel ditekan ke dalam. Fiber ini dapat digunakan pada gigi tiruan,
interdental gigi, lalu flowable composite diaplikasikan memperkuat restorasi komposit yang relatif besar,
di atas fiber dan dibentuk dengan plastic filling. splinting gigi trauma, sebagai retainer lingual dan
Kelebihan resin dapat dibuang dan di-light cure pascaperawatan endodontik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Suwandi T. Perawatan awal penutupan diastema gigi goyang pada penderita periodontitis kronis dewasa.
J PDGI 2010; 59:105–9
2. Kathariya R, Archana D, Rahul G, Nan-dita B, Venu V, Mohammad YSB. To splint or not to splint: the
current status of periodontal splinting. J Int Acad Periodontol 2016; 18(2): 45–56
3. Octavia M, Soeroso Y, Kemal Y. Adjunctive intracoronal splint in periodontal treatment: report of two
cases. J Dent Indonesia 2014; 21: 94–9
4. Maden E, Altun C. Use of polyethylene fiber ribbond in pediatric dentistry. Arch Clin Exp Surg 1 2012.
doi:10.5455/aces.20120416115640
5. Belli S, Eskitascioglu GB. Iomechanical material properties and clinical use of a polyethylene fibre post -
core. Int Dent South Africa ; 8: 20–6
6. Kathuria A, Kavitha M, Ravishankar P. An innovative approach for management of vertical coronal
fracture in molar: case report. Case Rep Dent 2012: 1–4
7. Agrawal M. Review article applications of ultrahigh molecular weight polyethylene fibres in dentistry : a
review article 2014; 2: 95–9
8. Strassler HE, Serio CL. Esthetic considerations when splinting with fiber-reinforced composites. Dent
Clin North Am 2007; 51: 507–24

You might also like