Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Oleh :
G 501 09 096
Laporan Psikiatrik didapatkan dari pemeriksaan autoanamnesis dan status mental yang dilakukan
di Poli Jiwa RSUD Undata Palu pada tanggal 7 April 2014.
I. Riwayat Penyakit
A. Keluhan utama : susah tidur
B. Riwayat gangguan sekarang :
Keluhan dan gejala
Pasien laki-laki masuk dengan keluhan susah tidur yang dialami sejak 4 hari yang
lalu. Pasien mengeluhkan sering bangun ditengah malam dan tidur tidak nyenyak.
Ketika susah tidur pasien hanya berbaring di kasur. Keluhan susah tidur muncul
ketika pasien capek dari bekerja, karena pekerjaan pasien sebagai buruh bangunan
dan biasanya pasien bertengkar dengan istri karena istrinya sering mencurigai pasien
ketika pulang malam. Istrinya takut bila suaminya selingkuh. Tapi pasien menyangkal
hal tersebut.. Selain ketika capek, keluhan susah tidur muncul ketika pasien merasa
cemas ketika ada masalah rumah terutama dengan anaknya. Dimana pasien memiliki
6 anak dan ke -5 anak pasien yang telah menikah memiliki masalah keuangan. Dan
sering mengeluhkan hal tesebut kepada pasien. Ketika merasa cemas pasien sering
merasakan jantung berdebar dan tegang dikepala da perasaan cemas dirasakan tiba-
tiba. Selain cemas pasien juga merasa sedih dengan keadaan anaknya yang memiliki
masalah keuangan dan ingin anaknya lebih sukses dibandingkan dirinya.
Hendaya/disfungsi : tidak ditemukkan hendaya, karena ketika cemas pasien masih
tetap bisa beraktivitas
Factor stressor psikososial : factor keluarga dan factor keuangan
Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya :
tidak ada hubungan
C. Riwayat Gangguan sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Psikiatrik
Pasien sering mengalami keluhan serupa, yaitu susah tidur. Pasien rutin menjalani
pengobatan di poli jiwa sejak 7 tahun yang lalu.
2. Riwayat penyakit medic umum
- Pasien pernh dieawat di RSUD Undata Palu selama 1 bulan. Pasien tidak mengetahui
apa penyakitnya. Ketika itu pasien mengeluhkan jantung berdebar, kurang tidur, rasa
takut.
- Pasien memiliki riwayat hipertensi yang terkontrol
3. Riwayat penyakit neurologi
Tidak ditemukan penyakit neurologi.
4. Riwayat NAPZA
Merokok (+), obat-obat terlarang (-), alkohol (-).
E. Riwayat keluarga
Pasien tinggal berasa istri dan anak ke-6. Dimana pasien memiliki 6 anak. Dan ke-5 anak
telah menikah dan anak terakhir pasien masih SMA. Pasien memiliki hubungan yang
baik dengan anaknya. Tidak ada keluarga pasien yang menderita gangguan yang sama
(gangguan psikiatrik)
Ikhtisar kasus
Pasien laki-laki masuk dengan keluhan susah tidur yang dialami sejak 4 hari yang lalu.
Pasien mengeluhkan sering bangun ditengah malam dan tidur tidak nyenyak. Ketika susah tidur
pasien hanya berbaring di kasur.
Selain ketika capek, keluhan susah tidur muncul ketika pasien merasa cemas ketika ada
masalah rumah terutama dengan anaknya. Dimana pasien memiliki 6 anak dan ke -5 anak pasien
yang telah menikah memiliki masalah keuangan. Dan sering mengeluhkan hal tesebut kepada
pasien. Ketika merasa cemas pasien sering merasakan jantung berdebar dan tegang dikepala dan
perasaan cemas dirasakan tiba-tiba. Selain cemas pasien juga merasa sedih dengan keadaan
anaknya yang memiliki masalah keuangan dan ingin anaknya lebih sukses dibandingkan dirinya.
Pasien sering mengalami keluhan serupa, yaitu susah tidur. Pasien rutin menjalani
pengobatan di poli jiwa sejak 7 tahun yang lalu.
Pasien tinggal berasa istri dan anak ke-6. Dimana pasien memiliki 6 anak. Dan ke-5 anak
telah menikah dan anak terakhir pasien masih SMA. Pasien memiliki hubungan yang baik
dengan anaknya. Tidak ada keluarga pasien yang menderita gangguan yang sama (gangguan
psikiatrik)
V. Rencana Terapi
Farmakologi :
Diazepam : 5 mg 1x1
- Pasien memiliki perasaan cemas yang berlebih terhadap masa depan anaknya. Pasien
menginginkan kehidupan anaknya yang lebih baik darinya. Dan pasien sering
mengalami masalah dengan istrinya dimana istrinya sering menganggap pasien
selingkuh, namun pasien menyangkalnya.
- Pasien adalah pribadi yang sering merasa cemas dalam menghadapi masalah.
VII. Prognosis
- Faktor usia
Prognosis : bonam
Penyebab gangguan cemas menyeluruh ini belum diketahui secara pasti. Hanya saja
disebutkan bahwa faktor biologi dan psikologi memiliki peran terhadap terjadinya gangguan
cemas menyeluruh.
1. Faktor Biologi
Efikasi terapi obat benzodiazepin dan azaspiron (buspiron) terfokus pada sistem
neurotransmitter GABA dan serotonin. Benzodiazepin diketahui dapat mengurangi kecemasan,
sebaliknya flumazenil (reseptor antagonis benzodiazepin) dapat memicu kecemasan. Walaupun
tudak ada data yang mebuktikan bahwa reseptor benzodiazepin pada pasien gangguan cemas
menyeluruh adalah abnormal, beberapa peneliti mengatakan bahwa konsentrasi reseptor
benzodiazepin tertinggi terdapat pada lobus occipitalis. Area otak lain yang dicurigai berperan
dalam terjadinya gangguan cemas menyeluruh adalah basal ganglia, sistem limbik, dan korteks
lobus frontalis.
Dikarenakan buspiron merupakan agonis terhadap reseptor serotonin, sehingga ada
hipotesis yang menyebutkan bahwa terjadi gangguan regulasi dari sistem serotonergik pada
pasien dengan gangguan cemas menyeluruh.
2. Faktor psikososial
Pada pasien ini didapatkan kriteria gangguan cemas menyeluruh, karena penderita
menunjukkan cemas sebagai gejala primer yang berlangsung sejak 7 tahun yang lalu dan
dirasakan hampir setiap hari. Dimana gejala somatic dan otonom yang ditimbulkan seperti
mudah kaget, jantung berdebar dan tegang di bagian kepala.
1. penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
mengambang)
2. gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi,
dsb)
ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
3. pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta
keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.
4. adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif, gangguan anxietas fobik, gangguan
panik, atau gangguan obsesif-kompulsif.