You are on page 1of 10

Departement Ilmu Kesehatan Jiwa

LAPORAN KASUS

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Oleh :

WAHYUNI M.R RUSENG

G 501 09 096

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Program Studi Pendidikan Dokter
RSUD Undata Palu– Universitas Tadulako
Palu
2014
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 54 tahun
Tempat/tanggal lahir : Palu, 14 Desember 1960
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Alamat : Yosudarso
Suku : Kaili

Laporan Psikiatrik didapatkan dari pemeriksaan autoanamnesis dan status mental yang dilakukan
di Poli Jiwa RSUD Undata Palu pada tanggal 7 April 2014.

I. Riwayat Penyakit
A. Keluhan utama : susah tidur
B. Riwayat gangguan sekarang :
 Keluhan dan gejala
Pasien laki-laki masuk dengan keluhan susah tidur yang dialami sejak 4 hari yang
lalu. Pasien mengeluhkan sering bangun ditengah malam dan tidur tidak nyenyak.
Ketika susah tidur pasien hanya berbaring di kasur. Keluhan susah tidur muncul
ketika pasien capek dari bekerja, karena pekerjaan pasien sebagai buruh bangunan
dan biasanya pasien bertengkar dengan istri karena istrinya sering mencurigai pasien
ketika pulang malam. Istrinya takut bila suaminya selingkuh. Tapi pasien menyangkal
hal tersebut.. Selain ketika capek, keluhan susah tidur muncul ketika pasien merasa
cemas ketika ada masalah rumah terutama dengan anaknya. Dimana pasien memiliki
6 anak dan ke -5 anak pasien yang telah menikah memiliki masalah keuangan. Dan
sering mengeluhkan hal tesebut kepada pasien. Ketika merasa cemas pasien sering
merasakan jantung berdebar dan tegang dikepala da perasaan cemas dirasakan tiba-
tiba. Selain cemas pasien juga merasa sedih dengan keadaan anaknya yang memiliki
masalah keuangan dan ingin anaknya lebih sukses dibandingkan dirinya.
 Hendaya/disfungsi : tidak ditemukkan hendaya, karena ketika cemas pasien masih
tetap bisa beraktivitas
 Factor stressor psikososial : factor keluarga dan factor keuangan
 Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya :
tidak ada hubungan
C. Riwayat Gangguan sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Psikiatrik
Pasien sering mengalami keluhan serupa, yaitu susah tidur. Pasien rutin menjalani
pengobatan di poli jiwa sejak 7 tahun yang lalu.
2. Riwayat penyakit medic umum
- Pasien pernh dieawat di RSUD Undata Palu selama 1 bulan. Pasien tidak mengetahui
apa penyakitnya. Ketika itu pasien mengeluhkan jantung berdebar, kurang tidur, rasa
takut.
- Pasien memiliki riwayat hipertensi yang terkontrol
3. Riwayat penyakit neurologi
Tidak ditemukan penyakit neurologi.
4. Riwayat NAPZA
Merokok (+), obat-obat terlarang (-), alkohol (-).

D. Riwayat kehidupan pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien di lahir dukun secara normal, cukup bulan, dalam keadaan normal. Kondisi
ibu juga sehat.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)
Pasien merupakan anak ke-6 dari 10 bersaudara. Dan menurut pasien sejak kecil tidak
memiliki masalah gangguan perkembangan.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( 4-11 tahun)
Keluarga menceritakan pasien saat masa kanak pertengahan dalam batas normal.
Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja. Tidak ada masalah dalam interaksi dengan
teman dan keluarga.
Pasien tidak melanjutkan sekolah sampai dengan SMA karena masalah ekonomi
keluarga. Sehingga saat tidak sekolah pasien membantu orang tua bekerjasebagai
buruh.

E. Riwayat keluarga
Pasien tinggal berasa istri dan anak ke-6. Dimana pasien memiliki 6 anak. Dan ke-5 anak
telah menikah dan anak terakhir pasien masih SMA. Pasien memiliki hubungan yang
baik dengan anaknya. Tidak ada keluarga pasien yang menderita gangguan yang sama
(gangguan psikiatrik)

II. Status Mental


A. Deskripsi umum
1. Penampiran : pasien laki-laki tampak sehat dan tenang, rapi, memakai kemeja hitam,
jeket hitam dan celana jiens biru, kulit hitam, dan penampilan sesuai dengan umur.
2. Kesadaran : composmentis
3. Perilaku dan psikomotor : tenang dan aktif
4. Pembicaraan : Pembicaraan pasien cukup spontan, lancar, volume pelan dan artikulasi
suara baik. Tidak terdapat neologisme dan hendaya bahasa. Kuantitas pembicaraan pasien
baik dan kualitas pembicaraan cukup
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif, kontak mata cukup baik. Pasien langsung ingin
bercerita dengan pemeriksa
B. Keadaan afektif , mood, dan empati
1. Mood : eutmia
2. Afek : serasi
3. Empati : pemeriksa dapat merasakan empati pasien
C. Fungsi intelektual
1. Taraf pendidikan : taraf pendidikan sesuai dengan tingkat pendidikan
2. Daya konsentrasi : baik
3. Daya ingat :
Daya ingat jangka pendek : baik

Daya ingat jangka menengah : baik

Daya ingat jangka panjang : kurang baik

4. Pikiran abstrak : baik


5. Bakat kreatif : tidak ditemukkan bakat kreatif
6. Kemampuan menolong diri : pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti mandi
D. Gangguan presepsi
1. Halusinasi : (-)
2. Ilusi : (-)
3. Depersonalisasi : (-)
4. Derealisasi : (-)
E. Proses berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : pasien berpikir cepat
b. Kontuinintas : Relevan atas pertanyaan yang diajukan pemeriksa dengan jawaban
dari pasien
c. Hendaya berbahasa : bahasa dapat dipahami, tidak ditemukkan hendaya bahasa.
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : pasien sering mengeluh cemas setiap kali ditanyakan.
b. Gangguan isi pikiran : tidak ditemukkan gangguan isi pikiran
F. Pengendalian impuls ; baik
G. Daya nilai
1. Normo sosial : baik
2. Uji daya nilai : baik
3. Penilaian realitas : baik
H. Tilikan : 6
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya apa yang dikatakan pasien karena pasien dapat menjawab dengan baik dan
benar

III. Pemeriksaan diagnostik lebih lanjut


a. Status internus
Keadaan umum tampak sehat, kompos mentis, tekanan darah 160/90 mmHg, denyut nadi
90 x/menit, respirasi 16 x/menit, dan suhu 36 C.
b. Status neurologis
Fungsi motorik keempat ekstremitas tampak normal, fungsi sensorik normal, fungsi
nervus kranial normal.

Ikhtisar kasus
Pasien laki-laki masuk dengan keluhan susah tidur yang dialami sejak 4 hari yang lalu.
Pasien mengeluhkan sering bangun ditengah malam dan tidur tidak nyenyak. Ketika susah tidur
pasien hanya berbaring di kasur.
Selain ketika capek, keluhan susah tidur muncul ketika pasien merasa cemas ketika ada
masalah rumah terutama dengan anaknya. Dimana pasien memiliki 6 anak dan ke -5 anak pasien
yang telah menikah memiliki masalah keuangan. Dan sering mengeluhkan hal tesebut kepada
pasien. Ketika merasa cemas pasien sering merasakan jantung berdebar dan tegang dikepala dan
perasaan cemas dirasakan tiba-tiba. Selain cemas pasien juga merasa sedih dengan keadaan
anaknya yang memiliki masalah keuangan dan ingin anaknya lebih sukses dibandingkan dirinya.
Pasien sering mengalami keluhan serupa, yaitu susah tidur. Pasien rutin menjalani
pengobatan di poli jiwa sejak 7 tahun yang lalu.
Pasien tinggal berasa istri dan anak ke-6. Dimana pasien memiliki 6 anak. Dan ke-5 anak
telah menikah dan anak terakhir pasien masih SMA. Pasien memiliki hubungan yang baik
dengan anaknya. Tidak ada keluarga pasien yang menderita gangguan yang sama (gangguan
psikiatrik)

IV. Diagnosis multiakasial


Axis I: Gangguan Anxietas

Axis II: tidak ditemukkan

Axis III: Hipertensi

Axis IV: masalah keluarga dan ekonomi

Axis V: GAF scale 91-100

V. Rencana Terapi

Farmakologi :

Antianxietas : alprazolam : 0,5 mg 1x1

Diazepam : 5 mg 1x1

VI. Daftar Problem

1. Keluarga dan ekonomi :

- Pasien memiliki perasaan cemas yang berlebih terhadap masa depan anaknya. Pasien
menginginkan kehidupan anaknya yang lebih baik darinya. Dan pasien sering
mengalami masalah dengan istrinya dimana istrinya sering menganggap pasien
selingkuh, namun pasien menyangkalnya.

- Pasien adalah pribadi yang sering merasa cemas dalam menghadapi masalah.

VII. Prognosis

Hal-hal yang memperberat

- Faktor masalah keluarga


- Tidak ada dukungan keluarga

Hal-hal yang memperingan

- Faktor usia

- Pasien teratur meminum obat

- Factor stressor jelas

- Tidak ditemukkan adanya factor herediter

Prognosis : bonam

PEMBAHASAN TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD) merupakan kondisi


gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional
bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini
dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan. Kecemasan
yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti
ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan
yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan

Penyebab gangguan cemas menyeluruh ini belum diketahui secara pasti. Hanya saja
disebutkan bahwa faktor biologi dan psikologi memiliki peran terhadap terjadinya gangguan
cemas menyeluruh.

1. Faktor Biologi

Efikasi terapi obat benzodiazepin dan azaspiron (buspiron) terfokus pada sistem
neurotransmitter GABA dan serotonin. Benzodiazepin diketahui dapat mengurangi kecemasan,
sebaliknya flumazenil (reseptor antagonis benzodiazepin) dapat memicu kecemasan. Walaupun
tudak ada data yang mebuktikan bahwa reseptor benzodiazepin pada pasien gangguan cemas
menyeluruh adalah abnormal, beberapa peneliti mengatakan bahwa konsentrasi reseptor
benzodiazepin tertinggi terdapat pada lobus occipitalis. Area otak lain yang dicurigai berperan
dalam terjadinya gangguan cemas menyeluruh adalah basal ganglia, sistem limbik, dan korteks
lobus frontalis.
Dikarenakan buspiron merupakan agonis terhadap reseptor serotonin, sehingga ada
hipotesis yang menyebutkan bahwa terjadi gangguan regulasi dari sistem serotonergik pada
pasien dengan gangguan cemas menyeluruh.

2. Faktor psikososial

Yang mengarah pada perkembangan gangguan cemas menyeluruh adalah cognitive-


behaviour dan psikoanalitik. Berdasarkan pada cognitive-behaviour, pasien dengan gangguan
cemas menyeluruh merespon suatu ancaman secara kurang tepat dan benar. Ketidaktepatan ini
dihasilkan dari perhatian yang selektif terhadap suatu hal negatif di lingkungannya dengan cara
mendistorsi pemrosesan informasi dan dengan cara memandang terlalu negatif terhadap
kemampuan dirinya dalam hal mengatasi suatu masalah.
Gejala gangguan cemas menyeluruh ada yang mengelompokan nya menjadi sindroma
anxietas, dimana adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 hal atau
lebih yang dipersepsikan sebagai ancaman sehingga tidak mampu istirahat. Selain itu, ada paling
sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
ketegangan motorik misalnya:
1. Kedutan otot atau rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/ pegal linu
3. Tidak bisa diam
4. Mudah lelah
5. Nafas pendek/ terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/ melayang
10. Mual, mencret, perut tidak enak
11. Muka panas/badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
13. Sukar menelan/ rasa tersumbat
14. Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
15. Mudah kaget/terkejut
16. Sulit konsentras
17. Sukar tidur
18. Mudah tersinggung
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala penurunan
kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.

Pada pasien ini didapatkan kriteria gangguan cemas menyeluruh, karena penderita
menunjukkan cemas sebagai gejala primer yang berlangsung sejak 7 tahun yang lalu dan
dirasakan hampir setiap hari. Dimana gejala somatic dan otonom yang ditimbulkan seperti
mudah kaget, jantung berdebar dan tegang di bagian kepala.

Dimana untuk menegekkan diagnosis gangguan cemas menyeluruh dapat berdasarkan


pedoman diagnosis pada PPDJ III

1. penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
mengambang)
2. gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
 kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi,
dsb)
 ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
 overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
3. pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta
keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.
4. adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif, gangguan anxietas fobik, gangguan
panik, atau gangguan obsesif-kompulsif.

You might also like