You are on page 1of 1

*Bersabarlah wahai bunda, waktumu hanya sebentar*

Bersabar lah wajai bunda, jika anakmu mengujimu...

Dengan rumah yang tak pernah rapi

Dengan ocehannya yang bertanya berulang-ulang hal yang ia suka

Dengan manjanya, dengan aktifnya ia berjalan kesana kemari yang harus kau kejar dengan peluh

Dengan gaya tutup mulutnya dari masakan yang kau buat...

Bersabarlah wahai bunda....

Dengan perlengkapan perang anak berupa sendok dan gunungan tanah di terasmu

Dengan robekan majalah yang bertebaran serpihannya dan selipan di antara sofamu

Dengan rasa percaya dirinya yang amat besar tak mau kau suapi walau belepotan

Dengan pilah-pilihnya dia pada baju kesayangannya walau sudah kumal

Dengan seabreg rutinitas mengobrak-abrik susunan buku di dalam rak bukumu...

Bersabarlah wahai bunda....

Jangan kau buat luka yang tak pernah kering dengan bentakanmu

Jangan kau pupuskan harapanya dengan merendahkan percobaannya,

Walau hasilnya berantakan, karena kurang sabarnya kau melihat ia berlatih menyuapi dirinya

Jangan kau hambat perkembangan otaknya dengan ribuan larangan

Yang sebenarnya tak berbahaya bagi dirinya, hanya karena lelahnya kau rapikan peralatan
percobaannya...

You might also like