You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARCINOMA COLON

Topik : Carcinoma Colon (Kanker Usus Besar)


Sasaran : Karyawan PT MIL
Tempat: Ruang Meeting PT MIL
Hari / tanggal : Kamis, 26 Juli 2018
Waktu : 10 - 15 Menit

A. Latar Belakang
Usus besar adalah bagian dari saluran cerna yang berfungsi untuk
penyerapan air. Usus ini berfungsi dengan rektum di bagian ujungnya yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dari feses yang selanjutnya
akan dibuang melalui anus. Dibandingkan penyakit jantung koroner, penyakit
keganasan atau kanker usus besar (kolon) kurang mendapat perhatian masyarakat
awam. Padahal angka kejadiannya cukup tinggi. Apalagi diikuti dengan makin
bertambahnya usia harpan hidup, penyakit – penyakit degeneratif seperti kanker
juga akan semakin meningkat (Robbins, 2012)
Secara epidemiologis, karsinoma kolon (kanker usus besar) merupakan
kanker ketiga yang paling umum pada laki – laki dan perempuan di Amerika
Serikat. Menurut World Health Organization pada April 2013 malporakan
terdapat lebih dari 940.000 kasus baru karsinoma kolon dan hampit 500.000
kematian dilaporkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Secara umum didapatkan
kejadian kanker kolon meningkat tajam setelah usia 50 tahun. Insiden puncaknya
pada usia 60 dan 70 tahun (Diery, 2014).
Perkiraan insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000 penduduk.
Kanker kolon telah menjadi salah satu kanker yang banyak terjadi di Indoneisa.
Data yang dikumpulkan dari 13 pusat kanker menunjukkan bahwa kanker kolon
merupakan salah satu dari lima kanker yang sering terdapat pada pria maupun
wanita (Soeripto, 2003). Dari berbagai laporan, di Indonesia terjadapat kenaikan
jumlah kasus kanker kolon, meskipun belum ada yang pastin namun data di
Departemen Kesehatan (2006) didapatkan angka 1,8 per 100 ribu penduduk.
Sejak tahun1994 – 2003, terdapat 372 keganasam kanker kolon yang datang
berobat ke RS Kanker Dharmais (RSKD). Berdasarkan data rekam medik hanya
didapatkan 247 penderita dengan catatan lengkap, teridiri dari 203 (54,57%) pria
dan 169 (43,45%) wanita berusia antara 20-71 tahun (Kastomo, 2005).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan karyawan PT MIL
mampu memahami dan mengerti tentang carsinoma colon (kanker usus
besar).
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang carsinoma colon
(kanker usus besar), diharapkan karyawan dapat:
a. Menjelaskan tentang carsinoma colon
b. Menyebutkan penyebab carsinoma colon
c. Menyebutkan tanda dan gejala carsinoma colon
d. Menjelaskan tentang diet carsinoma colon
e. Menjelaskan tentang pencegahan carsinoma colon

C. Persiapan
1. Pembuatan satuan acara penyuluhan dengan materi carsinoma colon.
2. Menyiapkan alat dan bahan.
3. Membuat kontrak dengan karyawan yang akan diberi penyuluhan.

D. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu

Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 5 Menit


2. Memperhatikan
pembuka
3. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan
Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan Ceramah 20
penyuluhan secara Memperhatikan Demontrasi Menit
berturut dan teratur
Materi :
a. Definisi Kanker
Usus Besar
b. Penyebab Kanker
Usus Besar
c. Tanda dan Gejala
Kanker Usus Besar
d. Komplikasi Kanker
Usus Besar
e. Pencegahan Kanker
Usus Besar
f. Penatalaksanaan
Kanker Usus Besar
Penutup 1. Memberikan 1. Bertanya Ceramah 5 Menit
2. Menjawab Tanya
kesempatan kepada
Pertanyaan Jawab
audience untuk
bertanya tentang materi
yang belum dimengerti
2. Memberi pertanyaan
kepada audience
tentang materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
3. Kesimpulan dan
saran
4. Mengucapkan terima
kasih atas peran serta
karyawan.
5. Mengucapkan salam.

E. Setting Tempat
Keterangan :
A F G B
A = Moderator

E C D B = Penyuluh

C = Peserta

D = Fasilitator
E D
E = Observer

F = Notulen
F. Pengorganisasian
1. Moderator : Annisa Dwi Ananda G = Operator

2. Penyuluhan : Laila Latifah


3. Fasilitator : Ade Baginda, Aidha, Raheme Zam Zam S.b
4. Observer : Siti Aisyah
5. Notulen : Anissa Fitri
6. Operator : Andzar Syam M.

G. Rincian Tugas
1. Moderator :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan di berikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f. Menuliskan pertanyaan yang di ajukan peserta penyuluhan
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan

2. Penyuluh :
a. Penyaji materi atau menjelaskan materi selama penyuluhan berlangsung
b. Yang mengerti dan memahami isi materi

3. Fasilitator :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum di mulainya penyuluhan
c. Memotivasi karyawan agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d. Momotivasi karyawan untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari karyawan
f. Membagikan leaflet kepada karyawan di akhir penyuluhan
g. Sebagai pembimbing berjalannya sebuah penyuluhan.

4. Observer :
a. Bertugas untuk mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung.
c. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil
penyuluhan.

H. Media Belajar
1. Leaflet
2. Poster
3. LCD

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Kesiapan Peserta Penyuluhan
Peserta siap menerima materi dengan fokus
b. Kesiapan tempat pelaksanaan
Ruang perawatan bersih, luas dan kondusif
c. Kesiapan tim penyaji
Kontrak waktu 10-15 menit
d. Kesiapan materi penyaji
Meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,
pencegahan dan penatalaksanaa Kanker Usus Besar.
e. Kesiapan media
Menggunakan LCD dan leaflet.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta penyuluhan datang pada saat acara tepat waktu.
b. Peserta yang diundang terlihat antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan dari
peserta yang datang semuanya mengikuti dari awal sampai akhir
kegiatan.
d. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab.
e. Penyuluhan berjalan sesuai rencana.
3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta dapat memahami dan dapat menjelaskan kembali
pengertian Kanker Usus Besar
b. 75% peserta dapat memahami dan dapat menjelaskan kembali
penyebab Kanker Usus Besar
c. 75% peserta dapat memahami dan dapat menjelaskan kembali
tanda gejala Kanker Usus Besar
d. 75% peserta dapat memahami dan dapat menjelaskan komplikasi
Kanker Usus Besar
e. 75% peserta dapat memahami dan dapat menjelaskan kembali
pencegahan Kanker Usus Besar
f. 75% peserta dapat memahami dan dapat menjelaskan kembali
penatalaksanaan Kanker Usus Besar

J. Materi
Terlampir

K. Referensi

Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US :


ELSEVIER 2004 Nursing Intervention Classificatio (NIC) US :
ELSEVIER

Brunner and Suddart .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah EGC :


Jakarta.
Kastomo DR, Soemardi A. 2005. Tindakan Bedah Pada Keganasan
Kolorektal Stadium Lanjut. Majalah Kedokteran Indonesia; Vol 55 No 7.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologis: Konsep Klinis Proses – Proses


Penyakit. Jilid II. EGC : Jakarta.

Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,Patofisiologi


Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.

Robbins, S. L., M.D, dan Kumar, V., M.D. 2012. Traktus Gastrointestinal
dalam Buku Ajar Patologi II, ed. 4. EGC : Jakarta.

Sabiston, D. C. Jr., M.D. 2014. Buku Ajar Bedah Jilid 2. EGC : Jakarta.
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Cancer colon (kanker usus besar) adalah suatu bentuk keganasan yang
terjadi pada kolon, rektum, dan apendiks (Robbins, 2012).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa
abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker,
2001 : 72).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

B. PENYEBAB CANCER COLON


Walaupun penyebab kanker usus besar masih belum diketahui, namun
dikenali beberapa faktor presdiposisi (Price, 2005). Beberapa faktor
presdiposisi tersebut adalah:
1. Konsumsi alkohol
Resiko besar terutama pada peminum alkohol, karena usus mengubah
alkohol menjadi asetilaldehida yang dapat meningkatkan resiko kanker
kolon.
2. BAB tidak teratur
Kondisi usus yang kotor adalah satu penyebab kanker kolon.
Tumpukkan sisa makanan yang menempel di dinding usus akibat
konstipasi dapat membuat keracunan di usus besar (intensital toxemia).
Bila terjadi sumbatan di saluran pembuangan, kotoran akan membusuk
dan menghasilkan gas beracun. Gas mudah terserap melalui pori – pori
halus pada dinding usus, mengalir dalam darah, masuk ke sel tubuh dan
menyebabkan penyakit.
3. Asupan makanan tidak sehat
Makanan yang mengandung karsinogenik dan konsumsi makanan
cepat saji yang biasanya mengandung banyak zat kimia dan kolesterol.
Zat karsinogenik adalah suatu zat yang dapat mempercepat pertumbuhan
sel kanker, beberapa hal yang dapat bertindak sebagai zat karsiogenik
adalah makanan yang mengandung senyawa hidrokarbon atau jelaga yang
banyak ditemukan pada makanan yang dibakar, aminoaromatik, hingga
senyawa azo seperti zat pewarna (Prince, 2005).

4. Merokok
Merokok berhubungan dengan kenaikan resiko terbentuknya adenoma
dan juga kenaikan resiko perubahan adenoma menjadi kanker kolon hal
ini berhubungan karena zat racun pada rokok yang menyebabkan
lesi/jaringan parut pada organ tubuh, termasuk usus besar. Pembentukan
jaringan parut pada kolon yang tidak terkendali akan mencetuskan
pembentukan karsinoma pada kolon. Penelitian terbaru perokok jangka
lama (periode induksi 30 – 40 tahun) mempunyai resiko relatif berkisar
1,5 – 3 kali (Prince, 2005).

C. TANDA DAN GEJALA CA COLON


1. Perdarahan segar peranal (hematokezia)
2. Buang air besar lendir darah
3. Obstruksi saluran cerna
4. Anoreksia, berat badan menurun

D. PENATALAKSANAAN
1. Pemeriksaan diagnosis
a. Anamnesis
Meliputi perubahan pola kebiasaan defekasi, baik berupa diare
ataupun konstipasi, perdarahan per anum, sulit buang air besar disertai
darah lendir, atau buang air besar disertai dengan darah segar,
penurunan berat badan. Dapat juga menggali riwayat:
1) Perubahan kebiasaan defekasi seperti diare dan konstipasi
2) Perdarahan rectal atau occult bleeding
3) Kram atau nyeri perut
4) Kelelahan fatigue
5) Riwayat kanker kolorektal pada keluarga
6) Riwayat menderita polip kolorektal
7) Riwayat menderita Chronic Inflammatory Bowel Desease
8) Kebiasaan makan (rendah serat, banyak lemak) (Sabiston, 2014)
b. Pemeriksaan fisik
Gejala yang sering dikeluhkan adalah adanya perubahan pola
buang air besar (change of boel habits), bisa diare bisa juga konstipasi.
Semakin distal letak tumor semakin jelas juga gejala yang ditimbulkan
karena semakin kedistal feses semakin mengeras dan sulit dikeluarkan
akibat lumen yang menyempit, bahkan bisa disertai nyeri dan
erdarahan, bisa jelas atau samar. Arna perdarahan sangat bervariasi
merang terang, purple, mahogany dan kadang kala merah kehitaman.
Makin kedistal letak tumor arna merah makin pudar (sabiston, 2014).
c. Pemeriksaan laboratorium
Meliputi pemeriksaan tinja apakah ada darah secara
makroskopik/mikroskopik atau ada darah samar (occult blood) serta
pemeriksaan CEA (Carcino Embryonic Antigen). Kadar yang dianggap
normal adalah 2,5 – 5 ngr/ml. Kadar CEA dapat meninggi pada epitel
dan masenkimal, emfisema paru, sirosis hepatis, hepatitis, pankreatitis,
colitis ulserosa, penyakit chorn, tukak peptik, serta pada orang sehat
yang merokok. Peranan penting dari CEA adalah bila diagnosa
karsinoma kolekrektal sudah diegakkan dan ternyata CEA meninggi
yang kemudian menurun setelah operasi maka CEA penting untuk
tindak lanjut. CEA dapat meninggkat 60 – 90% karyawan dengan
carsinoma colorectal. Namun CEA bukan merupakan tes Skrining
yang efektif untuk keganasan. CEA tidak spesifik karena dapat
meningkat juga pada karyawan dengan carcinoma selain carcinoma
colorectal (soeripto, 2003).
2. Pemeriksaan penunjang
a. Flexible sigmoidoscopy
b. Penyinaran enema barium
c. Endoscopy and biopsi
d. Kolonoskopi
e. Pemeriksaan penunjang lainnya
3. Terapi pada kanker kolon
a. Farmakologi
Penelitian di Eropa dan Amerika Serikat melaporkan bahwa
respon terhadap kombinasi dari 5 – fluorouraci (5 – FU), leucovorin,
dan irinotecan (CPT11) lebih baik dibandingkan dengan 5 –
fu/leucovin atau CPT11 secara tungal dengan kombinasi 5 – FU/LV
dikenal dengan Saltz Regimen. Obat ini kalau digunakan secara
kombinasi dalam pengobatan carcinoma colorectal.
Terapi dasar 5 – FU diberikan secara infuse setiap hari selama 5
hari dalam 4 minggu (mayo klinik regimen) dan diteruskan secara
infuse setiap minggu untuk 6 minggu dalam 2 minggu off (rosell park
regimen).
Kategori obat: Antineoplastic Agents, merupakan standart terapi
dalam pengobatan ca colon termasuk kombinasi. Diare merupakan
efek samping yang biasa terjadi dalam oengobatan ini. Efek samping
lain termasuk mucositis, neutropenia kerontokan rambut dan reaksi
hipersensitivitas (Robbins, 2012).
b. Kemoterapi
Kemoterapi intrahepatic untuk carcinoma colon dengan metastase
ke hepar adalah intraarterial floxuridine (FUDR):
1) Diikuti reseksi karsinoma kolon primer dan nodus limfatikus,
dengan pilihan kemoterapi: kemoterapi sistemik menggunakan
regimen 5 – FU/leucovorin/CPT11 atau kemoterapi intahepatik
dengan FUDR
2) Pilihan kedua untuk lesi hepar yang luas atau multiple sehingga
membutuhkan kemoterapi dosis yang tinggi. Prinsip terapi ini
adalah metastase ke hepar menerima supalai darah terutama dari
sirkulasi arteri hepatica, dimana hepar secara normal menerima
darah melalui vena porta. Efek samping utama pada intraarterial
FUDR adalah kolangitis sclerosis.
3) Terapi FUDR intraarterial biasanya diberikan melalui pompa yang
di tanam didaerah subcutan yang diganti secara periodik. Efek
samping utama yang bisa terjadi adalah sclerosing cholangitis
(Robbins, 2013)
c. Pembedahan
Pengobatan utama pada kanker kolorektal adalah pengangkatan
bagian usus yang terkena dan sistem getah beningnya. 30% penderitan
tidak dapat mentolerasi pembedahan karena kesehatan yang buruk,
sehingga beberapa tumor diangkat melalui elektrokoagulasi. Cara ini
bisa meringankan gejala dan memperpanjang usia, tetapi tidak
menyembuhkan tumornya. Pada kebanyakan kasus kanker kolon,
bagian usus yang ganas diangkat dengan pembedahan dan bagian yang
tersisa disambungkan lagi (Kastomo, 2005).
Prosedur pembedahan klasik untuk karsinoma kolon adalah
reseksi anterior, abdomen dieksplorasi untuk menentukan letak tumor
yang akan direseksi, dan kemudian direseksi dilakukan secara
segmental (hemikolectomy kanan dan kiri) dengan end – to – end
anastomosis. Reseksi kolon total dilakukan terhadap karyawan dengan
polyposis familial dan polip colon multiple.
1. Laparoscopic colon resection: menggunakan teknik laparoscopic
untuk melakukan reseksi colon.
2. Penggantian sphincter secara elektrik untuk menstimulasi musculus
neosphincter dan penambahan anal sphincter untuk karyawan
dengan
inkontinensia fecal stadium akhir (Kastomo, 2005).
d. Radiasi onkologi
Karyawan dengan carsinoma rektal perlu dilakukan radiasi
onkologi. Radiasi bertujuan untuk mengurangai resiko kekambuhan
dari carsinoma rektal. Radiasi bermanfaat juga sebagai terapi paliatif.
Terapi ini juga dapat meningkatkan kualitas hidup. Terapi sinar setelah
pengangkatan tumor bisa mengendalikan pertumbuhna tumor yang
tersisa. Melambatkan kekambuhan dan meningkatkan harapan hidup.
Tetapi pengangkatan tumor dan terapi radiasi kurang efektif pada
penderita kanker rektum yang memiliki lebih dari 4 kanker kelenjar
getah bening (Robbins, 2013).

E. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang terjadi akibat kanker kolon diantaranya:
1. Perdarahan pada usus besar sehingga menimbulkan anemia
2. Ileus obtruksi yang menyebabkan mual dan muntah sehingga terjadi
ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
3. Peritonitis akibat penyebaran kuman dari kolon dan iritasi dari cairan
kolon yang menyebar pada rongga perut
4. Sepsis yang tidak tertolong sehingga menyebabkan kematian

F. PENCEGAHAN
1. Pada orang yang belum terkena kanker kolon dianjurkan untuk
menghindari konsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan instan
yang banyak mengandung zat aktiv kimia berbahaya tidak mengkonsumsi
alkohol, rokok, serta dianjurkan makan banyak serat dan vitamin untuk
memperlancar eleminasi feses (mencegah konstipasi)
2. Jikaterdapat tanda dan gejala dari kanker kolon seperti pola defekasi tidak
teratur (konstipasi dan diare), perut terasa nyeri dan kram, BAB berdarah
dan keluar lendir serta darah. Maka segera periksakan ke layanan kesehatan
untuk segera mendapatkan penanganan lebih awal prognosis tidak
memburuk.
3. Pada penderita yang sudah mengidap kanker kolon maka dianjurkan untuk
mematuhi regimen terapi yang telahb diberikan oleh dokter.

You might also like