Professional Documents
Culture Documents
PENGEMBANGAN
KEPERAWATAN
INDONESIA
Penyunting:
1. Agung Waluyo, PhD
2. Masfuri, MN
3. Dwi Nurvyandari, MN
4. Agustin Indracahyani, MS
5. Ariesta Milanti, MSc
6. Arcellia Farosyah Putri, MSc
'HZDQ3HQJXUXV3XVDW331,
Penulis:
1. Prof. Achir Yani S. Hamid,
2. Dewi Irawaty, PhD
3. Prayetni, SKp., M.Kep
4. Prof. Elly Nurachmah
5. Prof. Budi Anna Keliat
6. Prof. Setyowati
7. Junaiti Sahar, PhD
8. Yeni Rustina, PhD
9. Harun Hartiah, MNg, MKes
10. Ns. Aderia Rintani, S.Kep
11. Dr. Novi Helena
12. Uswatun Hasanah, MN
Kontributor:
1. Yupi Supartini, MSc
2. Heni Nurhaeni, MKM
3. Sugih Asih, M.Kep
4. Jajang Rahmat, Sp.Kep.Kom
5. Agung Waluyo, PhD
6. Masfuri, MN
7. Dwi Nurviyandari, MN
8. Agustin Indracahyani, MS
9. Ariesta Milanti, MSc
10. Arcellia Farosyah P., MSc
2
ROADMAP PENGEMBANGAN KEPERAWATAN INDONESIA
I. Latar Belakang
Tahun 2015 MDGs telah selesai dan Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan
rumah yang harus diselesaikan. Saat ini telah masuk era SDGs dengan target yang lebih
luas dari MDGs. Banyak nyawa yang bisa diselamatkan dan banyak kondisi kegawatan
yang bisa dicegah atau dikelola, melalui tindakan yang tidak membutuhkan biaya mahal
dan tidak berteknologi tinggi oleh pemberi pelayanan kesehatan yang terampil. Akan
tetapi sejauh ini, pemberi pelayanan kesehatan paling besar yaitu perawat, masih
kekurangan sumber daya manusia, tenaganya kurang terdistribusi dan kurang terlatih.
Arah rencana strategis yang dijabarkan dalam dokumen ini dibentuk untuk
memberikan kerangka kerja kepada para pemangku kepentingan dalam mengambil
tindakan kolaboratif yang diperlukan.
II.
Arahan Rencana Strategis
Pemangku kepentingan harus memastikan bahwa aksi kolaborasi mereka
mematuhi prinsip dasar, yang sesuai dengan nilai inti pelayanan kesehatan primer dan
agenda
Dewan Pengurus kesehatan nasional, yaitu:
Pusat
Persatuan Perawat
a. Etik Nasional Indonesia
Perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan didasarkan pada prinsip
persamaan, integritas, keadilan, dan menghargai jenis kelamin serta hak asasi
manusia.
b. Kesesuaian
Pengembangan pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan
sistem, bukti dan prioritas strategis nasional.
c. Kepemilikan
Mengadopsi pendekatan yang fleksibel untuk diimplementasikan dengan pelibatan
lokal yang menghubungkan antara kebutuhan global dan nasional.
d. Kemitraan
Bekerja bersama, berkolaborasi dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
bersama.
3
III. Implementasi
a. Kemitraan dan aliansi
Keberhasilan implementasi dari pengembangan tenaga profesional perawat
dapat mengundang multisektor, kerjasama antar profesi di tingkat unit
pelaksana teknis, regional, nasional maupun global. Seluruh upaya kemitraan
dan aliansi dilaksanakan di bawah koordinasi kementerian kesehatan dengan
menekankan pada upaya pembaruan pelayanan kesehatan primer.
b. Kebutuhan negara dan wilayah
Rencana strategis ini dibuat sebagai kerangka kerja dimana negara dan
wilayah dapat memilih prioritas, tujuan dan kegiatan sesuai kebutuhan,
prioritas dan tantangan pelayanan kesehatan di Indonesia.
c. Aksi segera
Prioritas area pengembangan tahun 2015:
IV.
Komunikasi
Strategi-strategi komunikasi dalam melakukan kolaborasi dengan pemangku
kepentingan:
a. Menyusun dan menyebarluaskan media advokasi
b. Memasukkan muatan rencana strategi keperawatan dalam agenda kesehatan
lokal dan nasional
c. Menyelenggarakan pertemuan dan penyebaran informasi secara rutin untuk
Dewan Pengurus Pusatmemantau pelaksanaan rencana strategis keperawatan nasional
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
V. Area Kunci (AK) 2015 – 2020
1. AK 1: Memperkuat sistem dan pelayanan kesehatan nasional
Memperkuat pelayanan keperawatan dengan berbasis pada reformasi
pelayanan kesehatan primer.
2. AK 2: Kebijakan keperawatan
Perawat berperan proaktif dalam penyusunan kebijakan kesehatan,
perencanaan dan keputusan yang mempengaruhi profesi perawat di
Indonesia, dengan menjaga prinsip kepemimpinan, pemerintahan yang
efektif dan praktik yang teregulasi.
3. AK 3: Pendidikan, pelatihan dan pengembangan karier
Peningkatan kapasitas institusi pendidikan untuk menyerap dan mendidik
tenaga perawat yang ahli dan terampil untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan masyarakat (people-centred service) secara komprehensif.
4
4. AK 4: Pengelolaan ketenagaan perawat
Pengelolaan ketenagaan perawat diatur dengan kebijakan yang
memungkinkan perawat untuk bekerja memenuhi kebutuhan-kebutuhan di
bidang kesehatan.
5. AK 5: Kemitraan pelayanan keperawatan
Peningkatan kolaborasi aktif dan sistematis diantara organisasi perawat,
organisasi kemasyarakatan, organisasi tenaga kesehatan lain dan pemerintah.
6. AK 6: Sistem basis data dan informasi keperawatan dan kesehatan.
5
Area Kunci 1: Kontribusi keperawatan dalam penguatan sistem pelayanan kesehatan yang berfokus klien (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat)
1.1 Meningkatnya peran 1.1.1 Teridentifikasi pendekatan yang inovatif 1.1.1.1 Kajian kebutuhan dan masalah kesehatan terkait
perawat dalam dan tepat guna untuk memenuhi kebutuhan dengan populasi hingga lanjut usia pencapaian dan
merancang, dan menyelesaikan masalah kesehatan bagi target MDGs (2015) dan SDGs (2030), menggunakan
melaksanakan dan sistem klien (individu, keluarga, kelompok data sekunder, misalnya Riskesdas dan studi lanjutan.
menilai sistem dan masyarakat) terkait populasi lanjut usia 1.1.1.2 Kajian kebutuhan biaya pelayanan dan asuhan
kesehatan primer, dan pencapaian target SDGs (2030). keperawatan yang diperlukan untuk praktik terbaik.
sekunder dan tersier 1.1.1.3 Telaah pendekatan inovatif, tepat guna dan peka
sesuai kebutuhan budaya yang telah dilakukan untuk memenuhi
masyarakat kebutuhan dan menyelesaikan masalah kesehatan bagi
sistem klien sebagai pembelajaran
1.1.1.4 Analisis nilai tambah pendekatan inovatif dan tepat
guna yang telah dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif
1.1.1.5 Inovasi sistem pelayanan keperawatan yang sesuai
1.1.2 Tersusunnya model dan perangkatnya dengan target MDGs (4, 5 6) dan SDGs.
untuk meningkatkan kualitas pelayanan 1.1.2.1 Mengembangkan model dan perangkatnya berdasarkan
keperawatan, khususnya terkait populasi hasil analisis pendekatan inovatif yang telah dilakukan
hingga lanjut usia dan pencapaian target untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah
MDGs (2015) dan SDGs (2030). kesehatan (satu desa satu perawat dalam mendukung
Gerakan Masyarakat Sehat, revitalisasi perawat
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan oleh
praktik keperawatan mandiri).
1.1.2.2 Mengujicobakan model dan perangkatnya
1.1.4 Terwujudnya pelayanan keperawatan yang 1.1.4.1 Melakukan replikasi model dan perangkat secara
inovatif, sesuai model dan berdasarkan nasional melalui pemberdayaan public/ community
bukti (evidence-based) yang hemat biaya health nursing.
dan berdampak terhadap pelayanan 1.1.4.2 Mengukur tingkat efisiensi (cost effectiveness)
kesehatan pelaksanaan pelayanan keperawatan.
1.1.4.3 Melakukan monitoring dan evaluasi (MONEV) model
dan perangkatnya
1.1.4.4 Menyempurnakan model dan perangkatnya sesuai
dengan hasil MONEV
1.1.4.5 Mendesain alternatif model lain untuk merespon
proyeksi kebutuhan lebih lanjut
1.1.5 Tersedianya praktik keperawatan 1.1.5.1 Mengesahkan kode etik, standar profesi, dan standar
berdasarkan model yang dikembangkan pelayanan yang berorientasi pada keselamatan klien
sesuai dengan kode etik, standar profesi, 1.1.5.2 Menyusun standar prosedur operasional dengan
dan standar pelayanan untuk menjamin mengacu pada standar profesi dan standar pelayanan.
keselamatan klien. 1.1.5.3 Melakukan praktik keperawatan berdasarkan kode etik,
standar profesi, standar pelayanan, kewenangan klinik,
dan standar prosedur operasional untuk menjamin
keselamatan klien.
1.1.5.4 Melakukan monitoring dan evaluasi praktik
keperawatan
1.1.5.5 Menyempurnakan bentuk praktik keperawatan terbaik
(best nursing practice) sesuai dengan hasil MONEV.
1.1.6 Tersusunnya strategi untuk mendorong 1.1.6.1 Mengidentifikasi tingkat kemampuan klien berperan
klien (individu, keluarga, kelompok dan serta dalam asuhan keperawatan
masyarakat) berperan proaktif dalam 1.1.6.2 Menyusun berbagai strategi pemberdayaan klien.
asuhan keperawatan-kesehatan secara 1.1.6.3 Memberdayakan klien sesuai dengan berbagai strategi
efektif. yang relevan.
1.1.6.4 Melakukan monitoring dan evaluasi pemberdayaan
klien dalam asuhan keperawatan.
1.1.6.5 Menyempurnakan pemberdayaan klien dalam asuhan
keperawatan sesuai dengan hasil MONEV.
1.1.7 Terlaksananya sistem rujukan dan 1.1.7.1 Mengidentifikasi kebutuhan, masalah kesehatan,
kontinum sebagai bagian integral dari kemampuan dan motivasi klien yang memerlukan
sistem pelayanan kesehatan rujukan.
1.1.8 Terdokumentasi dan terpublikasi 1.1.8.1 Menetapkan pedoman dokumentasi dan publikasi
pengalaman mengimplementasikan model asuhan keperawatan.
pelayanan keperawatan dalam pelayanan 1.1.8.2 Melatih perawat untuk melakukan pendokumentasian
kesehatan sebagai kegiatan dan publikasi asuhan keperawatan sesuai dengan
interprofesional. pedoman.
1.1.8.3 Melaksanakan pendokumentasian dan publikasi asuhan
keperawatan sesuai dengan pedoman.
1.1.8.4 Memasukkan hasil pendokumentasian dan publikasi
asuhan keperawatan ke dalam sistem basis data dan
informasi keperawatan dengan menjaga kerahasiaan
klien.
1.1.8.5 Memanfaatkan hasil pendokumentasian dan publikasi
asuhan keperawatan untuk berbagai kepentingan.
1.1.8.6 Menerbitkan hasil dokumentasi terpilih dalam jurnal
keperawatan/ kesehatan terakreditasi.
1.2.2 Tersusunnya strategi implementasi 1.2.2.1 Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal
manajemen keperawatan pada seluruh untuk proyeksi kebutuhan pada setiap tingkat
tingkat pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan
1.2.2.2 Mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah dan
proyeksi kebutuhan pada setiap tingkat pelayanan
kesehatan
1.2.2.3 Menetapkan strategi yang paling tepat untuk
menyelesaikan prioritas masalah dan proyeksi
kebutuhan pada setiap tingkat pelayanan kesehatan
1.2.3 Keberfungsian perawat dalam posisi 1.2.3.1 Mengidentifikasi kualifikasi yang diperlukan oleh
strategis dalam pengambilan keputusan dan perawat dalam posisi strategis.
penetapan kebijakan kesehatan. 1.2.3.2 Menyiapkan tenaga perawat dengan kualifikasi yang
diperlukan pada posisi strategis untuk mengambil
keputusan dan menetapkan kebijakan kesehatan.
1.2.3.3 Memastikan focal point keperawatan berada dalam
struktur pemerintahan.
1.2.3.4 Mengembangkan nursing leadership institute untuk
menyiapkan calon- calon pemimpin keperawatan
1.2.4 Tersedianya sejumlah perawat dengan 1.2.4.1 Menetapkan institusi pendidikan keperawatan
kualifikasi yang diperlukan untuk unggulan.
menerapkan keterampilan kepemimpinan 1.2.4.2 Mengidentifikasi perawat yang potensial untuk dilatih
dan manajemen keperawatan pada setiap keterampilan kepemimpinan dan manajemen sesuai
tingkat pelayanan kesehatan dengan tingkat pelayanan keperawatan.
1.2.4.3 Memotivasi perawat agar bertanggung jawab terhadap
perkembangan personal dan profesionalnya.
1.2.4.4 Menguatkan dan memberdayakan forum sebagai
wadah untuk pengembangan karakter dan kompetensi
perawat.
1.2.5 Terwujudnya sistem dan mekanisme 1.2.5.1 Menyusun sistem dan mekanisme monitoring dan
monitoring dan evaluasi kinerja keperawatan evaluasi kinerja kepemimpinan dan manajemen
untuk mendukung pengembangan kebijakan perawat.
ketenagaan perawat. 1.2.5.2 Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja
kepemimpinan dan manajemen perawat.
1.2.5.3 Memberikan umpan balik terhadap hasil monitoring
dan evaluasi kinerja kepemimpinan dan manajemen
perawat.
1.2.6 Tersedianya kebijakan yang mendukung 1.2.6.1 Menyusun dan mengusulkan butir-butir substansi
optimalisasi kontribusi pelayanan dan kebijakan tentang kepemimpinan dan manajemen
asuhan keperawatan. keperawatan yang mendukung optimalisasi kontribusi
pelayanan dan asuhan keperawatan pada setiap tingkat
pelayanan kesehatan.
1.2.6.2 Memantau kelengkapan kebijakan tentang
kepemimpinan dan manajemen keperawatan yang
mendukung optimalisasi kontribusi pelayanan dan
asuhan keperawatan pada setiap tingkat pelayanan
kesehatan.
1.2.6.3 Memantau pelaksanaan kebijakan tentang
kepemimpinan dan manajemen keperawatan yang
mendukung optimalisasi kontribusi pelayanan dan
asuhan keperawatan pada setiap tingkat pelayanan
kesehatan.
1.2.6.4 Melakukan leadership training
1.2.7 Tersusun dan diimplementasikannya 1.2.7.1 Menyusun instrumen dan mekanisme monitoring dan
instrumen dan mekanisme monitoring dan evaluasi kinerja kepemimpinan dan manajemen
evaluasi pelaksanaan kepemimpinan dan perawat.
manajemen keperawatan pada pelayanan 1.2.7.2 Melakukan monitoring dan evaluasi instrumen
kesehatan. kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
Perawat berperan proaktif dalam pembuatan kebijakan, perencanaan, dan keputusan di bidang kesehatan nasional yang berkaitan dengan profesi
keperawatan. Prinsip-prinsip kepemimpinan inklusif, pemerintahan yang efektif, dan praktik yang teregulasi harus tercakup dalam kebijakan-
kebijakan terkait profesi keperawatan tersebut.
2.1.2 Tersusunnya dan tersosialisasikannya 2.1.2.1 Menyusun dan mengusulkan butir- butir
peraturan dan kebijakan tentang praktik dan substansi kebijakan dan peraturan tentang
pendidikan tinggi keperawatan yang praktik dan pendidikan tinggi keperawatan
2.2.2 Terbinanya kolaborasi antar pihak terkait 2.2.2.1 Menetapkan tugas pokok fungsi para pihak
dalam pelaksanaan sistem credentialing yang terlibat dalam sistem credentialing
perawat mengacu pada UU No. 38 tahun 2014
tentang Keperawatan dan peraturan
turunannya.
2.2.2.2 Mengusulkan peraturan dan kebijakan
bersama (SKB) antara para pihak yang terlibat
dalam sistem credentialing perawat.
2.3 Menjamin kejelasan 2.3.1 Ditingkatkannya peran dan fungsi PPNI dalam 2.3.1.1 Melakukan sosialisasi ke berbagai tingkat
peran dan fungsi mengawal implementasi peraturan perundang- organisasi (komisariat sampai dengan
Persatuan Perawat undangan tentang keperawatan. provinsi) tentang peran dan fungsi PPNI
Nasional Indonesia dalam pengawalan implementasi peraturan
(PPNI) sebagai perundang-undangan tentang keperawatan.
organisasi profesi
2.3.2 Disepakatinya AD/ART PPNI yang 2.3.2.1 Mengharmonisasikan AD/ART PPNI dengan
mengakomodasi kejelasan peran dan fungsi UU No 38 tahun 2014 tentang keperawatan
PPNI dan badan kelengkapannya (a.l: Ikatan, dan turunannya.
himpunan, dan kolegium) 2.3.2.2 Menguatkan implementasi AD/ART PPNI
oleh seluruh organ PPNI.
2.3.3 Tersusun dan terlaksananya strategi PPNI 2.3.3.1 Mengidentifikasi data dasar tentang perawat
dalam mempersatukan, membina, dan keperawatan serta isu terkini yang
mengembangkan dan memantau keperawatan strategis.
di Indonesia. 2.3.3.2 Melaksanakan analisis internal dan eksternal
keperawatan.
2.3.3.3 Mengembangkan strategi dan program
pembinaan, pengembangan dan pemantauan
keperawatan.
2.3.3.4 Melaksanakan strategi dan program
pembinaan, pengembangan dan pemantauan
keperawatan.
2.4.2 Tersedianya perangkat kerja kolegium 2.4.2.1 Menyusun perangkat kerja kolegium
keperawatan. keperawatan.
2.4.2.2 Menetapkan perangkat kerja kolegium
keperawatan.
2.5 Menjamin keberfungsian 2.5.1 Tersedianya peraturan presiden tentang konsil 2.5.1.1 Mengidentifikasi butir-butir dalam peraturan
konsil keperawatan keperawatan. presiden mengenai susunan organisasi,
berdasarkan peraturan pengangkatan, pemberhentian, keanggotaan
presiden sebagai turunan dan pendanaan (RAB) konsil keperawatan.
2.5.2 Tersusunnya peraturan konsil keperawatan 2.5.2.1 Menyusun kewenangan, tata kelola, program
tentang kewenangan, tata kelola, program kerja dan anggaran konsil keperawatan.
kerja dan anggaran konsil keperawatan. 2.5.2.2 Mensosialisasikan kewenangan, tata kelola,
program kerja konsil keperawatan.
2.5.4 Tertatanya sistem koordinasi dan kolaborasi 2.5.4.1 Mengembangkan sistem koordinasi dan
yang mendukung pelaksanaan keberfungsian kolaborasi yang mendukung pelaksanaan
konsil keperawatan. keberfungsian konsil keperawatan.
2.5.4.2 Melaksanakan koordinasi dan kolaborasi yang
mendukung pelaksanaan keberfungsian konsil
keperawatan.
2.6 Menguatkan posisi profesi 2.6.1 Tersusunnya position statement, position 2.6.1.1 Melakukan kajian permasalahan dan prinsip-
dan profesionalisme paper, fact sheet, brief policy untuk prinsip dasar yang penting dalam menyikapi
perawat menetapkan peraturan dan kebijakan tentang berbagai isu keperawatan, kesehatan dan
praktik keperawatan. kemanusiaan di dalam dan luar negeri.
2.6.1.2 Menyusun fact sheet sebagai dasar
penyusunan position statement, position
paper, policy brief.
2.6.3 Terlaksananya kegiatan advokasi kepada para 2.6.3.1 Mengidentifikasi tujuan dari advokasi
pengambil keputusan untuk menggunakan 2.6.3.2 Mempersiapkan materi advokasi
produk professional standing melalui 2.6.3.3 Melakukan advokasi kepada para pengambil
pengambilan keputusan berbasis bukti dalam keputusan untuk menggunakan produk
menetapkan peraturan dan kebijakan tentang professional standing dalam menetapkan
kesehatan peraturan dan kebijakan tentang kesehatan.
2.6.3.4 Melakukan tindak lanjut dari advokasi yang
telah dilakukan
2.6.4 Terwujudnya penghargaan terhadap profesi 2.6.4.1 Membina perawat dan keperawatan untuk
perawat dalam pelayanan kesehatan. mencapai pelayanan keperawatan yang
berkualitas, merata dan terjangkau.
2.6.4.2 Membuktikan kontribusi dan prestasi perawat
terhadap kesehatan masyarakat.
2.7 Menguatkan praktik 2.7.1 Tersusunnya peraturan dan kebijakan terkini 2.7.1.1 Mengkaji permasalahan dan proyeksi
keperawatan berbasis tentang praktik keperawatan berbasis bukti di kebutuhan kesehatan masyarakat yang
bukti
2.7.2 Tersusunnya lingkup praktik dan kewenangan 2.7.2.1 Menyepakati lingkup praktik dan kewenangan
dalam menyelenggarakan praktik keperawatan dalam menyelenggarakan praktik
di fasilitas pelayanan kesehatan dan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan
keperawatan mandiri. dan praktik keperawatan mandiri.
2.7.2.2 Mensosialisasikan lingkup praktik dan
kewenangan dalam menyelenggarakan
praktik keperawatan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan praktik keperawatan mandiri.
2.7.3 Tersedianya hasil penelitian tentang standar 2.7.3.1 Menyusun rancangan penelitian tentang tugas,
tugas, wewenang, lingkungan kerja, sistem wewenang, lingkungan kerja, sistem
penghargaan, perlindungan kerja dan IPTEK penghargaan, perlindungan kerja dan IPTEK
terbarukan yang digunakan sebagai basis terbarukan yang digunakan sebagai basis
dalam praktik keperawatan. dalam praktik keperawatan.
2.7.3.2 Melaksanakan penelitian tentang tugas,
wewenang, lingkungan kerja, sistem
2.7.4 Terlaksananya praktik keperawatan berbasis 2.7.4.1 Mengidentifikasi hasil-hasil penelitian yang
bukti terbarukan. relevan dengan masalah kesehatan
masyarakat.
2.7.4.2 Menggunakan hasil penelitian terbaru dalam
praktik keperawatan
2.7.4.3 Menyebarluaskannya berbagai bukti ilmiah
untuk melakukan perubahan dalam praktik
keperawatan dan untuk memperoleh
dukungan publik dan politik.
2.7.4.4 Mempublikasikan hasil praktik berbasis bukti
pada jurnal terakreditasi.
2.7.5 Tersedianya jumlah perawat yang memadai 2.7.5.1 Membuat kriteria atau standar perawat
dengan kualifikasi peneliti dalam melakukan peneliti
penelitian untuk meningkatkan pelayanan 2.7.5.2 Mengidentifikasi jumlah perawat peneliti
kesehatan dan luarannya. yang ada
2.7.5.3 Merencanakan strategi untuk meningkatkan
jumlah perawat peneliti yang berkualitas
2.7.6 Tersedianya perawat yang dapat bersaing 2.7.6.1 Mengidentifikasi sumber dana penelitian dan
mendapatkan berbagai sumber dana penelitian pengabdian masyarakat
dan pengabdian masyarakat pada pelayanan 2.7.6.2 Mensosialisasikan sumber dana penelitian dan
kesehatan. pengabdian masyarakat dari dalam dan luar
negeri
2.7.6.3 Mempersiapkan perawat untuk mampu
bersaing mendapatkan dana hibah penelitian
dan pengabdian masyarakat melalui pelatihan-
pelatihan pembuatan proposal/ laporan
penelitian dan pengabdian masyarakat
2.7.6.4 Melakukan monitoring dan evaluasi jumlah
penerima hibah penelitian dan pengabdian
masyarakat
2.7.7 Ditingkatkannya kerjasama dan kemitraan 2.7.7.1 Membuat roadmap penelitian keperawatan
institusi pendidikan dan pelayanan dalam 2.7.7.2 Mengidentifikasi daftar topik penelitian
melakukan penelitian. prioritas yang mampu laksana dan mitra
dalam melakukan penelitian
2.7.7.3 Membentuk wadah penelitian keperawatan
bersama secara nasional
2.7.7.4 Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
penelitian keperawatan bersama
2.7.9 Perlunya keberadaan Direktorat Jenderal/ 2.7.9.1 Mengidentifikasi landasan hukum tentang
Direktorat Keperawatan di Kementerian pentingnya keberadaan direktorat
Kesehatan yang berfungsi untuk mengelola jenderal/direktorat keperawatan dalam
pelayanan keperawatan sesuai rencana struktur organisasi kementrian kesehatan
strategis keperawatan nasional. 2.7.9.2 Mengidentifikasi pentingnya direktorat
jenderal/direktorat keperawatan melalui
berbagai hasil kajian dan pencapaian selama
ini
2.7.9.3 Melakukan advokasi dan lobi terhadap
pemerintah (kementrian teknis terkait) dan
pihak kunci lain (DPR RI, DPD RI, dan
pengguna layanan keperawatan) tentang
pentingnya direktorat jenderal/ direktorat
keperawatan
2.7.9.4 Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan
upaya poin 1, 2 dan 3
Area Kunci 3: Penguatan pendidikan, pelatihan dan sistem pengembangan karier profesional
Peningkatan kapasitas institusi pendidikan untuk menyerap dan mendidik tenaga perawat yang ahli dan terampil untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan masyarakat (people-centred service) secara komprehensif.
3.1.2 Tersusunnya rencana nasional untuk 3.1.2.1 Mengkompilasi proyeksi kebutuhan perawat
memenuhi kebutuhan perawat dalam jumlah dalam jumlah dan kualifikasi untuk setiap jenis
dan kualifikasi yang memadai untuk dan jenjang
pelayanan kesehatan. 3.1.2.2 Menganalisis masalah dan kecenderungan
kesehatan sebagai dasar menentukan perencanaan
untuk perawat dalam kegiatan mandiri dan
berkolaborasi
3.1.3 Terbentuknya strategi untuk memastikan 3.1.3.1 Melakukan analisis lingkungan internal dan
kecukupan jumlah calon perawat yang eksternal untuk proyeksi kebutuhan perawat
memenuhi kualifikasi untuk memasuki dalam jumlah dan kualifikasi sesuai klien sasaran
pendidikan tinggi keperawatan. pada tiap tatanan fasilitas pelayanan kesehatan
3.1.3.2 Mengkaji sistem rekrutmen dan keberhasilannya
antara lain jumlah, tingkat pendidikan, masa
percobaan dan kepuasan terhadap lulusan baru
3.1.3.3 Mengidentifikasi melalui survei tentang citra
keperawatan dan keterpaparan calon perawat
tentang profesi keperawatan sebelum memilih
program pendidikan keperawatan
3.1.3.4 Meningkatkan citra perawat dan keperawatan
dengan mempromosikan secara proaktif tentang
program pendidikan keperawatan dan prospek
profesi keperawatan ke depan melalui media
sosial dan berbagai bentuk sosialisasi lainnya
3.1.3.5 Memanfaatkan media yang mendayagunakan
lulusan sebagai contoh peran melalui kegiatan
3.1.4 Terbentuknya strategi untuk peningkatan 3.1.4.1 Mendorong optimalisasi LAM-PTKes dalam
kualitas pendidikan lanjutan (spesialis) bagi melakukan akreditasi pendidikan tinggi
perawat. keperawatan berdasarkan standar akreditasi
3.1.5 Dikembangkan dan didiseminasikannya 3.1.5.1 Meninjau kurikulum pendidikan spesialis yang
kompetensi inti dan pedoman praktik pada sudah ada dengan mempertimbangkan proyeksi
tingkat pendidikan setelah ners sesuai MRA kebutuhan dan masalah kesehatan
dan AEC. 3.1.5.2 Melakukan penyesuaian atau revisi kurikulum
pendidikan spesialis berdasarkan kebutuhan MRA
dan AEC
3.1.5.3 Mengembangkan kurikulum untuk program
pendidikan dengan bidang keilmuan yang baru
dengan berkonsultasi dengan PPNI (kolegium),
asosiasi institusi pendidikan, dan konsil
keperawatan.
3.1.7 Tersedianya sistem dan program pendidikan 3.1.7.1 Mengidentifikasi sistem dan program pendidikan
formal bagi perawat yang efisien dan efektif formal yang telah ada
sesuai KKNI dan pengembangan jenjang 3.1.7.2 Mengidentifikasi kesenjangan sistem dan program
karir. pendidikan formal sesuai dengan kebutuhan
nasional maupun global
3.1.7.3 Melakukan perbaikan dan penyempurnaan sistem
dan program pendidikan formal yang telah ada
3.1.7.4 Mensosialisasikan sistem dan program pendidikan
formal yang telah diperbaiki dan disempurnakan
3.1.7.5 Mengimplementasikan sistem dan program
pendidikan formal yang sesuai KKNI dan
pengembangan jenjang karir.
3.1.7.6 Melakukan monitoring dan evaluasi sistem
pendidikan formal keperawatan.
3.2 Memastikan ketersediaan 3.2.1 Dikembangkannya standar sumber 3.2.2.1 Menyusun standar sumber pembelajaran di
berbagai sumber pembelajaran pendidikan tinggi yang pendidikan tinggi sesuai dengan standar sumber
pembelajaran untuk terintegrasi dalam sistem akreditasi pendidikan nasional dan global
program pendidikan tinggi tinggi keperawatan. 3.2.2.2 Menyusun instrumen penilaian implementasi
keperawatan. sumber pembelajaran yang terstandar
3.2.2.3 Mengujicobakan instrumen penilaian
implementasi sumber pembelajaran yang
terstandar
3.3 Mewujudkan sistem 3.3.1 Teridentifikasinya tingkat kesenjangan 3.3.1.1 Memetakan kondisi ketersediaan sumber CPD
pengembangan sumber CPD 3.3.1.2 Mengembangkan standar ketenagaan
pendidikan profesional keperawatan berdasarkan jenis dan jenjang
berkelanjutan 3.3.1.3 Mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi
ketersediaan sumber CPD
3.3.2 Tersedianya standar dan instrumen 3.3.2.1 Menyusun standar pendidikan profesional
pendidikan profesional berkelanjutan berkelanjutan dan instrumen penilaian standar
(Continuous Professional Development/CPD) pendidikan profesional berkelanjutan
yang efektif secara nasional. berkelanjutan
3.3.2.2 Melakukan rapat kerja (lokakarya) untuk
mendapatkan masukan terhadap standar
pendidikan profesional berkelanjutan dan
instrumen penilaian standar pendidikan
profesional berkelanjutan berkelanjutan
3.3.2.3 Mengujicobakan standar pendidikan profesional
berkelanjutan dan instrumen penilaian standar
pendidikan profesional berkelanjutan
berkelanjutan
3.3.4 Terakreditasinya program dan perangkat 3.3.4.1 Menyiapkan institusi penyelenggara CPD untuk
penyelenggara CPD. akreditasi oleh PPNI
3.3.4.2 Melakukan koordinasi dengan lembaga akreditasi
terkait.
3.3.5 Terbinanya kerjasama antara PPNI dengan 3.3.5.1 Menyusun MOU dalam pelaksanaan CPD
berbagai pihak yang relevan secara nasional 3.3.5.2 Mengidentifikasi institusi yang relevan untuk
dan internasional untuk melaksanakan CPD. melakukan kerjasama dalam melaksanakan CPD
di tingkat nasional maupun internasional
3.3.5.3 Menginisiasi kerjasama pelaksanaan CPD secara
nasional dan internasional antara PPNI dan pihak
yang relevan
3.3.7 Terlaksananya monitoring dan evaluasi sistem 3.3.7.1 Mengembangkan pedoman monitoring dan
CPD evaluasi sistem CPD
3.3.7.2 Menetapkan wilayah monitoring dan evaluasi
sistem CPD
3.3.7.3 Melakukan pelatihan untuk menyiapkan SDM
yang akan melakukan monitoring dan evaluasi
sistem CPD
3.3.7.4 Melakukan monitoring dan evaluasi sistem CPD
3.3.7.5 Menggunakannya hasil monitoring evaluasi untuk
penyempurnaan sistem CPD.
3.4 Meningkatkan 3.4.1 Tersertifikasinya sejumlah perawat sesuai 3.4.1.1 Menetapkan kebijakan terkait program sertifikasi.
kepakaran dan dengan kualifikasi kepakaran dan 3.4.1.2 Menetapkan program sertifikasi, jenis dan
kepemimpinan sesuai kepemimpinan berdasarkan kebutuhan, tingkatannya
dengan kompetensi dan pelayanan dan pengembangan iptek 3.4.1.3 Menetapkan kriteria dan persyaratan mengikuti
kewenangan. keperawatan/kesehatan melalui CPD. program sertifikasi
3.4.1.4 Mengupayakan sinkronisasi dan koordinasi
dengan pihak terkait (Menpan, Kemenkes, dll)
3.4.2 Terbentuknya forum pakar formal dan non 3.4.2.1 Mengadakan temu pakar keperawatan nasional
formal untuk berbagi kepakaran dan untuk membahas berbagai isu terkait
kepemimpinan untuk menyikapi isu keperawatan/kesehatan secara nasional dan
keperawatan di tingkat nasional maupun internasional.
internasional. 3.4.2.2 Membentuk forum pakar keperawatan nasional
untuk mengkaji dan memberikan masukan kepada
pemerintah dan pihak terkait lainnya.
3.4.3 Terbangunnya sistem pengakuan tentang 3.4.3.1 Menyusun program-program sesuai kebutuhan
kepakaran dan kepemimpinan individu pemerintah dalam bidang kesehatan/keperawatan
perawat. 3.4.3.2 Menempatkan pakar-pakar keperawatan untuk
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan
terkait.
3.4.3.3 Menyebarluaskan hasil kajian dan penyelesaian
berbagai masalah dari pakar keperawatan melalui
publikasi nasional dan internasional.
3.4.3.4 Mengembangkan sistem evaluasi kinerja pakar
keperawatan.
Pengelolaan ketenagaan perawat diatur dengan kebijakan yang memungkinkan perawat untuk bekerja memenuhi kebutuhan-kebutuhan di bidang
kesehatan.
4.1.2 Terpantaunya kecenderungan untuk 4.1.2.1 Melakukan analisis lingkungan internal dan
pendayagunaan perawat di berbagai tatanan di eksternal meliputi arah rekrutmen, distribusi dan
dalam dan luar negeri. mobilisasi tenaga perawat untuk mengetahui
pendayaagunaan perawat di berbagai tatanan di
dalam dan luar negeri
4.1.2.2 Menyusun sistem untuk memantau
pendayagunaan perawat di berbagai tatanan di
dalam dan luar negeri
4.1.3 Teridentifikasinya proyeksi kebutuhan 4.1.3.1 Memetakan kondisi ketenagaan perawat dalam
ketenagaan terkait ketepatan jumlah jumlah, kualifikasi, penempatan, waktu dan
kualifikasi, penempatan dan waktu serta sumber yang dibutuhkan untuk pengelolaan SDM
sumber yang dibutuhkan untuk pengelolaan 4.1.3.2 Mengembangkan basis data tenaga keperawatan
SDM. yang terpadu
4.1.5 Tersusunnya sistem dan perangkat monitoring 4.1.5.1 Menyusun pedoman monitoring dan evaluasi
dan evaluasi yang menjamin pengelolaan sistem pengelolaan ketenagaan
ketenagaan secara efisien dan efektif. 4.1.5.2 Menetapkan wilayah monitoring dan evaluasi
sistem pengelolaan ketenagaan
4.1.5.3 Melakukan pelatihan untuk menyiapkan SDM
yang akan melakukan monitoring dan evaluasi
sistem pengelolaan ketenagaan
4.1.5.4 Melakukan monitoring dan evaluasi sistem
pengelolaan ketenagaan secara
4.1.5.5 Menggunakannya hasil monitoring evaluasi untuk
penyempurnaan sistem pengelolaan ketenagaan
4.1.6 Teridentifikasinya berbagai faktor pendorong 4.1.6.1 Mengidentifikasi faktor pendorong dan penarik
dan penarik terjadinya migrasi perawat
terjadinya migrasi perawat
sebagai dasar untuk memodifikasi sistem
rekrutmen dan retensi perawat. 4.1.6.2 Mengidentifikasi kesenjangan antara sistem
rekrutmen dan retensi perawat yang sudah ada
dengan yang diharapkan
4.1.7 Terwujudnya model brain gain/circulation 4.1.7.1 Melakukan kajian permasalahan dalam
migrasi perawat Indonesia sesuai dengan pelaksanaan model brain gain/circulation migrasi
kebutuhan kesehatan di Indonesia dan luar perawat Indonesia.
negeri.
4.1.8 Terevaluasinya formula untuk memprediksi 4.1.8.1 Melakukan monitoring dan evaluasi formula
proyeksi kebutuhan ketenagaan perawat, untuk memprediksi proyeksi kebutuhan
mencakup berbagai peran. ketenagaan perawat, mencakup berbagai peran
4.1.8.2 Menggunakannya hasil monitoring evaluasi untuk
penyempurnaan formula
4.1.9 Tersedianya perawat-perawat terlatih untuk 4.1.9.1 Membuat kriteria atau standar perawat yang
memimpin, mengkoordinasikan dan kompeten untuk pengembangan rencana strategi
mengembangkan rencana strategi nasional nasional terkait pengelolaan ketenagaan perawat
terkait pengelolaan ketenagaan perawat. 4.1.9.2 Mengidentifikasi perawat yang potensial untuk
dilatih
4.1.9.3 Merencanakan strategi untuk melatih calon
perawat yang akan memimpin,
mengkoordinasikan dan mengembangkan rencana
strategi nasional terkait pengelolaan ketenagaan
perawat
4.2 Menjamin terwujudnya 4.2.1 Teridentifikasinya berbagai elemen penting 4.2.1.1 Mengidentifikasi elemen penting suatu kondisi
lingkungan kerja yang suatu kondisi kerja yang positif kerja yang positif
positif.
4.2.4 Dikembangkannya strategi yang inovatif 4.2.4.1 Mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi kerja
untuk kondisi kerja yang adil, lingkup kerja yang ada dengan yang diharapkan
yang jelas, dan sensitif dengan isu gender: 4.2.4.2 Menyusun strategi yang inovatif berdasarkan hasil
melalui penyesuaian kompensasi, proteksi kajian kesenjangan
sosial-hukum, keamanan, kesehatan, serta
fasilitas yang memadai.
4.2.5 Diberikannya apresiasi bagi perawat yang 4.2.5.1 Menempatkan pakar-pakar keperawatan untuk
memiliki area kepakaran klinis untuk berbagi menyelesaikan masalah-masalah kesehatan
kepakarannya dan memberikan pelayanan terkait.
yang berpusat pada masyarakat.
4.2.7 Dikembangkannya sistem dan perangkatnya 4.2.7.1 Mengidentifikasi sistem dan perangkat untuk
untuk mengukur kondisi kerja yang baik dan mengukur kondisi kerja dan dampaknya terhadap
dampaknya terhadap kinerja. kinerja yang sudah ada. Mengidentifikasi masalah
pelaksanaan
4.2.7.2 Memodifikasi sistem dan perangkat untuk
mengukur kondisi kerja dan dampaknya terhadap
kinerja sesuai hasil temuan
4.2.8 Terevaluasinya kondisi kerja yang baik dan 4.2.8.1 Mengembangkan pedoman monitoring dan
dampaknya terhadap kinerja perawat. evaluasi kondisi kerja dan dampaknya terhadap
kinerja
Peningkatan kolaborasi aktif dan sistematis di antara PPNI perawat, organisasi kemasyarakatan, organisasi tenaga kesehatan lain dan pemerintah.
5.1.2 Teridentifikasi mitra-mitra yang 5.1.2.1 menetapkan lingkup kegiatan kerjasama dalam
potensial untuk bekerjasama. melakukan kemitraan.
5.1.2.2 Mengidentifikasi mitra potensial untuk melakukan
kerjasama di dalam dan luar negeri.
5.1.2.3 Menyusun MOU kerjasama dengan mitra.
5.1.3 Terbinanya kemitraan yang beorientasi 5.1.3.1 menyusun strategi atau mekanisme kemitraan yang
pada capacity building dan sustainability saling menguntungkan
untuk mengoptimalkan sistem pelayanan 5.1.3.2 mengembangkan program capacity building untuk
keperawatan. mengoptimalkan sistem pelayanan keperawatan.
5.1.3.3 Melaksanakan pelatihan pemberdayaan tenaga
keperawatan untuk peningkatan pelayanan
keperawatan
5.1.3.4 Menyusun instrumen penilaian kinerja tenaga
keperawatan.
5.1.3.5 Mengembangkan program peningkatan kompetensi
berdasarkan hasil penilaian kinerja
5.1.4 Terselenggaranya dialog dan kolaborasi 5.1.4.1 melaksanakan dialog nasional interprofesional dan
interprofesional dan multisektoral antara multisektoral antara pemerintah, pimpinan institusi
pemerintah, pimpinan institusi pelayanan kesehatan dan karyawan.
pelayanan kesehatan dan karyawan. 5.1.4.2 Melakukan pertemuan berkala untuk membahas
berbagai tren dan isu terkait pelayanan kesehatan.
5.1.4.3 Melakukan pelatihan kerjasama tim dengan berbagai
profesi lain dalam menyelesaikan masalah
kesehatan.
5.1.5 Diperkuatnya kemitraan interprofesional 5.1.5.1 Mengidentifikasi program pemerintah yang relevan
dan multisektoral untuk meningkatkan dan dapat dilaksanakan oleh keperawatan.
kontribusi perawat terhadap 5.1.5.2 Melakukan audiensi dengan pemerintah (wakil
pembangunan kesehatan melalui pemerintah di berbagai sektor) dan stakeholder
pelayanan keperawatan. terkait peran dan fungsi keperawatan dalam
pelayanan kesehatan
5.1.6 Dikembangkannya instrumen untuk 5.1.6.1 mengidentifikasi data dasar dalam program
mengukur efektivitas kemitraan antar kemitraan sebagai landasan penyusunan instrumen.
pihak yang bermitra 5.1.6.2 Mengembangkan instrumen untuk mengukur
efektivitas kemitraan antar pihak yang bermitra
5.1.6.3 Mengujicobakan instrumen untuk mengukur
efektivitas kemitraan antar pihak yang bermitra
5.1.6.4 Mensosialisasikan instrumen untuk mengukur
efektivitas kemitraan antar pihak yang bermitra
5.1.7 Diperoleh hasil evaluasi kemitraan untuk 5.1.7.1 Mengevaluasi kegiatan kemitraan dengan
meningkatkan kemitraan di antara pemberi menggunakan instrumen yang telah dibuat
pelayanan kesehatan, PPNI, institusi 5.1.7.2 Mensosialiasikan hasil evaluasi
pendidikan/pelatihan dan masyarakat. 5.1.7.3 Menggunakan hasil evaluasi kemitraan sebagai
umpan balik terhadap kemitraan yang sudah
dilakukan untuk perbaikan selanjutnya.
Area kunci 6: Pengembangan sistem basis data dan informasi keperawatan dan kesehatan
6.1 Mengintegrasikan sistem 6.1.1. Teridentifikasinya sistem basis data 6.1.1.1 mengidentifikasi sistem basis data yang sudah ada
basis data dan informasi keperawatan yang sudah ada saat 6.1.1.2 mengidentifikasi kesenjangan antara sistem basis data
keperawatan antar organ ini. yang sudah ada dengan yang diharapkan
terkait
- 6.1.2. Tersedianya sistem basis data dan 6.1.2.1 Mengembangkan sistem basis data dan informasi
informasi keperawatan. keperawatan.
6.1.2.2 Mengujicobakan penggunaan sistem basis data dan
informasi keperawatan di beberapa lokasi yang
ditentukan.
6.1.2.3 Melakukan revisi sistem basis data dan informasi
keperawatan berdasarkan hasil ujicoba
6.1.2.4 Melakukan pelatihan penggunaan sistem basis data dan
informasi keperawatan.
6.1.3. Terintegrasinya sistem basis data 6.1.3.1 mengidentifikasi jejaring sumber data tingkat pusat dan
dan informasi keperawatan dengan nasional.
pusat data secara nasional 6.1.3.2 Mengembangkan sistem basis data dan informasi
keperawatan yang terintegrasi
6.1.3.3 Mengujicobakan sistem basis data dan informasi
keperawatan yang terintegrasi.
6.1.3.4 Mengimplementasikan sistem basis data dan informasi
keperawatan yang terintegrasi di berbagai jenjang
pelayanan dan wilayah.
6.1.4. Tersedianya paket data dan 6.1.4.1 mengidentifikasi sumber data pelayanan, pendidikan,
informasi berbagai kegiatan dan penelitian serta paket riset keperawatan tingkat pusat
keperawatan dalam lingkup nasional dan nasional.
yang relevan dengan pelayanan, 6.1.4.2 Mengembangkan basis data dan informasi pelayanan,
pendidikan dan penelitian pendidikan, dan penelitian serta paket riset keperawatan
keperawatan serta paket riset yang terintegrasi
tentang bukti ilmiah utama yang 6.1.4.3 Mengujicobakan sistem basis data dan informasi
diperlukan untuk sistem database pelayanan, pendidikan, dan penelitian serta paket riset
dan informasi manajemen. keperawatan yang terintegrasi
6.1.4.4 Mengimplementasikan sistem basis data dan informasi
pelayanan, pendidikan, dan penelitian serta paket riset
keperawatan yang terintegrasi
6.2 Mengoptimalkan akses 6.2.1 Tersusunnya pedoman dan 6.2.1.1 Mengembangkan pedoman dan mekanisme akses sistem
terhadap sistem basis mekanisme akses sistem basis data basis data dan informasi keperawatan.
data dan informasi dan informasi keperawatan. 6.2.1.2 Mengujicobakan pedoman dan mekanisme akses
keperawatan. 6.2.1.3 Menganalisis hasil ujicoba dan memodifikasi dalam
rangka menyusun dan mengembangkan pedoman dan
mekanisme akses sistem basis data dan informasi
keperawatan yang efektif
6.2.2 Tersosialisasinya sistem basis data 6.2.2.1 Mensosialisasikan sistem basis data dan informasi
dan informasi keperawatan. keperawatan menggunakan berbagai media.
6.2.2.2 Mengintegrasikan masukan untuk memastikan
keterbaruan sistem basis data dan informasi keperawatan
6.2.4 Terutilisasinya secara optimal data 6.2.4.1 Memastikan data dan informasi dalam sistem basis data
dan informasi dalam sistem basis dan informasi keperawatan mudah diakses
data dan informasi keperawatan 6.2.4.2 Mengenalkan sistem basis data dan informasi
untuk pengambilan keputusan keperawatan pada pihak-pihak yan berkepentingan
klinik, manajerial dan kebijakan.
1.3. Menjamin keakuratan 6.3.1 Tersedianya personel untuk 6.3.1.1 Mengidentifikasi kualifikasi personel yang dibutuhkan
dan keterkinian data dan mengelola sistem basis data dan untuk mengelola sistem basis data dan informasi
informasi keperawatan informasi keperawatan. keperawatan
6.3.1.2 Mengembangkan sistem rekrutmen untuk menyaring
personel yang sesuai kualifikasi untuk mengelola sistem
basis data dan informasi keperawatan
6.3.2 Tersedianya keakuratan, keterkinian 6.3.2.1 Mengidentifikasi jejaring nasional dan internasional
data dan informasi, serta keterbaruan untuk bekerjasama dalam sinkronisasi keterbaruan
sistem teknologi informasi sistem teknologi informasi keperawatan
keperawatan.
49