You are on page 1of 18

PEREKONOMIAN INDONESIA

“PERTUMBUHAN EKONOMI DAN


PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA”

NAMA ANGGOTA
1. Rahmat Pambudi
2. Mohamad Ifandi ( 145501720 )
3. Risa Pramita ( 165502500 )
4. Triyadi ( 165502837 )

Program Studi : S1 Manajemen


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE )
PUTRA BANGSA KEBUMEN
Jalan Ronggowarsito No 18 Pejagoan, Kebumen Telp. (0287) 384011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa
limpahan rahmatnya makalah ini tak mungkin terselesaikan. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah PEREKONOMIAN INDONESIA yang wajib
diikuti oleh mahasiswa semester IV (empat).
Adapun menjadi topik pembahasan dalam makalah ini yaitu mencakup
tentang “ PERTUMBUHAN EKONOMI dan PERUBAHAN STRUKTUR
EKONOMI” yang bertujuan untuk melengkapi tugas serta nilai.
Dalam makalah ini masih masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
penulis mohon masukan dan kritik guna dapat membangun demi sempurnanya
makalah konsep dasar perencanaan pembelajaran yang kami susun ini, sekian dan
terima kasih.

Kebumen, 15 Juli 2018


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................


KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................


A. Latar Belakang ................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................


I. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ...........................................
B. Konsep Dan Cara Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi ........
C. Sumber – Sumber Pertumbuhan Ekonomi ...............................
D. Teori Dan Model Pertumbuhan ...............................................
E. Tahap Pertumbuhan Ekonomi ..................................................
F. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Di Indonesia .............................................................................
G. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi .............................................
II. Perubahan Struktur Ekonomi .....................................................
A. Pengertian Struktur Ekonomi ...................................................
B. Hal Yang Menghambat Pertumbuhan Perekonomian
Indonesia ..................................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................


A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan
ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka
kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha
mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus
menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan
ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun
terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan
pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita
dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil
melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,
peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen.

II. Rumusan Masalah


Di dalam penulisan ini diperlukan sumber informasi yang luas agar
didalam penulisannya dapat memberikan arah yang menuju pada tujuan yang
ingin dicapai, permasalahan yang timbul dalam “Pertumbuhan Ekonomi Dan
Perubahan Struktur Ekonomi”sangat luas dan beragam. Karena itu, dalam
penulisan ini dipilih beberapa pokok permasalahan yang diidentifikasi, yaitu:
1. Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi?
2. Bagaimana Perubahan Struktur Ekonomi?
3. Bagaimana Beberapa Isu Penting?
BAB II
PEMBAHASAN

I. PERTUMBUHAN EKONOMI
A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Secara singkat, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai
proses kenaikan output per kapita, dan dalam jangka panjang. Dalam
pengertian itu terdapat tiga aspek yang perlu digaris bawahi, yaitu proses,
output per kapita dan jangka panjang. Pertumbuhan sebagai proses,
berarti bahwa pertumbuhan ekonomi bukan gambaran perekonomian
pada suatu saat.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan output per kapita, berarti
harus memperhatikan dua hal, yaitu output total (GDP) dan jumlah
penduduk, karena output per kapita adalah output total dibagi dengan
jumlah penduduk. Aspek jangka panjang, mengandung arti bahwa
kenaikan output per kapita harus dilihat dalam kurun waktu yang cukup
lama ( 10, 20, atau 50 tahun, bahkan bisa lebih lama lagi ). Kenaikan
output per kapita dalam satu atau dua tahun kemudian di ikuti penurunan
bukan pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi pada
dasarnya adalah suatu “ceritera” logis mengenai bagaimana proses
pertumbuhan terjadi. Teori ini menjelaskan dua hal, yaitu i). Mengenai
faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang, dan ii). Mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut
berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan

B. KONSEP DAN CARA PENGHITUNGAN PERTUMBUHAN


EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Jumlah penduduk bertambah
setiap tahun, sehingga dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari –
hari juga berambah setiap tahun, maka dibutuhkan pertambahan
pendapatan setiap tahun.
Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran,
pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan
kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa disertai dengan
penambhan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam
pembagian dari penambahan pendapatan tersebut (cateris paribus), yang
selanjutnya akan mencipatakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi
dengan peningkatan kemiskinan.
Ada dua arti PN, yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Dalam arti sempit PN adalah PN. Sedangkan dalam arti luas, PN dapat
merujuk ke PDB, atau merujuk ke produk nasional bruto (PNB), atau ke
produk nasional netto (PNN). Sesuai metode standar, penghitungan PN
diawali dengan penghitungan PDB. PDB dapat diukur dengan tiga
macam pendekatan, yaitu pendekaan produksi, pendekatan pendapatan,
dan pendekatan pengeluaran.

C. SUMBER – SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan
peningkatan agregat atau pertumbuhan penawaran agregat. Dari sisi
permintaan agregat, peningkatannya didalam ekonomi bisa terjadi karena
PN, yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan,
pemerintah meningkat. Sisi permintaan agregat (penggunaan PDB)
terdiri dari empat komponen yaitu konsumsi rumah tangga, investasi
(termasuk perubahan stok), konsumsi atau pengeluaran pemerintah,
ekspor netto (ekspor barang atau jasa minus impor barang atau jasa).
Dari sisi penawaran agregat, pertumbuhan output bisa disebabkan
oleh peningkatan volume dari faktor – faktor produksi yang digunakan,
seperti tenaga kerja, modal (kapital), tanah; faktor produksi terakhir ini
khususnya penting bagi sektor pertanian, dan energi. Pertumbuhan
output juga bisa didorong oleh peningkatan produktivias dari faktor -
faktor tersebut.
D. TEORI DAN MODEL PERTUMBUHAN
1. Teori Klasik
Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan konomi
dilandasi oleh sistem liberal, yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu
oleh semangat ntuk mendapatkan keuntungan maksimal.
Beberapa teori klasik tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Teori Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini, ada tiga faktor penentu proses produksi atau
pertumbuhan yaitu SDA, SDM, Barang Modal.
b. Teori Pertumbuhan David Ricardho
Menurut teori ini,pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA yang
terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilakan
jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah,
diatas atau dibawah tingkat upah alamiah.
c. Teori Pertumbuhan Thomas Robert Malthus
Menurutnya, ukuran keberhasilan pembangunan suatu ekonomi
adalah kesejahteraan negara, yaitu jika PNB potensialnya
meningkat.sektor yang didominankan adalah pertanian dan
industri.
d. Teori Marx
Marx membuat lima tahapan pembangunan perkembangan sebuah
perekonomian yaitu,
a) Perekonomian komunal primitif,
b) Perekonomian perbudakan,
c) Perekonomian feodal,
d) Perekonomian kapitalis,
e) Perekonomian sosialis. Titik kritis dari teori marx adalah transisi
dari perekonomian kapitalis ke perekonomian sosialis.

2. Teori Neo Keynesian


Model pertumbuhan yang masuk didalam teori neo-keynesian
adalah model dari Harrod dan Domar yang mencoba memperluas teori
keynes, mengenai keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam
perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari investasi,
baik pada permintaan agregat maupun perluasan kapasitas produksi
atau penawaran agregat, yang pada akhirnya akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.

3. Teori Neo Klasik


Pemikiran neo-klasik didasarkan pada kritik atas kelemahan-
kelemahan atau penyempurnaan terhadap pandangan atau asumsi dari
teori klasik. Beberapa model neo-klasik antara lain ;
a) Model pertumbuhan A.Lewis,
Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi
dimulai di sebuah NB yang mempunyai dua sektor dengan sifat
yang berbeda, yaitu pertanian tradisional yang subsisten di
pedesaan dan industri yang modern di perkotaan. Dalam model
ini, pertumbuhan ekonomi terjadi karena pertumbuhan industri
dengan proses akumulasi modal yang pesat, sedangkan di
pertanian pertumbuhannya relatif rendah dengan akumulasi
kapital yang rendah sekali. Keunggulan komparatif di sektor
industri adalah upah buruh yang murah dikarenakan suplai tenaga
kerja yang melimpah dari pertanian.
b) Teori pertumbuhan Paul A. Baran,
Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan dan stagnasi
ekonomi. Pemikirannya sering disebut sebagai tesis neo-marxis,
karena ia menolak pemikiran marxis yang menyatakan bahwa NB
akan maju seperti di Eropa karena seutuhnya dengan negara-
negara maju (NM). Sedangkan Baran berpendapat bahwa akibat
pengaruh dari NM, ekonomi NB akan menjadi buruk.
c) Teori ketergantungan neo-kolonial,
Dasar pemikiran dari teori ini adalah pembangunan
ekonomi di Negara Berkembang (NB) sangat tergantung pada
Negara Maju (NM), terutama dalam investasi langsung (PMA)
dan impor barang-barang industri.
d) Model pertumbuhan W.W. Rostow,
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi di manapun juga
merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yaitu
dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju. Dalam
modelnya, proses pembangunan terdiri atas lima tahapan, yaitu:
o Masyarakat Tradisional
o Prakondisi untuk lepas landas
o Lepas landas
o Menuju kedewasaan
o Era konsumsi misal tinggi
e) Model Pertumbuhan Solow
Model Pertumbuhan Solow adalah penyempurnaan model
pertumbuhan Harrod-Domar. Dalam model Solow, proporsi
faktor produksi di asumsikan dapat berubah (Jumlah kapital dan
tenaga kerja atau rasio dari kedua faktor ini dalam sebuah proses
produksi/produk tidak harus konstan, atau bisa saling
menstubtitusi ) dan tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga
bisa berubah.

4. Teori Modern
Dalam teori modern faktor –faktor prosuksi yang krusial tidak
hanya tenaga kerja dan modal. Tetapi juga kualitas SDM dan
kemajuan teknologi, energi, kewirausahaan, bahan baku dan material.
Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok teori modern ada
perbedaan yang mendasar dengan kelompok teori klasik dan neo-
klasik diantaranya adalah yang mencakup tenaga kerja, kapital dan
kewirausahaan. Dalam kelompok teori modern, kualitas tenaga kerja
lebih penting dari pada kuantitasnya.
E. TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Pertumbuhan Ekonomi Pacsa Orde Lama (1945 - 1966)
Kehidupan politik dan seringnya kabinet berganti membuat
perekonomian pun kurang berkembang dengan baik. Pertumbuhan
ekonomi mengalami kemunduran yang drastis dari 6,9 % pada periode
1952-1958 menjadi hanya 1,9 % saat periode 1960-1965. Ketika itu
harga-harga terus membumbung tinggi karena terjadinya defisit
anggaran belanja pemerintah yang terus meningkat setiap tahunnya
yang kemudian dibiayai dengan mencetak uang baru. Hingga pada
akhir kekuasaan pada tahun 1966, laju inflasi terus meningkat
mencapai 650 %.
2. Pertumbuhan Ekonomi Pasca Orde Baru
Pemerintahan Orde Baru berakhir pada bulan Mei 1998 pada
saat krisis keuangan Asia mencapai titik terburuknya dan menghantam
perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008 hingga 2009 terjadi krisis
ekonomi global yang berawal dari suatu krisis keuangan yang besar di
AS, namun ekonomi Indonesia tetap mampu mempertahankan
pertumbuhan yang positif walaupun lajunya lebih rendah.
Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama
pemerintahan Orde Baru dapat dikatakan bahwa Indonesia telah
mengalami proses pembangunan ekonomi yang spektakuler.
Keberhasilan ini dapat diukur dengan sejumlah indikator ekonomi
makro. Dua di antaranya yang umum digunakan adalah laju
pertumbuhan PDB dan tingkat PN perkapita.
Sejak pemerintahan Orde baru, Indonesia menganut sistem
ekonomi terbuka, goncangan eksternal sangat terasa dampaknya
terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak negstif resesi ekonomi dunia
tahun 1982 terhadap perekonomian Indonesia, terutama terasa pada
laju pertumbuhan ekonomi yang selama 1982 – 1988 jauh lebih
rendah dibandingkan periode sebelumnya
3. Masa Reformasi (1998 - sekarang)
Krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi masih
belum bisa dipisahkan pada masa reformasi ini. Walaupun ada
pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk
tahun 1998, namun belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan
karena laju inflasi masih tinggi yaitu sekitar 10%. Hal berbeda terjadi
pada tahun 1999 yang sudah mengalami pertumbuhan positif, pada
tahun 1998 seluruh sektor masih mengalami pertumbuhan negatif.
Sejak tahun 1999 hingga sekarang, pertumbuhan ekonomi
Indonesia semakin menunjukkan ke arah yang menggembirakan. Di
bawah kepemimpinan yang demokratis, pertumbuhan ekonomi
Indonesia terus mengalami pemulihan. Dari sini, Indonesia telah
mendapatkan pengakuan di mata dunia hingga dinobatkan sebagai
terbaik ketiga di dunia. Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia, ke depannya menargetkan pertumbuhan ekonomi selama
2010-2014 rata-rata sekitar 6,3 bahkan 6,9% persen per tahun dengan
pertumbuhan di tahun 2010 sebesar 7% - 7,2%. Namun tetap saja,
semuanya dikembalikan lagi pada fluktuasi stabilitas sosial, politik,
dan keamanan bangsa. Jika tidak terjadi pasang surut, maka semuanya
bisa berjalan dengan lancar.
Namun yang sangat membingungkan dari tahapan
perkembangan ekonomi Indonesia adalah sebelum Indonesia
menyelesaikan tahap Lepas Landas (take off), Indonesia langsung
meloncat ke arah Konsumsi Tinggi (the age of high mass consumtion)
seperti sekarang ini. Munculnya banyak masyarakat yang konsumtif di
daerah perkotaan tanpa peduli dengan keadaan ekonomi bangsa.
Belum lagi tingkat belanja para pejabat Negara yang tinggi sekali
dengan memakai uang rakyat. Tentunya hal ini tanpa melewati tahap
gerakan ke arah kedewasaan (the drive of maturity).

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI


DI INDONESIA
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam
pengelolaan perekonomian, di mana para pemilik modal besar selalu
mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan cara
pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Di
samping itu, akses untuk mendapatkan bantuan modal ke perbankan juga
lebih memihak kepada para pengusaha besar dibandingkan dengan
pengusaha ekonomi lemah. Di samping itu pertumbuhan ekonomi
perdagangan internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketidakpastian perekonomian dan
perdagangan dunia yang semakin meningkat, semakin menyebabkan
kemungkinan-kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang kurang
membanggakan bagi bangsa Indonesia.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Indonesia, secara umum:
1. Faktor Produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang
ada, dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal
mungkin.
2. Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak
rumit dan berpihak pada pasar.
3. Faktor Perdagangan Luar Negeri dan Neraca Pembayaran, harus
surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan
menstabilkan nilai rupiah.
4. Faktor kebijakan Moneter dan Inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai
tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus anisipasif dan dapat
diterima pasar.
5. Faktor keuangan Negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang
kontruktif dan mampu untuk membiayai pengeluaran pemerintah
(tidak defisit).

G. MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI


Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional
2. Pendapatan per kapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat
kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan per
kapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran
penduduk dan juga produktivitasnya.
3. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara
untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.
4. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian pembangunan nasional
bantuan luar negeri oleh Bank Dunia atau lembaga internasional
lainnya.
5. Sebagai dasar pembuatan per kiraan bisnis, khususnya persamaan
penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan
produk dan perkembangan sumber daya (tenaga kerja dan modal)

II. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI


A. Pengertian Struktur Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi, pada umumnya transformasi
struktural. Yang didefinisikan sebagai suatu rangkain perubahan yang
saling terkait satu sama lainnya dalam komposisi permintaan agregat,
perdangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi
dan penggunaan faktor – faktor produksi yang diperlukan guna
mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Teori perubahan struktural menitikberatkan pada transformasi
ekonomi yang dialami NB, yang semula bersifat subsisten menuju
kesistem perekonomian yang lebih modern. Ada dua teori utama yang
umum digunakan dalam menganalisa perubahan struktur ekonomi, yaitu
Arthur Lewis (Teori Migrasi) dan Horis Chenery (Teori transformasi
Struktural).
Teori Arthur Lewis Membahas proses pembangunan ekonomi
yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Teori ini mengansumsikan
perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor
pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri
sebagai sektor utama.
Teori Horis Chenery ;Proses transformasi struktural akan
mencapai tarafnya yang paling cepat bila pergerseran pola permintaan
domestik kearah output industri manufaktur diperkuat oleh perubahan
yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri atau ekspor.
Dalam modal transformasi struktural, relasi antara pertumbuhan output
disektor industri manufaktur, pola perubahan permintaan domestik
kearah output industri dan pola perubahan perdagangan luar negeri
Di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang (NSB),
banyak negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam
tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya berbeda antar
negara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antar negara dalam jumlah
faktor internal seperti berikut.
a. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
Suatu negara yang awal pembangunan
ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar,
seperti mesin,besi dan baja yang relatif kuat akan mengalami proses
industrialisasi yang lebih cepat dibandingkan negara yang hanya
memiliki industri-industri ringan, seperti tekstil, pakaian jadi, alas
kaki, makanan, dan minuman.
b. Besarnya pasar dalam negeri
Besarnya pasar domestik ditentukan oleh kombinasi antara
jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita.
c. Pola distribusi pendapatan
Walaupun tingkat pendapatan rata-rata per kapita naik pesat,
tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan pendapatan
tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industri-industri selain
industri-industri yang membuat barang-barang sederhana makanan
dan minuman. Sepatu dan pakaian jadi (tekstil).
d. Karakteristik dari industrialisasi.
Cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industri yang
diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan
industri, dan insentif yang diberikan.
e. Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa yang kaya SDA mengalami
pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat melakukan
industrialisasi atau tidak berhasil melakukan diversifikasi ekonomi
(perubahan struktur) daripada negara yang miskin SDA.
f. Kebijakan perdagangan luar negeri
Fakta menunjukkan bahwa di negara yang menerapkan
kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola dan hasil
industrialisasinya berbeda dibandingkan di negara-negara yang
menerapkan kebijakan ekonomi terbuka (outward looking).

B. Hal Yang Menghambat Pertumbuhan Perekonomian Indonesia


a. Melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia. Kondisi tersebut
mengakibatkan investasi dan ekspor Indonesia menjadi lemah.
b. Lemahnya ekspor berpengaruh pada kecilnya kontribusi terhadap
penyempitan defisit neraca berjalan. “ Defisit neraca berjalan turun
menjadi 6,8 miliar dolar atau 3,1 persen dari PDB kuartal ketiga 2014
dan lebih rendah sebesar 0,8 poin presentase dari PDB dibanding laju
tahun lalu. Penurunan ini secara bertahap akan terus berlangsung.
c. Kondisi yang sama, lanjutnya, juga terjadi pada sektor fiskal dengan
pertumbuhan penerimaan tetap yang relatif lemah, sementara belanja
modal terkontraksi. Pertumbuhan penerimaan pada periode Januari -
Oktober 2014 10,8 persen terus berada di bawah pertumbuhan PDB
nominal 11,8 persen pada kuartal 1- sampai kuartal 3 tahun 2014.
Sementara pada sisi pengeluaran, laju pencairan anggaran secara
keseluruhan di akhir Oktober 2014 mengalami peningkatan dari
tahun-tahun sebelumnya karena dorongan peningkatan belanja
subsidi energi.
d. Adanya penyesuaian harga BBM bersubsidi akan menyebabkan
peningkatan inflasi. Kendati begitu dampak terhadap inflasi
diperkirakan hanya akan bersifat sementara. Pada tahun 2015 inflasi
akan berada di angka 75 persen dan akan mengalami penurunan
apabila tidak terjadi gejolak ekonomi lainnya Memang kenaikan harga
BBM bersubsidi ini akan menyebabkan inflasi. Namun di sisi lain
menghasilkan penghematan fiskal yang sangat penting yakni sebesar
Rp. 100 triliun dari penyesuaian harga BBM tersebut, Penyesuaian
harga BBM bersubsidi, akan memperluas ruang fiskal bagi
peningkatan belanja pembangunan di sektor-sektor yang lebih penting,
salah satunya di sektor kesehatan. Karena dana belanja kesehatan
pemerintah hanya sekitar 1,2 persen dari PDB tahun 2012 atau sekitar
43 dolar AS per kapita relatif lebih rendah di banding negara lain.
e. Pendapatan negara yang terus menurun hanya sedikit di atas 11 persen
dari PDB. Apabila tidak dilakukan reformasi, total penerimaan PDB
diproyeksikan akan semakin menurun menjadi 13,7 persen di tahun
2019. Oleh karena itu, ia menekankan pemerintah ke depan harus
mengejar pendapatan negara dengan memaksimalkan pendapatan
pajak.
f. Terjadi karena aktivitas ekspor yang lebih kecil dari impor. Sehingga
mengakibatkan defisit pada transaksi perdagangan Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda – beda tergantung


dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari
berapa besar pendapatan / penghasilan dari penduudknya. Jika pendapatan
Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya
jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata – rata maka pertumbuhna
ekonominya juga rendah.

B. SARAN

Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah dengan


penjelasan sebagai berikut :
Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan
sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi
pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa
menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan
perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim
bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like