You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mengenali peralatan yang digunakan dalam pressure control
2. Memahami prinsip kerja sistem pressure control
3. Mengamati respon dari pengendalian proportional, integral dan derivatif pada
pressure control
4. Membandingkan respon pengendalian flow control dan pressure control

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Pengendalian Proses
Pengendalian proses adalah bagian dari pengendalian secara automatic
yang diterapkan di bidang teknologi proses untuk menjaga kondisi proses agar
sesuai dengan yang diinginkan. Seluruh komponen yang terlibat dalam
pengendalian proses disebut sistem pengendalian atau sistem kontrol.

1.2.2 Jenis Variabel


Jenis variabel yang mendapatkan perhatian penting dalam bidang
pengendalian proses adalah variabel proses (process variable, PV) atau disebut
juga variabel terkendali (controlled variable). Variabel proses adalah besaran
fisik atau kimia yang menunjukkan keadaan proses. Variabel ini bersifat
dinamik artinya nilai variabel dapat berubah spontan atau oleh sebab lain baik
yang diketahui maupun tidak. Diantara banyak macam variabel proses , terdapat
empat macam variabel dasar, yaitu: suhu (T), tekanan (P), laju alir (F) dan
tinggi permukaan cairan (L).

Dalam teknik pengendalian proses , titik berat permasalahan adalah


menjaga agar nilai variabel proses tetap atau berubah mengikuti alur (trayektori)
tertentu. Variabel yang digunakan untuk melakukan koreksi atau
mengendalikan variabel proses disebut variabel termanipulasi (manipulated
variable, MV) atau variabel pengendali. Sedang nilai yang diinginkan dan
dijadikan acuan atau referensi variabel proses disebut nilai acuan (setpoint
value, SV). Selain ketiga jenis variabel tersebut masih terdapat variabel lain
yaitu gangguan (disturbance) baik yang terukur (measured disturbance)
maupun tidak terukur (unmeasured disturbance) dan variabel keluaran tak
terkendali (uncontrolled output variable). Variabel gangguan adalah variabel
masukan yang mampu mempengaruhi nilai variabel proses, tetapi tidak
digunakan untuk mengendalikan. Variabel keluaran tak terkendali adalah
variabel keluaran yang tidak dikendalikan secara langsung.

Ganguan terukur Variabel terkendali

Gangguan tak terukur


Sistem Proses

Variabel Termanipulasi Variabel tak terkendali

Gambar 1. Jenis variabel dalam sistem proses

Sebagai contoh proses destilasi fraksionasi dalam kolom piring memiliki


jenis variabel sebagai berikut :

Gangguan terukur : laju alir umpan


Gangguan tak terukur : komposisi umpan
Variabel termanipulasi : - laju refluks
- laju kalor ke pendidih ulang

- laju destilat

- laju produk bawah

- laju alir pendingin

Variabel terkendali : - komposisi destilat


- komposisi produk bawah

- tinggi permukaan akumulator refluks

- tinggi permukaan kolom bawah

Variabel tak terkendali : suhu tiap piring sepanjang kolom

1.2.3 Sistem Pengendalian Umpan Balik


Prinsip mekanisme kerja sistem pengendalian umpan balik adalah
mengukur variabel proses dan kemudian melakukan koreksi bila nilainya tidak
sesuai dengan yang diinginkan. Ciri utama pengendalian umpan balik negatif.
Artinya jika nilai variabel proses berubah terdapat umpan balik yang
melakukan tindakan untuk memperkecil perubahan itu.
1. Langkah Pengendalian
Langkah – langkah dari pengendalian adalah sebagai berikut:
a. Mengukur
Tahap pertama dari langkah pengendalian adalah mengukur atau
mengamati nilai variabel proses.

b. Membandingkan

Hasil pengukuran atau pengamatan variabel proses (nilai terukur)


dibandingkan dengan nilai acuan (setpoint).

c. Mengevaluasi

Perbedaan antara nilai terukur dan nilai acuan dievaluasi untuk


menentukan langkah atau cara melakukan koreksi atas perbedaan itu.

d. Mengoreksi
Tahap ini bertugas melakukan koreksi variabel proses agar perbedaan nilai
terukur dan nilai acuan tidak ada atau sekecil mungkin.
1.2.4 Instrumentasi Proses
a. Unit Pengukuran
Bagian ini bertugas mengubah nilai variabel proses yang berupa
besaran fisik atau kimia seperti laju alir, tekanan, suhu, pH, konsentrasi
dan sebagainya menjadi sinyal standar. Bentuk sinyal standar yang
populer di bidang pengendalian proses adalah berupa sinyal pneumatik
(tekanan udara) dan sinyal listrik. Unit pengukuran terdiri atas dua bagian
besar yaitu :

1. Sensor yaitu elemen perasa yang langsung bersentuhan dengan


variabel proses
2. Transmiter yaitu bagian yang berfungsi mengubah sinyal dari sensor
(gerakan mekanik, perubahan hambatan, perunahan tegangan atau arus)
menjadi sinyal standar.
Dalam bidang pengendalian proses, istilah transmiter lebih populer
dibandingkan dengan tranduser. Meskipun keduanya berfungsi serupa,
tetapi transmiter mempunyai makna pengirim sinyal pengukuran ke unit
pengendali yang biasanya terletak jauh dari tempat pengukuran, ini lebih
sesuai dengan keadaan sebenarnya di pabrik.

b. Unit Pengendali
Bagian ini bertugas membandingkan, mengevaluasi, dan mengirimkan
sinyal ke unit kendali akhir. Evaluasi yang dilakukan berupa operasi
matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian ,
integrasi dan diferensiasi. Hasil evaluasi berupa sinyalkendali yang
dikirim ke unit kendali akhir. Sinyal kendali berupa sinyal standar yang
serupa dengan sinyal pengukuran.
c. Unit kendali akhir
Bagian ini bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi aksi atau
tindakan koreksi melalui pengaturan variabel termanipulasi. Unit ini
terdiri atas dua bagian besar, yaitu aktuator dan elemen kendali akhir.
Aktuator adalah penggerak elemen kendali akhir. Bagian ini dapat berupa
motor listrik, solenoida dan membran pneumatik. Sedangkan elemen
kendali akhir biasanya berupa katup kendali (control valve) atau elemen
pemanas.

1.2.4.1 Strainer

Strainer (saringan) berfungsi sebagi alat penyaring kotoran baik


berupa padat, cair atau gas. Alat penyaring ini digunakan pada jalur pipa
guna menyaring kotoran pada aliran sehingga aliran yang akan diproses
atau hasil proses lebih baik mutunya. Perlu diingat bahwa pemasangan
strainer tidak boleh terbalik, perhatikan petunjuk arah panah yang ada
pada body strainer tersebut.

1.2.4.2 Orifice meter

Berdasarkan pengertian orifice, alat ukur yang digunakan untuk


mengukur laju aliran volume atau massa suatu fluida dalam saluran
tertutup ini memiliki beberapa jenis dan fungsinya masing-masing.
Berikut ini adalah macam-macam orifice yang digunakan untuk berbagai
jenis aliran fluida.

1. Concentric Orifice

Merupakan orifice yang digunakan untuk mengurangi jarak tempuh


aliran sehingga akan mengalami perbedaan tekanan melintang dengan
bentuk lubang yang memiliki kemiringan takik 45 derajat.

2. Counter Bore Orifice

Fungsinya dari orifice jenis ini sama saja dengan fungsi dasar orifice
sendiri, hanya saja penentuan ukuran lubang yang lebih besar dan tidak
memiliki takik. Tentu saja hal ini akan menghasilkan tekanan yang tidak
melintang seperti orifice poin 1.
3. Eccentric Orifice

Merupakan jenis orifice yang bertakik sama dengan concentric orifice,


hanya saja posisi lubang yang tidak berada pada tengah.

4. Quadrant Bore Orifice

Orifice dengan spesifikasi yang merekomendasikan bilangan Reynold


di bawah 1000 dengan tingkat viscositas yang tinggi.

5. Segmental Orifice

Bentuk lubang dari orifice jenis ini berbentuk huruf D terletak pada
bagian bawah orifice dan digunakan untuk mengukur fluida dengan
kandungan sedimen yang tinggi.

6. Restriction Orifice

Orifice yang ditunjukkan untuk fluida gas untuk menghasilkan presure


drop yang besar.

Prinsip kerja orifice berdasarkan fungsinya unuk mengukur laju aliran


sama dengan prinsip beda tekanan atau yang biasa di sebut dengan
Prinsip Bernoulli bahwa terdapat hubungan antara tekanan fluida dan
kecepatan fluida yaitu jika kecepatan meningkat maka tekanan akan
menurun dan begitu juga sebaliknya.

Pada dasarnya orifice memiliki bentuk bulat dengan pegangan atau


gagang berupa plat tipis yang memiliki lubang pada bagian tertentu yang
biasanya berada pada posisi tengahnya. Fluida akan mengalir melalui pipa
dan akan di lewatkan melalui lubang pada orifice yang mengakibatkan
terjadinya perubahan tekanan dan kecepatan.Dengan terjadinya perubahan
tekanan dan kecepatan pada pipa tersebut maka dapat terjadi adanya
kecepatan maksimum dan tekanan minimun, hal ini biasa di sebut Vena
Contracta. Dan setelah melewati titik temu (vena contracta) maka akan
terjadi perubahan kecepatan dan tekanan lagi, sehingga dengan
mengetahui perbedaan tekanan pada pipa norma dan tekanan pada vena
contracta tersebut, maka dapat ditentukan persamaan Bernoulli nya
dengan laju aliran volume dan masa yang didapat.

Gambar 2. Orifice meter

1.2.4.3 Propotioning Selenoid Valve (PSV)

PSV (Propotioning Selenoid Valve) adalah katup yang digerakkan


oleh energi listrik, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang
berfungsi untuk menggerakkan piston yang dapat digerakkan oleh arus
AC maupun DC, PSV atau katup (valve) solenoid mempunyai lubang
keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust, lubang masukan berfungsi
sebagai terminal / tempat cairan masuk atau supply, lalu lubang keluaran,
berfungsi sebagai terminal atau tempat cairan keluar yang dihubungkan
ke beban, sedangkan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran untuk
mengeluarkan cairan yang terjebak saat piston bergerak atau pindah
posisi ketika PSV bekerja. Kemudian PSV dilengkapi juga dengan
amplifier yang berfungsi sebagai penguat sinyal sehingga hasil keluaran
terbebas dari gangguan.
Prinsip kerja dari PSV yaitu katup listrik yang mempunyai koil
sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan
maka koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga
menggerakkan piston pada bagian dalamnya ketika piston berpindah
posisi maka pada lubang keluaran dari PSV akan keluar cairan yang
berasal dari supply, pada umumnya PSV mempunyai tegangan kerja
100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.
Kemudian hubungan antara PSV dengan Control Valve adalah sinyal
galat di kirim ke katup kendali.

Gambar 3. PSV (Propotioning Selenoid Valve)

1.2.4.4 Manometer mmH2O

Manometer adalah suatu alat ukur tekanan zat di dua titik.


Manometer ini adalah alat ukur tekanan yang sangat sederhana.
Pengamat bisa langsung melihat perbedaan tekanan dari tabung yang
sudah diskalakan. Manometer biasanya digunakan untuk pengukuran
tekana zat cair yang tidak terlalu tinggi atau mendekati tekanan atmosfir.
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi
untuk mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis
manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Versi manometer
sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang diisi cairan
setengahnya biaanya berisi minyak, air atau air raksa, dimana pengukuran
dilakukan pada satu sisi pipa, sementara tekanan yang mungkin terjadi
karena atmosfir diterapkan pada tabung yang lainnya. Prinsip ketinggian
cairan memperlihatkan tekanan yang diukur.

1.2.5 Tujuan Pengendalian

a) Hakikat Utama
Hakikat utama tujuan pengendalian proses adalah mempertahankan
nilai variabel proses agar sesuai dengan kebutuhan operasi. Mkna dari
oernyataan ini adalah satu atau beberapa nilai variabel proses mungkin
perlu dikorbankan semata-mata untuk mencapai tujuan yang lebih besar,
yaitu kebutuhan operasi keseluruhan agar berjalan sesuai dengan yang
diinginkan.
b) Tujuan ideal dan praktis
Tujuan ideal adalah mempertahankan nilai variabel proses agar
“sama”dengan niai acuan. Sedangkan tujuan praktis adalah
mempertahankan nilai variabel proses “disekitar” nikai acuan dalam
batas-batas yang ditetapkan.
Tujuan pengendalian erat berkaitan dengan kualitas pengendalian yang
didasarkan atas bentuk tanggapan variabel proses. Etelah terjadi
perubahan nilai acuan (setpoint) atau beban diharapkan.
 Penyimpanan maksimum dari nila acuan sekecil mungkin
 Waktu yang diperlukan oleh variabel proses mencapai kondisi mantap
sekecil mungkin.
 Perbedaan nilai acuan dari variabel proses setelah tunak sekecil
mungkin.

Atau dapat dinyatakan dengan istilah umum sebagai berikut :

 Minimum overshoot
 Minimum settling time
 Minimum offset

1.2.6 Karakter Pengendalian

a. Pengendalian Proportional
Pengendalian proportional menghasilkan sinyal kendali yang
besarnya sebanding dengan sinyal galat (error). Sehingga terdapat
hubungan tetap dan lancar antara variabel proses (PV) dan posisi elemen
kendali akhir. Gain pengendali proportional adalah perubahan posisi
katub dibagi dengan perubahan tekanan. Di kalangan praktisi industri
besaran gain kurang populer. Sebagai gantinya dipakai besaran
Proportional Band (PB) yaitu perubahan galat / variabel proses yang
dapat menghasilkan perubahan sinyal kendali sebesar 100%. Besaran ini
lebih mencerminkan kebutuhan pengendalian dibandingkan gain
proportional.
Lebar proportional band menentukan kestabilan sistem
pengendalian. Semakin kecil nilai PB pengendali semakin peka
(tanggapan semakin cepat). Offset yang terjadi semakin kecil tetapi
sistem menjadi stabil tetapi pengendali tidak peka dan offset besar. Pada
PB sama dengan nol maka perilaku pengendali proportional menjadi
sama dengan pengendali on – off. Satu – satunya problem pengendalian
proportional adalah selalu menghasilkan galat sisa (residual error atau
offset) yang disebabkan perubahan beban, sebab dengan perubahan beban
memerlukan nilai sinyal kendali (u) yang berbeda. Dengan demikian
offset memang diperlukan untuk menjaga nilai sinyal kendali baru (u)
yang berbeda dengan Uo, untuk menjaga keseimbangan massa dan atau
energi yang baru.
b. Pengendali Proportional Integral (PI)
Penambahan integral pada pengendali proportional dimaksudkan
untuk menghilangkan offset. Mekanismenya mirip dengan kerja operator
yaitu dengan membuat nilai bias baru. Sehingga variabel proses sama
dengan nilai acuan untuk mengulang aksi proportional. Penambahan aksi
integral menambah kelambatan dan ketidakstabilan sistem. Pengaturan
waktu integral (T) tergantung pada waktu mati sistem proses. Waktu
integral tidak boleh kecil dibandingkan waktu mati. Jika waktu integral
lebih kecil dari waktu mati, maka keluaran pengendali terlalu cepat
berubah dibanding tanggapan sistem proses. Hal ini mengakibatkan
overshoot dan osilasi berlebihan. Sifat – sifat pengendali proportional
integral (PI) adalah :
- Fase sinyal kendali tertinggal terhadap fase sinyal galat
- Tidak terjadi offset
- Tanggapan sistem lebih lambat dan cenderung kurang stabil
c. Pengendali Proportional Integral Derivative (PID)
Kelambatan akibat aksi integral dihilangkan dengan menambahkan
aksi derivatif pada pengendalian PI sehingga menghasilkan jenis
pengendalian PID. Aksi derivatif bertujuan untuk mempercepat
tanggapan sekaligus memperkecil overshoot variabel proses. Namun
penambahan derivatif menyebabkan sistem menjadi peka terhadap noise.
Selain itu penambahan aksi derivatif tidak sesuai untuk proses yang
memiliki waktu mati dominan (lebih dari setengah konstanta waktu).
Sifat – sifat pengendali proportional integral derivatif :
- Tidak terjadi offset dan peka terhadap adanya noise
- Tanggapan cepat dan amplitudo osilasi kecil (lebih stabil)
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

 Alat yang digunakan adalah PCT-40


 Bahan yang digunakan adalah air

2.1 Prosedur Kerja

2.1.1. Pengukuran Preassure dengan Variasi PSV Secara Manual

1. Menyalakan power PCT 40 lalu menyalakan PC


2. Double klik PCT 40 Process Control Apparatus di desktop kemudian pilih
“Section 10 : Preassure Control”
3. Membuka valve Sol 1 sehingga air mengalir ke dalam bak penampungan,
mengklik icon “Control” dan memilih mode operasi “Manual” kemudian set
“Manual Output” dan klik “Apply”. Setelah itu tutup screen “PID
Controler”.
4. Memvariasikan nilai kolom “PSV” pada 70 – 100 dengan kelipatan 10,
mencatat “Preassure (ml/min) pada setiap variasi nilai PSV.

2.1.2. Pengukuran Preassure Secara Automatic

1. Memastikan bahwa peralatan telah terhubung dengan benar, seperti kabel


USB dan selang pembuangan di bawah tangki.
2. Menyalakan Komputer dan alat.
3. Mengklik dua kali ikon PTC-40.
4. Memilih Section 10 : Pressure Control lalu klik load.
5. Mengklik ikon PID lalu setting:
 Proportional Band (P) : 5%
 Integral Time (I) :0
 Derivative Time (D) :0
 Set Point : 38 mm
 Pilih “Mode of Operation” Automatic
 Klik OK
6. Mengklik apply kemudian klik OK
7. Mengklik ikon GO.
8. Menyimpan semua data dalam bentuk Microsoft Excel (.xls)
9. Mengulangi langkah di atas dengan memvariasi nilai Proportional Band
dengan nilai 10% dan 15%
10. Mengulangi untuk Pengendalian PID dengan mengulangi langkah 7 hingga
11 dengan Proportional Band : 5%, 10%, dan 15 % ; dan nilai Integral Time
: 0s dan 5s.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan


3.1.1 Pressure Control manual

PSV 70 % PSV 80% PSV 90 % PSV 100%

elapsed
No Pressure Pressure Pressure Pressure
Time Flowrate Flowrate Flowrate Flowrate
(mmH2 (mmH2 (mmH2 (mmH2
(ml/min) (ml/min) (ml/min) (ml/min)
O) O) O) O)

1 00:00 10 341 26 420 67 598 205 1117


2 00:05 9 339 27 429 72 620 198 1097
3 00:10 9 339 33 458 82 669 193 1080
4 00:15 9 336 36 475 86 688 188 1065
5 00:20 8 333 35 469 83 674 183 1050
6 00:25 8 330 34 462 81 664 190 1068
7 00:30 8 329 33 458 80 658 212 1137
8 00:35 7 329 32 457 78 650 219 1163
9 00:40 7 327 32 453 77 644 210 1135
10 00:45 7 324 31 450 76 640 203 1113
11 00:50 6 322 31 448 74 636 197 1090
12 00:55 6 321 30 445 73 631 191 1071
13 01:00 6 318 29 442 72 625 186 1059
14 01:05 6 316 28 439 71 619 181 1043
15 01:10 5 313 28 437 70 614 191 1072
16 01:15 5 311 27 431 75 633 211 1137
17 01:20 5 310 27 429 83 672 215 1149
18 01:25 4 308 26 429 85 685 207 1123
19 01:30 4 307 25 426 83 675 200 1098
20 01:35 4 305 25 421 81 666 194 1080
21 01:40 3 312 24 419 80 658 189 1065
22 01:45 5 335 24 418 78 650 185 1049
23 01:50 9 349 23 416 77 646 180 1033
24 01:55 9 345 24 426 76 639 176 1022
25 02:00 9 341 30 453 74 635 172 1011
Rata - rata 7 29 77 195
3.1.2 Pressure Control Automatic

 P = 10%, I = 5s dan D = 5, 10,15

p=10, I=5, D=5 p=10, I=5, D=10 p=10, I=5, D=15


Sample elapsed PSV PSV PSV
number Time Pressure Flourate settling Pressure Flourate settling Pressure Flourate settling
(mmH2O) (ml/min) (%) (mmH2O) (ml/min) (%) (mmH2O) (ml/min) (%)
1 00:00 7 21 19 28 379 73 29 425 77
2 00:05 5 26 53 32 409 76 30 431 72
3 00:10 10 149 80 34 417 68 30 403 75
4 00:15 24 341 81 27 370 64 30 409 77
5 00:20 27 383 76 26 365 71 27 429 80
6 00:25 27 385 80 31 397 70 27 428 78
7 00:30 30 414 77 29 382 69 28 441 77
8 00:35 30 409 76 28 372 69 29 409 74
9 00:40 30 412 75 30 388 72 27 401 75
10 00:45 29 400 76 29 388 73 30 464 78
11 00:50 29 393 77 28 376 71 30 470 81
12 00:55 28 390 75 28 371 72 30 470 82
13 01:00 30 390 76 30 391 74 28 460 76
14 01:05 30 390 77 29 386 72 28 467 75
15 01:10 28 379 75 28 374 71 33 502 73
16 01:15 29 382 76 29 390 75 27 470 77
17 01:20 29 387 78 30 391 76 28 472 76
18 01:25 28 379 76 28 374 72 30 491 77
19 01:30 28 380 76 28 376 74 30 495 81
20 01:35 30 393 80 30 393 76 28 486 74
21 01:40 30 394 79 28 375 74 26 480 77
22 01:45 28 378 76 30 393 70 31 489 82
23 01:50 31 395 71 32 409 68 30 488 82
24 01:55 34 412 67 28 376 73 27 497 79
25 02:00 29 376 68 27 366 73 27 508 82
26 02:05 27 369 71 27 371 75 30 532 86
27 02:10 30 393 72 29 385 78 28 518 79
28 02:15 29 388 73 32 403 70 26 513 80
29 02:20 27 377 72 31 390 66 32 546 89
30 02:25 28 382 72 27 372 75 32 543 89
31 02:30 30 393 74 29 385 76 28 524 73
32 02:35 30 393 74 27 371 73 28 524 73
33 02:40 28 379 72 27 368 75 28 516 85
34 02:45 28 382 73 30 393 76 30 524 76
35 02:50 30 394 75 30 385 76 27 527 78
36 02:55 28 384 73 28 372 75 31 552 88
37 03:00 28 379 73 30 385 75 30 555 85
38 03:05 30 390 76 32 349 71 24 519 83
39 03:10 30 390 76 27 313 73 26 524 84
40 03:15 28 376 74 27 358 78 33 562 81
41 03:20 28 375 75 33 405 75 31 541 78
42 03:25 30 392 77 32 409 68 26 522 80
43 03:30 29 384 74 28 378 65 31 560 87
44 03:35 28 365 75 27 374 72 31 549 91
45 03:40 32 402 76 30 396 72 26 520 82
46 03:45 32 410 70 28 379 69 27 537 77
47 03:50 28 374 65 27 371 71 33 567 81
48 03:55 27 374 69 30 395 73 29 540 82
49 04:00 30 394 72 30 397 73 28 527 79
50 04:05 29 390 70 27 376 72 30 543 88
51 04:10 27 382 71 28 385 74 34 564 83
52 04:15 29 395 72 30 401 74 27 524 73
53 04:20 28 387 72 28 384 73 25 520 81
54 04:25 29 394 72 28 385 73 33 571 80
55 04:30 28 384 72 30 401 76 29 546 89
56 04:35 30 394 75 30 403 78 29 538 79
57 04:40 30 395 74 28 389 73 25 521 80
58 04:45 28 377 72 28 389 75 31 554 88
59 04:50 28 382 73 29 406 78 29 541 76
60 04:55 30 392 75 31 416 68 24 515 82
61 05:00 29 383 73 33 428 60 33 564 83
 P = 10%, I = 10 s dan D = 5, 10,15

p=10, I=10, D=5 p=10, I=10, D=10 p=10, I=10, D=15


Sample elapsed PSV PSV PSV
number Time Pressure Flowrate settling Pressure Flowrate settling Pressure Flowrate settling
(mmH2O) (ml/min) (%) (mmH2O) (ml/min) (%) (mmH2O) (ml/min) (%)
1 00:00 26 541 79 30 557 77 33 582 83
2 00:05 31 564 87 32 575 82 26 543 79
3 00:10 31 567 83 31 572 86 26 541 81
4 00:15 25 531 81 28 554 78 31 569 88
5 00:20 28 547 84 25 539 86 31 545 80
6 00:25 31 563 91 31 569 86 25 491 80
7 00:30 31 563 74 26 539 81 31 542 88
8 00:35 26 537 74 27 542 81 31 565 87
9 00:40 31 563 86 35 588 80 26 532 81
10 00:45 32 568 83 33 581 83 28 549 83
11 00:50 26 529 80 27 543 79 35 589 88
12 00:55 27 535 80 26 532 80 31 563 75
13 01:00 30 562 93 31 565 86 23 520 78
14 01:05 31 563 80 30 569 87 32 573 83
15 01:10 23 519 80 26 545 81 31 569 82
16 01:15 31 562 88 27 549 87 26 535 80
17 01:20 31 563 87 35 590 81 27 539 80
18 01:25 24 516 90 29 544 74 30 563 90
19 01:30 32 554 75 27 534 79 34 589 80
20 01:35 32 567 79 32 581 83 25 541 78
21 01:40 31 573 86 30 570 91 28 548 84
22 01:45 28 527 79 27 548 80 31 571 86
23 01:50 26 513 85 23 535 84 27 546 81
24 01:55 31 559 91 31 574 87 27 549 79
25 02:00 30 554 77 30 540 80 30 565 93
26 02:05 27 547 76 30 543 75 32 574 83
27 02:10 30 567 89 31 574 79 26 541 76
28 02:15 31 571 85 31 578 85 29 560 88
29 02:20 24 530 82 30 564 76 31 576 85
30 02:25 30 556 78 26 543 79 25 541 81
31 02:30 32 574 84 31 579 84 29 557 79
32 02:35 31 561 78 31 576 88 32 579 84
33 02:40 28 546 75 27 550 79 29 559 82
34 02:45 30 564 87 25 541 83 26 541 80
35 02:50 32 575 82 30 573 87 30 563 92
36 02:55 24 531 80 28 552 80 32 574 89
37 03:00 27 543 81 26 542 81 24 534 81
38 03:05 31 565 87 31 571 87 26 543 84
39 03:10 29 557 83 34 590 84 32 573 89
40 03:15 26 545 79 29 563 76 29 550 82
41 03:20 30 568 87 26 544 80 30 555 76
42 03:25 31 574 86 30 572 87 33 583 83
43 03:30 26 543 81 31 573 92 31 575 84
44 03:35 27 549 80 30 563 75 27 547 79
45 03:40 31 571 90 24 536 80 28 554 83
46 03:45 33 576 82 31 576 90 31 569 88
47 03:50 27 546 76 29 560 78 27 550 79
48 03:55 29 557 89 23 532 82 25 537 81
49 04:00 31 573 85 32 561 84 31 571 88
50 04:05 22 513 90 30 553 89 34 586 85
51 04:10 27 534 81 32 573 75 28 552 77
52 04:15 30 560 81 28 548 74 26 546 81
53 04:20 35 593 81 32 571 90 31 571 87
54 04:25 31 567 77 32 573 77 27 549 81
55 04:30 27 549 86 21 521 79 25 537 82
56 04:35 31 573 85 31 570 82 32 571 87
57 04:40 29 558 77 30 564 85 33 579 86
58 04:45 29 557 77 27 546 81 28 554 77
59 04:50 31 564 94 27 548 77 26 546 81
60 04:55 31 565 85 33 575 83 31 575 86
61 05:00 20 510 81 32 555 77 28 555 80
3.2 Pembahasan
Praktikum pressure contro ini bertujuan untuk mengenali peralatan yang
digunakan dalam pressure control, memahami prinsip kerja sistem pressure control
dan memahami respon dari pengendalian proporsional, integral dan derivatif pada
flow control dan pressure control. Pengendalian proses ini dilakukan bertujuan agar
kondisi operasi sesuai dengan yang diinginkan.

Tujuan pertama pada praktikum ini adalah mengenali peralatan yang


digunakan dalam pressure control. Alat yang digunakan adalah PCT 40. Pada alat ini
terdapat berbagai instrument untuk mengukur pressure, alat yang digunakan yaitu
strainer, orifice meter, psv dan monometer mmH20. Strainer adalah alat penyaring
kotoran baik berupa padat, cair atau gas, alat ini digunakan pada jalur pipa guna
untuk menyaring kotoran pada aliran sehingga aliran yang akn diproses atau hasil
proses lebih baik mutunya. Orifice meter berfungsi untuk mengukur laju alir air yang
masuk. PSV (Proportioning Selenoid Valve) berfungsi untuk mengatur kecepatan air
yang masuk dan mengalirkannya ke unit control flow. Manumeter mmH2O berfungsi
untuk mengukur tekanan fluida, sehingga dapat disimpulkan unit pengukuran adalah
orifice meter dan manometer mmH2O unit pengendali adalah komputer.

Tujuan kedua pada praktikum ini yaitu memahami prinsip kerja sistem
pressure control. Air masuk melalui strainer yang akan disaring dari zat pengotor.
Lalu air tersebut mengalir ke orifice meter, di orifice laju alir air masuk diukur, air
akan dialirkan oleh PSV. Laju alir yang masuk menyentuh pressure sensor, kemudian
hasil dari pembacaan oleh pressure sensor ini akan diubah oleh pressure transmitter
dari sinyal pressure menjadi sinyal standar. Sinyal akan dibaca oleh perangkat
komputer yang merupakan sinyal hasil pengukuran. Komputer sebagai unit
pengendali akan membandingkan hasil pembacaan sinyal pengukuran dengan nilai set
poin. Pada saat PSV terbuka maka laju alirnya akan semakin meningkat sehingga
dapat menghasilkan laju alir air masuk sesuai dengan set point (80%). Akan tetapi
terdapat variabel gangguan yang menyebabkan variabel proses tidak sesuai dengan
set point. Dari tujuan kedua dapat disimpulkan set point pada praktikum ini yang
menjadi nilai acuan adalah tekanan fluida karena tekanan fluida yang akan dianalisa.
Variabel gangguan adalah laju alir fluida masuk, terbukti pada grafik 5a dan 6a kerja
PSV dan pressure tidak konstan sehingga menyebabkan variabel proses tidak sesuai
dengan set point. PSV pada praktikum ini sebagai alat untuk mengalirkan fluida.
Besaran fisika atau kimia yang menjadi variabel termanipulasi adalah flowrate.

Tujuan ketiga pada percobaan ini adalah memahami respon dari pengendalian
dalam proportional, integral dan derivative pada pressure control. Pada pengukuran
pressure ada dua metode yang digunakan yaitu metode manual dan metode otomatis.
Pada metode manual yang ingin diamati adalah mengetahui kecepatan PSV yang
diukur adalah 70%, 80%, 90% dan 100%.dari data pengamatan grafik 1 dapat
disimpulkan bahwa PSV denganpressure tidak menunjukkan linier, hal ini disebabkan
karna gangguan pada laju alir masuk yang kecepatan masukan tidak stabil.

Pada metode kedua yaitu pengendalian proportional secara otomatis. Pada


praktikum ini nilai yang diinginkan atau dicapai yaitu 29 mmH2O. Pengendalian
dengan metode proportional (P) dilakukan beberapa variasi dengan settling time 5
menit. Pada percobaan P = 10, I = 5, D = 10 (grafik 2b), P = 10, I = 5, D = 10 (grafik
3b), dan P = 10, I = 5, D = 15 (grafik 4b) terjadi tanggapan osilasi kontinyu yaitu
secara terus-menerus bergelombang dengan amplitudo dan frekuensi yang tetap. Dan
pada percobaan P = 10, I = 10, D = 5 (grafik 5b), P = 10, I = 10, D = 10 (grafik 6b)
dan P = 10, I = 10, D = 15 (grafik 7b) terjadi tenggapan osilasi yang tidak stabil
dimana amplitudo dan frekuensi yang tidak tetap.

Dari metode otomatis memberikan respon yang berbeda-beda. Pada data yang
didapat saat pengendalian proportional integral terjadi tanggapan osilasi tidak stabil
dan tanggapan osilasi kontinyu. Data yang paling baik digunakan adalah metode
pengendalian proportional P =1 0%, I = 5, D = 10 karena overshot yang diperoleh
sebesar 5, offset 1 dan settling time 00:35 dan osilasi kontinyu.
Tujuan keempat pada praktikum ini adalah membandingkan respon
pengendalian flow control dan pressure control.

Tabel 1. Flow control

Flow Control
Settling
Offset Overshit
No. PID time Osilasi
(ml/min) (ml/min)
(min)
1 P = 10%, I = 5, D = 10 00:11 1 14 Kontinyu
2 P = 10%, I = 5, D = 15 01:41 14 5 kontinyu
3 P = 10%, I = 10, D = 5 00:36 9 3 undamped
4 P = 10%, I = 10, D = 15 00:16 11 4 undamped
5 P = 10%, I = 10, D = 10 00:06 14 0 undamped

Tabel 2. Pressure control

Pressure Control
Settling
Offset Overshit
No. PID time Osilasi
(mm) (mm)
(min)
1 P = 10%, I = 5, D = 5 01:10 0 5 Kontinyu
2 P = 10%, I = 5, D = 10 00:35 1 5 Kontinyu
3 P = 10%, I = 5, D = 15 00:35 1 5 Kontinyu
4 P = 10%, I = 10, D = 5 00:05 2 4 Tidak stabil
5 P = 10%, I = 10, D = 10 00:25 2 3 Tidak stabil
6 P = 10%, I = 10, D = 15 00:45 1 5 Tidak stabil
Pada nilai PID yang sama antara flow control dan pressure control. NIlai
settiling time kecenderungan lebih cepat pada pressure control, nilai offset
kecenderungan lebih kecil pada pressure control, nilai overshot cenderungan lebih
besar pada flow control dan tanggapan osilasi yang baik (kontinyu) kecenderungan
terjadi pada pressure control.

Dari kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian flow control
memiliki %error lebih kecil yaitu pada P = 10%, I = 10, D = 10 memiliki offset 14,
overshot 0, settling time 00:06 dan tanggapan osilasi undamped sedangkan pada
pressure control P = 10%, I = 5, D = 10 memiliki offset 1, overshot 5, settiling time
00:35 dan tanggapan osilasi kontinyu.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan :
1. Unit pengukuran pada praktikum ini adalah orifice meter dan manometer
mmH2O, unit pengendali adalah computer dan unit kendali akhir adalah PSV
(Propotioning Selenoid Valve)
2. Prinsip kerja sistem pressure control. Air masuk melalui strainer distrainer air
akan disaring dari zat pengotor, kemudian air akan mengalir ke dalam orifize
meter, di orifize meter ini laju alir akan masuk kemudian diukur. Kemudian
air akan dialirkan oleh PSV. Laju alir yang masuk selanjutnya akan diubah
dari sinyal pressure menjadi sinyal standar. Sinyal standar ini akan dibawa
oleh perangkat komputer. Hasil sinyal yang sudah diterjemahkan ini disebut
sinyal pengukuran. Komputer sebagai unit pengendali akan membandingkan
besarnya sinyal pengukuran dengan nilai acuan (set point).
3. Dari data yang paling cocok digunakan dan memiliki %error terkecil adalah
metode pengendalian P = 10%, I = 5s, D = 00:35 sebab memiliki overshot 5,
offset 1 dan settling time 00.35 dan osilasi kontinyu.
4. Dari data dapat disimpulkan bahwa pengendalian flow control memiliki
%error lebih kecil yaitu pada P = 10%, I = 10, D = 10 memiliki offset 14,
overshot 0, settling time 00:06 dan tanggapan osilasi undamped sedangkan
pada pressure control P = 10%, I = 5, D = 10 memiliki offset 1, overshot 5,
settiling time 00:35 dan tanggapan osilasi kontinyu.
DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun. 2017-2018. Penuntun Praktikum Kontrol : Politeknik Negeri


Samarinda ( tanggal 04 juni 2018)

Anonim, 2010. http://digital-meter-indonesia.com/blog/peristaltic-pump-pompa-


peristaltik/(diakses pada tangal 23 mei 2018)

Guntursanjaya, 2011. “Solenoid Valve”. http://www.com/2011/11/solenoid-valve.


html (diakses pada tanggal 23 mei 2018)

Setiawan, 2008. “Kontrol PID Untuk Proses Industri”. http//www.kontrolpid.pdf


(diakses pada tanggal 23 mei 2018)
LAMPIRAN

You might also like