You are on page 1of 10

Nama : Triantami Wijayenti

Kelas : Alpha 2014


NIM : 0411181419019

Learning Issue
Anatomi dan Vaskularisasi
 Anatomi dan Fisiologi Jantung
Anatomi Jantung

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan


berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang
disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari
jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Jantung manusia
merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung
merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.
Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan,
terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut
perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan
bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi,
jantung berkontraksi secara periodik. Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa
mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu
kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari
syaraf.

Bentuk Serta Ukuran Jantung


Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh
organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan
dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6
cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari
kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu
jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.
Posisi jantung terletak diantara kedua paru dan berada ditengah tengah dada,
bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III
dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis
pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung
berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri
caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.
Selaput yang membungkus jantung disebut perikardium dimana terdiri antara lapisan
fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas
agar tidak ada gesekan antara perikardium dan epikardium. Epikardium adalah lapisan
paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan
ini adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endokardium.

Ruang Dalam Jantung


Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya
adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal
dengan bilik. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena
rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai
dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih
tebal dari ventrikel kanan. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum
interatriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum
inter-ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing masing sisi jantung berhubungan
satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler.
Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV).
Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV
sebelah kanan disebut katup trikuspid.

Katup-Katup Jantung
Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya
yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai
katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai
pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke
ventrikel.
1) Katup Trikuspid. Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel
kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium
kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya,
katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2) Katup pulmonal. Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi
arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan
dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari
3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel
kanan menuju arteri pulmonalis.
3) Katup bikuspid. Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat
kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4) Katup Aorta. Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta.
Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan
mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri
relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

Komponen Sistem Induksi Jantung


1) Sinoatrial
2) Atrioventrikular
3) RA, LA, RV, LV

Peace Maker ( Pusat Picu Jantung )


Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat
memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut,
otot jantung mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik. Aktifitas
kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas
listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada
celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali
gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi
yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas
His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
Vaskularisasi Jantung
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dekstra dan sinistra yang berasal
dari aorta ascendens tepat diatas valva aortae. Ateriae coronaria dan cabang-cabang
utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.
Arteria coronaria dekstra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di
antara truncus pulmonalis dan auricular dekstra. Arteri ini berjalan turun hampir vertical
di dalam sulcus atrioventriculare dekstra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini
melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan
arteria coronria sinistra di dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang
arteria coronaria dekstra berikut in mendarahi atrium dekstrum dan ventriculus dekster,
sebagian dari atrium sinitrum dan ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.
Cabang-cabang
1. Ramu coni arteriosi. Pembuluh ini mendarahi facies anterior conus pulmonaris
(infundibulum ventriculus dekster) dan bagian atas dinding anterior ventriculus
dekster.
2. Rami ventriculares anteriores. Jumlahnyah dua atau tiga dan mendarahi facies
anterior ventriculus dekster. Ramus marginalis dekster adalah cabang yang terbesar
dan berjalan sepanjang pinggir bawah facies costalis untuk mencapai apex cordis.
3. Rami ventriculares posteriors. Biasanya ada dua, dan mendarahi facies
diafragmatika ventriculus dekster.
4. Ramus interventricularis posterior (descendens). Arteri ini berjalan menuju apeks
pada sulcus interventriculare posterior. Memberikan cabang-cabang ke ventriculus
dekster dan sinister, termasuk dinding inferiornya. Pembuluh ini juga memberikan
cabang untuk bagian posterior septum ventriculare, tetapi tidak untuk bagian apex
yang menerima darah dari ramus onterventricularis anterior arteria coronaria
sinistra. Sebuah cabang septal yang besar mendarahi nodus atrioventricularis. Pada
10% orang dijumpai arteria interventriculari posterior digantikan oleh sebuah
cabang dari arteria coronaria sinistra.
5. Rami atriales. Beberapa cabang mendarahi permukaan anterior dan lateral atrium
dekstrum. Satu cabang mengurus permukaan posterior kedua atrium dekstrum dan
sinistrum. Arteria nodus sinuatrialis mendarahi nodus dan atrium dekstrum dan
sinistrum; pada 35% orang pembuluh ini berasal dari arteria coronaria sinistra.
Arteria coronaria sinistra, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria
coronaria dekstra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium
sinister, ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria in berasal dari posterior kiri
sinus aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan
auricular sinistra. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan
bercabang dua menjadi ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.
Cabang-cabang
1. Ramus interventricularis (descendens) anterior berjalan ke bawah di dalam sulcus
interventricularis anterior menuju apex cordis. Pada kebanyakan orang pembuluh
ini kemudian berjaan di sekitar apex cordis untuk masuk ke sulcus
interventricularis posterior dan beranastmosis dengan cabang-cabang terminal
arteria coronaria dekstra. Pada 1/3 orang, pembuluh ini berakhir pada apex cordis.
Ramus interventricularis anterior mendarahi ventriculus dekster dan sinister
dengan sejumlah cabang yang juga mendarahi bagian anterior septum ventriculare.
Satu diantara cabang-cabang ventriculare ini (arteria diagonalis sinistra) mungkin
berasal langsung dari pangkal arteria coronaria sinistra sebuah arteria conus sinistra
yang kecil mendarahi conus pulmonis.
Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran
darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan relaksasi
(diastolik). Sistolik merupakan sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke-2 atrium
terjadi secara serentak yang disebut sistolik atrial dan relaksasinya disebut diastolik
atrial. Lama kontraksi ventrikel ±0,3 detik dan tahap relaksasinya selama 0,5 detik.
Kontraksi kedua atrium pendek,sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat.
Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah keseluruh
tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga
memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-
paru ketika tekanannya lebih rendah.

Curah Jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per menit. Pada
keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan
ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di
tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap kali sistolik disebut volume
sekuncup. Dengan demikian curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut
jantung per menit.16 Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan
total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah darah yang
tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama,
bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat
lebih kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.

Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung


Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh sistem parasimpatis
dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar 60 hingga 80 denyut
per menit. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan,
tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan
oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran karbondioksida (CO2) juga meningkat
sehingga kecepatan jantung bisa mencapai 150 x/ menit dengan daya pompa 20-25
liter/menit. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan
dan ventrikel kiri sama sehingga tidak teradi penimbunan. Apabila pengembalian dari
vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung
maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam
vena naik dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.
Fisiologi Jantung

Proses Memompa Darah


Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan paru-paru
mengikuti urutan sebagai berikut :
a. Pada saat jantung sedang relaks (diastol), darah kurang oksigen dari vena tubuh
mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi dengan darah
yang kaya oksigen dari paru-paru.
b. Pusat listrik (SA Node) yang ada diserambi kanan menembakkan impuls listrik yang
menyebabkan kedua serambi mengkerut secara serempak. Pada saat yang sama,
katup-katup diantara serambi dan bilik terbuka, memungkinkan darah mengalir
kedalam bilik.
c. Tahap berikutnya adalah pemompaan dari bilik. Pada tahap ini sinyal listrik dari node
yang lain menyebabkan kedua bilik berkerut secara serempak. Ini mendorong darah
yang kurang oksigen dari bilik kanan ke dalam paru-paru. Darah yang kaya oksigen
dari bilik kiri didesak kedalam arteri utama yang disebut, aorta dan dari sini darah
disebarkan keseluruh bagian tubuh. Klep-Klep tertutup untuk menjamin agar tidak ada
aliran balik kedalam serambi.
d. Setelah pengerutan bilik, jantung mengendor, dan memungkinkan serambi terisi
darah, sehingga proses sirkulasi dimulai kembali.Urutan kejadian ini berlangsung
kira-kira 60-70 kali per menit bila tubuh sedang istirahat.

Analisis Masalah
1.1 Bagaimana struktur organ yang dapat menyebabkan rasa sakit di epigastrium pada
kasus?1 2
4.1.a. BP 150/100 mmHg 13 1
Pemeriksaan Hasil
Fisik Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
BP 160/100 mmHg < 120/80 mmHg Hipertensi
adanya atherosclerosis sehingga terjadi penyempitan lumen yang menyebabkan
tekanan darah meningkat.
4.1.b. HR, PR= 58 bpm 1 2
Pemeriksaan Hasil
Fisik Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
HR 58 bpm 60-100 bpm Bradicardia
PR 58 bpm 60-100 bpm,
regular
sekitar seperempat pasien infrk anterior mempunyai manifestasi hiperaktivitas saraf
simpatis (takikardi dan atau hipertensi) sedangkan pada pasien infark inferior menunjukkan
hiperaktivitas parasimpatis (bradikardia dan atau hipotensi). Mr. T mengalami bradikardi
karena adanya hiperaktivitas parasimpatis, tapi mengalami hipertensi karena ia telah memiliki
riwayat penyakit tersebut sebelumnya.

6.1.a. Boot shape 13 1


Boot shaped  abnormal
Bentuk jantung yang seperti sepatu boot ini menunjukkan bahwa terjadinya hipertrofi pada
ventrikel kanan jantung. Terjadi keabnormalan dimana apex menunjuk ke atas. Umum
ditemukan pada Tetralogy of Fallot.

6.1.b. Bronchovascular marking 1 2


Bronkovascular marking  normal
Bronkovaskular marking dilihat dengan adanya permukaan pembuluh darah ataupun fissures
yang terlihat pada hasil rontgen. Paru yang sehat memiliki patern pada seluruh rongga dada.
Jika terjadi penurunan pattern, dapat disebabkan salah satunya oleh pneumonia.
Whiteness/Opacity dari paru akan semakin bertambah dari atas kebawah. Hal ini diakibatkan
oleh peningkatan ketebalan dada dan adanya breast tissue pada wanita. Hasil radiograph dada
dapat digunakan untuk melihat apakah terjadi edema, pneumothorax, pneumonia, neoplasma,
dll.

17. Bagaimana prognosis dari diagnosis kerja?13 1


Terdapat beberapa sistem untuk menentukan prognosis paska IMA:
1) Klasifikasi Killip berdasarkan pemeriksaan fisik bedside sederhana, S3 gallop,
kongesti paru dan syok kardiogenik
Tabel 2. Klasifikasi Definisi Mortalitas (%)
Killip pada Infark
Miokard Akut Klas
I Tak ada tanda gagal 6
jantung kongestif
II +S3 dan atau ronki 17
basah
III Edema paru 30-40
IV Syok kardiogenik 60-80

2) Klasifikasi Forrester berdasarkan monitoring hemodinamik indeks jantung dan


pulmonary capillary wedge pressure (PCWP)

Tabel 3. Indeks PCWP Mortalitas


Klasifikasi Kardiak (mmHg) (%)
Forrester (L/min/m2)
untuk Infark
Miokard Akut
Klas

I >2,2 <18 3
II >2,2 >18 9
III <2,2 <18 23
IV <2,2 >18 51

3) TIMI risk score adalah sistem prognostik paling akhir yang menggabungkan
anamnesis sederhana dan pemeriksaan fisik yang dinilai pada pasien STEMI yang
mendapat terapi fibrinolitik.

Tabel 4. TIMI Risk Score untuk Skor Risiko / Mortalitas 30 hari


STEMI Faktor Risiko (Bobot) (%)
Usia 65-74 tahun (2 poin) 0 (0,8)

Usia >75 tahun (3 poin) 1 (1,6)


Diabetes mellitus/hipertensi atau 2 (2,2)
angina (1 poin)
Tekanan darah sistolik 3 (4,4)
<100mmHg (2 poin)
Frekuensi jantung >100 (2 poin) 4 (7,3)

Klasifikasi Killip II-IV (2 poin) 5 (12,4)

Berat < 67 kg (1 poin) 6 (16,1)


Elevasi ST anterior atau LBBB (1 7 (23,4)
poin)
Waktu ke reperfusi >4 jam (1 8 ( 26,8)
poin)
Skor risiko = total poin (0-14) >8 (35,9)

18. Apa kompetensi dokter umum berkaitan dengan diagnosis kerja?1 2


Kompetensi dokter umum pada kasus ini adalah 3B yaitu mampu membuat diagnosis
klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang
diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray).
Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke
spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI._K
EPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/ANATOMI_JANTUNG_MANUSIA.
pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31637/4/Chapter%20II.pdf

http://eprints.undip.ac.id/43911/3/Halida_Citra_Ayu_Permatasri_G2A009196_Bab2KTI.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23084/4/Chapter%20II.pdf

You might also like