You are on page 1of 16

PENDAHULUAN

Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk memperbaiki, mempertahankan,


dan mencapai kualitas suatu produk atau jasa. Tujuan dari pengendalian kualitas
adalah terciptanya suatu perbaikan kualitas yang berkesinambungan ( continuous
improvement )
Perbedaan QA dan QC
QA = Quality Assurance , to lead and operated by assure of an organization
successfully, it is necessary to direct and control it in a systematic and transparent
manner. Maksudnya adalah meyakinkan / menjamin secara kualitas dengan suatu
systemtis kerja dan keterbukaan untuk keberhasilan suatu pekerjaan secara
keseluruhan organisasi di setiap lini dengan melalui system control

QC = Quality Control, to take control of quality by procedural and applicable


reference that implemented direct to process system in good and full fill of minimum
requirement as finally results. Maksudnya adalah pengendalian mutu dengan
procedure kerja berdasarkan referensi yang dapat diterapkan dan diimplementasikan
langsung di proses pekerjaan tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum
sebagai hasil akhir pekerjaan.

Hubungan pendeknya adalah bahwa QA yang meyakinkan / menjamin QC.

QC adalah sistem kendali yang terintregrasi didalam proses.


dia berfungsi mencegah terjadinya defect/ non corformity output, salah satu cara
yang sudah kita kenal antara lain right from begining atau benar sejak awal. metode
ini terbukti mampu mengeliminir non corformity (ketidaksesuaian) pada output
dengan pencegahan.

Sedangkan QA lebih tinggi letaknya dalam struktur organisasi, dia memberi terhadap
direksi/ management. yang final decision nya adalah layak atau tidaknya produk
dikeluarkan. yang tentunya melibatkan proses-proses lainnya seperti produksi,
inventory, maintenance. QA lebih menjaga corporate image dengan mencegah defect
ke consumen. parameternya hanyalah hitam putih dengan nilai yang telah
dirumuskan dalam fungsi yang kita sebut kualitas.

QC sering membuat suatu organisasi menjadi menggelembung dan gemuk, jika kita
tidak memahami konsep produktifitas. karena man-power planning nya akan
menggelembung atas nama azas independent, sebenarnya orang-orang yang
terlibat dalam proses tersebut itulah fungsi QC. orang Jepang sangat paham akan
hal ini dan melahirkan suatu model management yang disebut TQC dengan
produknya yang kita kenal sebagai GKM (gugus kendali mutu). kesadaran mereka
untuk memperbaiki aktifitas yang tidak perlu dan mengefisienkan langkah proses
diluar jam dan lokasi kerja (walaupun sambil minum di kedai minuman keras hingga
pulang dalam keadaan mabuk). Sesungguhnya proses PDCA sedang berjalan lewat
diskusi non formil.
ini bukan hal yang mudah sebab "Management is no Sains"

1
contonya :
Total Quality Management berasal dari Mike Robson, seorang inggris, berdasarkan
prinsip bahwa setiap pekerja secara individu mempunyai tanggung jawab terhadap
kualitas pekerjaannya dan pemikiran ini dikembangkan juga kepada para pemasok
supaya perusahaan dapat memproduksi barang dan atau jasa yang berkualitas.

Prinsip ini dikembangkan dari Total Quality Circle yang berasal dari Jepang, dimana
para pekerja berkumpul dalam gugus kendali mutu untuk mendiskusikan dan
memecahkan masalah dan apa yang dapat dilakukan untuk perbaikan dan
peningkatan kualitas.
Saya cuma mau membantu sedikit untuk menambah masukan ttg perbedaan QA dan
QC,
Secara fungsi QC merupakan orang operasional yang langsung melakukan aktivitas
checking atau inspeksi terhadap produk, biasanya kalo di lini produksi biasanya ada
seoarang berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk seperti sampling dan aktifitas
lainnya.
Sedangkan untuk QA, dia lebih berperan sebagai analyst untuk memperbaiki mutu
produk, dan datanya bisa diperoleh dari data sampling orang QC atau feedback dari
internal perusahaan ataupun adanya Quality complain dari luar perusahaan yaitu
costumer. Dan QA biasanya juga berperan sebagai sertifikasi dari produk tersebut.
Jadi intinya QC adalah seorang executor/operator dan QA adalah conceptor.

Menurut Garvin, terdapat delapan standar kualitas produk, yaitu :


 Performance : kesesuaiaan dengan fungsi utama produk
 Feature : tersedianya fungsi tambahan / pendukung
 Reliability : kehandalan produk untuk digunakan pada jangka waktu
tertentu
 Conformance : sesuai dengan standar yang berlaku
 Durability : berumur panjang
 Serviceability : kemampuan untuk dirawat dan diperbaiki
 Aesthetics : memiliki nilai estetik (keindahan)
 Perceived quality : memiliki persepsi yang baik di mata konsumen
(nama baik)
Produk dikatakan baik jika memenuhi kedelapan unsur tadi.
Agar tercapai suatu kesepakatan bersama mengenai kualitas suatu produk
maka diciptakanlah berbagai standar. Salah satu standar yang digunakan secara
luas di dunia adalah ISO (International Organization for Standardiziation).

Pergerakan Total Quality Control di Jepang


2
(Vibiznews - Quality) - Pergerakan masalah quality management yang dimulai sejak
tahun 40-an berlangsung sukses dan menjadi gerakan nasional. Apa saja langkah-
langkah penting dibalik gerakan tersebut? Berikut ini adalah rahasianya.
1.Total Quality Control di perusahaan bersifat companywide, melibatkan seluruh
karyawan, organisasi, hardware dan software.
2. menekankan training dan edukasi bagi para manajemen puncak, menengah dan
pekerja.
3. Aktivitas quality control circle dikerjakan oleh sekelompok kecil tenaga sukarela
4. menerapkan Total Quality Control audit
5. mengaplikasikan metode statistic
6. selalu melakukan revisi secara konsisten dan menaikkan standar
7. mempromosikan aplikasi Total Quality Control secara nasional

Dengan menerapkan langkah-langkah diatas, maka Jepang identik dengan negara


yang memiliki barang berkualitas bagus, dengan harga murah. Pendorongnya adalah
satu, kepuasan pelanggan.

Pengertian ISO
 Berdasarkan bahasa Yunani, iso berarti sama
 Berdasarkan kepanjangannya yang berarti International
Organization for Standardization
 Merupakan grup yang berisikan 120 institut standar nasional
 ISO bukan merupakan badan yang melakukan audit di perusahaan
yang menginginkan sertifikasi. Masing-masing negara memiliki badan
akreditasi sendiri, badan ini yang akan mengaudit organisasi yang ingin
mendapatkan sertifikasi ISO
 Sekretariat berlokasi di Jenewa, Swiss. Adapun tujuannya menyediakan dan
mempromosikan standar internasional yang dibutuhkan oleh pasar.

Sejarah

3
Pada perang dunia II, United Kingdom, Inggris memiliki masalah yang serius
dengan proses pembuatan bom di pabrik senjata. Maka untuk menyelesaikan
masalah tersebut, Menteri Pertahanan menjadi pengawas di pabrik tersebut.
Untuk menyuplai kebutuhan senjata pemerintah, perusahaan pembuat senjata
harus menuliskan prosedur dalam pembuatan produk. Prosedur tersebut harus telah
diperiksa Menteri Pertahanan dan dipastikan para pekerja mengikuti prosedur
tersebut.
Di tahun 1959, Amerika Serikat mengembangkan Quality Program
Requirements, Sebuah standar kualitas untuk kegiatan Militer yang menjelaskan
tentang hal yang harus dilakukan supplier. Pada tahun 1962, NASA juga
mengembangkan Quality System Requirements untuk supplier yang serupa. 1968,
NATO mengadopsi AQAP (Allied Quality Assurance Procedures) spesifikasi untuk
kebutuhan peralatan NATO.
Selanjutnya ide penjaminan kualitas menyebar di kalangan militer. Pada tahun
1966, Kerajaan Inggris memimpin kampanye nasional pertama untuk kualitas dan
reliability dengan slogan “Quality is everybody’s business.” Pada tahun 1969, Inggris
dan Canada mengembangkan standar jaminan kualitas untuk supplier.
Pada waktu itu, supplier dinilai buruk oleh sejumlah pelanggan. Hal itu
disebabkan oleh tindakan supplier yang melakukan usaha duplikasi produk yang
tidak berguna. Pada tahun 1969, komite Inggris mengharuskan supplier untuk
mengikuti aturan umum dari penjaminan kualitas.
Pada tahun 1971, British Standard Institute menerbitkan standar Pemerintah
Inggris yang pertama untuk penjaminan kualitas, yaitu BS 9000, yang dikembangkan
untuk industri elektronik. Pada tahun 1974, BSI menerbitkan BS 5179, yang
merupakan petunjuk untuk jaminan kualitas.
Sekitar tahun 70-an, BSI mengadakan pertemuan dengan industri untuk
menciptakan standar umum. Hasilnya adalah BS 5750 pada tahun 1979. Banyak
industri yang sepakat untuk mengganti standar miliknya dengan standar yang
berlaku. Tujuan dari BS 5750 adalah memberikan dokumen kontrak umum bagi
industri, mendemonstrasikan bahwa produksi industri dapat dikontrol. Selanjutnya
standar ini dikembangkan lebih lanjut sebagai berikut:
1987 : • ISO 9000 pertama kali dibuat pada tahun 1987, nama dari standar ini
adalah ISO 9000 :1987.
• Struktur ISO pada tahun ini mengacu pada standar inggris BS 5750.

4
• Menekankan pada kesesuaian dengan prosedur proses pembuatan dan
tidak melihat dari keseluruhan manajemen
1994 : • Dilaksanakan revisi terhadap ISO 9000:1987, hasil revisi dinamakan ISO
9000:1994
• Menambahkan penekanan pada quality control berdasarkan langkah-langkah
preventive
2000 : • Dilaksanakan revisi dan dinamakan ISO 9000:2000
• Memasukkan unsur quality process yang steady, customer satisfaction,
ekspektasi pelanggan dan continous improvement
• Melihat efektivitas manajemen berdasarkan pengukuran performansi

ISO 9000 Series


Dalam perkembangannya ISO telah mengalami beberapa kali revisi. Pada
tahun 2000 ISO 9000 series hanya mempunyai tiga fokus standar yaitu ISO 9000
yang berisi Quality management systems Fundamental and Vocabulary dari standar
ISO. ISO 9001 yang berisi Quality management systems-Requirements dan ISO
9004 berisi Quality management systems - Guidelines for performance
improvements. Sedangkan standar ISO 9002 dan ISO 9003 telah dieliminasi dan
digabungkan kedalam ISO 9001:2000.
ISO 9000:2000
ISO 9000:2000 mencakup dasar-dasar dan keterangan dari quality
management systems dan juga terdiri dari inti-inti dari ISO 9000 yang lain. Prinsip
quality management yang ada pada ISO 9000:2000 adalah sebagai berikut :
 Focus on your customers
Artinya kita harus memahami apa yang sedang dibutuhkan dan dinginkan oleh
customers.
 Provide leaderships
Seorang pemimpin harus dapat menjalankan organisasinya sebagaimana
seharusnya dan menciptakan lingkungan organisasi yang mendukung sistem
kerja.
 Involve your people
Organisasi harus dapat mendorong agar semua pekerja merasa terlibat dan
bertanggung jawab di semua level. Selain itu organisasi juga harus dapat

5
membantu agar semua pekerja dapat menggunakan dan mengembangkan
semua kemampuan yang dimilikinya.
 Use a process approach
Organisasi harus melaksanakan suatu sistem kerja yang efektif dan efisien,
maka dari itu organisasi harus dapat mengatur aktivitas dan sumber dayanya
seoptimal mungkin.
 Take the systems approach
Organisasi harus dapat mengidentifikasi proses mana saja yang berhubungan
dan menjadikannya satu kesatuan sistem.
 Encourage continual improvement
Organisasi harus terus melakukan perbaikan terhadap sistemnya sehingga
organisasi akan terus mengalami kemajuan.
 Get the facts before you decide
Dalam mengambil keputusan, organisasi harus menganalisis semua fakta dan
data yang ada.
 Work with your supplier
Organisasi harus dapat menjaga hubungan baik dengan semua supplier.

ISO 9000:2000 dapat digunakan secara maksimal dalam menerangkan :


• Definisi mengapa organisasi ini ada dalam bisnis
• Proses kunci dari apa yang kita kerjakan
• Bagaimana proses ini bekerja dalam bisnis yang dilakukan
• Siapa yang memiliki proses ini
• Tanggapan dari keseluruhan organisasi terhadap proses ini.
ISO 9001
ISO 9001:2000 merupakan bagian dari ISO 9000 yang menjelaskan tentang quality
management system requirement. Perihal yang harus dimiliki dalam pengambilan ISO
9001:2000 adalah
1. Quality Management System
2. Management Responsibility
3. Resource Management
4. Product Realization
5. Measurement Analysis and Improvement

6
ISO 9004
ISO 9004 menitikberatkan pada quality improvement dan perbaikan kinerja
perusahaan. Quality Improvement mengacu pada suatu kumpulan aktivitas yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas untuk kepentingan perusahaan maupun
pelanggan.
Sistem penjaminan kualitas hendaknya menghasilkan perbaikan yang berkualitas dan
mendukung serta mendorong bagi peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan bagi perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikasi ISO 9004
adalah sebagai berikut :
1. Memahami kebutuhan konsumen
Memahami kebutuhan pelanggan berdasarkan pengalaman dan memprediksi kebutuhan
dan keinginan konsumen pada masa yang akan datang termasuk kebutuhan bagi
konsumen baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Spesifikasi produk ; – jenis produk/jasa, harga, delivery, dll
 Hubungan yang baik dan abadi.
2. Kepemimpinan Perusahaan
- Dapat membawa dan mengarahkan bawahan ke arah pengembangan diri, organisasi
dan perusahaan.
 Pemimpin menunjukkan komitmen untuk peningkatan berkelanjutan dan dapat
menjadi teladan bagi bawahan.
 Peka terhadap perubahan lingkungan perusahaan
 Memperhatikan keinginan konsumen
 Mempunyai wawasan, misi, visi dan tujuan yang jelas, realistis dan dapat
diukur.
 Profesional
 Komunikasi yang baik
3. Peran serta seluruh elemen perusahaan
 Merasa sebagai bagian perusahaan
 Mengembangkan diri dalam peningkatan keahlian, pengetahuan & pengalaman
 Bertanggung jawab dan mampu bekerja sama dengan baik
 Cara kerja yang fokus pada pelanggan.
 Inovatif
 Kepuasan bekerja dan imbalan yang baik

7
4. Pendekatan Proses
 Memahami proses kerja dan fungsinya masing-masing
 Mengetahui hasil kerja yang diinginkan
 Memperbaiki kelemahan proses yang terjadi.
 Memperhatikan kualitas sumber daya - tenaga, bahan, mesin dan lain-lain.
5. Pendekatan Sistem Dalam Pengurusan
 Memahami sistem pengendalian kualitas
6. Perbaikan Berkelanjutan
 Peningkatan Proses dan sistem.
 Inovasi, cara kerja dan teknologi baru melalui Research and Development
 Mengetahui kelebihan yang ada dan meningkatkannya lagi
 Mencegah segala hal yang akan mengakibatkan kerugian perusahaan
 Meningkatkan kualitas SDM dengan berbagai pelatihan yang diperlukan
 Reward bagi peningkatan berkelanjutan
7. Sistem Informasi Manajemen sebagai pendukung pengambilan keputusan
- Keputusan yang didukung oleh data yang akurat
 Mengumpulkan, mengukur dan menganalisa data
 Data yang akurat yang digunakan sebagai pendukung keputusan - keputusan
berdasarkan hasil analisa/kajian sesuai dengan pengalaman serta keahlian.
8. Hubungan Yang Baik Antara Perusahaan Dengan Supplier Maupun Sub-Kontraktor
 Pilih Supplier atau sub-kontraktor yang baik
 Komunikasi yang baik – bersama-sama berkomitmen terhadap peningkatan
mutu berdasar standar ISO 9000
 Memberikan perhatian lebih kepada supplier atau sub-kontraktor yang
memahami sistem pengendalian kualitas, keselamatan dan kesehatan kerja,
penjagaan lingkungan, dll.

ISO 9000:1994
ISO 9000 berisi tentang prinsip manajemen kualitas dan keterangan-keterangannya.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Tanggung jawab manajemen
2. Kebutuhan sistem kualitas
3. Peninjauan kebutuhan kontrak
4. Pengendalian kualitas desain produk

8
5. Pengelolaan dokumen dan data
6. Persyaratan prosedur pembelian
7. Pengendalian produk dari supplier
8. Pendefinisian dan perjalanan produk dari start sampai finish
9. Pengendalian persyaratan proses
10. Pengujian dan inspeksi produk
11. Pengendalian peralatan inspeksi
12. Pengendalian pemeriksaan dan pengujian status produk
13. Pengendalian terhadap produk yang tidak sesuai standar
14. Tindakan perbaikan dan pencegahan
15. Aktivitas penanganan produk, penyimpanan hingga penyampaian kepada pelanggan
16. Sistem penjagaan, perawatan dan pengendalian capaian kualitas
17. Audit kualitas internal
18. Pelatihan bagi pekerja tentang manajemen kualitas yang dibutuhkan
19. Standar pelayanan terhadap konsumen
20. Pemanfaatan teknik statistik dalam manajemen kualitas
Penjelasan ISO 9000:1994 pada makalah ini hanya mengenai ISO 9002 dan 9003.
Sedangkan ISO 9001 dan ISO 9004 tidak diterangkan karena telah direvisi pada tahun
2000 dan telah diterangkan pada bab sebelumnya.

ISO 9002
ISO 9002 merupakan standar bagi perusahaan yang melakukan proses produksi,
pemasangan, dan perbaikan suatu produk. ISO 9002 merupakan susunan model jaminan
kualitas pada Quality System Requirement . Pada prinsipnya ISO 9002 serupa dengan ISO
9001 namun tidak memasukkan elemen desain.
Prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut :
- Sistem pengelolaan kualitas
ISO 9002 bukan merupakan jaminan terhadap produk tetapi cenderung pada semua
aktivitas yang dilakukan selama proses produksi berlangsung.
- Menentukan prosedur aktivitas
Segala aktivitas yang berhubungan dengan produksi didokumentasikan dan prosedurnya
juga ditentukan.
- Melaksanakan prosedur yang telah ditentukan

9
Semua aktivitas dalam produksi hendaknya dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan sebelumnya.
- Memeriksa apa yang telah dilakukan
Aktivitas-aktivitas tersebut harus dilakukan secara sistematis.
- Memenuhi kebutuhan pelanggan
Semua aktivitas yang berhubungan hendaknya telah sesuai dengan keinginan pelanggan.
Hal ini merupakan jaminan kualitas produksi dari perusahaan kepada pelanggan.
- Mengutamakan langkah pencegahan
Pelaksanaan audit kualitas merupakan suatu mekanisme untuk memeriksa apakah aktivitas
selama proses produksi mengikuti keinginan pelanggan atau tidak. Audit kualitas ini
menghasilkan perbaikan berkelanjutan pada sistem kualitas yang ada.

ISO 9003
ISO 9003 memberikan persyaratan bagi organisasi yang tidak melakukan kontrol
design, proses, pembelian ataupun pelayanan, dan hanya melakukan inspeksi dan pengujian
untuk memastikan produk akhir / jasa agar memenuhi persyaratan kualitas. ISO 9003 hanya
menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan inspeksi pada barang yang sudah
jadi.
Aplikasi ISO
Penerapan standar ISO dalam berbagai bidang
Penerapan manajemen mutu melalui sertifikasi ISO [International Organization for
Standardization] 9000 saat ini telah menjadi kebutuhan vital pada semua unit bisnis baik yang
berskala kecil, menengah maupun skala besar. kebutuhan akan pentingnya ISO 9000 ini tidak
hanya terbatas pada sektor industri manufaktur saja, namun telah berkembang ke sektor bisnis
jasa perbankan, telekomunikasi, transportasi, asuransi, peternakan, pertanian kesehatan
sampai ke sektor industri pendidikan. Begitu tingginya daya jual ISO 9000 sehingga semakin
banyak perusahaan berlomba untuk memperoleh dan mempublikasikannya.
Cepatnya perkembangan sertifikasi ISO 9000 ke berbagai sektor industri tersebut
disebabkan oleh adanya perubahan lingkungan bisnis yang dipacu oleh semakin tingginya
tuntutan konsumen akan kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan. Jika dahulu karakter
pasar masih bersifat semi captive market yang oligopolistik, kini telah berubah menjadi pasar
global yang semakin kompetitif. Produk-produk impor yang merupakan produk substitusi kini
semakin banyak dijumpai di dalam negeri. Para produsen sadar bahwa pasar yang terbuka

10
hanya akan dapat dipenuhi oleh produk-produk yang bermutu. Hal ini akan terwujud jika
perusahaan telah secara konsisten menerapkan manajemen mutu dalam ISO 9000.
Sementara itu, tren bisnis mendatang selain harus dilayani dengan produk yang
bermutu juga dipenuhi dengan berbagai prasyarat bahwa produk tersebut harus ramah
lingkungan. Para produsen harus mendapatkan citra yang baik di mana konsumen sebagai unit
bisnis yang senantiasa mengakomodasi persyaratan lingkungan dan mengutamakan standar
lingkungan yang baik (ISO seri 14000).
Tren pasar internasional saat ini telah menuntut standar kualitas atau mutu yang
semakin tinggi. Konsumen hampir di seluruh belahan dunia saat ini menuntut sertifikat ISO
9000 sebagai prasyarat pokok (minimum requirement). Sejalan dengan hal tersebut unit-unit
bisnis yang telah menerapkan sistem ISO 9000 ini pun semakin banyak. Jika pada bulan
Maret 1997 di seluruh dunia baru sekitar 11 perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO 9000
maka pada bulan Juni 1999 mencapai 476.109 perusahaan. Sedangkan di Indonesia pada Juni
1999 yang lalu baru tercatat 723 perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000.
Penerapan sertifikat ISO 9000 ini telah diyakini memberikan dampak yang positif bagi
kinerja perusahaan karena terjadinya proses continuous improvement dalam sistem kerja,
sistem koordinasi dan sistem pembentukan budaya kerja yang lebih baik. Menurut penelitian
yang pernah dilakukan oleh PT. Sucofindo dan Pusat Standarisasi Nasional Departemen
Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di
Indonesia yang telah memperoleh ISO 9000, ditemukan fakta bahwa perolehan ISO 9000
telah memicu terjadinya beberapa dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang
lebih baik, fokus terhadap konsumen, mengurangi scrap product, peningkatan produktivitas,
peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan serta peningkatan pangsa pasar.
Dalam mendapatkan sertifikasi ISO dibutuhkan proses implementasi (minimal 6
bulan) dan proses audit terhadap suatu proses implementasi yang telah dijalankan. Proses
audit ini dilaksanakan oleh suatu badan sertifikasi yang telah diakui. Audit akan dilaksanakan
setiap 6 bulan sekali oleh auditor internasional secara berkala, sehingga diharapkan
pelaksanaan ISO oleh lembaga yang bersangkutan berkesinambungan dan konsisten.
Alasan perusahaan mencari sertifikasi ISO :
• Meningkatkan bisnis perusahaan :
 Menarik perhatian konsumen terhadap penjagaan kualitas mereka
 Banyak perusahaan lain hanya ingin berbisnis dengan perusahaan bersertifikasi
(Contoh : lingkungan bisnis di Eropa)
 Sebagai senjata dalam beriklan di media massa

11
• Meningkatkan kegiatan operasi perusahaan :
 Menemukan hambatan dalam proses
 Menghilangkan hambatan dalam proses
 Mempertahankan kualitas produk mereka

Langkah-langkah awal yang biasa dilakukan oleh perusahaan dalam mencapai


sertifikasi ISO :
1. Get top management commitment
2. Train personnel
3. Prepare Quality Policy Manual
4. Prepare Operating Procedures
5. Hold internal audit
6. Select registrar
7. Go through registration process
8. Obtain ISO 9000 registration

12
Bagan langkah-langkah untuk mendapatkan sertifikasi ISO
Keuntungan mendapatkan sertifikasi ISO
 Organisasi yang memiliki sertifikasi ISO akan memiliki dokumentasi yang baik atas
kontrol dan processes-nya yang memiliki kualitas yang tetap. Sehingga konsumen
yang ingin memakai produk dari perusahaan ini akan mengetahui secara pasti
bagaimana kualitas yang diberikan oleh perusahaan ini.
 Karena sistem sertifikasi menuntut konsistensi dari kualitas, maka segala
permasalahan proses yang menghalangi kekonsistenan tersebut dapat ditemukan dan
dihilangkan.
 Komunikasi internal dapat terjalin dengan baik untuk mencapai proses yang steady

13
 Komunikasi eksternal membaik
 Segala proses dalam organisasi terpetakan dengan baik
 Tanggung jawab personel menjadi semakin jelas, motivasi dan moral semakin
meningkat
 Mengurangi pemborosan
 Meningkatkan efisiensi penggunaan waktu dan resources
 Masalah dapat diidentifikasi dengan baik

Isu mengenai ISO


Pro dan kontra sertifikasi ISO
Semenjak pertama kali dibuat pada tahun 1987 hingga saat ini, ISO telah menjadi suatu
standar yang banyak digunakan di berbagai negara di dunia ini. Walaupun demikian, sampai
saat ini masih banyak pro dan kontra terhadap dampak positif yang dapat dihasilkan dari
sertifikasi ISO ini. Beberapa penelitian menunjukkan adanya dampak positif sertifikasi ISO
terhadap kinerja perusahaan baik itu dalam aspek finansial maupun aspek non-finansial.
Adapun, beberapa penelitian yang menunjukkan adanya dampak positif dari sertifikasi ISO di
antaranya adalah:
o Penelitian yang dilakukan oleh Buttle (1997) dengan sampel 1220 perusahaan
bersertifikasi ISO di Inggris dan penelitian yang dilakukan oleh Casadesus (2000)
dengan sampel 500 perusahaan menghasilkan kesimpulan bahwa sertifikasi ISO
berdampak positif terhadap kinerja marketing perusahaan.
o Penelitian yang dilakukan Forker (1996) dengan sampel 65 perusahaan furnitur
menghasilkan kesimpulan bahwa sertifikasi ISO berdampak positif terhadap
pertumbuhan penjualan.
Di sisi lain beberapa peneliti menemukan bahwa sertifikasi ISO tidak berkorelasi secara
signifikan terhadap kinerja perusahaan baik dalam aspek finansial maupun non-finansial.
Beberapa penelitian yang menunjukkan tidak adanya dampak positif dari sertifikasi ISO di
antaranya adalah:
o Penelitian yang dilakukan oleh Jeroen Singels, Gwenny Ruel, Henny van de Water
(2001) dengan sampel 300 perusahaan di Belanda menghasilkan kesimpulan bahwa
sertifikasi ISO tidak berkorelasi positif dengan kinerja organisasi/perusahaan.
o Penelitian yang dilakukan oleh Inaki Heras, Gavin P M Dick, dan Marti Casadessus
(2002) dengan sampel 400 perusahaan bersertifikasi ISO dan 400 perusahaan tidak

14
bersertifikasi ISO di Spanyol menghasilkan kesimpulan bahwa sertifikasi ISO tidak
berkorelasi positif terhadap profitabilitas perusahaan.

Kritik terhadap ISO


Dari berbagai literatur yang kami peroleh, terdapat beberapa pendapat yang berisi kritikan
terhadap sertifikasi ISO, seperti pendapat yang diungkapkan oleh Jones:
Some disadvantages from ISO certification are extra costs for achieving ISO
certification, increase in paper workload, no attention for development of personnel, little
attention for the support functions in an organization. Furthermore, ISO certification may
discourage creative and critical thinking in an organization, because employees are
forced to work according to well-described procedures and rules. Critics tend to say that
ISO certification brings about a lot of extra costs, and seems not to result in benefits. They
think that gaining an ISO certificate is an "hollow achievement" (Jones et al., 1997)

Sehingga sertifikasi ISO dianggap tidak berdampak positif secara signifikan terhadap
kualitas produk/layanan yang diberikan oleh perusahaan. Isi dari kritikan-kritikan tersebut
diantaranya adalah:
o Alasan perusahaan melakukan sertifikasi ISO dilandasi motif adanya tuntutan pasar
atau tuntutan negara tempat mereka berada untuk melakukan sertifikasi ISO bukan
didasari motif untuk meningkatkan kualitas produk/layanan yang diberikan.
o Sertifikasi ISO dianggap kurang tepat jika diimplementasikan pada bidang yang
membutuhkan kreativitas tinggi seperti Software engineering, karena sertifikasi ISO
lebih beracuan pada prosedur-prosedur standar yang kurang mengakomodir aspek
kreativitas.
o ISO 9000 menekankan pada proses yang konsisten, karena dengan kekonsistenan itu
maka kualitas pun akan konsisten, namun hal ini pada kenyataannya menyebabkan
perusahaan-perusahaan sulit untuk melakukan improvement dalam prosesnya, karena
proses improvement akan mengubah standard yang telah dilaporkan sebelumnya
o Sertifikasi ISO menimbulkan penambahan biaya, dan biaya yang dikeluarkan belum
tentu sebanding dengan manfaat yang diterima ( dilihat dari aspek cost-benefit)
Adanya kritikan-kritikan tersebut menunjukkan bahwa manfaat dari sertifikasi ISO belum
sepenuhnya dirasakan oleh semua pihak atau dengan kata lain masih ada pihak-pihak yang
belum menganggap sertifikasi ISO adalah hal yang penting karena mereka belum merasakan
manfaatnya , sehingga masih diperlukan adanya perbaikan-perbaikan dan sosialisai yang lebih
intensif mengenai sertifikasi ISO, sehingga di kemudian hari sertifikasi ISO dapat memiliki
peranan yang lebih besar di dalam dunia industri.

15
PENUTUP
Dalam era global saat ini, setiap perubahan dituntut untuk semakin efisien, semakin
baik dan memiliki keunikan dari para kompetitornya. Agar tuntutan tersebut tercapai maka
perusahaan harus senatiasa melakukan restrukturisasi usaha, reenginering dan continumous
improvement. Dengan demikian dibutuhkan sebuah pedoman sistem kerja yang baku atau
manajemen mutu yang menjamin proses continuous improvement yang berdaya guna dan
berhasil guna.
Tren pasar internasional saat ini telah menuntut standar kualitas atau mutu yang
semakin tinggi. Salah satu pedoman sistem kerja yang baku atau manajemen mutu yang
dibuat dan diakui secara internasional ialah [International Organization for
Standardization] 9000. Dalam perkembangannya ISO telah mengalami beberapa kali revisi.
Pada tahun 2000 ISO 9000 series hanya mempunyai tiga fokus standar yaitu ISO 9000 yang
berisi Quality management systems Fundamental and Vocabulary dari standar ISO. ISO 9001
yang berisi Quality management systems-Requirements dan ISO 9004 berisi Quality
management systems - Guidelines for performance improvements. Sedangkan standar ISO
9002 dan ISO 9003 telah dieliminasi dan digabungkan kedalam ISO 9001:2000.
Penerapan sertifikat ISO 9000 ini telah diyakini memberikan dampak yang positif bagi
kinerja perusahaan karena terjadinya proses continuous improvement dalam sistem kerja,
sistem koordinasi dan sistem pembentukan budaya kerja yang lebih baik.

16

You might also like