You are on page 1of 16

Jurnal InFestasi

Vol. 13 No. 1 Juni 2017


Hal. 227 – 242

Relevansi Nilai Atas Nilai Wajar Aset dan Liabilitas Dengan


Mekanisme Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Pemoderasi
Yusifa Pascayanti1, Aulia Fuad Rahman2, Wuryan Andayani3
1,2,3FakultasEkonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya, Veteran Street , Ketawanggede, Lowokwaru, Malang,
65145, East Java, Indonesia

Key words: ABSTRACT


Value Relevance
Book value and profit This study examines the relevance of fair value of assets and liabilities and
Fair Value mechanisms of good corporate governance as a moderating variable by using a
Ohlson Model (1995) sample banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2014
Mechanism of GCG year. The sampling method using purposive sampling and analysis of research data
using Eviews. Mechanism of Good Corporate Governance in the study visits of the
independent board, institutional investors and the audit committee of the company.
Furthermore, this research also investigates the value relevance of accounting
information such as book value, earnings, the fair value of financial assets and
liabilities with a view influence on stock prices and stock returns. Ohlson Model
(1995) into the measurement model used in this study, and this study examines
both the measurement model Ohlson is the pricing model and the model returns to
see the consistency of the study. Significant results indicate that the book value,
earnings, the fair value of assets and liabilities fair value has relevance value. So we
can conclude all variables affect stock prices and stock returns. In addition, Good
corporate governance mechanisms able to moderate over the value relevance of book
value, earnings, fair value of financial assets and liabilities fair value.

ABSTRAK
Penelitian ini menguji relevansi nilai atas nilai wajar aset dan liabilitas
dengan mekanisme Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi
dengan menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2012-2014. Metode pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling dan analisis data penelitian menggunakan Eviews. Mekanisme
Good Corporate Governance dalam penelitian ini dilihat dari dewan komisaris
independen, investor institusional dan komite audit yang dimiliki perusahaan.
Lebih lanjut, penelitian ini juga menginvestigasi relevansi nilai informasi akuntansi
seperti nilai buku, laba, nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan dengan melihat
pengaruhnya terhadap harga saham dan return saham. Model Ohlson (1995)
menjadi model pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini, dan penelitian ini
berusaha mengkaji kedua model pengukuran ohlson yaitu model harga dan model
return untuk melihat konsistensi penelitian. Hasil yang signifikan menunjukkan
bahwa nilai buku, laba, nilai wajar aset dan nilai wajar liabilitas memiliki relevansi
nilai. Maka dapat disimpulkan semua variabel berpengaruh terhadap harga saham
dan return saham. Selain itu, mekanisme Good corporate governance mampu
memoderasi relevansi nilai atas nilai buku, laba, nilai wajar aset keuangan, dan
nilai wajar liabilitas.

PENDAHULUAN mendapatkan dampak yang sangat signifikan atas


Industri perbankan yang menjadi tonggak penggunaan nilai wajar karena perubahan pasar
perekonomian negara sebagai pelaku pasar yang finansial yang sangat dinamis. Penelitian Song et al.
mendominasi transaksi intrumen keuangan (2010) menemukan bahwa pengukuran nilai wajar

* Corresponding author, email address: 1 a_wuryan@yahoo.com

227
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

asset dan lialibilitas keuangan berdasarkan FAS 157 governance. Nilai wajar ini diukur menggunakan 3
memiliki relevansi nilai atau dengan kata lain (tiga) tingkatan hierarki, yaitu tingkat (levels) 1
berpengaruh terhadap harga saham dan untuk active market, tingkat 2 untuk observable
menemukan bahwa corporate governance mampu market, dan tingkat 3 untuk unobservable market.
memoderasi relevansi nilai pengukuran nilai wajar Penelitian Song et al. (2010) menemukan bahwa
asset dan liabilitas keuangan berdasarkan FAS 157, pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas keuangan
Relevansi nilai itu dilihat dari pengaruh berdasarkan FAS 157 memiliki relevansi nilai atau
pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas keuangan dengan kata lain berpengaruh terhadap harga
terhadap harga saham. Sehingga diharapkan dalam saham (pada level 1) dan menemukan bahwa
penggunaan standar yang berbasis nilai wajar corporate governance mampu memoderasi relevansi
sesuai IFRS sejak tahun 2012 di Indonesia, mampu nilai pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas
memberikan titik terang dalam menafsirkan nilai keuangan berdasarkan FAS 157, relevansi nilai itu
perusahaan sebagai tolak ukur bagi investor dalam dilihat dari pengaruh pengukuran nilai wajar aset
pengambilan keputusannya dalam berinvestasi. dan liabilitas keuangan terhadap harga saham.
IFRS ini juga sebenarnya merupakan bagian Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Song et
dari penerapan good governance, karena akan al. (2010) adalah dasar penentuan nilai wajar yang
meningkatkan kualitas standar akuntansi disesuaikan dengan kondisi di Indonesia yang
keuangan, meningkatkan kredibilitas dan menggunakan PSAK 55 untuk pasar aktif (active
kegunaan laporan keuangan, serta meningkatkan market) dengan pertimbangan bahwa aktivitas
transparansi perusahaan. Ini juga berarti perdagangan yang aktif dilakukan melalui Bursa
meningkatkan perlindungan bagi investor pasar Efek Indonesia (BEI), karena melalui pasar aktif,
modal karena laporan keuangan emiten yang semua aktivitas perusahaan dilaporkan melaui
dipubikasikan disajikan dengan standar akuntansi laporan keuangan yang dipublikasikan dan telah
yang berkualitas tinggi (Daniri dan Simatupang, diaudit. Sementara itu untuk mekanisme corporate
2010). governance juga disesuaikan dengan pedoman
Nilai wajar dinilai sebagai konsep yang corporate governance yang digunakan di Indonesia
paling pas dan relevan untuk penyusunan laporan (terutama untuk perbankan), yaitu menggunakan
keuangan sebuah perusahaan atau entitas bisnis struktur corporate governance.
sebab bisa menggambarkan nilai pasar yang
sebenarnya (Suharto, 2009). Akuntansi nilai wajar KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
menjadi lebih penting dalam pelaporan keuangan
karena dapat memberikan informasi relevan yang Teori Relevansi Nilai (Value Relevance Theory)
berguna. Informasi yang andal akan memudahkan Teori relevansi nilai merupakan turunan
investor dalam menilai aturan baru yang dari teori clean surplus. Teori ini menjelaskan
digunakan dalam membuat keputusan (Lijing dan bahwa nilai perusahaan tercermin pada data-
Li, 2010). Pengungkapan nilai wajar baik nilai wajar data akuntansi yang terdapat pada laporan
aset maupun liabilitas dapat menunjukkan keuangan (Feltman dan Ohlson, 1995). Ohlson
relevansinya dengan mempengaruhi keputusan (1995) mengemukakan bahwa laporan
investor maupun calon investor untuk berinvestasi. laba/rugi dan neraca dapat menunjukkan nilai
Investor tentunya dapat mengambil keputusan pasar perusahaan. Teori ini memberikan
tersebut dengan harapan dapat mendapatkan kerangka yang konsisten dengan perspektif
pengembalian (return) yang lebih besar di masa pengukuran.
yang akan datang pada investasi tersebut. Bagi Teori Sinyal (Signaling Theory)
seorang investor, investasi dalam sekuritas yang Menurut Jogiyanto (2000), Informasi yang
dipilih tentu diharapkan memberikan tingkat dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
pengembalian (return) yang sesuai dengan resiko akan memberikan signal bagi investor dalam
yang harus ditanggung oleh para investor. Bagi pengambilan keputusan investasi. Pada saat
para investor, tingkat return ini menjadi faktor informasi diterima semua pelaku pasar terlebih
utama karena return adalah hasil yang diperoleh dahulu menginterpretasikan dan menganalisa
dari suatu investasi (Jogiyanto, 2000) informasi sebagai signal baik (good news) atau
Penelitian ini merupakan pengembangan dari signal buruk (bad news). Jika pengumuman
penelitian Song et al. (2010) yang menganalisis nilai tersebut mengandung nilai positif, maka
relavan dari FAS 157 atas hierarki nilai wajar dan diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengaruhnya terhadap mekanisme corporate pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

228
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

Teori Pengambilan Keputusan (Decision Theory ) menunjukkan nilai buku per saham (book
Teori pengambilan keputusan didasari oleh value per share) perusahaan i pada tahun t;
konsep kepuasan (utility), yaitu bahwa utilitas EPSi,t menunjukkan laba per saham
merupakan jumlah dari kesenangan atau (earning per share) perusahaan i pada tahun
kepuasan relatif yang dicapai, dengan jumlah t; FVA menunjukkan nilai wajar aset
ini seseorang bisa menentukan meningkat atau keuangan (fair value of financial asset)
menurunnya utilitas. Dalam teori pengambilan perusahaan i pada tahun t; FVL
keputusan (Decision Theory ) diharapkan semua menunjukkan nilai wajar liabilitas
informasi akuntansi mampu memberikan nilai keuangan (fair value of financial liability)
investasi bagi pembacanya dan mampu perusahaan i pada tahun t.
menjadi tolak ukur untuk pengambilan b. Model Return (return model)
keputusan. Berdasarkan konsep ini, setiap Reti,t = β0,t + β1,tBVPSi,t+ β1EPSi,t +
tindakan individu bertujuan memaksimalkan β1FVAi,t + β1FVLi,t + μi,t (Return model)
jumlah utilitas untuk mencapai kepuasaan Reti,t menunjukkan return saham
(Pressman, 2002). perusahaan i pada tahun t; BVPSi,t
Teori Keagenan (Agency Theory) menunjukkan nilai buku per saham (book
Teori keagenan merupakan basis teori yang value per share) perusahaan i pada tahun t;
mendasari praktik bisnis perusahaan yang EPSi,t menunjukkan laba per saham
dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari (earning per share) perusahaan i pada tahun
sinergi teori ekonomi, teori keputusan, t; FVA menunjukkan nilai wajar aset
sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama keuangan (fair value of financial asset)
teori ini menyatakan adanya hubungan kerja perusahaan i pada tahun t; FVL
antara pihak yang memberi wewenang yaitu menunjukkan nilai wajar liabilitas
investor dengan pihak yang menerima keuangan (fair value of financial liability)
wewenang (agensi) yaitu manajer. Dijelaskan perusahaan i pada tahun t.
dalam Jensen dan Meckling (1976), bahwa Instrumen Keuangan
masalah keagenan dapat terjadi dalam 2 Instrumen keuangan (financial instrument)
bentuk hubungan, yaitu; (1)antara pemegang menurut IAS 32 adalah kontrak yang
saham dan manajer, dan (2)antara pemegang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu
saham dan kreditor. entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen
ekuitas bagi entitas lainnya (mengacu pada PSAK
Kerangka Konseptual Penelitian 55).
1. Model valuasi PSAK 55 (revisi 2014)
Model valuasi merupakan model yang PSAK 55 (revisi 2014) tentang Instrumen
dikembangkan oleh Ohlson (1995) yang Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang
merupakan salah satu perkembangan penting mengacu pada International Accounting Standards
dalam penelitian akuntansi. Namun beberapa (IAS) 39 mengenai Recognition and Measurement of
penelitian sebelumnya menemukan bahwa model Financial Instruments, tidak dapat dilepaskan dari
ini akan mengurangi kekuatan simpulan dalam PSAK 50 (revisi 1998) tentang Instrumen
memprediksi harga maupun return jika terlalu Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan yang
banyak pengelompokan jumlah sampel. Model ini mengacu pada IAS 32 mengenai Presentation and
merupakan penjabaran konsep nilai dalam teori Disclosures of Financial Instruments.
ekonomi neoklasik, yang menyatakan bahwa nilai Substansi IAS 39 dan IAS 32 sangatlah relevan
perusahaan adalah sebesar nilai sekarang aliran kas bagi industri perbankan sebagai pelaku pasar yang
bersih yang diterima pemilik. mendominasi transaksi instrument keuangan. Oleh
a. Model Ohlson (1995) karenanya, tidak mengherankan jika Bank for
Model Harga (Price model) International Settlements (BIS), sebagai lembaga
Pi,t = β0,t + β1,tBVPSi,t+ β1EPSi,t + β1FVAi,t + β1FVLi,t internasional yang banyak merekomendasikan
+ μi,t (Price model) berbagai prinsip-prinsip kehati-hatian bagi industri
Pi,t menunjukkan harga per saham perbankan. Berdasarkan Zaini (2010), substansi
perusahaan akhir tahun fiskal t, dengan IAS 39 yang merupakan acuan PSAK 55 (revisi
asumsi bahwa pada waktu tersebut harga 2006) dan IAS 32 yang merupakan acuan PSAK 50
saham telah mencerminkan semua (revisi 1998):
informasi yang tersedia di pasar; BVPSi,t

229
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

1. Laporan keuangan bank diharapkan dapat disampaikan dalam rumusan masalah, maka
disajikan secara lebih wajar dan memberi dikembangkan hipotesis sebagai berikut.
informasi yang lebih bermanfaat bagi pembaca
Hubungan Relevansi Nilai Buku dengan Harga
laporan keuangan.
Saham
2. Dapat mendorong proses harmonisasi
Nilai buku merupakan informasi yang
penyusunan laporan keuangan dan disiplin
berasal dari neraca, mencerminkan nilai bersih
pasar bagi perbankan.
yang berasal dari perusahaan dan laba merupakan
3. Dapat mendorong bank-bank untuk menyusun
informasi yang berasal dari laporan laba rugi yang
laporan keuangan secara lebih wajar dan
mencerminkan hasil operasional perusahaan dalam
informatif serta sesuai standar internasional
mengelola sumber daya yang dimiliki. Namun
sehingga akan lebih siap dalam menghadapi
pada penilitian (Carnevale et Cal, 2009., Lev dan
era globalisasi.
Zarowin 1999., Collins et al 1997) menemukan
Mekanisme Corporate Governance
bahwa nilai buku dan laba mampu merefleksikan
Pengukuran nilai wajar mempengaruhi
harga saham (memiliki explanatory power atas nilai
perilaku oportunistik manajer, namun mekanisme
pasar saham) dibantah dengan penelitian Lev dan
corporate governance yang kuat memiliki potensi
Zarowin (1999) menemukan bahwa
untuk mengurangi masalah perilaku oportunistik
kebermamfaatan informasi akuntansi, khususnya
manajer tersebut (Song et al., 2010). Hal ini
laba, arus kas dan nilai buku semakin menurun
diperkuat oleh Aboody et al., (2006) yang
Pada penelitian Indra dan Syam (2004)
menemukan bahwa perusahaan dengan
menyimpulkan bahwa koefisien respon R2 nilai
mekanisme corporate governance yang lemah akan
buku (BVPS) mengalami peningkatan dan secara
memperlemah estimasi nilai opsi perusahaan.
signifikan berpengaruh terhadap harga saham.
Mekanisme corporate governance dalam penelitian in
Penelitian Collins (1999) menyatakan bahwa jika
digunakan untuk memoderasi nilai wajar dengan
perusahaan rugi, pasar bersikap seolah-olah
harga saham dan return saham mengacu pada Song
percaya pada nilai buku ekuitas sehingga terjadi
et al. (2010), yang menemukan bahwa pengukuran
penurunan slope koefisien laba yang merugi
nilai wajar asset dan lialibiltas keuangan memiliki
dikarenakan pergeseran relevansi nilai laba
relevansi nilai atau dengan kata lain berpengaruh
akuntansi ke nilai buku ekuitas
terhadap harga saham.
Selain itu khusus kondisi di Indonesia,
Kerangka Konseptual Penelitian
menunjukkan bahwa rasio harga nilai buku (rasio
Informasi akuntansi yang lengkap, akurat serta
PBV) dapat digunakan untuk mengidentifikasi
tepat waktu memberikan peluang bagi investor
saham mana yang harganya wajar, terlalu rendah
untuk mengambil keputusan secara rasional
(undervalued) dan terlalu tinggi (overvalued) dengan
sehingga mencapai hasil sesuai yang diharapkan
demikian dapat digunakan sebagai dasar untuk
(Sembiring, 2005; Landsman, 2007; Suwarjono).
menyusun strategi investasi (Utama dan Santosa,
Penerapan nilai wajar akan menguntungkan
1998).
perekonomian Indonesia sebab, tanpa nilai wajar,
H1.a : Nilai buku berpengaruh positif terhadap
aset-aset perekonomian nasional, baik yang
harga saham (price model).
dimiliki swasta maupun pemerintah, selama ini
dinilai terlalu rendah, jauh lebih rendah dari nilai Hubungan Relevansi Nilai Buku dengan Return
sewajarnya (Yusuf, 2010). Saham
Penelitian ini akan menguji relevansi nilai Nilai buku (book value) per lembar saham
atas nilai wajar aset dan liabilitas sesuai PSAK 55 menunjukkan aktiva bersih (net assets) per lembar
dengan mekanisme corporate governance sebagai saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai
variabel moderasi.Dimana pengukuran nilai wajar buku per lembar saham (Book Value Per Share)
bertujuan untuk mencapai harga dengan transaksi dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang
yang wajar terjadi antar pelaku pasar pada tanggal akan diperoleh oleh pemegang saham apabila
pengukuran. Nilai wajar atas aset dan liabilitas perusahaan penerbit saham (emiten) dilikuidasi.
dalam laporan keuangan sesuai PSAK 55 Nilai buku menunjukkan aktiva bersih yang
digunakan untuk pengambilan keputusan dimiliki perusahaan yang dapat dikelola untuk
mengenai instrumen keuangan dan harga pasar menghasilkan laba.
saham melalui mekanisme corporate governance. Konsep nilai buku yang paling sering
Pengembangan Hipotesis digunakan yaitu sebagai nilai harga per saham
Berdasarkan masalah penelitian yang telah dengan membandingkan nilai ekuitas dengan

230
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. laba dan nilai buku ekuitasnya dengan harga pasar
Namun, bagi seorang investor, investasi dalam saham peusahaan dengan dua model penilaian,
sekuritas yang dipilih tentu diharapkan dengan harga saham (price model) dan return saham
memberikan tingkat pengembalian (return) yang (return model). Karena laba (Earning per share)
sesuai dengan resiko yang harus ditanggung oleh menunjukkan hasil yang diperoleh atas
para investor. Bagi para investor, tingkat return ini pengelolaan aktiva dan mampu menunjukkan
menjadi faktor utama karena return adalah hasil aliran kas masa depan yang dapat diberikan
yang diperoleh dari suatu investasi (Jogiyanto, perusahaan terhadap investor, diharapakan
2000). Maka untuk menguji apakah nilai buku mampu memprediksi return perusahaan sebagai
mampu berpengaruh pada return saham, hipotesis nilai investasi masa depan.
yang muncul adalah : Tujuan dari EPS adalah untuk memberikan
H1.b :Nilai buku berpengaruh positif terhadap investor sebuah indikator atas (1) nilai perusahaan
return saham (return model). dan (2) harapan dividen di masa mendatang.
Masalah teori yang terbesar yang mengelilingi
Hubungan Relevansi Laba dengan Harga Saham
Laba tahunan memiliki kandungan informasi, presentasi EPS adalah apakah informasi ini harus
apabila laba tahunan memiliki kandungan berdasarkan pada sejarah atau ramalan informasi.
informasi, apabila pengumuman laba akan Badan akuntansi yang berwenang telah
menyebabkan perubahan reaksi investor dalam menetapkan bahwa EPS didasarkan pada data
pengambilan keputusannya dalam investasi dan historis, bukan data ramalan. EPS merupakan
terhadap distribusi aliran kas dimasa yang akan indikator keseluruhan, yaitu nilai tunggal yang
datang, yang akan menyebabkan perubahan harga memberikan informasi tentang kinerja atau posisi
saham. Perubahan harga saham disekitar tanggal keuangan perusahaan. Namun, Omran dan Ragab
pengumuman diharapkan lebih besar jika (2003) menemukan bahwa ada bukti relevansi nilai
dibandingkan dengan perubahan harga saham melalui model return. Kemudian dari penelitian
diluar tanggal pengumuman. Informasi laba tersebut Oman dan Ragab beranggapan bahwa ada
akuntansi mempunyai pengaruh positif dengan hubungan yang signifikan.
H2.b : Nilai laba berpengaruh positif terhadap return
harga saham (Rahman, 2008). Hal ini
saham (return model).
mengindentifikasikan bahwa investor
menggunakan informasi laba dan mampu menilai Hubungan Relevansi Nilai Wajar aset dengan
kinerja perusahan pada periode pengamatan. Harga Saham
Didukung Pinasti (2004) dalam penelitiannya, Relevansi nilai informasi akuntansi
harga saham merupakan salah satu faktor alasan merupakan konsep yang membahas tentang
investor untuk mengambil keputusan investasinya, berbagai makna dan ukuran yang berkenaan
dengan didasarkan pada laba per saham yang dengan akuntansi. Informasi akuntansi diprediksi
merupakan kekuatan laba perusahaan ketika memiliki nilai relevansi, karena informasi
menghitung per lembar saham yang akan akuntansi secara statistik berhubungan dengan
mempengaruhi ekuitas perusahaan. Investor akan nilai pasar saham (Beaver, 2002; Rahmawati, 2005).
cenderung melirik laba perusahaan yang tergolong Penelitian Song et al. (2010) menemukan bahwa
baik untuk memberikan sinyal positif dalam pengukuran nilai wajar asset dan lialibilitas
pengambilan keputusan ekonominya. keuangan berdasarkan FAS 157 memiliki relevansi
H2.a : Nilai laba berpengaruh positif terhadap nilai atau dengan kata lain berpengaruh terhadap
harga saham (price model). harga saham dan menemukan bahwa corporate
governance mampu memoderasi relevansi nilai
Hubungan Relevansi Laba dengan Return Saham
pengukuran nilai wajar asset dan lialibilitas
Lev dan Zarowin (1995) yang meneliti
keuangan berdasarkan FAS 157, Relevansi nilai itu
kegunaan informasi laba dan arus kas operasi
dilihat dari pengaruh pengukuran nilai wajar asset
dibandingkan dengan total informasi yang ada di
dan lialibilitas keuangan terhadap harga saham.
pasar dengan periode pengamatan 20 tahun (1977–
Informasi yang andal akan memudahkan investor
1996). Penemuannya mengindikasikan bahwa
dalam menilai aturan baru yang digunakan dalam
hubungan cross sectional model return yaitu
membuat keputusan (Lijing dan Li, 2010). Lijing
hubungan pelaporan laba akuntansi dan arus kas
dan Li (2010) menemukan bahwa nilai pasar saham
operasi dengan return saham mengalami
memiliki hubungan dengan pengukuran nilai
penurunan selama 20 tahun masa pengamatan.
wajar.
Model Ohlson (1995) menggambarkan hubungan
H3.a : Nilai wajar aset keuangan berpengaruh

231
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

positif terhadap harga saham (price model). liabilitas keuangan merupakan salah satu informasi
penting yang dapat mempengaruhi keputusan
Hubungan Relevansi Nilai Wajar Aset dengan
tersebut (Song et al, 2010) dengan menerapkan teori
Return Saham
relevansi nilai (value relevancetheory), karena
Penerapan nilai wajar akan menguntungkan
menguji asosiasi antara angka-angka akuntansi
perekonomian Indonesia sebab, tanpa nilai wajar,
dengan nilai pasar ekuitas untuk memperbaiki
aset-aset perekonomian nasional, baik yang
miss-spesifikasi dalam metodologi pengukuran
dimiliki swasta maupun pemerintah, selama ini
basis teoritis sebelumnya. Nilai wajar liabilitas
dinilai terlalu rendah, jauh lebih rendah dari nilai
(kewajiban) keuangan memberikan nilai yang tidak
sewajarnya (Yusuf, 2010). Informasi akuntansi
signifikan terhadap nilai pasar saham, dikarenakan
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan
liabilitas yang tinggi berbanding terbalik dengan
oleh investor. Informasi akuntansi memiliki
harga saham (Song et al, 2010).
relevansi nilai jika mempunyai hubungan dalam
memprediksi nilai pasar ekuitas (Barth et al., 2001). H4.a : Nilai wajar liabilitas keuangan berpengaruh
Ball dan Brown (2000) membuktikan bahwa negatif terhadap harga saham (price model).
informasi akuntansi bermamfaat bagi investor
Hubungan Relevansi Nilai Wajar liabilitas
untuk mengestimasi nilai yang diharapkan
dengan Return Saham
(expected value) dari tingkat return dan tingkat risiko
Cahyonowati dan Ratmono (2012)
dari sekuritas, diperkuat dengan penelitian (Scott,
menggunakan price model dalam meneliti relevansi
2009) yang menyebutkan bahwa pengambilan
nilai informasi akuntansi. Mereka menelaah
keputusan investasi oleh investor dilakukan secara
keterbataan dari penelitian tersebut dan
rasional dalam rangka memaksimalkan utilitasnya,
menyarankan pengembangan pengujian relevansi
secara rata-rata para investor memamfaatkan
informasi akuntansi dari menggunakan model
informasi akuntansi keuangan sebagai
harga (pricemodel) yang dikembangkan Ohlson
pertimbangan dalam keputusan investasinya,
(1995) dikembangkan menggunakan model return
megimplementasikan teori pengambilan keputusan
untuk menguji generalisasi temuan penelitian
(Decision Theory).s
mereka. Sehingga untuk konsistensi penelitian,
Bagi para investor, tingkat return ini menjadi
menggunakan dua model tersebut karena kedua
faktor utama karena return adalah hasil yang
model tersebut bersifat komplementer. Francis dan
diperoleh dari suatu investasi (Jogiyanto, 2000),
Schipper (1999) mendefinisikan relevansi nilai
dan membuktikan teori sinyal (signaling theory),
informasi akuntansi sebagai kemampuan angka-
yang menitikberatkan pada informasi yang mampu
angka akuntansi untuk merangkum informasi yang
memberikan sinyal baik (good news) atau buruk (bad
mendasari harga saham, sehingga relevansi nilai
news) untuk pengambilan keputusan investasi
diindikasikan dengan sebuah hubungan statistikal
tersebut. Untuk melengkapi keterbatasan penelitian
antara informasi keuangan dan harga atau return
Cahyonowati dan Ratmono (2012), untuk
saham. Jika hasil prediksi terhadap harga saham
meneruskan model penelitian dengan model return
tidak signifikan (Song et al, 2010), maka untuk
untuk konsistensi penelitian.
menilai return bisa terpengaruh dengan hasil yang
H3.b : Nilai wajar aset keuangan berpengaruh
sebelumnya.
positif terhadap return saham (return model).
H4.b : Nilai wajar liabilitas keuangan berpengaruh
Hubungan Relevansi Nilai Wajar liabilitas negatif terhadap return saham (return model).
dengan Harga Saham
Hubungan Relevansi Nilai Buku, Harga Saham,
Penilaian menggunakan nilai wajar tidak
dan GCG.
hanya meliputi aset dan instrument keuangan
Bughsan (2005) menyatakan bahwa corporate
lainnya, melainkan juga kewajiban suatu
governance diharapkan mampu menjaga proses
perusahaan atau entitas bisnis, baik pada
pelaporan keuangan sehingga menghasilkan
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
informasi yang berkualitas tinggi, meningkatkan
maupun sektor riil yang menggunakan instrumen
transparansi dan kemudian menjaga keberlanjutan
keuangan. Nilai wajar dinilai sebagai konsep yang
usaha perusahaan. Perlu diingat bahwa rasio nilai
paling pas dan relevan untuk penyusunan laporan
buku (book value per share), hanya efektif jika
keuangan sebuah perusahaan atau entitas bisnis
digunakan untuk menilai saham-saham pada
sebab bisa menggambarkan nilai pasar yang
sektor ekonomi yang sama atau perusahaan-
sebenarnya (Suharto, 2009). Pengungkapan nilai
perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
wajar berdasarkan PSAK 55 terhadap aset dan
Karena aktiva bersih yang dimiliki pemilik atau

232
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

pemegang saham dianggap mampu merefleksikan stakeholder (para pemangku kepentingan) dalam
nilai perusahaan. Model persamaan relevansi nilai lingkungan perusahaan tersebut terhadap
yang tidak mempertimbangkan peran nilai buku keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan
akan menghasilkan koefisien laba yang bias, dan kebijakan yang ditempuh perusahaan dan
nilai buku dapat meminimalkan bias tersebut meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus
(Collins et al., 1999). dapat mengingkatkan citra perusahaan di mata
H5.a. Mekanisme GCG memoderasi pengaruh nilai public dalam jangka panjang. Berdasarkan pada
buku terhadap harga saham (price model) peran corporate governance dalam meningkatkan
Hubungan Relevansi Nilai Buku, Return Saham, informasi akuntansi, maka corporate governance
dan GCG. mampu dimasukkan dalam model Ohlson (1995)
Pada penelitian Indra dan Syam (2004) untuk mengetahui dampaknya pada relevansi nilai
menyimpulkan bahwa nilai buku (BVPS) memiliki laba dan nilai buku.
koefisien respon R2 yang mengalami peningkatan H6.a. Mekanisme GCG memoderasi pengaruh
dan secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai laba terhadap harga saham (price model).
harga saham. Dari penelitian ini diharapakan nilai
Hubungan Relevansi Nilai Laba, Return Saham,
buku yang berpengaruh positif dengan harga
dan GCG.
saham, mampu memprediksi return saham dengan
Laba (EPS) menggambarkan kekayaan
bersamaan. Hasil yang diharapkan mampu
investor untuk setiap lembar sahamnya, sehingga
meningkat dengan penerapan mekanisme good
dengan meningkatnya harga laba akan meningkat
corporate governance dalam perusahaan, sehingga
pula harga saham maupun return saham saat
nilai dari suatu perusahaan tersebut baik. Corporate
informasi akuntansi diumumkan. Mekanisme good
Governance adalah sesuatu tentang siapa yang
corporate governance mampu memperkuat pengaruh
mengontrol perusahaan dan mengapa mengontrol
variabel independen dengan dependen, karena
(Kaen, 2003). Informasi akuntansi yang disajikan
koefisien positif menunjukkan laba dan mekanisme
oleh perusahaan yang memiliki GCG akan
good corporate governance terhadap harga saham
direspon lebih baik oleh investor. Perusahaan
(Agusti, 2011). Diharapkan akan berpengaruh
dengan mekanisme corporate governace yang lemah
terhadap return saham sebagai refleksi pergerakan
akan memperlemah estimasi nilai opsi perusahaan
harga saham itu sendiri.
(Aboody et al., 2006). Apakah fenomena good
H6.b. Mekanisme GCG memoderasi pengaruh
corporate governance mampu menjelaskan bahwa
nilai laba terhadap return saham (return model).
mekanisme corporate governance mampu
memperkuat atau memperlemah hubungan Hubungan Relevansi Nilai Wajar Aset Keuangan,
variabel independen dan dependen. Harga Saham, dan GCG.
H5.b. Mekanisme GCG memoderasi pengaruh Landsman; Penman (2007) membuktikan
nilai buku terhadap return saham(return model) asimetri informasi akuntansi antara investor dan
manajer yang dapat menjadi ancaman serius bagi
Hubungan Relevansi Nilai Laba, Harga Saham,
keandalan nilai dan faktor agency problem
dan GCG.
berhubungan dengan dewan komisaris, investor
Laba per lembar saham (EPS) merupakan laba
institusional dan komite audit (Anwar, 2011), yang
yang dimiliki pemegang saham tiap lembar saham
merupakan penerapan dari teori keagenan (agency
yang dimiliki. Informasi laba akuntansi memiliki
theory), yang menjelaskan hubungan keagenan
informasi yang positif yang mempengaruhi harga
adalah sebuah kontrak antara manajer (agent)
saham (Indra dan Syam, 2004). Corporate
dengan investor (principal).
governance sendiri memiliki mamfaat mengurangi
agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung Nilai wajar memberikan informasi yang
pemegang saham sebagai akibat pendelegasian berguna bagi investor, nilai wajar aset yang
wewenang kepada pihak manajemen, Mengurangi menjadi harga yang akan diterima dengan menjual
cost of capital, yaitu biaya yang harus ditanggung suatu aset, dan mampu memperngaruhi nilai suatu
perusahaan akibat pengunaan sumber dana, perusahaan melalui pengukurannya dengan
merupakan dampak dari pengelolaan perusahaan prediksi harga saham, namun nilai relevan untuk
yang baik menyebabkan tingkat bunga atas dana fair value berdasarkan FAS 157 kurang berpengaruh
atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan akibat lemahnya corporate governance (Song et al.,
semakin kecil seiring dengan turunnya tingkat 2010). Oleh sebab itu, sangat penting bagi
risiko perusahaan, Menciptakan dukungan para perusahaan untuk menerapkan suatu good corporate

233
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

governance sehingga informasi yang disajikan oleh hubungan antara nilai wajar liabilitas dengan harga
perusahaan memiliki relevansi nilai. saham dan agency problem bisa dihindari (agency
H7.a. Mekanisme GCG memoderasi pengaruh nilai theory).
wajar aset keuangan terhadap harga saham (price model) H8.a. Mekanisme GCG memoderasi pengaruh nilai
wajar liabilitas keuangan terhadap harga saham (price
Hubungan Relevansi Nilai Wajar Aset Keuangan,
model).
Return Saham, dan GCG.
IFRS ini juga sebenarnya merupakan bagian Hubungan Relevansi Nilai Wajar Liabilitas
dari penerapan good governance, karena akan Keuangan, Return Saham, dan GCG.
meningkatkan kualitas standar akuntansi Dalam penelitian ini mekanisme corporate
keuangan, meningkatkan kredibilitas dan governance mempengaruhi perilaku opportunistik
kegunaan laporan keuangan, serta meningkatkan manajer, namun mekanisme corporate governance
transparansi perusahaan. Ini juga berarti yang kuat memiliki potensi untuk mengurangi
meningkatkan perlindungan bagi investor pasar masalah perilaku opportunistik manajer (agency
modal karena laporan keuangan emiten yang theory) tersebut (Song et al, 2010). Mekanisme
dipubikasikan disajikan dengan standar akuntansi corporate governance yang digunakan untuk
yang berkualitas tinggi (Daniri dan Simatupang, memoderasi nilai wajar dengan return saham, yang
2010).Bhat (2008) meneliti hubungan menemukan bahwa nilai wajar aset dan liabilitas
pengungkapan dan corporate governance dengan keuangan memiliki relevansi nilai atau dengan kata
nilai wajar berdasarkan SFAS No. 157 dengan lain berpengaruh terhadap harga saham. Dimana
mengobservasi perbankan di Amerika Serikat. relevansi nilai itu dilihat dari pengaruh
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas keuangan
pengungkapan (disclosure) memiliki pengaruh terhadap harga saham maupun return saham.
langsung terhadap nilai wajar berdasarkan SFAS Dengan model Ohlson (1995) akan terbukti apakah
No. 157, sedangkan corporate governance memiliki dua model penilaian (price dan return model)
pengaruh tidak langsung melalui mediasi tentang value relevance mampu memberikan
pengungkapan. Aboody et al (2006) menemukan konsistensi penelitian.
bahwa perusahaan dengan mekanisme corporate H8.b. Mekanisme GCG memoderasi pengaruh
governace yang lemah akan memperlemah estimasi nilai wajar liabilitas keuangan terhadap return saham
nilai opsi perusahaan. Dan return yang diharapkan (return model).
semua pemangku kepentingan diharapkan mampu
meningkat dengan tata kelola perusahaan yang
baik, agar investor dan pemangku kepentingan
lainnya mampu melihat profil perusahaan dengan
tata kelola yang baik untuk menghasilkan return
yang bagus.
H7.b. Mekanisme GCG memoderasi pengaruh
nilai wajar aset keuangan terhadap return saham(return
model).
Hubungan Relevansi Nilai Wajar Liabilitas
Keuangan, Harga Saham, dan GCG.
Salah satu makna liabilitas keuangan adalah
setiap liabilitas yang berupa kewajiban kontraktual
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain
kepada entitas lain atau untuk mempertukarkan
aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan
entitas lain, dari penjelasan ini menggambarkan
nilai wajar liabilitas keuangan tidak berbanding
lurus dengan nilai wajar aset keuangan terkait
pengaruhnya dengan harga saham. Namun apabila
dilengkapi dengan mekanisme tata kelola
perusahaan dengan baik (good corporate governance),
pengaruh hubungan tersebut bisa dilihat apakah
mampu memperkuat atau memperlemah

234
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

saham. Aktiva bersih adalah sama dengan


total ekuitas pemegang saham, maka nilai
buku per lembar saham adalah total
ekuitas dibagi jumlah lembar saham yang
beredar.
Nilai Buku
Per Lembar Saham = Total Ekuitas
Jumlah lembar saham yang beredar
2) Laba per lembar saham / Earning per share
(X2) adalah laba bersih sebelum
extraordinary items dan discounted operations.
Diukur dengan menggunakan :

Laba Per Lembar Saham = L aba akuntansi


Jumlah lembar saham yang beredar
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini apabila dikelompokkan 3) Nilai wajar. Nilai wajar (Yusuf, 2010)
sesuai dengan sifat eksplanasi ilmu adalah merupakan istilah dalam standar
penelitian kausalitas. Objek penelitian ini adalah akuntansi, dimana aset dan kewajiban
industri perbankan yang tercatat di Bursa Efek dicatatkan dalam laporan keuangan
Indonesia (BEI). berdasarkan model revaluasi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data Nilai wajar diporksikan sebagai berikut: (Song
sekunder, yang diperoleh dari laman resmi PT. et al., 2010)
Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan 1. Nilai wajar asset (X3) diukur menggunakan
ICMD . Data tersebut terdiri dari: jumlah dari (a) sekuritas investasi,
1. Data nilai buku dan laba, yang terdapat dalam termasuk sekuritas yang diperdagangkan,
laporan keuangan tahun 2012 sampai dengan sekuritas yang dapat dijual dan sekuritas
2014. yang telah jatuh tempo; (b) aset turunan
2. Data nilai wajar aset dan nilai wajar liabilitas, (derivative assets); (c) pinjaman; (d) aset
yang terdapat dalam laporan keuangan tahun lainnya, termasuk investasi lainnya. Total
2012 sampai dengan 2014. dari keseluruhan nilai wajar aset keuangan
3. Data Dewan Komisaris Independen, Investor dibagi dengan total aset perusahaan.
Institusional dan Komite Audit. 2. Nilai wajar liabilitas (X4) diukur
4. Data harga per lembar saham biasa yang menggunakan jumlah dari (a) liabilitas
diperdagangkan melalui BEI. yang diperdagangkan; (b) kewajiban
jangka panjang; (c) liabilitas turunan
Populasi dan Sampel (derivative liabilities); (d) liabilitas lainnya
Populasi termasuk deposit. Total dari nilai wajar
Perusahaan-perusahaan perbankan yang liabilitas keuangan dibagi dengan total aset
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 perusahaan.
sampai dengan 2014. Variabel Dependen
Sampel Variabel dependen dalam penelitian ini
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah harga saham dalam price model dan return
adalah nonprobabilitas (nonprobability) dengan saham perusahaan dalam return model model
pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling). Ohlson (1995). Harga saham menunjukkan respon
investor dalam pengambilan keputusan investasi
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel terhadap informasi akuntansi dan non akuntansi.
Variabel Independen 1) Harga saham yang digunakan dalam
Variabel independen dalam penelitian ini penelitian ini adalah harga saham penutupan
adalah Nilai buku, Laba, dan nilai wajar. (closing price) setelah tanggal laporan keuangan
1) Nilai buku per lembar saham / book value 2) Return saham dalam penelitian ini
per share (X1) yang menunjukkan aktiva merupakan hasil yang diperoleh dari suatu
bersih (net assets) yang dimiliki pemegang investasi. Return saham dapat berupa return saham
saham dengan memiliki satu lembar realisasi yang sudah terjadi atau return saham

235
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan EPSi,t = Earning per share periode t
akan terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, FVA = The fair value of financial assets
2000). FVL = Fair value of financial liabilities
Adapun return saham dapat dihitung dengan BC = Board of Commissioners
menggunakan rumus (Jogiyanto, 2000): II = Institutional Investors
Rt = Pt – Pt-1 AC = The audit committee
Pt-1 ε = error
Dimana:
Rt Return saham pada hari ke t B. Model Return (Return model)- Y2
Pt  Harga penutupan saham pada hari ke t Reti,t = γ1,tBVPSi,t+ γ2EPSi,t + γ3FVAi,t +
Pt-1 Harga penutupan saham pada hari ke t-1 γ4FVLi,t + εi,t (Return model)
Keterangan:
Variabel Pemoderasi Reti,t (Y2) = Return saham tahunan
Variabel pemoderasi dalam penelitian ini γ1 – γ4,t = Koefisien jalur variabel
adalah corporate governance . Corporate governance, BVPSi,t = Book value per share periode t
sebagai seperangkat aturan yang menetapkan EPSi,t = Earning per share periode t
hubungan antara pengawas, pemegang saham, FVA = The fair value of financial assets
pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, FVL = Fair value of financial liabilities
serta para pemegang intern dan ekstern lainnya BC = Board of Commissioners
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban II = Institutional Investors
mereka. AC = The audit committee
ε = error
Mekanisme corporate governance, yang
diproksikan sebagai berikut: C. Moderasi Model Price –X 1.MO
1. Dewan komisaris independen, diukur Mekanisme corporate governance memoderasi
menggunakan persentase anggota dewan hubungan antara nilai buku, laba, nilai wajar aset ,
komisaris independen dengan jumlah dan nilai wajar liabilitas keuangan terhadap harga
seluruh anggota dewan komisaris. saham (price model).
2. Investor institusional, diukur P = γ1BV + γ2EPS + γ3FVA + γ4FVL +
menggunakan persentase jumlah investor γ5(BV*BC) + γ6(BV*II)+γ7(BV*CA) +
institusional. γ8(EPSV*BC)+γ9(EPS*II) + γ10(EPS*CA) +
3. Komite Audit, diukur menggunakan γ11(FVA*BC) + γ12(FVA*II) +γ13(FVA*CA) +
jumlah komite audit. γ14(FVL*BC) + γ15(FVL*II) + γ16(FVL*CA) + εi
Teknik Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, tahap D. Moderasi Return model- X 2.MO
berikutnya adalah menganalisis data dengan Mekanisme corporate governance memoderasi
menggunakan regresi dalam pengujian hipotesis. hubungan antara nilai buku, laba, nilai wajar aset,
Pengujian hipotesis dilakukan dengan nilai wajar liabilitas keuangan terhadap return
menggunakan program Eviews. Dengan menguji saham (returnmodel) .
persamaan dasar yang menggunakan Model R= γ1BV + γ2EPS + γ3FVA + γ4FVL +
Ohlson (1995). γ5(BV*BC) + γ6(BV*II)+γ7(BV*CA) +
Model Penelitian γ8(EPSV*BC)+γ9(EPS*II) + γ10(EPS*CA) +
Model 1 (price model) digunakan untuk γ11(FVA*BC) + γ12(FVA*II) +γ13(FVA*CA) +
pengujian hipotesis dan menjawab perumusan γ14(FVL*BC) + γ15(FVL*II) + γ16(FVL*CA) + εi
masalahsebagai berikut :
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Model Harga (Price model)-Y1 Koefisien determinasinya (R2) yang
Pi,t = γ1,tBVPSi,t+ γ2EPSi,t + γ3FVAi,t + ditunjukkan dalam tabel berikut :
γ4FVLi,t + εi,t (Price model) Tabel 3
Keterangan: Koefisien Determinasi (R2) Model Saham
Pi,t (Y1) = Harga saham penutupan Saham Sebelum Saham Sesudah
Desember per periode t Moderasi Moderasi
γ1 – γ4,t = Koefisien jalur variabel Rsquare 0,683 0,930
BVPSi,t = Book value per share periode t Sumber : Data diolah 2016

236
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa EPS 0,064 5,524 0,000 0,009 2,510 0,014
R2 pada persamaan saham sebelum moderasi NWA 0,370 2,140 0,036 0,009 2,481 0,016
sebesar 0,683 atau sebesar 68,3%. Hal ini berarti NWL -1,564 -4,271 0,000 -0,004 -2,013 0,048
keragaman harga saham dapat dijelaskan oleh book Sumber : Data diolah 2016
value per share, earning per share, nilai wajar asset,
dan nilai wajar liabilitas sebesar 68,3%, atau dengan Diskusi Hasil Pengujian Hipotesis
kata lain kontribusi book value per share, earning per Hipotesis 1 (H1.a)
share, nilai wajar asset, dan nilai wajar liabilitas Hipotesis 1(H1.a) dalam penelitian ini
terhadap harga saham sebesar 68,3%, sedangkan diterima. Maka dapat disimpulkan terdapat
sisanya sebesar 31,7% merupakan kontribusi dari pengaruh yang positif dan signifikan antara book
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian value per share terhadap harga saham.Hal ini
ini. mengindikasikan semakin tinggi book value per
sharemaka cenderung dapat meningkatkan harga
Tabel 5 saham.
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Parsial Hasil penelitian ini dapat memberikan
Model Saham bukti bahwa rasio harga nilai buku (rasio PBV)
Persamaan 1 Persamaan 2 dapat digunakan untuk mengidentifikasi saham
Model
Koefisien t Prob. Koefisien t Prob.
mana yang harganya wajar, terlalu rendah
Konstan
ta
0,048 11,159 0,000 4,418 4,017 0,000 (undervalued) dan terlalu tinggi (overvalued) dengan
BVPS 0,001 2,310 0,024 0,404 4,239 0,000 demikian dapat digunakan sebagai dasar untuk
EPS 0,048 2,053 0,044 1,310 3,815 0,000 menyusun strategi investasi (Utama dan Santosa,
NWA 1,012 2,936 0,005 0,136 2,147 0,035 1998).
NWL -6,330 -2,416 0,000 -1,496 -3,935 0,000 Hipotesis 1 (H1.b)
Sumber : Data diolah 2016 Hipotesis 1 (H1.b) dalam penelitian ini
diterima. Maka dapat disimpulkan terdapat
Tabel 6 pengaruh yang positif dan signifikan book value per
Koefisien Determinasi (R2) Model Return Saham share terhadap return saham. Hal ini berarti
Return Saham Return Saham semakin tinggi book value per sharemaka cenderung
Sebelum Moderasi Sesudah Moderasi dapat meningkatkan return saham. Hasil penelitian
ini dapat memberikan bukti bahwarasio harga nilai
buku (rasio PBV) dapat digunakan untuk
Rsquare 0,359 0,500 mengidentifikasireturn saham sebagai dasar untuk
Sumber : Data diolah 2016 menyusun strategi investasi (Utama dan Santosa,
1998).
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa R 2 Hipotesis 2 (H2.a)
pada persamaan return saham sebelum moderasi Hipotesis 2 (H2.a) dalam penelitian ini
sebesar 0,359 atau sebesar 35,9%. Hal ini berarti diterima. Maka dapat disimpulkan terdapat
keragaman return saham dapat dijelaskan oleh book pengaruh yang positif dan signifikan antara earning
value per share, earning per share, nilai wajar asset, per share terhadap harga saham. Hal ini berarti
dan nilai wajar liabilitas sebesar 35,9%, atau dengan semakin tinggi earning per sharemaka cenderung
kata lain kontribusi book value per share, earning per dapat meningkatkan harga saham
share, nilai wajar asset, dan nilai wajar liabilitas Hipotesis 2 (H2.b)
terhadap return saham sebesar 35,9%, sedangkan Hipotesis 2 (H2.b) dalam penelitian ini
sisanya sebesar 64,1% merupakan kontribusi dari diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian yang positif dan signifikan earning per share
ini. terhadap return saham. Hal ini berarti semakin
tinggi earning per share maka cenderung dapat
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Parsial meningkatkan return.
Model Return Saham Hipotesis 3 (H3.a)
Persamaan 1 Persamaan 2 Hipotesis 3 (H3.a) dalam penelitian ini
Model
Koefisien t Prob. Koef t Prob. diterima. Maka dapat disimpulkan terdapat
Konstan pengaruh yang positif dan signifikan nilai wajar
4,458 10,003 0,000 0,342 3,433 0,001
ta
asset terhadap harga saham. Hal ini berarti
BVPS 0,019 2,313 0,024 0,008 2,239 0,028
semakin tinggi nilai wajar asset maka cenderung

237
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

dapat meningkatkan harga saham. tersebut (Collins et al., 1999). Maka temuan ini
Hipotesis 3 (H3.b) mendukung teori agensi (agency theory) yang
Hipotesis 3 (H3.b) dalam penelitian ini menjadi acuan penelitian ini.
diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh Hipotesis 5 (H5.b)
positif dan signifikan terhadap return saham. Hal Hipotesis 5 (H5.b) dalam penelitian ini
ini berarti semakin tinggi nilai wajar asset maka diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
cenderung dapat meningkatkanreturn saham. yang positifdan signifikan book value per share
Hipotesis 4 (H4.a) terhadap return saham. Hal ini berarti semakin
Hipotesis 4 (H4.a) dalam penelitian ini tinggi book value per share maka cenderung dapat
diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh meningkatkanreturn saham,Maka dapat
yang negatif dan signifikan antara nilai wajar disimpulkan bahwa mekanisme GCG mampu
liabilitas terhadap harga saham. Hal ini berarti memoderasi adanya hubungan antara relevansi
semakin tinggi nilai wajar liabilitas maka nilai buku terhadap returnsaham dan memperkuat
cenderung dapat menurunkan harga saham, hubungan kedua variabel.
meskipun penurunan tersebut tidak signifikan,
karena nilai berbanding terbalik antara nilai wajar Hipotesis 6 (H6.a)
liabilitas (kewajiban) perusahaan dengan harga Hipotesis 6 (H6.a) dalam penelitian ini
saham merupakan suatu hal yang sesuai dengan diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
teori pengambilan keputusan (decision theory) yang yang positif dan signifikan earning per share
menjelaskan bahwa seorang investor tidak akan terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin
tertarik dengan tingginya nilai kewajiban (utang) tinggi earning per share maka cenderung dapat
perusahaannya tanpa dilengkapi dengan nilai aset meningkatkan harga saham. Maka dapat
yang lebih tinggi (laba tinggi). disimpulkan bahwa mekanisme GCG memperkuat
Hipotesis 4 (H4.b) adanya hubungan antara relevansi nilai laba
Hipotesis 4 (H4.b) dalam penelitian ini terhadap harga saham dan mampu memoderasi
diterima Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh relevansi nilai laba (earning per share) terhadap
yang negatif dan signifikan nilai wajar liabilitas harga saham.
terhadap return saham. Hal ini berarti semakin Hipotesis 6 (H6.b)
tinggi nilai wajar liabilitas maka cenderung dapat Hipotesis 6 (H6.b) dalam penelitian ini
menurunkan return saham, karena nilai berbanding diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
terbalik antara nilai wajar liabilitas (kewajiban) yang positif dan signifikan earning per share
perusahaan dengan return saham merupakan suatu terhadap return saham. Hal ini berarti semakin
hal yang sesuai dengan teori pengambilan tinggi earning per share maka cenderung dapat
keputusan (decision theory) yang menjelaskan meningkatkan return saham. Jika keuntungan yang
bahwa seorang investor tidak akan tertarik dengan diperoleh dari investasi tersebut ternyata lebih kecil
tingginya nilai kewajiban (utang) perusahaannya dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, berarti
tanpa dilengkapi dengan nilai aset yang lebih hal ini menunjukkan investasi tersebut kurang
tinggi (laba tinggi. menarik, sehingga dapat menyebabkan turunnya
Hipotesis 5 (H5.a) return saham tersebut, namun laba yang tinggi
Hipotesis 5 (H5.a) dalam penelitian ini mampu menarik minat para investor karena
diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh kebanyakan seorang investor hanya melihat
yang positif dansignifikan book value per share keberhasilan perusahaan melalui laba dilengkapi
terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin dengan tata kelola perusahaan yang baik (good
tinggi book value per share maka cenderung dapat corporate governance) maka mampu memperkuat
meningkatkan harga saham. Maka dapat keberhasilan suatu perusahaan tersebut dan
disimpulkan bahwa mekanisme GCG mampu meyakinkan investor untuk berinvestasi. Maka
memoderasi adanya hubungan antara relevansi dapat disimpulkan bahwa mekanisme GCG
nilai buku terhadap harga saham dan memperkuat memperkuat adanya hubungan antara relevansi
hubungannya. nilai laba terhadap return saham dan mampu
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan memoderasi relevansi nilai laba (earning per share)
yang menyatakan bahwa model persamaan terhadap return saham.
relevansi nilai yang tidak mempertimbangkan Hipotesis 7 (H7.a)
peran nilai buku akan menghasilkan koefisien laba Hipotesis 7 (H7.a) dalam penelitian ini
yang bias, dan nilai buku dapat meminimalkan bias diterima Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh

238
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

yang positif dan signifikan nilai wajar asset 3. Pengukuran laba per lembar saham
terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin berpengaruh terhadap harga saham.
tinggi nilai wajar asset maka cenderung dapat 4. Pengukuran laba per lembar saham
meningkatkan harga saham. Maka dapat berpengaruh terhadap return saham.
disimpulkan bahwa mekanisme GCG 5. Pengukuran nilai wajar aset keuangan
memperkuatadanya hubungan antara relevansi berdasarkan PSAK 55 berpengaruh
nilai laba dengan harga saham atau dengan kata terhadap harga saham.
lain mekanisme GCG dapat memoderasi hubungan 6. Pengukuran nilai wajar aset keuangan
variabel tersebut. berdasarkan PSAK 55 berpengaruh
Hipotesis 7 (H7.b) terhadap return saham.
Hipotesis 7 (H7.b) dalam penelitian ini 7. Pengukuran nilai wajar liabilitas keuangan
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan PSAK 55 berpengaruh secara
mekanisme GCG dapat memoderasi adanya negatif terhadap harga saham.
hubungan antara relevansi nilai wajar aset 8. Pengukuran nilai wajar liabilitas keuangan
terhadap returnsaham. berdasarkan PSAK 55 berpengaruh
Hipotesis 8 (H8.a) terhadap return saham namun secara
Hipotesis 8 (H8.a) dalam penelitian ini negatif.
diterimaHal ini berarti semakin tinggi nilai wajar 9. Mekanisme good corporate governance dapat
liabilitas maka cenderung dapat menurunkan memoderasi pengaruh pengukuran nilai
harga saham, Maka dapat disimpulkan bahwa buku terhadap harga saham
mekanisme GCGdapat memoderasi adanya 10. Mekanisme good corporate governance dapat
hubungan antara relevansi nilai wajar liabilitas memoderasi pengaruh pengukuran nilai
terhadap harga saham walaupun secara negatif. buku terhadap return saham
Hipotesis 8 (H8.b) 11. Mekanisme good corporate governance dapat
Hipotesis 8 (H8.b) dalam penelitian ini memoderasi pengaruh pengukuran laba
diterima. Hal ini berarti semakin tinggi nilai wajar terhadap harga saham
liabilitas maka cenderung dapat menurunkan 12. Mekanisme corporate governance dapat
return saham. Hasil penelitian nilai wajar liabilitas memoderasi pengaruh pengukuran laba
keuangan menjadi signifikan, Hal ini berarti bahwa terhadap return saham.
adanya moderasi mekanisme corporate governance 13. Mekanisme corporate governance dapat
membuat nilai wajar liabilitas keuangan memoderasi pengaruh pengukuran nilai
berpengaruh. wajar aset keuangan berdasarkan PSAK 55
terhadap harga saham.
SIMPULAN 14. Mekanisme corporate governance dapat
Penelitian ini bertujuan untuk menguji memoderasi pengaruh pengukuran nilai
relevansi nilai wajar aset dan liabilitas keuangan wajar aset keuangan berdasarkan PSAK 55
berdasarkan PSAK 55 (revisi 2014) terhadap harga terhadap return saham
saham dan return saham yang dimoderasi oleh 15. Mekanisme corporate governance dapat
corporate governance. Data yang digunakan dalam memoderasi pengaruh pengukuran nilai
penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan wajar liabilitas keuangan berdasarkan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia PSAK 55 terhadap harga saham.
dari tahun 2012 sampai dengan 2014. Penelitian ini 16. Mekanisme corporate governance dapat
telah menguji hipotesis dari variabel independen memoderasi pengaruh pengukuran nilai
nilai buku, laba, nilai wajar aset dan liabilitas wajar liabilitas keuangan berdasarkan
keuangan, variabel moderasi dewan komisaris PSAK 55 terhadap return saham.
independen, investor institusional dan komite Penelitian ini dapat memberikan implikasi
audit serta variabel dependen harga saham dan bagi perkembangan teori, praktik, dan kebijakan,
return saham (model Ohlson 1995). Berdasarkan yaitu:
hasil penelitian ini, dapat ditarik beberapa 1. Implikasi Teoritis
kesimpulan sebagai berikut. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa
1. Pengukuran nilai buku per lembar saham pengukuran nilai buku (book value per share), laba
berpengaruh terhadap harga saham. (earning per share), nilai wajar aset keuangan dan
2. Pengukuran nilai buku per lembar saham nilai wajar aset liabilitas menurut PSAK 55 relevan
berpengaruh terhadap return saham. untuk pengambilan keputusan investor yang

239
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

tercermin dalam pengaruhnya terhadap harga Proksi untuk mekanisme corporate


saham danreturn saham. governance mungkin bisa menggunakan
2. Implikasi Praktis proksi lain seperti prinsip OECD (2008)
Hasil penelitian ini dapat memberikan yang mendukung agar praktik corporate
gambaran mengenai aplikasi pengukuran konsep governance dapat berperan efektif, dengan
nilai wajar laporan keuangan terutama perbankan mencantumkan hak pemegang saham dan
yang mampu menciptakan relevansi nilai informasi kesetaraan terhadap perlakuan terhadap
keuangan akan membantu pengguna laporan pemegang saham sehingga akan
keuangan, antara lain pihak (a) manajemen dalam memberikan hasil penelitian yang berbeda
menyusun transparansi laporan keuangan (b) dan mungkin akan lebih baik selanjutnya
auditor, sehingga memudahkan memberikan dan dapat menggunakan indikator prinsip
pendapat; dan (c) investor akan memperoleh OECD (2008) yang diutamakan bagi
informasi keuangan terkini yang lebih relevan dan perusahaan multinasional.
komparabel sebagai dasar pengambilan keputusan
atas investasi yang dilakukan. REFERENSI
3. Implikasi Kebijakan Aboody, David; Barth, Mary E dan Ron Kasznik.
Hasil penelitian ini dapat menambah literatur 2006. Do Firms Understate Stock Option-Based
dan masukan mengenai penerapan nilai wajar di Compensation Expense Disclosed under SFAS
Indonesia dan dapat memberikan masukan kepada 123? Review of Accounting Studies 11, December
(a) Ikatan Akuntan Indonesia untuk 2006.
mengimplementasikan adopsi IFRS yang lebih
aplikatif dan sesuai dengan kondisi perbankan di Alali, F.A.dan Foote, P.S. (2012). The Value
Indonesia dengan memberikan informasi good Relevance Of International Financial
governance yang lebih baik untuk meningkatkan Standards: Empirical Evidence in an Emerging
kualitas standar akuntansi keuangan, serta Market. The International Journal of Accounting,
meningkatkan transparansi perusahaan; (b) 47, 85-108.
Bapepam untuk mengawasi publikasi laporan
keuangan emiten, bahwa disesuaikannya PSAK Anggraini, F. R. Retno. 2009. Nilai Wajar Saham
dengan IFRS, berarti meningkatkan perlindungan pada Kualitas Laba. Manajemen dan Bisnis, Vol.
bagi investor pasar modal karena laporan 8, No. 1
keuangan emiten yang dipublikasikan disajikan Anwar, Muhadjir. 2011. Karakteristik Perusahaan
dengan standar akuntansi yang berkualitas tinggi, dalam Perspektif Mekanisme Corporate Governance
dan (c) Bank Indonesia untuk mengeluarkan dan Kinerja Perusahaan Go Public di Indonesia.
Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Simposium Riset Ekonomi V.
Indonesia yang lebih lengkap dan sebagai bagian Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar
tidak terpisahkan dari PedomanUmum GCG. Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekononisia.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan Ball, Ray, S.P. Kothari dan Ashok Robin. 2000. The
dan sarannya antara lain: Effect of International Institutional Factors on
1. Penelitian ini hanya meneliti industri Properties of Accounting Earnings. Journal of
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Accounting and Economics. Vol. 29, No. 1, p. 1-51
Indonesia dari tahun 2012-2014. Barth, M. 1994. Fair Value Accounting: Evidence
2. Penerapan nilai wajar terbatas untuk PSAK from Investment Securities and the Market
55, sehingga terbuka kesempatan untuk Valuation of Banks. The Accounting Review 69,
melakukan penelitian atas penerapan nilai January 1994.
wajar selain PSAK 55 agar adopsi IFRS
dapat diimplementasikan secara penuh Barth, M., W. Beaver dan W. Landsman. 2001, The
sesuai harapan. Relevance of the Value Relevance Literature
3. Proksi untuk mekanisme corporate for Financial Accounting Standard Setting:
governance dalam penenelitian ini hanya Another View. Journal of Accounting and
menggunakan persentase dewan komisaris Economics, 31: 77-104.
indepeden, persentase investor
institusional, dan jumlah komite audit Barth, M. E., Landsman, W. R. dan Lang, M. (2008).
sehingga belum menunjukkan mekanisme International Accounting Standards and
corporate governance secara keseluruhan. Accounting Quality. Journal of

240
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

AccountingResearch, 46, 467–498. Agency Costs and Ownership Structure.


Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4,
Beaver, W. H. 2002. Perspective on Recent Capital October 1976, p. 305-360.
Market Research. The Accounting Review 77(2): Jogiyanto, H. M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis
453-474. Investasi. BPFE: Yogyakarta.
Jogiyanto, H. M. 2010. Teori Portofolio dan Analisis
Bhat, Gauri. 2008. Impact of Disclosure and Corporate Investasi. BPFE: Yogyakarta.
Governance on the Association between Fair Value Kaen, Fred. 2003. A Blueprint for Corporate
Gains and Losses and Stock Return in the Governance Strategy, Accountability, and the
Commercial Banking Industry. Preservation of Shareholder Value. AMACOM.
Bughsan. 2005. Corporate Governance, Earrning USA.
Management, and the Information Content of Karampinis, N. dan Hevas, D. (2011). Mandating
Accounting Earning: Theoretical Model and IFRS in an Unfavorable Environment: The
Empirical Test. Dissertation, unpublised. Bond Greek Experience. The International Journalof
University, Queensland, Australia. Accounting, 46, 304-332.
Cahyonowati, Nur dan Rahmono, Dwi. 2012. Kiswara, Endang. 2011. Nilai Relevan dan Reliabilitas
Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Kegunaan-Keputusan Informasi Akuntansi
Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, menurut SFAC No. 2 dalam Penyajian Laporan
Vol.14, No.2. November 2012. Keuangan dengan Metode-Metode Pembebanan
Chrisnall, Paul. 2000. Fair Value Accounting – An Pajak Penghasilan Berbeda.
Industry View. Financial Stability Review. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance.
December 2000. 2006. Pedoman Good Corporate Governance
Collins, Daniel W., Edward L. Maydew, dan Ira S. Perbankan Indonesia.
Weiss. 1997. Changes in the Value-Relevance La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A. dan
of Earnings and Book Values Over th Past Vishny, R. (1998). Law and Finance. Journalof
Forty Years. Journal of Accounting and Political Economy, 106(6), 1113–1155.
Economics, Vol. 24: 39-67. Landsman, W. R. 2007. Is Fair Value Accounting
Daniri, M. Achmad dan Indirawati Simatupang. Information Relevant and Reliable? Evidence
2010. Saatnya Mengadopsi IFRS. Bisnis from Capital Market Research. Special Issue:
Indonesia. Edisi Minggu, 17 Oktober 2010. International Accounting Policy 19-30.
Francis, J. dan Schipper, K. (1999). Have Financial Lev, Baruch and Paul Zarowin, 1999. The
Statements Lost Their Relevance? Journal Boundaries of Financial Reporting and How to
ofAccounting Research, 37, 319–352. Extend Them. Journal of Accounting Research,
Rahman, A.F. dan Norman, M.S. 2008. The effect of Vol. 12, 312-316.
free cash flow agency problem on the value Lijing dan Bingjin Li. 2010. The Value-Relevance of
relevance of earnings and book value. Journal of Fair Value Measures for Commercial Banks:
Financial Accounting and Reporting. 75-90 Evidences from the Chinese Bank Industries.
Rahman, A.F. 2011. Masalah Keagenan Aliran Kas International Research Journal of Financial and
Bebas Manajemen Laba Dan Relevansi Nilai Economics. Issue 60
Informasi Akuntansi. Jurnal Ekuitas, Vol.15, No. Liu, J., dan Liu, C. (2007). Value Relevance Of
2 Juni 2011:232-246. Accounting Information In Different Stock
Gozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Market Segments: The Case of Chinese A-,
dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5. Badan Band H-shares. Journal of
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang InternationalAccounting Research, 6, 55–81.
Handoko, Yohanes. 2010. Nilai Wajar (Fair Value). Naimah, Zahroh dan Siddharta Utama. 2006.
Handoko’s Weblog. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi dan Probabilitas Perusahaan terhadap
Keuangan Per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Koefisien Respon Laba dan Koefisien Respon
Empat Nilai Buku Ekuitas: Studi pada Perusahaan
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Simposium
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus
Manajemen. Yogyakarta. BPFE 2006.
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Nawangsasi, H., Rindarsih, A. dan Indra S. Giskha.
Theory of the Firm: Managerial Behavior, 2010. Pro Kontra Fair Value, Kebaikan dan

241
Pascayanti, Rahman dan Andayani Jurnal InFestasi Vol.13 No.1 Juni 2017

Keburukan Fair Value sebagai Dasar Modern Accounting and Auditing, July 2009. Vol.
Pengukuran Aset. Seminar Akuntansi-Warsidi 5, No. 7, p.52-55
Blog. Yusuf, Hamid. 2006. Jujur, Kita Belum Siap dengan
Ohlson, J. (1995). Earnings, Book Values And Fair Value. Majalah Akuntan Indonesia. Edisi No.
Dividends in Quality Valuations. 16/Tahun III/April 2009.
ContemporaryAccounting Research, 11, 661–688. Yusuf, Zen. 2010. Fair Value Accounting, Wajarkah
Ota, Koji, 2002. The Impact of Valuation Models on bagi Keuangan Perusahaan?. Zen Yusuf Official
Value-Relevance Studies in Accounting: A Blog.
Review of Theory and Zaini, Zulkifli. 2010. Lunchoen Speech. Disampaikan
Evidence,www.ssrn.com, 1-36. dalam Kongres XI Ikatan Akuntan Indonesia.
Pinasti, Margani, 2004. Faktor-Faktor yang Jakarta, 8 Desember 2010.
Menjelaskan Variasi Relevansi-Nilai Informasi
Akuntansi: Pengujian Hipotesis Informasi
Alternatif, Simposium Nasional Akuntansi VII,
738-753.
Pressman, S. 2002. Lima Puluh Pemikir Ekonomi
Dunia. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rahmawati. 2005. Relevansi Nilai Earnings dengan
Pendekatan Terintegrasi: Hubungan Nonlinier.
JAAI, Vol. 9, No. 1.
Scott, W.R. 2009. Financial Accounting Theory. 4th
ed. Pearson Education Canada Inc. Toronto.
Sekaran,Uma dan Roger Bougie. 2010. Research
Method for Business: A Skill Building Approach,
Fifth Edition. John Wiley & Sons Ltd. UK
Song, C. Joon, Thomas, W. dan Han Yi. 2010. Value
Relevance of FAS 157 Fair Value Hierarchy
Information and the Impact of Corporate
Governance Mechanisms. The Accounting
Review. Vol, 85, No.4, p. 1375-1410.
Suharto, Hari. 2009. Bagaimana Menghitung Fair
Value? Majalah Akuntan Indonesia. Edisi No.
16/Tahun III/2009.
Puspitaningtyas, Zarah.2012. Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi Dan Mamfaatnya Bagi
Investor. Jurnal Ekonomi dan Keuangan,
Vol.16,No.2. Juni 2012.
Wibisana, M. Jusuf. 2009. Dengan Fair Value,
Laporan Keuangan Lebih Transparan. Majalah
Akuntan Indonesia, Edisi No. 16/Tahun
III/April2009
Wilopo. 2004. The Analysis of Relationship of
Independent Board of Directors, Audit
Committee, Corporate Performance, and
Discretionary Accruals. Ventura. Vol.7, No. 1,
April 2004
Wolk, H. I., J. L. Dood, dan M. G. Tearney. 2004.
Accounting Theory: Conceptual Issues in a
Political and Economic Environment. 6th ed.
Thomson. South-Western.
Yan. 2010. Penerapan Akuntansi Nilai Wajar: Positif
atau Negatif?. Yan’s Blog.
Yuan, Zhou dan Jun, Ding. 2009. The Defect of Fair
Value Under Global Financial Crisis. Journal of

242

You might also like