You are on page 1of 17

Khutbah Pertama

‫ش ِه ْيدًا‬ َ ِ‫ُظ ِه َرهُ َعلَى ِدي ِْن ُك ِل ِه َو َكفَى ِباهلل‬ ْ ‫ق ِلي‬ ِ ‫س ْولَهُ ِبال ُهدَى َو ِدي ِْن ال َح‬ ُ ‫س َل َر‬ َ ‫ال َح ْمد ُ هللِ الَّذِي أ َ ْر‬
ُ‫َوأ َ ْش َهد ُ أَن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ دَهُ َال ش َِريْكَ لَه‬
‫اط ال ُم ْستَ ِقي ِْم ِإلَى‬ِ ‫الص َر‬ ِ ‫ار َعلَى نَ ْه ِج ِه القَ ِوي ِْم َودَ َعا ِإلَى‬ َ ‫س‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬
َ ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬
‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ْي ًما َك ِثي ًْرا‬
َ ‫الدي ِْن َو‬ ِ ‫يَ ْو ِم‬
ُ‫ار ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬
ْ ‫اطالً َو‬ َ
ِ َ‫ َوأ َرنَا الب‬،ُ‫ار ُز ْقنَا اتِبَا َعه‬
ِ َ‫اط َل ب‬ َ ْ َّ
ْ ‫ َوأ َرنَا ال َح َّق َحقا ً َو‬،ً‫ َو ِزدْنَا ِعلما‬،‫ َوا ْن َفعَنَا ِب َما َعل ْمتَنَا‬،‫الل ُه َّم َع ِل ْمنَا َما يَ ْنفَعُنَا‬
Amma ba’du:
Para jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah …
Kita diperintahkan untuk senantiasa bersyukur pada Allah atas nikmat yang telah
diberikan kepada kita sekalian. Dan kita bersyukur, kita dapat kembali dipertemukan
dengan hari Jumat yang merupakan ‘ied kita setiap pekannya. Oleh karenanya, ‘ied hari
Jumat ini ketika bertemu dengan hari raya Idul Fithri atau Idul Adha, maka boleh
memilih shalat Jumat ke masjid ataukah shalat Zhuhur sendirian.
Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani
Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqam,
‫ص فِى‬ َ ‫صلَّى ْال ِعيدَ ث ُ َّم َر َّخ‬ َ ‫صنَ َع قَا َل‬َ ‫ْف‬ َ ‫ قَا َل فَ َكي‬.‫ ِعيدَي ِْن اجْ ت َ َم َعا ِفى َي ْو ٍم قَا َل نَ َع ْم‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ش ِهدْتَ َم َع َر‬ َ َ‫أ‬
.» ‫ص ِل‬ َ ُ‫ى فَ ْلي‬ َ ‫ص ِل‬َ ُ‫ْال ُج ُم َع ِة فَقَا َل « َم ْن شَا َء أ َ ْن ي‬
“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu
dengan dua ‘ied (hari Idul Fitri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu
hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan
ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan memberi keringanan untuk
meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan.” (HR. Abu Daud no. 1070,
An-Nasai no. 1592, dan Ibnu Majah no. 1310. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa
sanad hadits ini hasan.)
Ingatlah faedah bersyukur,
‫شك َْرت ُ ْم ََل َ ِزيدَ َّن ُك ْم‬َ ‫لَئِ ْن‬
“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat bagi kalian.” (QS.
Ibrahim: 7)
Dalam musnad Imam Ahmad disebutkan hadits dari Tsauban,
‫ُصيبُهُ َوالَ َي ُردُّ ْالقَدَ َر ِإالَّ الدُّ َعا ُء َوالَ َي ِزيد ُ ِفى ْالعُ ُم ِر ِإالَّ ْال ِب ُّر‬ ِ ‫بي‬ ِ ‫الر ْزقَ ِبالذَّ ْن‬ ِ ‫ِإ َّن ْال َع ْبدَ لَيُحْ َر ُم‬
“Sesungguhnya hamba terhalang rezeki karena dosa yang ia perbuat. Tidak ada yang dapat
menolak takdir selain doa. Umur bertambah hanyalah dengan amalan kebaikan.” (HR.
Ahmad, 5:282. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini hasan.
Sedangkan kalimat “sesungguhnya hamba terhalang rezeki karena dosa yang ia perbuat”,
sanad hadits ini dha’if)
Syukur inilah yang mesti kita buktikan dengan takwa sebagaimana yang Allah Subhanahu
wa Ta’ala perintahkan,
َ‫َّللاَ َح َّق ت ُ َقاتِ ِه َو َال ت َ ُموت ُ َّن إِ َّال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS.
Ali Imran: 102)
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi akhir zaman, yang telah mendapatkan
mukjizat paling besar dan menjadi pembuka pintu surga, yaitu nabi besar kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, sahabat dan setiap orang yang
mengikuti salaf tersebut dengan baik hingga akhir zaman.

Para jama’ah shalat Jum’at yang semoga terus mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah

Kita berada di awal Dzulhijjah di mana saat ini adalah waktu terbaik untuk beramal. Di
antara amalan yang terbaik adalah berpuasa sunnah, dari tanggal 1-9 Dzulhijjah. Juga
dianjurkan memperbanyak takbir di awal Dzulhijjah sebagaimana perintah dalam ayat.
ٍ ‫َّللاِ فِي أَي ٍَّام َم ْعلُو َما‬
‫ت‬ َّ ‫َويَذْ ُك ُروا اس َْم‬
“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (QS. Al Hajj:
28). Maksud ‘Ayyam ma’lumaat’ menurut salah satu penafsiran adalah sepuluh hari
pertama Dzulhijjah.
Imam Bukhari rahimahullah menyebutkan,
َ‫ع َم َر َوأَبُو ه َُري َْرة‬ ُ ُ‫ َو َكانَ ا ْبن‬. ‫ق‬ ِ ‫ َواَلَيَّا ُم ْال َم ْعد ُودَاتُ أَيَّا ُم الت َّ ْش ِري‬، ‫ت أَيَّا ُم ْال َع ْش ِر‬ ٍ ‫َّللاَ ِفى أَي ٍَّام َم ْعلُو َما‬ َّ ‫َّاس َواذْ ُك ُروا‬ ٍ ‫َوقَا َل ا ْبنُ َعب‬
. ‫ف النَّافِلَ ِة‬ ْ
َ ‫ َو َكب ََّر ُم َح َّمد ُ ْبنُ َع ِل ٍى خَل‬. ‫ير ِه َما‬ِ ‫اس ِبتَ ْك ِب‬
ُ َّ‫ َويُ َك ِب ُر الن‬، ‫ان‬ ْ َ
ِ ‫ق فِى أي َِّام العَ ْش ِر يُ َك ِب َر‬ ِ ‫ان ِإلَى السُّو‬ ِ ‫يَ ْخ ُر َج‬
Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan (ayyam
ma’lumaat) yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyrik (termasuk
dalam ayyam ma’dudaat).” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada
sepuluh hari pertama Dzulhijah, mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir.
Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah. (Dikeluarkan oleh Imam
Bukhari tanpa sanad—disebut hadits mu’allaq—, pada Bab “Keutamaan beramal di hari
tasyrik”)
Namun ada amalan yang utama lagi di bulan Dzulhijjah, yaitu berqurban.
Perintah untuk berqurban disebutkan dalam ayat,
‫ص ِل ِل َر ِبكَ َوا ْن َح ْر‬
َ َ‫ف‬
“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an-nahr).” (QS. Al Kautsar: 2). Di antara tafsiran
ayat ini adalah “berqurbanlah pada hari raya Idul Adha (yaumun nahr)”. Tafsiran ini
diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dan lainnya.
Bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berqurban?
,‫س ِمي‬َ ُ‫ َوي‬,‫ أَ ْق َرنَي ِْن‬,‫شي ِْن أ َ ْملَ َحي ِْن‬َ ‫ض ِحي ِب َك ْب‬ َ ُ‫ي – صلى هللا عليه وسلم – َكانَ ي‬ َّ ‫بن َمالِكٍ – رضي هللا عنه – – أَ َّن اَلنَّ ِب‬ ِ ‫َع ْن أَن َِس‬
: ”‫يح ِه‬ ِ ‫ص ِح‬ َ
َ “ ‫س ِمي َني ِْن – َو َِل ِبي َع َوانَةَ فِي‬ َ – :‫ َوفِي لَ ْف ِظ‬.ِ ‫ ذَبَ َح ُه َما ِبيَ ِد ِه – ُمتَّفَ ٌق َعلَيْه‬: ٍ‫ َوفِي لَ ْفظ‬.‫اح ِه َما‬ ِ َ‫صف‬ ِ ‫ض ُع ِرجْ لَهُ َعلَى‬ َ َ‫ َوي‬,‫َويُك َِب ُر‬
َّ ْ
ِ ‫ بِال ُمثَلث َ ِة بَدَ َل اَلسِين‬. – ‫– ث َ ِمينَي ِْن‬
َ
.- ‫َّللاُ أ ْكبَ ُر‬ َّ َ ‫ – بِس ِْم‬:ُ‫ َويَقُول‬,‫َوفِي لَ ْفظٍ ِل ُم ْس ِل ٍم‬
َّ َ ‫ َو‬.ِ‫َّللا‬
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berqurban dengan dua gibas (domba jantan)
berwarna putih yang bertanduk. Ketika menyembelih beliau mengucapkan nama Allah
dan bertakbir, dan beliau meletakkan kedua kakinya di pipi kedua gibas tersebut (saat
menyembelih). Dalam lafazh lain disebutkan bahwa beliau menyembelihnya dengan
tangannya. (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam lafazh lain disebutkan, “Saminain, artinya dua gibas gemuk.” Dalam lafazh Abu
‘Awanah dalam kitab Shahihnya dengan lafazh, “Tsaminain, artinya gibas yang istimewa
(berharga).” (HR. Bukhari, no. 5565; Muslim, no. 1966)
Dari hadits Anas di atas menunjukkan beberapa faedah:

1. Hadits di atas memotivasi kita untuk berqurban karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam sendiri melakukannya sebagai bentuk ketaatan dan taqarrub pada Allah.
2. Hadits ini menunjukkan bahwa qurban yang paling baik adalah dengan domba
karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakannya untuk qurban.
Pendapat inilah yang dipilih oleh Imam Malik rahimahullah. Namun tiga ulama
madzhab lainnya berpendapat bahwa yang paling afdal secara urutan adalah unta,
sapi, kemudian kambing (domba). Pendapat ini berdasarkan hadits keutamaan
shalat Jum’at di mana yang datang lebih awal mendapatkan pahala seperti ia
berqurban dengan unta, setelahnya lagi berqurban dengan sapi, setelahnya lagi
berqurban dengan kambing. Sebagaimana hadits tersebut disebutkan dalam Shahih
Bukhari (no. 881) dan Muslim (no. 850).
3. Hewan jantan lebih afdal untuk diqurbankan daripada hewan betina. Walaupun
kalau berqurban dengan betina tetap sah berdasarkan ijmak (sepakat para ulama).
4. Dianjurkan berqurban dengan menggunakan hewan yang bertanduk. Walaupun
berqurban dengan hewan yang tidak bertanduk pun tetap sah berdasarkan kata
sepakat ulama.
5. Hendaknya hewan qurban yang ingin disembelih dipilih yang terbaik dari sisi sifat
dan warna. Hewan yang terbaik secara sifat adalah yang gemuk, yang warnanya
putih atau putih lebih mendominasi daripada hitam. Inilah bentuk dari
mengagungkan syari’at Allah.
6. Dianjurkan seseorang menyembelih qurbannya sendiri kalau memang mampu dan
bagus dalam menyembelih qurban.
7. Boleh berqurban lebih dari satu selama tidak maksud untuk pamer atau
menyombongkan diri.
8. Diperintahkan membaca tasmiyah dan takbir saat menyembelih qurban (bismillah
wallahu akbar). Adapun membaca bismillah, hukumnya wajib. Sedangkan
membaca takbir (Allahu akbar), hukumnya sunnah menurut jumhur atau
mayoritas ulama.

Tentang keutamaan qurban dikatakan oleh para ulama semisal Ibnul


Qayyim rahimahullah, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdal
daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut.”

Kalau qurban adalah hewan yang disembelih dalam rangka persembahan untuk Allah di
hari Nahr dan tasyrik, dengan syarat-syarat khusus yang mesti dipenuhi. Ini dilakukan
dalam rangka mensyukuri nikmat, yaitu nikmat hidup.
Aqiqah juga demikian dilakukan dalam rangka mensyukuri nikmat, yaitu nikmat yang
telah orang tua peroleh karena telah mendapatkan buah hati.
Tentang pensyariatan aqiqah disebutkan dalam hadits-hadits berikut ini.
‫سابِ ِع ِه َويُحْ لَ ُق َويُ َس َّمى‬َ ‫غالَ ٍم َرهِينَةٌ بِعَ ِقي َقتِ ِه تُذْبَ ُح َع ْنهُ يَ ْو َم‬ ُ ‫ قَا َل ُك ُّل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ُ ‫ب أ َ َّن َر‬ ٍ ُ ‫س ُم َرة َ ب ِْن ُج ْند‬
َ ‫َع ْن‬
Dari Samurah bin Jundub, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak
tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul
rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Daud, no. 2838, An-Nasa’i, no. 4220, Ibnu Majah,
no. 3165, Ahmad, 5:12. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
َّ ‫سو َل‬
- ِ‫َّللا‬ َ ‫سأَلُوهَا َع ِن ْال َع ِقيقَ ِة فَأ َ ْخ َب َرتْ ُه ْم أَ َّن َعا ِئ‬
ُ ‫شةَ أ َ ْخ َب َرتْ َها أَ َّن َر‬ َ َ‫الرحْ َم ِن ف‬َّ ‫ت َع ْب ِد‬ َ ‫ف ب ِْن َماهَكَ أَنَّ ُه ْم دَ َخلُوا َعلَى َح ْف‬
ِ ‫صةَ ِب ْن‬ َ ‫س‬ ُ ‫َع ْن يُو‬
ِ ‫َان َو َع ِن ْال َج‬
..ٌ‫ار َي ِة شَاة‬ ِ ‫َان ُمكَافِئَت‬ ِ ‫ أ َ َم َر ُه ْم َع ِن ْالغُالَ ِم شَات‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬
Dari Yusuf bin Mahak, mereka pernah masuk menemui Hafshah binti ‘Abdirrahman.
Mereka bertanya kepadanya tentang hukum aqiqah. Hafshah mengabarkan bahwa
‘Aisyah pernah memberitahu dia, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan para sahabat untuk menyembelih dua ekor kambing yang hampir
sama (umurnya) untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.” (HR.
Tirmidzi, no. 1513. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih)
Imam Ahmad berpandangan bahwa tetap dianjurkan untuk melakukan aqiqah walau
dengan cara berutang agar sunnah ini tetap ada.

Bagaimana jika belum diaqiqahi ketika kecil?


Ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa aqiqah masih jadi tanggung jawab ayah hingga
waktu si anak baligh. Jika sudah dewasa, aqiqah jadi gugur. Namun anak punya pilihan
untuk mengaqiqahi diri sendiri. Lihat Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 30: 279.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berpendapat, “Hukum aqiqah
adalah sunnah mu’akkad. Aqiqah bagi anak laki-laki dengan dua ekor kambing,
sedangkan bagi wanita dengan seekor kambing. Apabila mencukupkan diri dengan seekor
kambing bagi anak laki-laki, itu juga diperbolehkan. Anjuran aqiqah ini menjadi
tanggung jawab ayah (yang menanggung nafkah anak). Apabila ketika waktu
dianjurkannya aqiqah (misalnya tujuh hari kelahiran, pen), orang tua dalam keadaan
fakir (tidak mampu), maka ia tidak diperintahkan untuk aqiqah. Karena
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bertakwalah kepada Allah semampu kalian.” (QS.
At-Taghabun: 16). Namun apabila ketika waktu dianjurkannya aqiqah, orang tua dalam
keadaan berkecukupan, maka aqiqah masih tetap jadi perintah bagi ayah, bukan ibu dan
bukan pula anaknya.” Disebutkan dalam Liqa’at Al-Bab Al-Maftuh, tanya jawab dengan
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin di rumahnya.
Demikian khutbah pertama ini tentang sekilas hukum qurban dan aqiqah, moga
bermanfaat.
َّ ‫ت فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنَّهُ ه َُو الغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذَا أ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ِلي َولَ ُك ْم َو ِل‬
ِ ‫سائِ ِر ال ُم ْس ِل ِميْنَ َوال ُم ْس ِل َما‬

Khutbah Kedua

ُ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬،ُ‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ ْن َال إِلَهَ إِ َّال هللاُ َوحْ دَهُ َال ش َِريْكَ لَه‬، ُ‫أَحْ َمد ُ َربِي َوأ َ ْش ُك ُره‬
ُ‫س ْولُه‬
ِ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم‬
‫الدي ِْن‬ ٍ ‫س‬ َ ْ‫ص ِل َعلَى نَبِيِنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو َم ْن تَبِعَ ُه ْم بِإِح‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
Amma ba’du
Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …
Ada pertanyaan yang sering muncul, bolehkah menjual hasil qurban misalnya kulit?
Bolehkah pula panitia menukarkan kulit dengan daging dan tujuannya untuk dibagi
kembali?
Cukup terjawab dengan perkataan ulama besar kita berikut ini.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, “Binatang qurban
termasuk nusuk (hewan yang disembelih untuk disembahkan pada Allah, pen.). Hasil
sembelihannya boleh dimakan, boleh diberikan kepada orang lain dan boleh disimpan.
Aku tidak menjual sesuatu dari hasil sembelihan qurban (seperti daging atau kulitnya,
pen.). Barter antara hasil sembelihan qurban dengan barang lainnya termasuk jual beli.”
Lihat Tanwir Al-‘Ainain bi Ahkam Al-Adhahi wa Al-‘Idain, hal. 373, Syaikh Abul Hasan
Musthofa bin Isma’il As Sulaimani, terbitan Maktabah Al Furqon, cetakan pertama, tahun
1421 H.
Ingat juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ُ ‫ع ِج ْلدَ أُض ِْحيَّتِ ِه فَالَ أُض ِْحيَّةَ لَه‬
َ ‫َم ْن بَا‬
“Barangsiapa menjual kulit hasil sembelihan kurban, maka tidak ada kurban baginya.” (HR.
Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Al-Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan.)

Saran kami untuk masalah kulit qurban:


1- Semua hasil kurban termasuk kulit diserahkan pada fakir miskin secara cuma-cuma
alias gratis, tanpa mengharap imbalan, juga tidak dibarter. Biar nantinya fakir miskin
yang akan memanfaatkannya, seperti ia menjualnya namun keuntungan untuk dirinya
sendiri.
2- Kulit diserahkan kepada para penadah kulit secara cuma-cuma (gratis), tanpa
mengharap gantian daging atau kambing.
Demikian khutbah kami untuk Jumat kali ini. Semoga Allah berkahi ibadah kita di bulan
Dzulhijjah dan menerima qurban kita.
Shalawat sangat dianjurkan sekali di setiap Jumat dan kita pun dianjurkan untuk berdoa
di hari Jumat karena termasuk di antara doa yang mustajab. Moga doa-doa kita terus
diperkenankan oleh Allah.

َ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو‬


ً ‫س ِل ُموا ت َ ْس ِليما‬ َ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِي ِ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬ َ ُ‫َّللاَ َو َم َالئِ َكتَهُ ي‬ َّ ‫إِ َّن‬
َ َ
‫ارك َعلى ُم َح َّم ٍد َو َعلى آ ِل‬ ْ َّ َ
ِ َ‫ َوب‬.ٌ‫ إِنكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد‬،‫صليْتَ َعلى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ َّ َ
َ ‫ص ِل َعلى ُم َح َّم ٍد َو َعلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ٌ‫ إِنَّكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد‬،‫ار ْكتَ َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ َ‫ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬
‫س ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الدَّع َْو ِة‬ َ َ‫ت ِإنَّك‬ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواَل َ ْم َوا‬ ِ ‫ت اَلَحْ َي‬ ِ ‫ت َوالمؤْ ِم ِنيْنَ َوالمؤْ ِمنَا‬ ِ ‫الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوالم ْس ِل َما‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما‬َ ‫ش َما‬ َ ‫اح‬ ِ ‫ َو َج ِن ْبنَا ْالفَ َو‬،‫ور‬ِ ُّ‫ت ِإلَى الن‬ ُّ َ‫ َون َِجنَا ِمن‬،‫سبُ َل الس ََّال ِم‬
ِ ‫الظلُ َما‬ ُ ‫ َوا ْه ِدنَا‬،‫صلِحْ ذَاتَ َب ْي ِننَا‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫ف َبيْنَ قُلُو ِبنَا‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ِل‬
َ‫ َواجْ َع ْلنَا شَا ِك ِرين‬،‫الر ِحي ُم‬ َّ ُ‫ َوتُبْ َعلَ ْينَا ِإنَّكَ أ َ ْنتَ التَّ َّواب‬،‫ َوذ ُ ِريَّا ِتنَا‬،‫اجنَا‬ ِ ‫ َوأَ ْز َو‬،‫ َوقُلُو ِبنَا‬،‫ارنَا‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ َوأ َ ْب‬،‫ار ْك لَنَا ِفي أ َ ْس َما ِعنَا‬ ِ ‫ َو َب‬، َ‫طن‬ َ ‫َب‬
‫ َوأَتِ ِم ْم َها َعلَ ْينَا‬،‫ قَا ِبلِينَ لَ َها‬، َ‫ِلنِ َع ِمكَ ُمثْنِينَ ِب َها َعلَيْك‬
‫ وال ِغنَى‬، ‫اف‬ َ َ‫ وال َعف‬، ‫ والتُّقَى‬، ‫اللَّ ُه َّم إنَّا نَ ْسأَلُكَ ال ُهدَى‬
َ‫ضلِكَ َع َّم ْن ِس َواك‬ ْ َ‫اَللَّ ُه َّم ا ْك ِفنا ِب َحالَلِكَ َع ْن َح َر ِامكَ َوأَ ْغنِنَا ِبف‬
‫اآلخ َر ِة‬
ِ ‫ب‬ ِ ‫ى الدُّ ْنيَا َو َعذَا‬ ِ ‫ور ُك ِل َها َوأ َ ِج ْرنَا ِم ْن ِخ ْز‬ ِ ‫اللَّ ُه َّم أَحْ س ِْن َعاقِبَتَنَا فِى اَل ُ ُم‬
‫ار‬‫اب النَّ ِ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َعذَ َ‬ ‫سنَةً َو ِفي ْاآل ِخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آ ِتنَا ِفي الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫ان ِإلَى َي ْو ِم الديْن‪.‬‬
‫س ٍ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو َ‬
‫صحْ ِب ِه و َ َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َ‬ ‫َو َ‬
‫ب ْالعَالَ ِميْنَ‬
‫آخ ُر دَع َْوانَا أ َ ِن ْال َح ْمدُ هلل َر ِ‬
‫َو ِ‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬
َ‫ض ِل ْل فَال‬ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫َّللاُ فَالَ ُم‬ َّ ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا َم ْن َي ْه ِد‬ِ ‫س ِيئ َا‬َ ‫ور أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ ِ ‫ش ُر‬ ُ ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِ َّّلِلِ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِعينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُوذ ُ ِباهللِ ِم ْن‬
‫ص ِل َعلَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو َم ْن‬ َ ‫سولُهُ الل ُه َّم‬ ُ ‫َّللاُ َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬ َّ َّ‫ِى لَهُ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإال‬ َ ‫هَاد‬
‫الدي ِْن‬ِ ‫ان ِإلَى يَ ْو ِم‬ ٍ ‫س‬ َ ْ‫تَ ِب َع ُه ْم ِبإِح‬
:‫قَا َل هللاُ ت َ َعالَى فِي ِكت َا ِب ِه الك َِري ِْم‬
[ َ‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو َال تَ ُموت ُ َّن ِإ َّال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬ َّ ‫]يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
:‫َو قَا َل تَعَالَى‬
ُ
َ‫سا َءلون‬ َّ
َ َ‫َّللاَ الذِي ت‬ َّ ‫سا ًء َواتَّقُوا‬ َ ‫يرا َو ِن‬ً ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َج ًاال َكث‬ َّ َ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬ َّ
ِ ‫اس اتَّقُوا َر َّب ُك ُم الذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ُ َّ‫]يَا أَيُّ َها الن‬
[‫َّللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َّ ‫ام إِ َّن‬َ ‫بِ ِه َو ْاَل َ ْر َح‬
:‫َو قَا َل تَعَالَى‬
‫سولَهُ فَقَدْ فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ ُ ‫َّللاَ َو َر‬َّ ِ‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم َو َم ْن ي ُِطع‬
ْ ُ‫سدِيدًا ي‬ َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال‬ َّ ‫] يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا‬
[
َ‫ضالَل ٍة‬ ُ
َ ‫ضاللة َوك َّل‬ ٌ َ َ ُ ٌ َ ُ ُ َ ُ
َ ‫ َوش ََّر اَل ُم ْو ِر ُمحْ دَثات َها َوك َّل ُمحْ دَث ٍة بِدْ َعة َوك َّل بِدْ َع ٍة‬r ‫ث ِكتَابُ هللاِ َو خَ ي َْر ال ُهدَى ُهدَى ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫صدَقَ ال َح ِد ْي‬ َ
ْ ‫فَإ ِ َّن أ‬
‫ار‬ِ َّ‫فِى الن‬
Amma ba’du …
Ma’asyiral muslimin jama’ah shalat Jumat yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah
Ta’ala,

Kita bersyukur pada Allah atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan pada kita. Allah
masih memberikan kita nikmat sehat, umur panjang serta nikmat yang begitu besar yaitu berada
dalam keadaan iman dan islam. Alhamdulillah, kita telah berada di awal bulan Dzulhijjah, di
mana keutamaannya seperti yang dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
waktu terbaik untuk beramal shalih. Disebutkan dalam hadits,
َ‫َّللاِ قَا َل َوال‬ َ ‫َّللاِ َوالَ ْال ِج َهادُ فِى‬
َّ ‫سبِي ِل‬ ُ ‫ قَالُوا يَا َر‬.‫َّام ْالعَ ْش ِر‬
َّ ‫سو َل‬ َ ‫َّللاِ ِم ْن َه ِذ ِه اَلَي َِّام يَ ْعنِى أَي‬
َّ ‫صا ِل ُح فِي َها أ َ َحبُّ إِلَى‬ َّ ‫َما ِم ْن أَي ٍَّام ْالعَ َم ُل ال‬
َ ِ‫َّللاِ إِالَّ َر ُج ٌل خ ََر َج بِنَ ْف ِس ِه َو َما ِل ِه فَلَ ْم يَ ْر ِج ْع ِم ْن ذَلِكَ ب‬
ٍ‫ش ْىء‬ َ ‫ْال ِج َهاد ُ فِى‬
َّ ‫سبِي ِل‬
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan
pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak
pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di
jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada
yang kembali satu pun darinya.”[1]
Juga disebutkan dalam riwayat Abu Daud bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
melakukan puasa sembilan hari di awal Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa hari Arafah yang
menghapuskan dosa selama dua tahun.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar, Nabi agung, Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai panutan dan suri tauladan kita, begitu pula
pada keluarga dan sahabatnya serta yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman.

Ada suatu ibadah yang mulia yang diperintahkan pada bulan Dzulhijjah yaitu ibadah Qurban.

Pada khutbah Jum’at kali ini, kami akan menerangkan mengenai beberapa hal terkait masalah
qurban. Moga dengan mengetahuinya qurban kita bisa sesuai dengan tuntunan.

1- Hendaklah qurban tetap dilakukan bagi yang mampu melakukannya


Qurban adalah ibadah yang disunnahkan, dikatakan sunnah muakkad oleh para ulama dan
ditujukan bagi yang mampu berqurban. Imam Syafi’i sendiri yang menganggap hukum
berqurban itu sunnah dalam hal ini menyatakan bahwa yang mampu jangan sampai
meninggalkannya. Beliau rahimahullah berkata,
ُ ‫الَ أ ُ َر ِخ‬
‫ص ِفي ت َْر ِك َها ِل َم ْن قَد ََّر َعلَ ْي َها‬
“Aku tidaklah memberi keringanan untuk meninggalkan berqurban bagi orang yang mampu
menunaikannya.”[2]
Qurban ini dilakukan setiap tahunnya, bukan sekali seumur hidup. Jadi, bagi yang memiliki
kelebihan rezeki setiap tahunnya, hendaklah berqurban.
Ingatlah bahwa qurban ini adalah suatu bentuk sedekah. Bahkan berqurban itu lebih utama dari
sedekah yang senilai. Kita pun tahu bahwa dengan bersedekah harta kita semakin berkah.
Bersedekah tidaklah pernah mengurangi harta.
Ingatlah yang Allah janjikan,
َ ‫َو َما أ َ ْنفَ ْقت ُ ْم ِم ْن‬
َّ ‫ش ْيءٍ فَ ُه َو ي ُْخ ِلفُهُ َوه َُو َخي ُْر‬
َ‫الر ِازقِين‬
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah
Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).
Ingatlah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan,
‫صدَقَةٌ ِم ْن َما ٍل‬
َ ‫ت‬ ْ ‫ص‬ َ َ‫َما نَق‬
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 2558)

2- Qurban dilakukan dengan ikhlas dan qurban itu untuk mencapai takwa
Hendaklah qurban dilakukan dengan ikhlas untuk menggapai ridha Allah, bukan untuk mengejar
strata sosial, bukan ingin mencari pujian manusia, bukan ingin sum’ah dan riya’.
Yang ingin dibuktikan dalam ibadah qurban adalah ketakwaan kita, bukan daging atau pun darah
qurban.
Allah Ta’ala berfirman,
‫َّللاَ لُ ُحو ُم َها َو َال ِد َماؤُ هَا َو َل ِك ْن َينَالُهُ التَّ ْق َوى ِم ْن ُك ْم‬
َّ ‫لَ ْن َينَا َل‬
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)

3- Hati-hati melakukan amalan yang tidak ada tuntunan dalam qurban


Dalam ibadah qurban mesti dilakukan sesuai tuntunan. Jika tidak, akan membuat qurban tersebut
menjadi tidak diterima. Cobalah ambil pelajaran dari orang yang menyembelih qurban sebelum
Shalat Idul Adha, ia hanya ingin sarapan pagi dengan hewan qurbannya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata pada orang tersebut,
‫شَاتُكَ شَاة ُ لَحْ ٍم‬
“Kambingmu hanyalah kambing biasa (namun bukan kambing qurban).” (HR. Bukhari, no. 955)

Beberapa aturan qurban di antaranya:

1. Dalam aturan qurban sapi bisa dengan patungan tujuh orang. Adapun kambing hanya
boleh dari urunan satu orang, tidak boleh kambing dengan urunan satu kelas atau satu
sekolah atau satu perusahaan atau satu rombongan RT. Status yang ada jika melebihi dari
aturan adalah daging biasa, bukan daging qurban.
2. Begitu pula dalam qurban mesti menghindarkan cacat yang tidak sah yaitu buta sebelah
yang jelas butanya, pinjang yang jelas pinjangnya, sakit yang jelas sakitnya dan kurus
sehingga tidak ada sumsum tulang.
3. Sedangkan ada cacat yang makruh, namun masih sah untuk dijadikan qurban seperti
tanduknya itu retak atau patah, telinganya sobek, ekornya terputus, sampai pada giginya
ompong.
4. Juga qurban itu disembelih pada waktunya. Qurban mulai disembelih setelah shalat Idul
Adha dan dua khutbah, lalu berakhir ketika hari tasyriq yang terakhir (13 Dzulhijjah) saat
tenggelamnya matahari.
5. Qurban disembelih dengan membaca bismillah wallahu akbar. Lalu qurban tersebut
disembelih dengan membaca pula do’a agar diterimanya qurban seperti “Allahumma
hadza minka wa ilaik, fataqabbal min … (sebut nama shahibul qurban)” [Ya Allah, ini
adalah qurban dari-Mu dan milik-Mu, terimalah qurban dari ….]. Qurban tadi disembelih
dengan diarahkan pada arah kiblat, dibaringkan pada sisi kiri.
6. Adapun ketika qurban tadi telah disembelih, maka nantinya dibagikan dengan ketentuan
yaitu sepertiga untuk shahibul qurban, sepertiga untuk sedekah pada orang miskin dan
sepertiga untuk hadiah bagi orang kaya.
Yang biasanya dilanggar adalah sebagian dari hasil qurban diperjualbelikan. Seperti jual beli
kulit yang terjadi di tengah-tengah aktivitas qurban di negeri kita.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ ‫ع ِج ْلدَ أُض ِْحيَّتِ ِه فَالَ أُض ِْحيَّةَ لَه‬
َ ‫َم ْن بَا‬
“Barangsiapa menjual kulit hasil sembelihan qurban, maka tidak ada qurban baginya.” (HR.
Al-Hakim. Beliau mengatakan bahwa hadits ini shahih. Adz Dzahabi mengatakan bahwa dalam
hadits ini terdapat Ibnu ‘Ayas yang didha’ifkan oleh Abu Daud. Syaikh Al-Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 1088)
Ingin amalan qurban diterima? Lakukanlah sesuati yang dituntunkan.

Jama’ah shalat Jum’at yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah.


Demikian khutbah pertama ini.

َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذَا ََوا ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ِلي َولَ ُك ْم َو ِل‬


َ ‫سائِ ِر ال ُم ْس ِل ِميْنَ ِإنَّهُ ه َُو ال‬
‫س ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‬

Khutbah Kedua

َ‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِعيْن‬


َ ‫س ِليْنَ نَبِيِنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو‬
َ ‫المر‬ ِ َ‫اف اَل َ ْنبِي‬
ْ ‫اء َو‬ ِ ‫سالَ ُم َعلَى أ َ ْش َر‬
َّ ‫صالَة ُ َوال‬
َّ ‫الميْنَ َوال‬ ِ ‫ال َح ْمد ُ هللِ َر‬
ِ َ‫ب الع‬

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah, jama’ah shalat Jumat yang semoga


senantiasa mendapatkan berkah dari Allah,

Kesimpulan dari khutbah pertama tadi, hendaklah berqurban bagi yang punya kelapangan rezeki.
Hendaklah qurban tadi dilakukan ikhlas, menggapai ridha Allah. Lalu hendaklah qurban
dilakukan sesuai dengan tuntunan yang berlaku sehingga qurban tersebut memperoleh pahala
yang besar. Kalau tidak demikian, statusnya hanya menjadi daging biasa.

Semoga Allah menerima setiap amalan yang berqurban di tahun ini. Bagi yang belum berqurban,
moga di tahun berikutnya Allah beri taufik untuk berqurban.

Di akhir khutbah ini …


Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat sekali,
maka Allah akan membalas shalawatnya sepuluh kali. Arti shalawat dari Allah adalah ampunan
dari Allah.

َ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو‬


ً ‫س ِل ُموا ت َ ْس ِليما‬ َ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِي ِ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬ َ ُ‫َّللاَ َو َم َالئِ َكتَهُ ي‬
َّ ‫إِ َّن‬
َ َ ْ َّ َ َ
ِ َ‫ َوب‬.ٌ‫ إِنكَ َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬،‫صليْتَ َعلى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬
‫ارك َعلى ُم َح َّم ٍد َو َعلى آ ِل‬ َّ َ َ
َ ‫ص ِل َعلى ُم َح َّم ٍد َو َعلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
.ٌ ‫ إِنَّكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد‬،‫ار ْكتَ َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ َ‫ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬

Marilah kita memanjatkan doa pada Allah, moga setiap doa kita diperkenankan di hari Jum’at
yang penuh berkah ini.
ِ ‫اء ِم ْن ُه ْم َواَل َ ْم َوا‬
‫ت‬ ِ ‫ت اَلَحْ َي‬ ِ ‫ت َوالمؤْ ِمنِيْنَ َوالمؤْ ِمنَا‬ ِ ‫الل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوالم ْس ِل َما‬
َ ‫ش َما‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما‬ َ ‫اح‬ِ ‫ َو َج ِن ْبنَا ْالفَ َو‬،‫ور‬
ِ ُّ‫ت ِإلَى الن‬ ُّ ‫ َون َِجنَا ِمنَ ال‬،‫سبُ َل الس ََّال ِم‬
ِ ‫ظلُ َما‬ ُ ‫ َوا ْه ِدنَا‬،‫ص ِل ْح ذَاتَ َب ْينِنَا‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫ف َبيْنَ قُلُو ِبنَا‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ِل‬
َ‫ َواجْ َع ْلنَا شَا ِك ِرين‬،‫الر ِحي ُم‬
َّ ُ‫ َوتُبْ َعلَ ْينَا ِإنَّكَ أ َ ْنتَ التَّ َّواب‬،‫ َوذ ُ ِريَّاتِنَا‬،‫اجنَا‬ ِ ‫ َوأ َ ْز َو‬،‫ َوقُلُو ِبنَا‬،‫ارنَا‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ َوأ َ ْب‬،‫ار ْك لَنَا فِي أ َ ْس َما ِعنَا‬ ِ َ‫ َوب‬، َ‫طن‬ َ َ‫ب‬
‫ َوأَتِ ِم ْم َها َعلَ ْينَا‬،‫ قَا ِبلِينَ لَ َها‬، َ‫ِلنِ َع ِمكَ ُمثْنِينَ ِب َها َعلَيْك‬
ْ ْ
‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِنَا قُ َّرة َ أ َ ْعي ٍُن َواجْ َعلنَا ِلل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‬ ِ ‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أ َ ْز َو‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ َ‫سنَةً َوقِنَا َعذ‬ َ ‫سنَةً َوفِي ْاآل ِخ َرةِ َح‬ َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح‬
.‫ان إِلَى يَ ْو ِم الديْن‬ ٍ ‫س‬ َ ْ‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِعَ ُه ْم بِإِح‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫َو‬
َ ْ
. َ‫ب العَال ِميْن‬ ْ َ
ِ ‫آخ ُر دَع َْوانَا أ ِن ال َح ْمدُ هلل َر‬ ِ ‫َو‬

Khutbah Jumat: Jalan Takwa dalam Ibadah Qurban

Khutbah Pertama:

‫ وأشهد أن ال إله إال هللا‬، ‫لحمد هلل الذي شرع لعباده التقرب إليه بذبح القربان وقرن النحر بالصالة في محكم القرآن‬
‫ وأشهد أن محمدا عبده وسوله أفضل من قام بشرائع اإلسالم وحقق اإليمان‬، ‫وحده ال شريك له ذو الفضل واالمتنان‬
. ‫صلى هللا عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان وسلم تسليما‬
.‫ اتقوا ربكم واشكروه على ما أنعم به عليكم‬: ‫أما بعد أيها الناس‬
َّ ْ
‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الذِي‬ ُ َّ‫] ﴿ يَا أيُّ َها الن‬102 :‫ّللا َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُموت ُ َّن إِالَّ َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُمونَ ﴾ [آل عمران‬
َ َ ‫﴿ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ اتَّقُواْ ه‬
َ ‫ساءلُونَ بِ ِه َواأل َ ْر َح‬
َ ‫ام إِ َّن ه‬
َ‫ّللا َكان‬ َ َ ‫ّللا الَّذِي ت‬ َ ‫ساء َواتَّقُواْ ه‬
َ ِ‫يرا َون‬ً ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َك ِث‬ ِ ‫َخلَقَ ُكم ِ همن نَّ ْف ٍس َو‬
َّ َ‫اح َدةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬
‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َمن‬
ْ ُ‫سدِيدًا * ي‬ َ َّ ‫] ﴿ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬1 :‫علَ ْي ُك ْم َرقِيبًا ﴾ [النساء‬
َ ‫ّللا َوقُولُوا قَ ْو ًال‬ َ
]71-70 :‫ع ِظي ًما ﴾ [األحزاب‬ َ ‫سولهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬َ ُ ‫ّللا َو َر‬
َ َّ ‫ي ُِط ْع‬

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Berkurban, atau udzhiyah adalah salah satu syariat Allah yang patut kita syukuri.
Karena berkurban merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah dan cara menginfakkan harta di jalan yang benar.

Ketika seseorang memiliki banyak uang, biasanya keinginannya bertambah dan


kadang cenderung aneh-aneh. Bisa kita katakan, sebagian besar keinginan itu
dikendalikan oleh nafsu dan bisikan setan, Kita berlindung kepada Allah.

Dengan syariat Qurban ini, maka ada penyaluran yang baik—meskipun bukan satu-
satunya. Qurban akan membawa kebahagiaan rohani dan jasmani seseorang.
Sekaligus mempererat hubungan sosial antar sesama manusia.

Bukan hanya antara yang kaya dan yang miskin; yang tiap hari kenyang makan
daging dan yang hanya setahun sekali. Melainkan juga orang kaya dengan yang
kaya lainnya. Sebab, daging kurban boleh dihadiahkan kepada orang kaya, kenalan,
atau siapa pun. Selain disedekahkan kepada fakir miskin.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Uzhiyah adalah sunah bapak kita Nabi Ibrahim ‫ عليه السالم‬dan dilanjutkan oleh nabi
kita Muhammad‫ ﷺ‬. Bila qurban kita diterima, bukan hanya dagingnya, melainkan
setiap tanduk, kuku, dan bulu hewan yang kita sembelih menjadi pahala yang akan
menemani kita pada hari kiamat.

Rasulullah bersabda:

‫َّللاِ َع َّز َو َج َّل ِم ْن ِه َراقَ ِة دَ ٍم َوإِنَّهُ لَيَأْتِي يَ ْو َم‬


َّ ‫َما َع ِم َل اب ُْن آدَ َم يَ ْو َم النَّ ْح ِر َع َم ًال أ َ َحبَّ إِلَى‬
‫ان قَ ْب َل أ َ ْن يَقَ َع‬ ْ َ ‫ْال ِقيَا َم ِة بِقُ ُرونِ َها َوأ‬
ِ َ‫ظ َال ِف َها َوأ َ ْشع‬
َّ ‫ارهَا َوإِ َّن الد ََّم لَيَقَ ُع ِم ْن‬
ٍ ‫َّللاِ َع َّز َو َج َّل بِ َم َك‬
ً ‫ض فَ ِطيبُوا بِ َها نَ ْف‬
‫سا‬ ِ ‫َعلَى ْاَل َ ْر‬
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak keturunan Adam ketika hari (raya) kurban
yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla daripada mengalirkan darah,
sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk, kuku, dan bulu-
bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa
Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” [HR. Ibnu
Majah)
BACA JUGA Menghadang Kekuatan Hitam

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Satu hal yang perlu dicatat baik-baik sebelum berkurban, Allah berfirman:

‫ص ِل ِل َر ِب َك َوا ْن َح ْر‬
َ َ‫ف‬
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (Al-Kautsar: 2)

Maka berkurban itu manasik dan ibadah yang khusus ditujukan untuk Allah. Di ayat
lain, Allah berfirman:

‫إن صالتي ونُسكي ومحياي ومماتي هلل رب العالمين‬


َّ ‫قل‬
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162)

Rasulullah‫ ﷺ‬dan para sahabat beliau telah memberikan contoh dan teladan dalam
ibadah ini. Berkurban menjadi sunah yang sangat dianjurkan (sunnah muakad) bagi
orang yang telah memenuhi syarat-syaratnya.

Pertama: Harus dari golongan binatang ternak, yaitu unta, sapi dan kambing, baik
domba, biri-biri, atau yang lainnya, berdasarkan firman Allah:

َ ‫َو ِل ُك ِل أ ُ َّم ٍة َجعَ ْلنَا َمن‬


َّ ‫س ًكا ِليَ ْذ ُك ُرواْ ا ْس َم‬
‫َّللاِ َعلَى َما َرزَ قَ ُه ْم ِمن بَ ِهي َم ِة ْاالَ ْنعَ ِام‬
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya
mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah
kepada mereka”. (Al-Hajj: 67)

Binatang ternak adalah unta, sapi dan kambing, ini yang sudah tidak asing lagi bagi
orang arab. Demikian pernyataan Al Hasan, Qatadah, dan yang lainnya.

Kedua:
Hewan tersebut mencapai usia tertentu yang telah disyariatkan. Secara umum,
kambing telah berusia 1 tahun, sapi, 2 tahun, unta 5 tahun.

Ketiga:
Hewan yang hendak disembelih tidak cacat, di antaranya buta mata sebelah,
pincang, sakit yang tampak jelas, sangat kurus.

Keempat:
Hewan tersebut milik sendiri sepenuhnya atau telah mendapatkan izin untuk
berkurban.

Kelima: Hewan tersebut tidak berkaitan dengan hak orang lain, dan tidak sah
berkurban dengan harta yang digadaikan.

Keenam: Hewan kurban disembelih pada waktu yang telah ditentukan oleh syari’at,
yaitu mulai setelah shalat Idul Adha sampai terbenamnya matahari pada tanggal 13
Dzul Hijjah (akhir hari tasyrik).

Dengan demikian, masa sembelihan adalah 4 hari. Barang siapa menyembelih


sebelum shalat Id atau setelah terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzul Hijjah,
maka kurbannya menjadi tidak sah, berdasarkan hadits Bukhari dari al Barra’ bin
‘Azib bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫من ذبح قبل الصالة فإنما هو لحم قدمه َلهله وليس من النسك في شيء‬
“Barang siapa yang berkurban sebelum shalat, maka sembelihannya menjadi
makanan untuk keluarganya dan bukan ibadah (kurban) sama sekali”.

Mudah-mudahan, dengan mengetahui semua syaratnya, kita dimudahkan oleh Allah


untuk mampu berkurban dan sembelihan kita diterima semuanya menjadi pahala
dan menyuci jiwa.

‫ ِإنَّهُ ُه َو‬،ُ‫ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه‬. َ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْن‬


َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬
َّ ‫ْالغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬
Khutbah Kedua:

‫ت‬
ِ ‫سيِئا‬ َ ‫ور أ َ ْنفُسِنا َو‬ ِ ‫ش ُر‬ ُ ‫ ونَعُوذُ بِاهللِ ِم ْن‬،ُ‫إِ َّن ال َح ْمدَ هللِ نَح َمدُهُ ونَست َ ِعينُهُ ونَست َ ْهدِي ِه ونَ ْش ُك ُره‬
‫سال ُم على‬ َّ ‫صالة ُ َوال‬َّ ‫ َوال‬،ُ‫ِي لَه‬َ ‫ض ِل ْل فَال هاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمن ي‬ ِ ‫ َمن يَ ْه ِد هللاُ فَال ُم‬،‫أَعْما ِلنا‬
‫ي هللاُ َع ْن‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ َو َر‬.‫س ِلين‬ ْ َ‫ين و َعلى إِ ْخوانِ ِه النَّبِيِين‬
َ ‫وال ُم ْر‬ ِ ‫الو ْع ِد اَل َ ِم‬
َ ‫ق‬ ِ ‫سيِدِنا محم ٍد الصا ِد‬ َ
ُ ‫الرا ِشدِينَ أَبي بَ ْك ٍر و‬
‫ع َم َر‬ ِ َ‫الطاهِرينَ َو َع ِن ال ُخل‬
َّ ‫فاء‬ َّ ‫ت‬ ِ ‫ت ْال ُمؤْ ِمنينَ َوءا ِل البَ ْي‬ ِ ‫أ ُ َّمها‬
ِ َ‫ع ِن اَلَئِ َّم ِة ْال ُم ْهتَدِينَ أَبي َحنِيفَةَ ومالِكٍ والشافِ ِعي ِ وأ َ ْح َمدَ َو َع ِن اَل َ ْو ِلي‬
‫اء‬ َ ‫عثْمانَ َو َع ِلي ٍ َو‬ ُ ‫َو‬
ُ ‫صا ِل ِحينَ أ َ َّما بَ ْعد‬
َّ ‫وال‬

Bila kita telah memahami hewan yang akan kita kurbankan, bagaimana dengan kita
yang berkurban? Disunahkan bagi muslim yang hendak berkurban untuk tidak
memotong kuku dan rambutnya mulai 1 Dzul Hijjah sampai penyembelihan. Ini
berdasarkan hadits dari Ummu Salamah dari Nabi‫ ﷺ‬:

ِ َ‫ظف‬
‫ار ِه‬ َ ‫َمن كانَ لَهُ ذِب ٌح َيذ َبـ ُحه فَإِذَا أ َ َه َّل ِهالَ ُل ذِى ْال ِح َّج ِة فَالَ َيأ ْ ُخذَ َّن ِم ْن‬
ْ َ ‫ش ْع ِر ِه َوالَ ِم ْن أ‬
‫ى‬
َ ‫ض ِح‬ َ ُ‫ش ْيئًا َحتَّى ي‬
َ
”Barangsiapa yang telah memiliki hewan yang hendak diqurbankan, apabila telah
masuk tanggal 1 Dzulhijjah, maka janganlah dia memotong sedikitpun bagian dari
rambut dan kukunya hingga dia selesai menyembelih.” (HR. Muslim 5236, Abu
Daud 2793, dan yang lainnya).
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Itulah beberapa perkara penting dalam ibadah uzhiyah, semoga dengan upaya yang
maksimal akan mendapatkan pahala maksimal pula. Dari Jumat ini, masih ada
waktu yang cukup untuk mencari hewan kurban yang terbaik, menurut syariat.
Berusahalah karena Allah berfirman:

ِ ‫َّللاِ فَإِنَّ َها ِم ْن ت َ ْق َوى ْالقُلُو‬


‫ب‬ َ ‫ذَ ِل َك َو َم ْن يُ َع ِظ ْم‬
َّ ‫ش َعائِ َر‬
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah
maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)

‫َّللاَ لُ ُحو ُم َها َوالَ ِد َما ُؤهَا َولَ ِكن يَنَالُهُ الت َّ ْق َوى ِمن ُك ْم‬
َّ ‫لَن َينَا َل‬
‫‪“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada‬‬
‫)‪Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu.” (Al-Hajj: 37‬‬

‫‪Upaya mengikuti tuntutan syariat dengan sebaik-baiknya adalah bentuk‬‬


‫!!‪pengagungan terhadap syiar-syiar Allah. Dan itulah jalan ketakwaan‬‬

‫س ِلِّ ُموا‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫صلُّوا َ‬ ‫ون على النَّبِ ِِّي يَا أَيُّ َها الَّذ َ‬
‫ِين َءا َمنُوا َ‬ ‫صلُّ َ‬
‫﴿إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْ‬
‫س ِلي ًما﴾‬

‫إبراهيم‬
‫َ‬ ‫ْت على سيدِنا‬‫صلَّي َ‬
‫س ِيدِنا محم ٍد َك َما َ‬ ‫سيِدِنا محم ٍد وعلى ءا ِل َ‬‫ص ِل على َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫بار ْك َ‬
‫ت‬ ‫وبار ْك على سيدِنا محم ٍد وعلى ءا ِل سيدِنا محم ٍد َك َما َ‬ ‫إبراهيم ِ‬
‫َ‬ ‫وعلى ءا ِل سيدِنا‬
‫إبراهيم ِإنَّ َك َح ِميدٌ َم ِجيد ٌ‪،‬‬
‫َ‬ ‫براهيم وعلى ءا ِل سيدِنا‬
‫َ‬ ‫على سيدِنا ِإ‬

‫ناك فَٱ ْست َ ِجبْ لَنَا دُعا َءنَا فَٱ ْغ ِف ِر اللَّ ُه َّم لَنا ذُنوبَنَا َو ِإ ْسرافَنا في أ َ ْم ِرنا‬ ‫اَللَّ ُه َّم ِإنَّا دَ َ‬
‫ع ْو َ‬

‫ياء ِم ْن ُه ْم َواَل َ ْموا ِ‬


‫ت‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنينَ َو ْال ُمؤْ ِمنا ِ‬
‫ت اَل َ ْح ِ‬

‫سنَةً َو ِقنَا َع َ‬
‫ذاب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫سنَةً َوفي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنا ءا ِتنا في الدُّ ْنيا َح َ‬
‫راض َعنا‬
‫ٍ‬ ‫اللَّ ُه َّم ت َ َوفَّنا وأ َ ْن َ‬
‫ت‬

‫ْص ْمنا ِم ْن ُم َ‬
‫قارفَ ِتها‬ ‫ور وٱع ِ‬
‫ش ُر َ‬ ‫اللَّ ُه َّم وأ َ ْل ِه ْمنا َع َم َل ال َخي ِْر َ‬
‫وو ِف ْقنا ِإلَ ْي ِه و َك ِر ْه ِإلَيْنا ال ُّ‬

‫اج َع ْلنَا ُهداة ً ُم ْهتَدِينَ َغي َْر ضا ِلينَ َوال ُم ِ‬


‫ض ِلينَ‬ ‫اللَّ ُه َّم ْ‬

‫وٱر ُز ْقنا َح ًّجا‬


‫ف ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْست ُ ْر َع ْورا ِتنا َو َء ِام ْن َر ْوعا ِتنا َوٱ ْك ِفنا ما أ َ َه َّمنا َوقِنَا ش ََّر ما نَتَخ ََّو ُ‬
‫ورا ُمتَقَبَّالً‪،‬‬
‫َمب ُْر ً‬

‫شاء َوال ُم ْن َك ِر‬ ‫اء ذي القُ ْربَى َويَ ْنهى َ‬


‫ع ِن الفَ ْح ِ‬ ‫سان َو ِإيت َ ِ‬ ‫ِعبادَ هللاِ إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ِبال َع ْد ِل َو ِ‬
‫اإل ْح ِ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرونَ ‪.‬‬
‫َوالبَ ْغي ِ يَ ِع ُ‬

‫ا ُ ْذ ُك ُروا هللاَ ال َع ِظ َ‬
‫يم يُ ِث ْب ُك ْم َوٱ ْش ُك ُروهُ َي ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬وٱ ْست َ ْغ ِف ُروهُ َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم َوٱتَّقُوهُ َي ْج َع ْل لَ ُك ْم ِمنَ‬
‫أ َ ْم ِر ُك ْم َم ْخ َر ًجا‪،‬‬

‫َوأَقِ ِم ال َّ‬
‫صالة َ‪.‬‬

You might also like