You are on page 1of 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan aset atau modal utama pembangunan dimasa


depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya agar
menjadi anak yang beriman, sehat, cerdas, berilmu, kreatif, terampil dan
mandiri serta menjadi anak bangsa yang bertanggung jawab. Namun
kehidupan remaja yang begitu bebas sekarang ini, menyebabkan
terbukanya peluang untuk terjadinya hal-hal yang banyak dialami sekarang
ini, seperti perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkotik dan obat-obatan
terlarang, minuman beralkohol, kebiasaan merokok hingga keterlibatannya
dalam aktivitas geng motor yang saat ini kembali membuat resah
masyarakat, menjadi contoh pengaruh buruk yang dialami para remaja.

Pengaruh informasi global sering kali memancing remaja untuk


mengadaptasi beberapa kebiasan buruk seperti merokok, minum –
minuman beralkohol dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang sampai
ketindak kejahatan. Remaja banyak melakukan hal yang kurang
bermanfaat. Berdasarkan data dari polrestabes kota makassar tercatat
remaja yang melakukan tindak kejahatan dalam kurung waktu lima tahun
sebanyak 1.478 orang. Dalam kasus pencurian misalnya pada tahun 2012
tercatat pelaku tindak pencurian sebanyak 28 orang. Kemudian pada tahun
2016 meningkat menjadi 90 orang. Kemudian kasus narkotika pada tahun
2016 tercatat 234 orang,dan kasus pemerkorsaan tahun 2016 sebanyak 29
orang.begitu pun juga kasus perkelahian yang meningkat setiap tahunya
pada tahun 2016 tercatat 66 orang. Dari data tersebut perlu diadakan
sebuah pencegahan dan penanganan yang serius terhadap kenakalan
remaja.

Kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa hal antara lain, adanya


kelebihan energi yang di miliki remaja, adanya waktu luang yang kurang
2

termanfaatkan, kurangnya motivasi/kesadaran remaja untuk bertindak


positif. Kurangnya fasilitas sebagai tempat peluapan energi, serta
pembinaan remaja dalam lingkungan keluarga hingga sekolah yang masih
kurang efektif. Pada masa remaja terdapat minat-minat pada kegiatan
tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin,
kecerdasan, lingkungan mereka tinggal, kesempatan yang dimiliki untuk
mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebanyanya, status
dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarga, dan
beberapa faktor lainnya.
Sebagian besar remaja sangat antusias terhadap perkembangan
dunia seni, olahraga, dan hiburan karena memang hiburan dan seni selain
dapat menghilangkan stess, juga dapat menyegarkan kembali pikiran
mereka setelah aktivitas di sekolah dan mereka dapat berkumpul, bergaul
dengan teman sebayanya. Selain seni, olahraga juga merupakan salah satu
bidang minat yang banyak digemari remaja. Antusiasme remaja terhadap
olahraga sangat besar. Bisa dilihat dari kegiatan ekstrakulikuler olahraga
di sekolah bersifat dominan dan banyak peminatnya. Perkembangan
remaja di makassar belum diimbangi dengan fasilitas yang tersedia. Hal
ini terlihat masih kurangnya tempat khusus bagi para remaja yang bisa
menampung aktivitas remaja seperti pengembangan bakat olahraga,
pengembangan bakat seni, juga menjadi sarana yang memberikan
pendidikan sekaligus hiburan yang digemari oleh remaja. Fasilitas yang
ada sekarang belum ada yang terpadu.
Oleh karena itu di perlukan fasilitas yang mampu menumbuhkan
dan meningkatkan keterampilan, minat dan kreativitas remaja makassar.
Selain itu juga diperlukan fasilitas yang dapat membantu mereka agar
memiliki jiwa dan mental yang baik untuk masa depan.
Dengan menyalurkan energi dan potensi yang dimiliki remaja
kearah kegiatan yang positif, remaja dapat membangun proses
pembangunan mental ke arah yang lebih baik melalui lingkungan yang
bersifat positif misalnya melalui wadah atau tempat seperti pusat remaja.
3

Pusat remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di


makassar adalah sebagai wadah kegiatan nonformal remaja (usia 10 – 21
tahun), dimana remaja dapat meningkatkan minat dan bakat yang mereka
miliki sebagai upaya pengembangan aktualisasi diri.
Selain itu pusat remaja merupakan satu wadah untuk pengembangan
kreatifitas, berkumpul, dan interaksi sosial yang bersifat positif. Dan
merupakan salah satu solusi untuk menyediakan wadah para remaja dalam
memanfaatkan waktu luangnya, agar lebih terarah dan bermanfaat bagi
remaja, melalui kegiatan – kegiatan non formal.

B. Rumusan Masalah
Dalam Merencanakan suatu pusat kegiatan remaja di rumuskan
beberapa permasalahan yang dilatar belakangi untuk mengantisifasi
kenakalan remaja,mewadahi tingginya minat remaja terhadap seni dan
olahraga, kebutuhan remaja terhadap wadah edukasi nonformal yang dapat
memenuhi kabutuhan remaja dan mudah dalam pencapaianya sehingga
meningkatkan ketertarikan remaja terhadap wadah tersebut.
1. Bagaimana merencanakan suatu bangunan yang menjadi wadah
pembinaan remaja ?
2. Bagaimana menciptakan suasana yang menunjang kegiatan kerja dalam
bangunan tersebut ?
3. Bagaimana mewujudkan perencanaan pusat kegiatan remaja sesuai dengan
lingkungan dengan segala fasilitas penunjang ?
C. Tujuan
Membuat landasan mengenai perancangan dan perencanaan pusat
remaja yang meliputi:
1. Aspek fisik
a) Perencanaan sarana edukasi non formal bagi remaja
b) Perencanaan media pembinaan remaja sebagai wadah pemersatu dan
pembinaan mental bagi remaja.
2. Aspek non fisik
4

a) Pemanfaatan ruang kota secara optimal


b) Alternatif solusi akan kebutuhan SDM di bidang seni dan olahraga
(kebutuhan akan keterampilan dan pendukung kompetensi).
D. sasaran
1. Memperoleh jenis kegiatan dan kebutuhan ruang untuk menentukan
program ruang dan sistem zonifikasi dalam kaitanya sirkulasi
bangunan
2. Memperoleh penampilan bangunan yang mendukung dan
mencerminkan kegiatan yang diwadahi, sehingga dapat menjadi daya
tarik pengunjung.
E. Lingkup dan batasan pembahasan
1. Lingkup pembahasan
Pembahasan dalam konsep perencanaan dan perancangan Pusat Remaja
berupa disiplin ilmu Arsitektur dan disiplin ilmu Psikologi yang
mengacu pada fakta dan informasi substansial dari sumber yang
absah yang mampu mendukung fungsi bangunan sebagai sarana
kegiatan remaja dengan format edukasi non formal.

2. Batasan pembahasan
a) Batasan pembahasan utama adalah mengenai kegiatan yang akan
diwadahi sebagai sarana kegiatan remaja dengan wujud
pengolahan ruang-ruang kegiatan dan kemudahan maupun
kelancaran dalam sirkulasinya.
b) Citra bangunan yang sesuai fungsinya yaitu sebagai Pusat Remaja.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari data-data mengenai Kota
Makassar, mempelajari standar-standar tentang bangunan pusat
kegiatan remaja dan juga studi kasus mengenai beberapa pusat
kegiatan remaja di Indonesia maupun di luar negeri.
2. Wawancara
5

Kegiatan wawancara meliputi pihak – pihak terkait dan masyarakat


Makassar yang memiliki minat olahraga yang tinggi dan pendapat
masyarakat mengenai fasilitas kegiatan remaja dimakassar.
3. Observasi
Studi lapangan dilakukan dengan meninjau langsung lokasi site dan
mengamati bangunan eksisting agar dapat mengetahui
kelayakannya, dan apa yang menjadi potensi untuk dikembangkan.
4. Analisa dan Pendekatan.
Menganalisa apa yang didapat pada studi literatur dengan kenyataan
yang ada pada site. Kemudian dari analisa tersebut dilakukan
upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan berbagai
pendekatan.
5. Perumusan Konsep
Memunculkan konsep perancangan sesuai dengan hasil analisis
yang telah dilakukan, kemudian mewujudkannya ke dalam desain.
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Mengungkapkan latar belakang permasalahan, permasalahan,
tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metoda pembahasan,
sistematika pembahasan, keaslian penulisan dan kerangka
berpikir yang merupakan uraian tentang garis besar isi
penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Membahas tentang pengertian remaja dan interaksi sosial, pusat
kegiatan remaja dan fasilitas pendukung kegiatan komunitas
remaja, dan studi preseden mengenai pusat kegiatan remaja
sebagai wadah interaksi sosial untuk menjadi literatur dalam
mendesain.
Bab III Analisa dan Pembahasan
Menguraikan tentang analisis dan pendekatan mengenai kegiatan
remaja dan menganalisa permasalahan dari teori dan data yang
6

dikumpulkan baik dalam program arsitektur maupun non


arsitektur
Bab IV Kesimpulan dan Acuan Perancangan
Menarik kesimpulan dari pembahasan dan selanjutnya membuat
rekomendasi acuan perancangan.

You might also like