Professional Documents
Culture Documents
4.arinta Kusuma Wandira-Rachmah (Volume 1 Nomor 1) PDF
4.arinta Kusuma Wandira-Rachmah (Volume 1 Nomor 1) PDF
Alamat korespondensi :
Arinta Kusuma Wandira
E-mail: arinta11@yahoo.com
ABSTRACT
The infant mortality rate is one important indicator in determining the level of
health and is used as an indicator of the success of health development in Indonesia.
This study aims to analyze the causes of infant mortality in the district of Sidoarjo.
This study was observational research with cross sectional design. Sample of 23
mothers of infants who die are scattered in four health centers in Sidoarjo district. The
data obtained and analyzed descriptively with quantitative and qualitative approach
based on the perception of the mother.
The results showed most of the prematurely born infant deaths that accompanied
the mother factor. Knowledge of mothers about the pregnancy was still low, long
distances at delivery, and limited transportation.
Conclusions obtained were the causes of infant mortality by maternal perception of
preterm birth was the most deaths accompanied by maternal factors, there was a
relationship between characteristics of mothers with health services, long distance and
transport during labor was limited. Proposed research was provided counseling,
provision of educational media on pregnancy and the need for transportation in each
village to health care.
PENDAHULUAN
AKB merupakan salah satu MDG’s tahun 2015. Penurunan AKB
indikator keberhasilan pembangunan mengindikasikan peningkatan derajat
kesehatan yang telah dicanangkan kesehatan masyarakat sebagai salah
dalam Sistem Kesehatan Nasional dan satu wujud keberhasilan pembangunan
bahkan dipakai sebagai indikator di bidang kesehatan.
sentral keberhasilan pembangunan Dari laporan rutin tahun 2010 di
kesehatan di Indonesia (Bachroen, Jawa Timur yang terdapat dalam
1988). publikasi profil kesehatan Provinsi
Berdasarkan data BPS, AKB Jawa Jatim (2010), terjadi 5.533 kematian
Timur tahun 2005-2010 turun dari bayi dari 589.482 kelahiran hidup.
36,65 (tahun 2005) menjadi 29,99 per Kabupaten Sidoarjo merupakan
1.000 kelahiran hidup (tahun 2010). penyumbang terbesar ketiga dalam
Angka tersebut masih jauh dari target
(82,6%) tidak mendapatkan ASI dari pendidikan ibu yang tinggi sebesar
ibunya saat setelah melahirkan ataupun 36,4%. Sebesar 78,3% responden
mendapatkan campuran susu formula mengatakan bahwa informasi yang
(MP-ASI) dari rumah sakit. Kematian mereka dapat saat pemeriksaan
bayi yang mendapat ASI dengan antenatal ke tenaga kesehatan (dokter
pendidikan ibu yang rendah 2 orang dan bidan) tidak jelas dan kurang
(16,7%) dan pendidikan ibu yang tinggi lengkap. Sebesar 21,7% responden
sejumlah 2 orang (18,2%). mengatakan jelas dan lengkap.
Informasi yang didapat saat pelayanan
2. Kondisi Bayi antenatal tidak jelas dan tidak lengkap
Penyebab kematian yang pada umur ibu <20 tahun dan >34 tahun
disebabkan oleh kondisi bayi, ternyata (umur berisiko) sebesar 100% dan
ada keterkaitan antara faktor fisik umur ibu 20-34 tahun sebesar 93,8%.
kondisi ibu saat hamil serta
karakteristik demografi ibu. Tabel 2. Distribusi Pemberi Pelayanan
Kematian bayi yang teridentifikasi Kesehatan
sebesar 4,3% BBLR, 65,2% bayi
prematur. Sebanyak 3 bayi meninggal Variabel Frekuensi Persentase
Bebas (n=23) (%)
disertai kelainan kongenital dan 4 bayi Penolong persalinan:
meninggal disertai asfiksia. Bidan 10 43,5
Dari empat kondisi bayi tersebut, Dokter 12 52,2
kebanyakan bayi meninggal prematur. Dukun 1 4,3
Adapun faktor ibu yang menyertai bayi Total 23 100,0
lahir prematur antara lain bayi prematur Pemeriksaan antenatal:
dilahirkan oleh umur ibu yang berisiko 1 kali 2 8,7
(71,4%), paritas yang berisiko (77,8%), 2-4 kali 5 21,7
jarak kelahiran yang cukup aman >4 kali 16 69,6
(75%). Total 23 100,0
Kematian bayi yang disebabkan
karena kondisi bayi sendiri, ternyata
tidak lepas dari kondisi ibu saat hamil PEMBAHASAN
sehingga menyebabkan bayi prematur. 1. Faktor Ibu
Kondisi tersebut merupakan salah satu Kematian bayi yang terjadi di
kondisi fisik adalah ibu bekerja berat Kabupaten Sidoarjo sebagian besar
selama masa hamil (87,5%), informasi dimiliki oleh ibu yang dapat dikatakan
yang didapat saat pelayanan antenatal sebagai umur aman dalam kehamilan
tidak jelas dan kurang lengkap (68,2%). yaitu antara umur 21-34 tahun dan
Disisi lain terdapat pula lingkungan paritas yang cukup. Pada umur aman
yang tidak sehat, ibu yang untuk kehamilan dengan paritas yang
mengkonsumsi obat, memiliki riwayat cukup ternyata ada suatu fenomena
kandungan lemah, adanya riwayat yang melatarbelakangi kejadian suatu
kehamilan kembar, serta nutrisi yang penyakit yang secara tidak langsung
kurang mencukupi. mempengaruhi kondisi bayi, salah
satunya riwayat kesehatan ibu yang lalu
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan (misalnya alergi, hipertensi, dll) dan
Kematian bayi pada pemeriksaan riwayat keluarga (misalnya hipertensi,
antenatal <4 kali dengan pendidikan ibu diabetes, riwayat keturunan
yang rendah sebesar 25% dan kembar,dll).
Selain itu ada faktor yang diluar kemampuan daya beli dan konsumsi
kondisi ibu saat hamil yang untuk ibu saat hamil kurang terpenuhi.
kemungkinan bisa mempengaruhi Akan tetapi, saat pemeriksaan antenatal
kondisi bayi, diantaranya beban fisik, mayoritas memeriksakan kehamilannya
konflik keluarga, masalah ekonomi, pada seorang bidan puskesmas ataupun
serta kurangnya perhatian dan kasih bidan desa. Karena mereka
sayang dari keluarga. Disatu sisi, memenggunakan jampersal. Penelitian
banyak bayi yang lahir prematur dan ini sejalan dengan penelitian Yandrida
bahkan BBLR. (2005) di Kabupaten Padang Pariaman
Dalam penelitian ditemukan bahwa tahun 2004. Penelitian tersebut
sebagian besar jarak kelahiran kurang mengemukakan bahwa sebanyak 75,2%
dari 2 tahun. Dengan jarak kelahiran dari kematian neonatal terjadi pada
yang kurang dari 2 tahun, kesehatan keluarga miskin.
fisik dan rahim ibu masih butuh cukup Kebiasaan ibu yang menganggap
istirahat dan ada kemungkinan ibu bahwa kehamilan merupakan hal biasa
masih menyusui. Adapun hal yang memiliki riwayat pendidikan yang
melatarbelakangi mengapa ibu hamil rendah serta ekonomi yang rendah.
dengan jarak kurang dari 2 tahun, Sehingga faktor tersebut secara tidak
antara lain suami ingin segera langsung diduga dapat mempengaruhi
mempunyai keturunan lagi dan adanya kehamilan, proses persalinan dan pasca
riwayat abortus. Penelitian ini sejalan persalinan.
dengan hasil penelitian di Naragwal, Kehamilan ganda atau hamil
India Utara. Hasil tersebut kembar adalah kehamilan dengan dua
menunjukkan bahwa kematian neonatal janin atau lebih. Kondisi ibu yang
dan kematian bayi tertinggi terjadi memiliki kehamilan multipel disertai
ketika jarak kelahiran kurang dari 1 riwayat kesehatan ibu yang lalu, seperti
tahun (Istiarti, 2000). hipertensi dan riwayat keluarga, seperti
Informasi yang berhubungan riwayat keturunan kembar, dapat
dengan perawatan kehamilan sangat berisiko terhadap bayi yang
dibutuhkan oleh semua ibu hamil dan dikandungnya. Didapatkan pula pada
keluarganya. Sebagian besar tingkat kehamilan multipel terdapat bayi lahir
pendidikan ibu tamat SMA. Adapun sungsang dan kelainan kongenital.
fenomena yang ditemukan di lapangan Disamping itu berat badan satu janin
berkaitan dengan tingkat pendidikan kehamilan kembar rata-rata <2500 gr
yaitu anak yang dilahirkan merupakan dan prematur. Hal-hal tersebut diduga
anak pertama yang dimiliki oleh ibu dapat menyebabkan kematian pada
dengan usia <20 tahun dan usia ideal bayi.
(21-34 tahun). Meskipun pendidikan Kebutuhan nutrisi yang adekuat
cukup tinggi, jika dilihat menurut usia, sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu
kemungkinan pengetahuan ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan
mengenai kehamilan masih sangat nutrisi bagi pertumbuhan dan
rendah dan tidak cukup waktu untuk perkembangan bayi yang dikandungnya
mencari pelayanan semaksimal dan persiapan fisik ibu untuk
mungkin. Sehingga ibu kurang menghadapi persalinan dengan aman.
memperhatikan kondisinya saat hamil. Temuan di masyarakat bahwa mereka
Hampir separuh lebih kematian lebih mementingkan selera dengan
bayi dialami pada masyarakat yang mengabaikan makanan yang
kurang mampu. Dengan demikian dikonsumsinya, misalnya kesukaan ibu
lancar, disamping itu bayi tersebut informasi yang sangat penting. Dilihat
mendapatkan susu formula dari pihak dari hasil penelitian bahwa ibu yang
rumah sakit. Namun hal ini belum bisa berisiko merasa tidak pernah mendapat
dibuktikan pasti apa penyebab dari informasi yang jelas dan lengkap
kelainan kongenital sendiri. seputar kehamilan. Kebanyakan ibu
Dilihat dari riwayat kesehatan ibu, yang datang pertama kali ke pelayanan
saat akan melahirkan tekanan darah kesehatan hanya untuk mengecek
meningkat, serta keadaan jantung bayi apakah mereka positif hamil atau tidak.
mulai melemah, dan kelahiran Setelah itu tenaga kesehatan hanya
dilakukan dengan cara seksio sesarea. menyarankan untuk menjaga
Dengan demikian, kemungkinan foktor kandungannya, makan-makanan yang
tersebut yang dapat menyebabkan bayi bergizi. Dari hasil tersebut, informasi
dengan lahir asfiksia dan menyebabkan yang diberikan masih kurang
kematian pada bayi. mendetail. Misalnya tenaga kesehatan
memberikan contoh makanan yang
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan bergizi bagi ibu hamil, sehingga ibu
Ada kemungkinan bahwa kematian hamil tersebut mengetahui jenis
bayi yang ditolong oleh tenaga makanan apa saja yang seharusnya
kesehatan memiliki kendala selama dimakan dan tidak boleh dimakan.
pemeriksaan kehamilan hingga proses Fakta lain dilapangan yaitu banyak
persalinan, diantaranya alat medis yang ibu yang selalu mengiyakan apa yang
kurang lengkap, jarak jauh pada saat dikatakan oleh tenaga kesehatan,
persalinan, dan transportasi namun sebenarnya ibu tidak paham
kurang/terbatas. Disamping itu terdapat dengan apa yang dikatakan oleh tenaga
faktor dari ibu maupun keluarga yang kesehatan tersebut dan ibu enggan
dapat mempengaruhi pemilihan untuk bertanya kembali; apabila hasil
penolong persalinan, semisal pemeriksaan dirasa sudah cukup
pengambilan keputusan yang tidak atau bagus/apa saja yang dikatakan tenaga
kurang tepat saat akan melahirkan serta kesehatan bahwa ibu dan anak sehat-
faktor ekonomi dalam keluarga. sehat saja, maka ibu dengan segera
Pemeriksaan antenatal telah meninggalkan pelayanan kesehatan
dilakukan oleh ibu sebanyak lebih dari tersebut; jika ibu tidak menanyakan
4 kali. Namun, usia kelahiran masih atau lebih aktif bertanya seputar
belum cukup bulan dan dapat kehamilan, maka tenaga kesehatan
menyebabkan kelahiran prematur tersebut tidak memberikan informasi
dengan berbagai faktor yang apapun.
mendorong kelahiran prematur terjadi. Seperti yang dijelaskan
Adapun kelahiran maturus yang sebelumnya, bahwa meskipun
menyebabkan kematian pada bayi. pendidikan ibu hamil tamat
Kematian bayi tersebut terjadi karena SMA/sederajat. Namun ibu tidak cukup
kelainan kongenital, BBLR, riwayat pengetahuan tentang kehamilan dan
kehamilan yang memang berisiko proses persalinan. Disamping itu tidak
misalnya hipertensi saat hamil. Jika adanya transportasi, dan juga
dilihat berdasarkan frekuensinya, kurangnya ibu atau keluarga untuk
pemeriksaan kehamilan sudah sesuai mengakses informasi.
dengan teori yang ada. Hal tersebut dikarenakan
Pada setiap kali kunjungan pemeriksaan yang dilakukan hanya
antenatal tersebut, perlu didapatkan sebatas pemeriksaan secara umum saat