You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” artinya menggerakkan. Motivasi
adalah suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Motivasi belajar
dapat dilihat dari karakter tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman
perhatian, konsentrasi dan tekun mencapai tujuan.
“Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbal balik pada diri
seseorang baik sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian motivasi,jenis dan bentuk dari motivasi
2. Faktor yang mempengaruhi motivasi
3. Strategi menumbuhkan motivasi dalam belajar
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian,jenis dan bentuk dari motivasi
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi
3. Mengetahui strategi yang menumbuhkan motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” artinya menggerakkan. Motivasi adalah suatu
energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Motivasi belajar dapat dilihat dari
karakter tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan tekun
mencapai tujuan.
“Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbal balik pada diri
seseorang baik sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu”.

Menurut Mahfudh Shalahuddin, motivasi adalah dorongan dari dalam yang digambarkan sebagai
harapan, keinginan dan sebagainya, yang bersifat menggiatkan atau menggerakkan individu
untuk bertindak atau bertingkah laku, guna memenuhi kebutuhan. Motivasi berasal dari bahasa
Latin "movere", yang berarti menggerakkan. Menurut Weiner (1990) motivasi didefenisikan
sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai
tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007),
motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang
diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita;
penghargaan dan penghormatan. Sedangkan Imron (1966) menjelaskan bahwa motivasi berasal
dari bahasa Inggris "motivation" yang berarti dorongn atau pengalasan untuk melakukan suatu
aktifitas hingga mencacpai tujuan.

B. Jenis Motivasi
Secara umum, dalam hubungannya dengan belajar, para ahli sepakat mengklasifikasikan
motivasi ke dalam dua jenis menurut timbulnya, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Muhibbin Syah mengatakan secara umum motivasi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:
(1) Motivasi intrinsik. Adalah hal dan keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Yang tergolong ke dalam klasifikasi ini
adalah : perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut misalnya materi
pelajaran tersebut berhubungan dengan cita-cita masa depan siswa yang bersangkutan.
(2) Motivasi Ekstrinsik. Adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Yang tergolong ke dalam motivasi eksternal ini
adalah: pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua/guru, dan lain-
lain.[21] Seorang guru sebaiknya memahami juga, bahwa motivasi ekstrinsik, hanya efektif jika
adanya perangsang-perangsang dari luar yang mengakibatkan seorang siswa mengubah tingkah
lakunya secara efektif. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi ekstrinsik seringkali hanya
memegang peranan yang kecil, namun seringkali seorang guru menganggap dirinya mampu
mengubah motivasi internal dengan upaya tertentu (memberi hadiah atau hukuman). Motivasi
ekstrinsik ini, hanya akan efektif jika motivasi intrinsik siswa mengalami perubahan dengan
sendirinya melalui sejumlah pengalaman. Maka, seorang guru sebaiknya tidak terlalu terpaku
merencanakan motivasi eksternal yang terlalu berlebihan, agar tidak membuat siswa hanya
membeo tingkah laku atau kemampuan yang dimilikinya.
Oemar Hamalik memperjelas: “motivasi intrinsik sebagai sound motivationyang artinya
adalah motivasi yang riil, yang memiliki nilai-nilai yang sesungguhnya. Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang berasal dari luar situasi belajar-mengajar”.
Sardiman A. M mengatakan motivasi terdiri dari:
- Motivasi Instrinsik
Motivasi Intrinsik adalah suatu motif atau dorongan yang berasal dan dalam diri seseorang untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Sardiman menandaskan bahwa motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang tidak perlu dirangsang dan luar, karena dalam din setiap mdividu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik adalah hal keadaan yang berasal dan dalam din siswa
sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik
siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut misalnya
untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
- Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif atau dorongan yang datang dari luar dirinya atau dorongan itu
datang dan orang lain. Tujuan dan motivasi ekstrinsik ini adalah untuk membangkitkan minat
seseorang agar lebih rajin dalam melakukan pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik ini aktif apabila ada
rangsangan dari luar dirinya yang dilakukan oleh orang-orang yang peduli akan perkembangan
pribadinya[23]
Motivasi ekstrinsik ini perlu diperhatikan terutama bagi pendidik sebagai :orang yang paling
bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi anak-anak. Memang hasrat di dorong agar mau
belajar atau mau melakukan sesuatu kegiatan Motivasi ekstrinsik juga termasuk yang dipelajan
(learned motives) karena motif ini dapat dimiliki seseorang melalui proses kematangan, latihan,
melalui belajar.
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dan luar individu siswa yang juga
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, pujian dan hadiah, peraturan/tata tertip sekolah,
sikap teladan dan orang tua, guru dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi
ekstrinsik yang dapat menolong siswa dalam belajar[24]
Purwanto menggo1ongkan motif-motif tersebut menjadi tiga golongan yaitu :
1. Motif-motif atau kebutuhan organis, misal kebutuhan untuk makan, kebutuhan
untuk bernafas.
2. Motif darurat misalnya, dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, dorongan untuk berusaha.
3. Motif obyektif, yang menyangkut kebutuhan untuk melakukan manipulasi’ untuk
menarik perhatian.[25]
Hilgard sebagaimana dikutip oleh S. Nasution mengatakan bahwa: “Learning is the
process by which an activity originates or changed through training procedures (whether
laboratory or is the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable
to training”.[26] Yang artinya, belajar adalah suatu proses yang mana aktivitas yang dihasilkan
atau prosedur perubahan melalui latihan (baik di laboratorium maupun di lingkungan alami)
sebagaimana terlihat dari perubahan-perubahan yang tidak dapat dihubungkan dengan pelatihan
dimaksud. Hal ini menunjukkan bahwa belajar berhubungan erat dengan melatih diri untuk
menguasai sejumlah keahlian. Dan keahlian tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
setelah selesai belajar, sekalipun persoalan yang dihadapi tidak seperti yang dihadapi ketika sedang
belajar. Dengan memperhatikan hal di atas, maka guru dengan segala upayanya untuk membuat
siswa belajar adalah motivasi ekstrinsik bagi siswa. Guru perlu juga memperhatikan bahwa pikiran
atau persepsi sendiri sering lebih kuat dari kebenaran yang letaknya di luar diri sendiri.
Oleh karena itu, tugas guru sangat berat untuk memberikan upaya yang maksimal dalam
rangka menimbulkan motivasi yang sama kuatnya dengan motivasi yang berasal dari dalam diri
sendiri.

C.Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar


Menurut Sudirman A.M, ada beberapa bentuk dan cara yang menumbuhkan motivasi yaitu:
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/Kompetisi
4. Harga diri
5. Menilai ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Pujian
8. Hukuman
9. Hasrat untuk belajar
10. Minat
11. Tujuan yang diakui.”[27]

a. Memberi Angka
Angka dalam hal ini merupakan simbol dari nilai kegiatan belajar. Angka-angka yang baik bagi
para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Namun sebagai guru haruslah mengetahui
bahwa pemaparan angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar
yang bermakna, langkah yang dilakukan adalah guru memberi angka. Angka dapat dikaitkan
dengan value yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada siswa sehingga
tidak sekedar kognitif saja, tetapi keterampilan dan afektifnya.
b. Hadiah
Hadiah dapat sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian, karena hadiah untuk sebuah
pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berkat untuk
pekerjaan tersebut.
c. Saingan/ Kompetisi
Saingan/kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa. Persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
d. Harga Diri
Membutuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan kepentingan tugas dan menerimanya
sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga dirinya adalah salah satu
bentuk motivasinya yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
memacu prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
e. Menilai Ulangan
Para siswa akan menjaga giat belajarnya kalau mengetahui akan adanya ulangan. Oleh karena itu
memberi ulangan itu juga merupakan sarana motivasi, tetapi guru juga terlalu sering memberi
ulangan karena bisa membosankan siswa. Maka sebelum ulangan guru sebaiknya terlebih dahulu
memberitahukan akan adanya ulangan.
f. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pelajaran apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk
lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka akan ada motivasi
pada diri siswa untuk belajar terus menerus dengan harapan-harapan hasilnya terus meningkat.
g. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik perlu diberikan
pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi.
Pemberiannya harus tepat, dengan pujian yang tepat akan nampak suasana yang menyenangkan
dan mempertimbangkan gairah belajar.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat, dan bijak akan
menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat Untuk Belajar
Hasrat untuk belajar adalah unsur kesengajaan, ada maksud untuk, hal ini lebih baik, bila
dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat berarti ada pada diri seseorang.
j. Minat
Motivasi erat hubungan dengan minat, motivasi muncul karena adanya kebutuhan. Begitu juga
dengan minat, sehingga tepatlah bahwa minat merupakan alat motivasi yang pokok dalam proses
belajar.
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui akan terima baik oleh siswa dan akan merupakan alat motivasi yang
sangat penting sekali dengan memahami tujuan yang harus dicapai karena disana sangat berguna
dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Guru mengembangkan dan
mengarahkan hingga dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna.

D.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi manusia untuk belajar. Motivasi belajar
terjadi dari tindakan perbuatan persiapan mengajar. Menurut Dimyati faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut :
1). Cita-cita / Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak yang sejak kecil, seperti keinginan
bermain. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan keinginan bergiat. Bahkan
dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh
perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan.
2). Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi kemampuan dan kecakapan mencapainya. Keinginan
membaca perlu dibarengi kemampuan mengenal dan mengucapkan huruf ”R”. Misalnya dapat
dibatasi dengan diri melatih ucapan ”R” yang benar. Latihan berulang kali menyebabkan
bentuknya kemampuan mengucapkan ”R”. Dengan kemampuan pengucapan huruf ”R” akan
terpenuhi keinginan akan kemampuan belajar yang memperkuat anak-anak untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.
3). Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang
yang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seorang siswa
yang sehat, kenyang, dan gembira akan memusatkan perhatian pada pelajaran dan akan termotivasi
untuk belajar.
4). Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berubah keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan
kehidupan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh
lingkungan sekitar, bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman teman yang nakal akan
mengganggu kesungguhan belajar, sebaliknya kampus, sekolah yang indah, pergaulan siswa yang
rukun akan memperkuat motivasi belajar. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan
indah maka semangat belajar akan mudah diperkuat.
5). Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan
berkat pengalaman hidup, pengalaman teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku
belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga
mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, rasio, ke
semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.
6). Upaya Guru Dalam Mengelola Kelas
Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah maupun di luar sekolah. Upaya
pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
b. Membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan
c. Membina belajar tertib bergaul
d. Membina belajar tertib lingkungan sekolah
Raymond dan Judith mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam motivasi belajar
seorang anak yaitu:
1. Budaya, masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan
secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam
pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui
pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan
orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan
sekolah. Hal-hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
2. Keluarga, berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam
memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi
belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya
dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya.
3. Sekolah, ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah
perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa
membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat
seorang guru yang mernenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta
membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4. Diri anak itu sendini, murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar
untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar,
memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur din
sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.[29]
Dilihat dan peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka
memotivasi belajar siswa. Kerja sama antara kedua komponen mi akan menghasilkan kekuatan
luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam
rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara keduanya harus dirancang
sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh orang tua dan guru harus
teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan memahami kekuatan dan kelemahan guru dan orang
tha akan dapat membuat rancangan yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Menurut pendapat Fo’arota Telaumbanua mengemukakan : “Motivasi sangat penting
untuk dipahami karena melalui motivasi manusia terdorong untuk melakukan suatu
pekerjaan”.[30] Lebih lanjut dikemukakan bahwa :”Timbulnya motivasi didasarkan atas dorongan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu yaitu keinginan untuk
berbuat dan bertindak.”[31] Memberikan motivasi kepada siswa berarti menggerakkan siswa
untuk melakukan sesuatu dan ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awal hal ini akan menyebabkan
siswa merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar. Supaya kebutuhan itu
menjadi jelas dalam diri siswa untuk membangun motivasi maka lebih lanjut ada beberapa
kebutuhan dasar yang dimiliki oleh peserta belajar antara lain :
a. Kebutuhan untuk membuat sesuatu secara efektif
b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
c. Kebutuhan untuk mencapai hasil
d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Faktor yang paling kuat dalam mempengaruhi motivasi adalah “kebutuhan”. Setiap
tindakan yang merupakan perwujudan dari motivasi adalah didasari pada kebutuhan. Manusia
tidak akan termotivasi untuk mencapai suatu tujuan atau melakukan suatu tindakan, jika ia tidak
membutuhkan sesuatu dari tindakan serta pikirannya itu. Menurut Maslow [32], ada 7 kebutuhan
manusia yang harus dipenuhi, yang diyakini menjadi motivasi dalam setiap tindakan manusia
yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis. Yaitu kebutuhan jasmani manusia misalnya, kebutuhan akan makanan,
minum, tidur, istirahat, dan kesehatan. Untuk dapat belajar dengan baik, siswa harus dalam
keadaan sehat-sehat saja, tidak kelaparan, kehausan, yang dapat mengganggu keinerja otaknya
dalam belajar.

2. Kebutuhan akan keamanan. Manusia membutuhkan ketentraman dan keamanan jiwa. Perasaan
kecewa, dendam, takut akan kegagalan, ketidakseimbangan mental dan goncangan-goncangan
emosi yang lain dapat mengganggu aktivitas belajar seseorang. Untuk meningkatkan cara belajar
siswa lebih efektif, maka siswa harus dapat menjaga keseimbangan emosi, sehingga perasaan
aman dapat tercapai dan konsentrasi pikiran dapat dipusatkan pada materi pelajaran yang ingin
dipelajari.
3. Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta. Manusia dalam hidup membutuhkan kasih sayang dari
orang tua, saudara dan teman-teman yang lain. Di samping itu, ia akan merasa berbahagia jika
dapat membantu dan memberikan cinta kasih pada orang lain pula. Belajar bersama akan
membuka pikiran siswa, serta meningkatkan ketajaman berpikir siswa.
4. Kebutuhan akan status. Tiap orang menginginkan segala usahanya berhasil. Untuk kelancaran
belajar, perlu optimisme, percaya diri, dan keyakinan akan dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik. Siswa harus mendapat insentif bahwa, apa yang dipelajarinya kelak akan berguna bagi
dirinya sendiri.
5. Kebutuhan akan self-actualisation. Belajar yang lebih efektif dapat diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, image seseorang. Tiap-tiap orang tentu berusaha untuk memenuhi keinginan
yang dicita-citakannya. Oleh karena itu siswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan
membantunya mencapai cita-cita yang diinginkannya.
6. Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti. Yaitu kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa
ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi, dan untuk mengerti sesuatu. Untuk mencapai
hal ini, maka harus ditanamkan kepada siswa bahwa, satu-satunya cara untuk memuaskan rasa
ingin tahunya akan sesuatu adalah dengan belajar.
7. Kebutuhan estetika. Yaitu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan,
keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan. Hal ini hanya mungkin akan terwujud jika
siswa belajar tak henti-hentinya, tidak hanya dalam pendidikan formal saja tetapi juga setelah
selesai, setelah bekerja, berkeluarga serta berperan dalam masyarakat.
Dengan kebutuhan seorang siswa dapat memperbaharui motivasi intrinsiknya jika ia dapat
melihat dengan cermat apa yang paling dibutuhkannya saat ini (dalam jangka waktu pendek). Juga
jika siswa dapat melihat atau mempunyai visi atau cita-cita mengenai hidupnya di masa yang akan
datang (dalam jangka panjang).
Menurut pendapat Malcom Brownlee, Faktor-Faktor Mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Faktor Guru
Seseorang dikatakan sebagai guru tidak cukup “tahu” sesuatu materi yang akan diajarkan, tetapi
pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memang memiliki “kepribadian guru” denga
segala ciri tingkat kedewasaannya dan memiliki kepribadian
Untuk itu perlu dikemukakan dalam pembahasan ini sepuluh kompetensi guru yang berkaitan erat
dengan tugasnya membentuk motivasi belajar siswa di sekolah antara lain :
1) Menguasai bahan atau materi pengajaran
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Pengelolaan kelas
4) Menggunakan Media dan sumber belajar
5) Menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi belajar-mengajar
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
8) Mengenal fungsi dan program bimbingan & Penyuluhan
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Mengenal prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna kepentingan
pengajaran

b. Faktor Orangtua
Faktor orangtua dalam keluarga sangat menentukan juga karena mereka adalah mitra para
guru dalam bekerja bersama-sama untuk tujuan tersebut. Orangtua tidak cukup puas hanya
menyerahkan urusan dan tanggung jawab ini pada guru.

c. Faktor Lingkungan Masyarakat


Faktor lingkungan masyarakat tempat berdomisili siswa menajadi unsur yang turut
dipetimbangkan dalam proses pembentukan motivasi siswa, karena siswa juga adalah bagian
ataupun warga dari suatu masyarakat. Malcom Brownlee mengemukakan konsep yang
memperlihatkan ketergantungan ini dengan mengemukakan “Manusia dalam msyarakat dan
masyarakat dalam manusia”[33]
Lebih lanjut dijelaskan bahwa konsep manusia dalam masyarakat mengisyaratkan
ketergantungan bahwa individu sebagai bagian dalam komunitas yang mmiliki sistim nilai sosial
yang saling mengikat dan mempengaruhi setiap individu yang hidup bersama dalam sebuah
komunitas, baik komunitas masyarakat kota ataupun masyarakat desa dan atau kelompok belajar
seperti siswa pada suatu sekola

E. Fungsi Motivasi Belajar


Sardiman A.M, mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat baik, yakni sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi.
2. Menentukan arah perubahan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. [34]
Jadi, motivasi itu diberikan untuk :
a. Membangkitkan minat belajar siswa
b. Memberikan kesempatan kepada siswa dalam memperoleh hasil yang lebih baik.
c. Memberikan penguatan kepada siswa.
d. Melaksanakan evaluasi.
Fungsi motivasi sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi, karena seseorang
melakukan usaha harus mendorong keinginannya, dan menentukan arah perbuatannya kearah
tujuan yang hendak dicapai. Sehingga siswa dapat menyeleksi perbuatan untuk menentukan apa
yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi tujuan yang hendak dicapainya.

F. Strategi menumbuhkan motivasi


Hal yang paling menyenangkan dan memuaskan bagi pendidik adalah ketika
anak-anak didik mengikuti kegiatan belajar dengan penuh semangat. Akan tetapi terkadang minat
dan motivasi belajar anak didik mengalami pasang surut. Tentunya dengan tidak adanya semangat
belajar peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar menimbulkan ketidakantusiasan terhadap
pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Untuk itu, disini pendidik harus memposisikan diri
sebagai motivator bagi anak didiknya.
Untuk bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi semangat belajar siswa.
1. Faktor Internal
Faktor internal mencakup hal-hal yang berkaitan dengan aspek dirinya sendiri, diantaranya
jasmani, emosi, motif dan spiritual.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri, seperti lingkungan sosial
(masyarakat, keluarga, teman, kerabat) dan lingkungan non-sosial.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi berasal dari bahasa Latin "movere", yang berarti menggerakkan. Menurut
Weiner (1990) motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam
kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan
dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Sedangkan Imron (1966)
menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris "motivation" yang berarti dorongn atau
pengalasan untuk melakukan suatu aktifitas hingga mencacpai tujuan.
B. SARAN
Semoga materi yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai media
pembelajaran dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.

You might also like