Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” artinya menggerakkan. Motivasi
adalah suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Motivasi belajar
dapat dilihat dari karakter tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman
perhatian, konsentrasi dan tekun mencapai tujuan.
“Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbal balik pada diri
seseorang baik sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian motivasi,jenis dan bentuk dari motivasi
2. Faktor yang mempengaruhi motivasi
3. Strategi menumbuhkan motivasi dalam belajar
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian,jenis dan bentuk dari motivasi
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi
3. Mengetahui strategi yang menumbuhkan motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” artinya menggerakkan. Motivasi adalah suatu
energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Motivasi belajar dapat dilihat dari
karakter tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan tekun
mencapai tujuan.
“Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbal balik pada diri
seseorang baik sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu”.
Menurut Mahfudh Shalahuddin, motivasi adalah dorongan dari dalam yang digambarkan sebagai
harapan, keinginan dan sebagainya, yang bersifat menggiatkan atau menggerakkan individu
untuk bertindak atau bertingkah laku, guna memenuhi kebutuhan. Motivasi berasal dari bahasa
Latin "movere", yang berarti menggerakkan. Menurut Weiner (1990) motivasi didefenisikan
sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai
tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007),
motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang
diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita;
penghargaan dan penghormatan. Sedangkan Imron (1966) menjelaskan bahwa motivasi berasal
dari bahasa Inggris "motivation" yang berarti dorongn atau pengalasan untuk melakukan suatu
aktifitas hingga mencacpai tujuan.
B. Jenis Motivasi
Secara umum, dalam hubungannya dengan belajar, para ahli sepakat mengklasifikasikan
motivasi ke dalam dua jenis menurut timbulnya, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Muhibbin Syah mengatakan secara umum motivasi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:
(1) Motivasi intrinsik. Adalah hal dan keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Yang tergolong ke dalam klasifikasi ini
adalah : perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut misalnya materi
pelajaran tersebut berhubungan dengan cita-cita masa depan siswa yang bersangkutan.
(2) Motivasi Ekstrinsik. Adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Yang tergolong ke dalam motivasi eksternal ini
adalah: pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua/guru, dan lain-
lain.[21] Seorang guru sebaiknya memahami juga, bahwa motivasi ekstrinsik, hanya efektif jika
adanya perangsang-perangsang dari luar yang mengakibatkan seorang siswa mengubah tingkah
lakunya secara efektif. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi ekstrinsik seringkali hanya
memegang peranan yang kecil, namun seringkali seorang guru menganggap dirinya mampu
mengubah motivasi internal dengan upaya tertentu (memberi hadiah atau hukuman). Motivasi
ekstrinsik ini, hanya akan efektif jika motivasi intrinsik siswa mengalami perubahan dengan
sendirinya melalui sejumlah pengalaman. Maka, seorang guru sebaiknya tidak terlalu terpaku
merencanakan motivasi eksternal yang terlalu berlebihan, agar tidak membuat siswa hanya
membeo tingkah laku atau kemampuan yang dimilikinya.
Oemar Hamalik memperjelas: “motivasi intrinsik sebagai sound motivationyang artinya
adalah motivasi yang riil, yang memiliki nilai-nilai yang sesungguhnya. Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang berasal dari luar situasi belajar-mengajar”.
Sardiman A. M mengatakan motivasi terdiri dari:
- Motivasi Instrinsik
Motivasi Intrinsik adalah suatu motif atau dorongan yang berasal dan dalam diri seseorang untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Sardiman menandaskan bahwa motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang tidak perlu dirangsang dan luar, karena dalam din setiap mdividu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik adalah hal keadaan yang berasal dan dalam din siswa
sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik
siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut misalnya
untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
- Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif atau dorongan yang datang dari luar dirinya atau dorongan itu
datang dan orang lain. Tujuan dan motivasi ekstrinsik ini adalah untuk membangkitkan minat
seseorang agar lebih rajin dalam melakukan pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik ini aktif apabila ada
rangsangan dari luar dirinya yang dilakukan oleh orang-orang yang peduli akan perkembangan
pribadinya[23]
Motivasi ekstrinsik ini perlu diperhatikan terutama bagi pendidik sebagai :orang yang paling
bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi anak-anak. Memang hasrat di dorong agar mau
belajar atau mau melakukan sesuatu kegiatan Motivasi ekstrinsik juga termasuk yang dipelajan
(learned motives) karena motif ini dapat dimiliki seseorang melalui proses kematangan, latihan,
melalui belajar.
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dan luar individu siswa yang juga
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, pujian dan hadiah, peraturan/tata tertip sekolah,
sikap teladan dan orang tua, guru dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi
ekstrinsik yang dapat menolong siswa dalam belajar[24]
Purwanto menggo1ongkan motif-motif tersebut menjadi tiga golongan yaitu :
1. Motif-motif atau kebutuhan organis, misal kebutuhan untuk makan, kebutuhan
untuk bernafas.
2. Motif darurat misalnya, dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, dorongan untuk berusaha.
3. Motif obyektif, yang menyangkut kebutuhan untuk melakukan manipulasi’ untuk
menarik perhatian.[25]
Hilgard sebagaimana dikutip oleh S. Nasution mengatakan bahwa: “Learning is the
process by which an activity originates or changed through training procedures (whether
laboratory or is the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable
to training”.[26] Yang artinya, belajar adalah suatu proses yang mana aktivitas yang dihasilkan
atau prosedur perubahan melalui latihan (baik di laboratorium maupun di lingkungan alami)
sebagaimana terlihat dari perubahan-perubahan yang tidak dapat dihubungkan dengan pelatihan
dimaksud. Hal ini menunjukkan bahwa belajar berhubungan erat dengan melatih diri untuk
menguasai sejumlah keahlian. Dan keahlian tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
setelah selesai belajar, sekalipun persoalan yang dihadapi tidak seperti yang dihadapi ketika sedang
belajar. Dengan memperhatikan hal di atas, maka guru dengan segala upayanya untuk membuat
siswa belajar adalah motivasi ekstrinsik bagi siswa. Guru perlu juga memperhatikan bahwa pikiran
atau persepsi sendiri sering lebih kuat dari kebenaran yang letaknya di luar diri sendiri.
Oleh karena itu, tugas guru sangat berat untuk memberikan upaya yang maksimal dalam
rangka menimbulkan motivasi yang sama kuatnya dengan motivasi yang berasal dari dalam diri
sendiri.
a. Memberi Angka
Angka dalam hal ini merupakan simbol dari nilai kegiatan belajar. Angka-angka yang baik bagi
para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Namun sebagai guru haruslah mengetahui
bahwa pemaparan angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar
yang bermakna, langkah yang dilakukan adalah guru memberi angka. Angka dapat dikaitkan
dengan value yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada siswa sehingga
tidak sekedar kognitif saja, tetapi keterampilan dan afektifnya.
b. Hadiah
Hadiah dapat sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian, karena hadiah untuk sebuah
pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berkat untuk
pekerjaan tersebut.
c. Saingan/ Kompetisi
Saingan/kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa. Persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
d. Harga Diri
Membutuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan kepentingan tugas dan menerimanya
sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga dirinya adalah salah satu
bentuk motivasinya yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
memacu prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
e. Menilai Ulangan
Para siswa akan menjaga giat belajarnya kalau mengetahui akan adanya ulangan. Oleh karena itu
memberi ulangan itu juga merupakan sarana motivasi, tetapi guru juga terlalu sering memberi
ulangan karena bisa membosankan siswa. Maka sebelum ulangan guru sebaiknya terlebih dahulu
memberitahukan akan adanya ulangan.
f. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pelajaran apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk
lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka akan ada motivasi
pada diri siswa untuk belajar terus menerus dengan harapan-harapan hasilnya terus meningkat.
g. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik perlu diberikan
pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi.
Pemberiannya harus tepat, dengan pujian yang tepat akan nampak suasana yang menyenangkan
dan mempertimbangkan gairah belajar.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat, dan bijak akan
menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat Untuk Belajar
Hasrat untuk belajar adalah unsur kesengajaan, ada maksud untuk, hal ini lebih baik, bila
dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat berarti ada pada diri seseorang.
j. Minat
Motivasi erat hubungan dengan minat, motivasi muncul karena adanya kebutuhan. Begitu juga
dengan minat, sehingga tepatlah bahwa minat merupakan alat motivasi yang pokok dalam proses
belajar.
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui akan terima baik oleh siswa dan akan merupakan alat motivasi yang
sangat penting sekali dengan memahami tujuan yang harus dicapai karena disana sangat berguna
dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Guru mengembangkan dan
mengarahkan hingga dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna.
2. Kebutuhan akan keamanan. Manusia membutuhkan ketentraman dan keamanan jiwa. Perasaan
kecewa, dendam, takut akan kegagalan, ketidakseimbangan mental dan goncangan-goncangan
emosi yang lain dapat mengganggu aktivitas belajar seseorang. Untuk meningkatkan cara belajar
siswa lebih efektif, maka siswa harus dapat menjaga keseimbangan emosi, sehingga perasaan
aman dapat tercapai dan konsentrasi pikiran dapat dipusatkan pada materi pelajaran yang ingin
dipelajari.
3. Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta. Manusia dalam hidup membutuhkan kasih sayang dari
orang tua, saudara dan teman-teman yang lain. Di samping itu, ia akan merasa berbahagia jika
dapat membantu dan memberikan cinta kasih pada orang lain pula. Belajar bersama akan
membuka pikiran siswa, serta meningkatkan ketajaman berpikir siswa.
4. Kebutuhan akan status. Tiap orang menginginkan segala usahanya berhasil. Untuk kelancaran
belajar, perlu optimisme, percaya diri, dan keyakinan akan dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik. Siswa harus mendapat insentif bahwa, apa yang dipelajarinya kelak akan berguna bagi
dirinya sendiri.
5. Kebutuhan akan self-actualisation. Belajar yang lebih efektif dapat diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, image seseorang. Tiap-tiap orang tentu berusaha untuk memenuhi keinginan
yang dicita-citakannya. Oleh karena itu siswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan
membantunya mencapai cita-cita yang diinginkannya.
6. Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti. Yaitu kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa
ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi, dan untuk mengerti sesuatu. Untuk mencapai
hal ini, maka harus ditanamkan kepada siswa bahwa, satu-satunya cara untuk memuaskan rasa
ingin tahunya akan sesuatu adalah dengan belajar.
7. Kebutuhan estetika. Yaitu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan,
keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan. Hal ini hanya mungkin akan terwujud jika
siswa belajar tak henti-hentinya, tidak hanya dalam pendidikan formal saja tetapi juga setelah
selesai, setelah bekerja, berkeluarga serta berperan dalam masyarakat.
Dengan kebutuhan seorang siswa dapat memperbaharui motivasi intrinsiknya jika ia dapat
melihat dengan cermat apa yang paling dibutuhkannya saat ini (dalam jangka waktu pendek). Juga
jika siswa dapat melihat atau mempunyai visi atau cita-cita mengenai hidupnya di masa yang akan
datang (dalam jangka panjang).
Menurut pendapat Malcom Brownlee, Faktor-Faktor Mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Faktor Guru
Seseorang dikatakan sebagai guru tidak cukup “tahu” sesuatu materi yang akan diajarkan, tetapi
pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memang memiliki “kepribadian guru” denga
segala ciri tingkat kedewasaannya dan memiliki kepribadian
Untuk itu perlu dikemukakan dalam pembahasan ini sepuluh kompetensi guru yang berkaitan erat
dengan tugasnya membentuk motivasi belajar siswa di sekolah antara lain :
1) Menguasai bahan atau materi pengajaran
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Pengelolaan kelas
4) Menggunakan Media dan sumber belajar
5) Menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi belajar-mengajar
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
8) Mengenal fungsi dan program bimbingan & Penyuluhan
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Mengenal prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna kepentingan
pengajaran
b. Faktor Orangtua
Faktor orangtua dalam keluarga sangat menentukan juga karena mereka adalah mitra para
guru dalam bekerja bersama-sama untuk tujuan tersebut. Orangtua tidak cukup puas hanya
menyerahkan urusan dan tanggung jawab ini pada guru.