You are on page 1of 8

e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN


PERAWAT DALAM MENGHADAPI CARDIAC ARREST DI
RSUP PROF R. D. KANDOU MANADO

Toar Wellem Samuel Turangan


Lucky Kumaat
Reginus Malara

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: toar826@gmail.com

Abstract: Nurses are the front line of health service. Nurses are required to always be ready
in every condition they will encounter; one of them is cardiac arrest patients. Cardiac arrest
is a condition that could occur suddenly and need to be handled immediately and properly.
Knowledge about cardiac arrest could be used in the future when nurses are handling the
patients. The objective of this research is to understand the correlation between factors that
related with the knowledge of nurses on handling cardiac arrest patients. The samples that we
used are 49 nurses that obtained by using purposive sampling techniques. The method of this
research is analytical descriptive with cross sectional approach, and the data were collected
from respondents by using questionnaires. The result of this study shows no correlation
between education and training with the knowledge of nurses. There was a significant
correlation with p = 0.001 (<α 0.05) between experience and knowledge of nurses on handling
cardiac arrest patients. Conclusions: There is no correlation between education and training
with the knowledge of nurses, while there is a correlation between experience and knowledge
of nurses.
Keywords: Cardiac arrest, Education, Training, Experience, Knowledge.
Abstrak: Perawat merupakan barisan depan dalam pelayanan kesehatan. Perawat dituntut
untuk selalu siap dalam segala kondisi yang akan dihadapi, salah satunya adalah kejadian
cardiac arrest. Cardiac Arrest merupakan penyakit yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan
memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Pengetahuan dapat menjadi modal perawat
dalam melaksanakan penanganan pada klien cardiac arrest. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan perawat dalam
menghadapi cardiac arrest. Sampel berjumlah 49 perawat yang didapat dengan teknik
purposive sampling. Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional
dan data dikumpulkan dari responden menggunakan lembar kuesioner. Hasil penelitian tidak
terdapat hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat. terdapat
hubungan yang signifikan nilai p 0,001 (<α 0,05) antara pengalaman dan pengetahuan perawat
dalam menghadapi cardiac arrest. Kesimpulan: tidak terdapat hubungan antara pendidikan,
pelatihan dengan pengetahuan perawat. Terdapat hubungan antara pengalaman dengan
pengetahuan perawat. Saran: diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan lagi pengetahuan
perawat melalui kegiatan-kegiatan seperti pelatihan yang dapat menunjang pengetahuan
perawat dalam menghadapi cardiac arrest.

Kata Kunci : Cardiac arrest, Pendidikan, Pelatihan, Pengalaman, Pengetahuan.

1
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN jantung. Henti jantung memerlukan


Menurut data WHO pada tahun 2012, penanganan yang cepat dan tepat karena
sebanyak 17,5 juta orang per tahun dapat menyebabkan kerusakan sel yang
meninggal akibat penyakit kardiovaskular tidak dapat dihidupkan lagi (Indonesian
dengan estimasi sekitar 31% kematian Heart Association, 2016). Kejadian henti
diseluruh dunia. Data WHO 75% kematian jantung ini tentu tidak dapat dilepaskan dari
terjadi di negara miskin dan negara peran tenaga kesehatan dalam upaya
berkembang. penanganannya.
Secara global penyakit tidak menular Tenaga keperawatan menjadi tenaga
penyebab kematian nomor satu setiap kesehatan terbesar dengan jumlah perawat
tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. sekitar 147.264 perawat. Hal ini menuntut
Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit profesi perawat untuk meningkatkan
yang disebabkan yang disebabkan oleh keahliannya untuk tanggap dalam
gangguan jantung dan pembuluh darah menghadapi masalah kesehatan temasuk
seperti penyakit jantung koroner, penyakit dalam menghadapi kejadian henti jantung.
gagal jantung atau payah jantung, Menurut penelitian Setyorini (2011),
hipertensi dan stroke (Kementrian terdapat hubungan antara pengetahuan
Kesehatan RI, 2014). perawat dengan keterampilan dalam
Prevalensi jantung koroner berdasarkan melaksanakan resusitasi jantung paru. Hal
wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia ini sejalan dengan penelitian Hasanah
sebesar 0,5%, atau sekitar 883.447 orang (2015) yang menyebutkan bahwa terdapat
dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau hubungan antara pengetahuan dengan
gejala sebesar sebesar 1,5% atau sekitar keterampilan perawat. Pengetahuan
2.650.340 orang. merupakan hal yang diperlukan bagi
Angka penyakit jantung koroner di perawat dalam memberikan pelayanan
Sulawesi Utara yang terdiagnosis dokter keperawatan. Menurut Amalia (2013)
sebesar 0,7% atau sekitar 11.892 orang dan terdapat kecenderungan bahwa tingkat
yang berdasarkan diagnosis atau gejala pendidikan dan pelatihan memberi efek
sebesar 1,7% atau sekitar 28.880 orang. positif dengan pengetahuan perawat. Hasil
Sulawesi Utara menempati tempat nomor penelitiannya menunjukan bahwa perawat
dua untuk prevalensi penyakit jantung yang memiliki pendidikan dan pelatihan
koroner tertinggi (Riskesdas, 2013). lebih tinggi memiliki pengetahuan yang
Menurut Indonesian Heart Association, lebih baik.. Penelitian yang dilakukan oleh
penyakit kardiovaskular manjadi salah satu Yona (2008), menunjukan perawat
penyebab terjadinya kejadian henti jantung. mengetahui cara perawatan melalui
Henti jantung adalah hilangnya fungsi membaca buku atau memperolehnya
jantung untuk memompa darah yang terjadi melalui pengalaman pribadi. Dapat
secara mendadak. Angka kejadian henti disimpulkan bahwa terdapat hubungan
jantung berkisar 10 dari 10.000 orang antara tingkat pendidikan, pelatihan dan
normal yang berusia dibawah 35 tahun dan pengalaman dengan pegetahuan perawat
setiap tahunnya dapat mencapai 300.000- Hasil survey awal didapat, sejak bulan
350.000 kejadian. Henti jantung dapat Juni hingga Agustus 2016 terjadi 118 kasus
menyebabkan kurangnya distribusi oksigen penanganan henti jantung di ruangan
di seluruh sel tubuh termasuk di otak dan resusitasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou.

2
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Hasil survey juga didapati jadwal kerja


Tingkat n %
perawat Instalasi Gawat Darurat lantai I
Pendidikan
telah mneggunakan sistem rolling dimana
D-III 24 49
setiap perawat akan bertugas disetiap
S.Kep 2 4,1
ruangan antara lain triase, resusitasi, rawat
Ners 23 46,9
darurat medik, rawat darurat anak serta
Total 49 100
rawat darurat bedah. Hal ini menuntut
perawat untuk memiliki pengetahuan yang
Hasil penelitian menunjukan
mendukung perawat dalam menghadapi
sebagian besar responden memiliki
setiap keadaan yang terjadi di masing-
tingkat pendidikan D-III sebanyak 24
masing ruangan tersebut termasuk di
orang (49%), pendidikan ners sebanyak
ruangan resusitasi.
23 responden (46,9%) dan pendidikan
sarjana keperawatan sebanyak 2
METODE PENELITIAN
responden (4,1%).
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Hasil penelitian ini serupa dengan
penelitian yang bersifat deskriptif analitik
penelitian sebelumnya oleh Kumajas
dengan pendekatan cross sectional dimana
(2014) yang didominasi oleh perawat
data ariabel bebas dan terikat dikumpulkan
berpendidikan Diploma III. Hasil
dalam waktu yang bersamaan (Setiadi,
penelitian yang dilakukan oleh Asmiranti
2013). Penelitian ini dilaksanakan di RSUP
menunjukan adanya hubungan yang
Prof R. D. Kandou Manado pada tanggal 6
signifikan antara pendidikan dengan
– 10 Januari 2016. Pengumpulan data
tingkat pengetahuan.
dilakukan dengan menggunakan kuesioner
Salah satu faktor yang
pengetahuan tentang cardiac arrest dan
mempengaruhi pengetahuan adalah
kuesioner pengalaman perawat menangani
tingkat pendidikan. Seseorang dengan
cardiac arrest yang disusun berdasarkan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi
teori..
cenderung memiliki pikiran yang terbuka
Populasi dalam penelitian ini adalah
mengenai hal-hal baru. Semakin cepat
seluruh perawat lantai 1 Instalasi Gawat
seseorang menerima hal baru maka
Darurat RSUP Prof. R . D. Kandou
semakin menambah pengetahuan
Manado. Jumlah sampel sebanyak 49
seseorang (Lestari, 2015).
responden. Kriteria inklusi: perawat
Peneliti berasumsi tingkat pendidikan
pelaksana serta bersedia menjadi
yang semakin tinggi dapat menunjukan
responden. Kriteria eksklusi: perawat yang
seseorang telah melewati proses
sedang cuti atau sakit, perawat yang
pembelajaran yang lebih banyak
menolak, perawat dengan masa kerja
2. Pelatihan
kurang dari 1 tahun, perawat dalam masa
Tabel 2. Distribusi Responden
orientasi.
Berdasarkan Pelatihan
HASIL dan PEMBAHASAN Pelatihan N %
A. Analisis Univariat Dasar 46 93,9
1. Tingkat Pendidikan Lanjutan 3 6,1
Tabel 1. Distribusi responden Total 49 100
berdasarkan tingkat pendidikan

3
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil penelitian kualitatif yang


sebagian besar responden telah mengikuti dilakukan oleh Ningsih (2011) didapatkan
pelatihan dasar sebanyak 46 responden pemahaman mengenai prinsip dan cara
(93,9%) dan telah mengikuti pelatihan pemberian perawatan paliatif. Pada
lanjutan sebanyak 3 responden (6,1%). penelitian Yona dkk (2008) juga didapati
Penelitian sebelumnya yang dilakukan tema mengenai pengetahuan perawat..
oleh Yanti dan Warsito (2013) menunjukan Menurut piaget semakin banyak
adanya hubungan antara pelatihan dan pengalaman seseorang akan banyak
kualitas dokumentasi. Hasil penelitian ditantang dan mungkin akan dikembangkan
Wulandari dkk menunjukan adanya dan diubah dengan asimilasi dan
hubungan antara pelatihan dalam akomodasi. Tanpa pengalaman seseorang
mendukung program keselamatan pasien. akan mengalamai kesulitan dalam
Hal ini juga serupa dimana penelitian yang berkembang (Suparno, 2016)
dilakukan oleh Yulia (2010) dimana Peneliti berasumsi bahwa pengalaman
pelatihan memiliki pengaruh terhadap merupakan hal yang dialami sendiri oleh
pengetahuan. seseorang secara langsung. Melalui
Pelatihan merupakan bagian dari pengalaman seseorang memperoleh banyak
pengembangan sumber daya manusia yang hal-hal baru. Hal-hal baru yang didapati
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang saat bekerja dapat menambah
dlaam melaksanakan tugas saat ini (Siagian pengetahuannya dalam mengerjakan
dalam Fahiqi, 2016). Menurut Dharma dkk, pekerjaan tersebut.
salah satu tujuan pelatihan yaitu 4. Pengetahuan
meningkatkan pemahaman perawat Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
terhadap prinsip, prosedur, hubungan, dan Pengetahuan
etika kerja yang harus diterapkan dalam Pengetahuan n %
suatu organisasi. Baik 37 75,5
Peneliti berasumsi bahwa pelatihan Sedang 12 24,5
dapat memberi dampak positif dalam Total 49 100
meningkatkan pengetahuan peserta Hasil penelitian menunjukan sebagian
mengenai pekerjaannya. besar responden memiliki pengetahuan
3. Pengalaman baik berjumlah 37 responden (75,5%) dan
Tabel 3. Distribusi Responden sisanya memiliki pengetahuan sedang
Berdasarkan Pengalaman berjumlah 12 responden (24,5%), serta
Pengalaman n % tidak terdapat responden yang memiliki
Banyak 35 71,4 pengetahuan kurang.
Sedikit 14 28,6 Penelitian sebelumnya oleh Asmaranti
Total 49 100 tentang hubungan faktor-faktor yang
Hasil penelitian menunjukan sebagian mempengaruhi pengetahuan perawat
besar responden memiliki banyak terhadap pendokumentasian keperawatan
pengalaman berjumlah 35 responden di RSUP Persahabatan menunjukan
(71,4%) dan responden yang memiliki terdapat hubungan yang signifikan antara
pengalaman sedikit berjumlah 14 pendididikan usia, masa kerja dan
responden (28,6%). pelatihan.

4
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Pengetahuan merupakan hasil tahu Hasil penelitian didukung oleh


yang diperoleh dari panca indra. Beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
hal yang dapat menjadi faktor yang Amalia (2013) tentang hubungan
mempengaruhi pengetahuan dalam Lestari karakteristik dan pengetahuan menunjukan
(2015) antara lain pendidikan, informasi, tidak adanya hubungan antara pendidikan
pengalaman, budaya. dengan tingkat pengetahuan perawat
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan dengan tingkat kepercayaan 95% (nilai α)
merupakan hasil seseorang dalam menunjukan nilai p = 0,116 yang berarti
mengenali dan mengingat mengenai suatu tidak terdapat hubungan antara pendidikan
proses. Pengetahuan menjadi salah satu hal dan tingkat pengetahuan perawat. Penelitan
yang mendukung seorang dalam bekerja oleh Yanti dan Warsito (2014) tentang
dan dapat membantu meningkatkan kinerja hubungan tingkat pendidikan dengan
dalam bekerja. tingkat kepercayaan 95% menunjukan tidak
adanya hubungan tingkat pendidikan
B. Analisa Bivariat dengan kualitas dokumentasi proses asuhan
1. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan keperawatan dengan nilai p = 0,902.
Pengetahuan Perawat Menurut Maliono dkk (2007) tingkat
Tabel 5. Hubungan Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor
Pendidikan dengan Pengetahuan yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
Tingkat Pengetahuan seseorang. Menurut Maliono, semakin
P
pendidik Cukup Baik tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
an N % N %
D-III 8 16,3 16 32,7 semakin mudah seseorang dalam menerima
S.Kep 1 2,0 1 2,0 0,18 dan menyesuaikan hal baru.
Ners 3 6,1 20 40,8 7 Peneliti berpendapat sebagian besar
Total 12 24,5 37 75,5 responden yang berpendidikan D-III
Perawat memiliki pengetahuan yang baik dapat
Hasil uji statistik diperoleh p-value disebabkan oleh faktor lama kerja dari
0,187 (>α 0,05), maka Ho gagal ditolak, perawat. terdapat perawat Ners dan sarjana
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keperawatan yang berpengetahuan cukup
tidak terdapat hubungan antara tingkat dapat disebabkan oleh kurangnya motivasi
pendidikan dan pengetahuan. saat mengikuti proses pembelejaran
Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan formal.
dari 24 responden yang berpendidikan D-III 2. Hubungan Pelatihan dan Pengetahuan
terdapat 8 responden yang berpengetahuan Perawat
cukup dan 16 responden berpengetahuan Tabel 6. Hubungan pelatihan dan
baik. Dan dari 2 responden yang pengetahuan.
berpendidikan Sarjana Keperawatan Pengetahuan
terdapat masing-masing 1 yang p
Pelatihan Cukup Baik
berpengetahuan cukup dan 1 yang N % N %
berpengetahuan sedang. Sedangkan dari 23 Dasar 11 22,4 35 71,4 1,0
responden yang berpendidikan Ners, Lanjutan 1 2,0 2 4,1 00
terdapat 3 responden berpengetahuan Total 12 24,5 37 75,5
cukup dan 20 responden berpengetahuan
baik.

5
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Hasil uji statistik diperoleh p-value telah mengikuti pelatihan lanjutan dan
1,000 (>α 0,05), maka Ho tetap dengan memiliki pengetahuan yang cukup dapat
demikian dapat disimpulkan tidak terdapat disebabkan oleh responden yang kurang
hubungan antara pelatihan dan pengetahuan melakukan tindakan pertolongan pada klien
perawat. cardiac arrest serta kurangnya motivasi
Hasil penelitian ini menunjukan 46 ketika mengikuti pelatihan dapat
responden yang telah mengikuti pelatihan menyebabkan hasil yang tidak maksimal..
dasar, 11 responden memiliki pengetahuan 3. Hubungan Pengalaman dan
yang cukup dan 35 responden memiliki Pengetahuan
pengetahuan baik. Sedangkan dari 3 Tabel 7. Hubungan Pengalaman dan
responden yang telah mengikuti pelatihan pengetahuan
lanjutan terdapat 1 yang memiliki Pengetahuan
Pengala p
pengetahuan cukup sedangkan sisanya Cukup Baik
man
memiliki pengetahuan baik. N % N %
Hasil penelitian ini didukung Banyak 4 8,2 31 63,
penelitian sebelumnya oleh Amalia (2013) 3
0,00
yang menunjukan tidak adanya hubungan Sedikit 8 16,3 6 12,
2
2
antara pelatihan dengan tingkat
Total 12 24,5 37 75,
pengetahuan perawat dengan tingkat
5
kepercayaan 95% didapatkan nilai p 0,580
Hasil uji statistik lebih lanjut didapati
(>α 0,05). Hasil penelitian oleh Maatilu
p-value = 0,001 (<α 0,05) maka Ho ditolak
(2014) menunjukan tidak adanya hubugan
dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat
antara pelatihan dengan waktu tanggap
hubungan yang signifikan antara
perawat dengan nilai p = 0,255 (>α 0,05)
pengalaman dan pengetahuan.
hasil penelitian serupa mengenai pelatihan
Hasil penelitian menunjukan
oleh Yanti dan Warsito (2014) menunjukan
menunjukan dari 35 responden yang
tidak adanya hubungan antara pelatihan
memiliki banyak pengalaman 31 memiliki
dengan kualitas dokumentasi proses
pengetahuan baik dan 4 memiliki
keperawatan.
pengetahuan cukup. Sedangkan dari 14
Menurut Marquis dan Houston (2006),
responden yang memiliki pengalaman
seseorang akan belajar lebih cepat bila
sedikit 6 responden memiliki pengetahuan
memperoleh informasi mengenai
yang baik dan 8 responden memiliki
perkembangannya dalam proses belajar
pengetahuan yang cukup.
dengan pertimbangan individu bahwa
Hasil penelitian ini didukung peneltian
individu perlu menyadari
sebelumnya oleh Ningsih (2011) yang
perkembangannya (Yulia, 2010). Pelatihan
menunjukan bahwa pengetahuan mengenai
dapat menjadi media informasi mengenai
prinsip perawatan paliatif dan cara memberi
perkembangan suatu hal. Informasi
perawatan paliatif menjadi salah satu tema
merupakan salah satu faktor yang dapat
yang didapatkan dari pengalaman perawat.
meningkatkan pengetahuan.
Studi kualitatif yang dilakukan oleh
Peneliti berasumsi pengalaman kerja
Nawaningrum (2015) didapatkan tema
dapat mempengaruhi pengetahuan
mengenai pengetahuan perawat mengenai
seseorang meskipun ia baru mengikuti
pelatihan dasar.. Terdapat responden yang

6
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

pengertian henti jantung, penyebab henti Aminudin. (2013). Analisis faktor yang
jantung, dan tanda dan gejala henti jantung. berhubungan dengan kesiapan
Dalam Lestari (2015) pengalaman perawat menangani cardiac arrest
di ruangan ICCU dan ICU.
menjadi salah satu faktor yang
Diakses tanggal 21 Oktober 2016.
mempengaruhi pengetahuan. Maliono dkk Asmaranti. (2013). Hubungan
juga menyebutkan bahwa pengalaman, faktor-faktor yang mempengaruhi
semakin tua seseorang maka semakin pengetahuan perawat terhadap
banyak pengalaman yang didapatkan. pendokumentasian keperawatan di
Peneliti berasumsi bahwa responden RSUP Persahabatan. Diakses
telah sering terlibat dalam pertolongan pada tanggal 10 Januari 2017.
klien cardiac arrest. Semakin sering Bady A. M., Kusnanto H., Handono D.
responden terlibat dalam pertolongan klien (2007). Analisis Kinerja Perawat
cardiac arrest, dapat menambah dalam pengendalian Infeksi
pengetahuan klien mengenai cardiac arrest Nosokomial di Irna I RSUP Dr.
serta penanganannya. Sardjito. Diakses tanggal 12 Januari
2017
SIMPULAN Hasanah. (2015). Hubungan tingkat
Berdasarkan hasil peneltian dan pengetahuan dengan keterampilan
pembahasan peneliti dapat disimpulkan perawat dalam melakukan Bantuan
1. Pengetahuan perawat di IGD RSUP hidup dasar (BHD) di RSUD
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Kabupaten Karanganyar. Diakses
sebagian besar baik. tanggal 29 November 2016
2. Tidak terdapat hubungan antara Indonesian Heart Association. (2015).
pendidikan dengan tingkat Education For Patient:Henti
pengetahuan perawat dalam Jantung. Diakses tanggal 3 Oktober
menghadapi cardiac arrest di RSUP 2016.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil
3. Tidak terdapat hubungan antara
Kesehatan Indonesia 2014. Diakses
pelatihan dengan tingkat pengetahuan 3 Oktober 2016.
perawat dalam menghadapi cardiac
arrest di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pusat
Data dan Informasi Kementrian
Manado.
Kesehatan RI: Situasi Kesehatan
4. Terdapat hubungan antara pengalaman Jantung. Diakses tanggal 3 Oktober
dengan tingkat pengetahuan perawat 2016.
dalam menghadapi cardiac arrest di
Kumajas F.W. (2014). Hubungan
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
karakteristik individu dengan
kinerja perawat di ruang rawat inap
penyakit dalam RSUD Datoe
DAFTAR PUSTAKA
Binangkang kabupaten Bolaang
Amalia, A.W. (2013). Hubungan Mongodow. Diakses 7 Januari 2017.
karakteristik perawat dengan
pengetahuan perawat tentang Maatilu, Vitrise.(2014). Hubungan
proses keperawatan dan diagnosis Karaktieristik Perawat dengan
NANDA. Diakses tanggal 29 Respon Time Perawat Pada
November 2016.

7
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Penanganan Pasien Gawat Darurat


Di IGD RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Diakses pada
tanggal 21 November 2016.
PSIK FK UNSRAT. (2013). Panduan
penulisan tugas akhir proposal &
skripsi.
Riset Kesehatan Dasar 2013. Diakses
tanggal 3 Oktober 2016
Setyorini, F. A. (2011). Hubungan
Pengetahuan dengan Keterampilan
Perawat dalam Melaksanakan
Resusitasi Jantung Paru di Ruang
Kritis dan IGD Rumah Sakit
Moewardi Surakarta. Diakses
tanggal 21 November 2016.

Suparno, Paul. (2016). Teori


perkembangan kognitif Jean Piaget.
Yogyakarta : Kanisius. Diakses
pada tanggal 3 November 2016.
WHO . (2016). Cardiovascular disease
(CVDs) fact sheet reviewd
September 2016.
Diakses tanggal 3 Oktober 2016.
Yanti R. I., & Warsito B. E. (2013).
Hubungan karakteristik perawat,
motivasi dan supervisi dengan
kualitas dokumentasi proses asuhan
keperawatan. Diakses tanggal 10
Januari 2017.
Yona, Sri., & Nursasi, A.Y. 2008. Analisis
fenomena tentang pengalaman
perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan
avian influenza. diakses tanggal 29
November 2016.
Yulia Sri. (2010). Pengaruh pelatihan
keselamatan pasien terhadap
pemahaman perawat pelaksana
mengenai penerapan keselamatan
pasien di RS Tugu Ibu Depok.
Diakses tanggal 11 Januari 2017.

You might also like