Professional Documents
Culture Documents
Secara konseptual istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga
negara. Selanjutnya ia juga brkaitan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan
kewarga negaraan merupakan terjemahan dari bahasa asing, Civic Education. Kata civic
sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu civicus yang diartikan sebagai citizen atau penduduk
suatau kota, (Sri Wuryan dan Syaifullah, 2009:1).
1. Landasan Ilmiah
Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan
bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya.
Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) yang
berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai
budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup
setiap warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahasan
Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warganegara dan negara, serta
pendidikan pendahuluan bela negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta
dasar filosofi bangsa. Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta
tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila
Di beberapa negara dikembangkan pula bidang studi yang sejenis dengan Pendidikan
kewarganegaraan, yaitu yang dikenal dengan Civics Education
Setiap Ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem
dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun
objek formalnya. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu
bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formalnya adalah sudut pandang tertentu yang
dipilih untuk membahas objek material tersebut. Adapun objek material dari pendidikan
kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warganegara baik yang empirik
maupun yang nonempirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warganegara dalam
kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek formalnya mencakup dua segi, yaitu segi
hubungan antara warganegara dan negara (temasuk hubungan antar warganegara) dan segi
pembelaan negara. Dalam hal ini pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan terarah pada
warga negara Indonesia dan pada upaya pembelaan negara Indonesia.
1. Filsafat Pancasila
2. Identitas Nasional
3. Negara dan Konstitusi
4. Demokrasi Indonesia
5. Rule Of Law dan Hak Asasi Manusia
6. Hak Kewajiban Warganegara serta Negara
7. Geopolitik Indonesia
8. Geostrategi Indonesia
c. Rumpun keilmuan
2. Landasan Hukum
a. UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945, khusus pada alenia kedua dan keempat, yang memuat cita-
cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya.
2. Pasal 27 (1) menyatakan bahwa "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya".
3. Pasal 30 (1) menyatakan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara".
4. Pasal 31 (1) menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran."
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Halauan Negara.
c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan
Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 Tahun 1988)
1) Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak kewajiban warga negara yang diwujudkan
dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui pendidikan
Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan
nasional.
2) Dalam pasal 19 (2) disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib
diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap. Tahap awal pada
tingkat pendidikan dasar sampai Pendidikan menengah ada dalam gerakan Pramuka.
Tahap lanjutan pada tingkat perguruan tinggi ada dalam pendidikan
Kewarganegaraan.
d. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
232/U/2000 tendang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil belajar mahasiswa dan Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi telah ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian, yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi.
e. Adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat
rambu-rambu pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.
Dangan hal berbeda bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang
berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas,
penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai perilaku yang:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa serta menghayati nilai-nilai
falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masnyarakat berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.
a. Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur,
dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara terdidikn dalam kehidupannya
selaku warga negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab.
b. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan
pemikiran yang berlandaskan pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
secara kritis dan bertanggung jawab
c. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai perjuangan serta
patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Searah dengan perubahan pendidikan kemasa depan dan dinamika internal bangsa indonesia,
program pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu mencapai tujuan:
Identitas bangsa yang belum demokratis selama ini jelas merupakan hasil dari praktik
monopolistik kekuasaan. Dalam hal ini, identitas tidak muncul dari bawah berdasarkan
energi-energi lokal, atau dari kesadaran dan pengetahuan masyarakat sendiri.
Identitas budaya yang menekankan “kesatuan dan “stabilitas” itu telah melenyapkan
sensitivitas itu lebih dalam lagi sehingga menciptakan kekerasan dan kekejaman di mana
nyawa manusia menjadi tidak berharga lagi (kreativitas destruksi). Dan hingga kini kondisi
ini masih saja berlangsung.
Kultural adalah sebuh karakter, pola piker dan perilaku. Sebuah karakter merupakan hasil
dari proses pembiasaan yang mengkristal yang bisa kita sebut juga sebagai mentalitas.
Kebudayaan merupakan pertemuan antara pengetahuan dan kehendak. Jika kita masih punya
sedikit rasa sensitive terhadap perbedaan, rasa toleran, saling menghargai, sebenarnya kita
tidak perlu lagi konsep-konsep yang kelihatannya demikian agung tetapi arogan seperti itu.
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang digunakan
sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara
memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.
2.Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah
Sang Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang
Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan
bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali
diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28
Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran
pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu
“Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.Frasa ini berasal dari bahasa
Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie secara
harfiah sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang dasar. Ditinjau
dari segi kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan
asas-asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi anatara beberapa lembaga
kenegaraan. Mengacu konsep trias politika, kekuasaan dibagi anatar badan eksekutif,
legislatif dan yudikatif.
Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan
demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan yang
kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada rakyat. Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah
ajaran demokrasi yang telah dirintis sejak jaman Yunani oleh Solon.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan
nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional.
1. Primordial
Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan
adat-istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk negara-bangsa.
Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi juga melahirkan
persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang dicita-citakan. Walaupun ikatan
kekerabatan dan kesamaan budaya itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa (karena
mungkin ada faktor yang lain yang lebih menonjol), namun kemajemukan secara budaya
mempersulit pembentukan satu nasionalitas baru (negara bangsa) karena perbedaan ini akan
melahirkan konflik nilai.
2. Sakral
Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi yang kuat
dalam masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa.
3. Tokoh
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh
masyarakat dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini
menjadi panutan sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin,
dan ia dianggap sebagai “penyambung lidah” masyarakat.
4.Sejarah
Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang pengalaman masa lalu,
seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas
(sependeritaan dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok
suku bangsa. Solidaritas, tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang
menyatukan mereka sebagai bangsa, sebab dengan membentuk konsep ke-kita-an dalam
masyarakat.
5.Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu faktor yang
dapat membentuk bangsa-negara.Bersatu dalam perbedaan artinya kesediaan warga
masyarakat untuk bersama dalam suatu lembaga yang disebut Negara, atau pemerintahan
walaupun mereka memiliki suku bangsa, adat-istiadat, ras atau agama yang berbeda.
6. Perkembangan Ekonomi
7. Kelembagaan
1. Suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus, yang askriptif (ada sejak kelahiran),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Kekhususan dari suku bangsa
dari sebuah golongan sosial ditandai oleh ciri-cirinya, yaitu: diperoleh secara askriptif atau
didapat begitu saja bersama dengan kelahirannya, muncul dalam interaksi berdasarkan atas
adanya pengakuan oleh warga suku bangsa yang bersangkutan dan diakui oleh sukubangsa
lainnya.
Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis yang menggunakan
tidak kurang dari 300 dialek. Karena Indonesia dikatakan sebagai nrgara yang memiliki
banyak suku bangsa, maka Indonesia dianggap sebagai negara yang rawan konflik.
2.Agama
Selain isu suku yang disebutkan diatas, ada isu lain dalam politik Indonesia: yaitu dimensi
agama yang dihubungkan dengan kesukuan. Agama-agama yang ada di Indonesia: Islam,
Kristen, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha Dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu
pada zaman Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi di Indonesia, sedangkan kelima
agama lainnya diakui secara resmi oleh pemerintahan Orde Baru. Pada zaman pemerintahan
Gus Dur, istilah agama resmi dan tidak resmi dihapuskan. Menurut Gus Dur yang
mengetahui apakah suatu agama dapat dikatakan sebuah agama atau bukan, bukanlah negara
tapi adalah penganutnya sendiri (kompas, 18 dan 19 maret 2000).
Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik antar agama adalah perlunya
diciptakan tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada (Franz Magniz Suseno,
1995: 174). Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan
orang lain. Berarti mampu juga belajar satu sama lain.
Sikap saling menghormati dan menghargai, dapat memungkinkan orang dari agama-
agama yang berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai dengan
martabat yang diterima manusia dari Tuhan. Solidaritas dengan orang-orang kecil, miskin,
lemah dan menderita, keadilan sosial, pembebasan dari penindasan, perkosaan dan
perwujudan kehidupan yang lebih demokratis, adalah hal-hal yang dapat dilakukan oleh
agama-agama secara bersama-sama, untuk tujuan pembangunan bangsa.
3.Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosisal yang isinya adalah
perangkat-perangkat, model-model pengetahuan, yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menginterprestasi dan memahami lingkungan yang dihadapi
dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi (Suparlan, 1986: 1).
Menurut E.K.M. Masinambow (1999) yang dimaksud “budaya” adalah nilai-nilai dan
adat kebiasaan, sedangkan kebudayaan adalah suatu kompleks gejala termasuk nilai-nilai dan
adat kebiasaan yang memperlihatkan kesatuan sistemik. Jika kita katakana bahwa di
Indonesia terdapat tidak kurang dari 500 suku bangsa, maka dapat kita katakan bahwa
kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu bermacam-macam.
4.Bahasa
Kebijakan bahasa nasional sangat penting dalam menciptakan kesatuan Indonesia dan
identitas nasional Indonesia. Di Asia Tenggara mungkin hanya Indonesia satu-satunya
Negara yang menggunakan bahasa minoritas yang berasal dari Palembang (Sumatera) dan
Bangka pada abad ke-7.
Bahasa Indonesia dipopulerkan pertama kali dalam pers kaum nasionalis ketika
munculnya Negara kemerdekaan Indonesia, kemudian bahasa tersebut menyebar dan
berkembang selama pendudukan Jepang. Semua surat kabar terkemuka, siaran radio dan
siaran TV menggunakan bahasa Indonesia. Setelah kemerdekaan semua sekolah di Indonesia
menggunakan bahasa nasional, tetapi bahasa etnis tetap dapat diajarkan di sekolah setempat
sampai kelas, setelah itu semua pendidikan harus berbahasa Indonesia. Seorang ahli sejarah
terkemuka mengatakan : “Menggunakan universal bahasa ini secara internasional dalam
sebuah masyarakat yang sangat besar, telah ‘mensionalisasikan’ generasi yang sedang
bersekolah, kebudayaan dan bahasa lokal mereka sendiri terus disampaikan kepada mereka,
tetap kini prosesnya berlangsung dalam kerangka sebuah kebudayaan nasional” (David,
1971:403).
Kasta adalah pembagian sosial atas dasar agama. Dalam agama Hindu, para penganutnya
dikelompokkan ke dalam beberapa kasta. Kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana
(kelompok rohaniawan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra (orang biasa atau
masyarakat biasa). Kasta yang rendah biasanya tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih
tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama,
yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan sendiri
keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi, sejauh kesempatan ini tergantung dari dipunyai
atau tidak dipunyai milik yang dapat dimanfaatkan dipasaran barang-barang atau pasaran
kerja.
BAB 3 INTEGRASI NASIONAL
Beberapa hal yang bisa menjadi ancaman didalam membangun serta memelihara integrasi
nasional di Indonesia antara lain ialah sebagai berikut :
Sejak awal abad ke-20, struktur masyarakat Indonesia yang masih ke sukuan mulai
tergugat karena munculnya ide nasionalisme dan integrasi dari sekelompok elit Nusantara
(Marzali, 2009). Wacana tentang perwujudan integrasi nasional di Indonesia telah banyak
dibahas dan dicanangkan oleh berbagai pihak termasuk pemerintah dan institusi-institusi
yang terkait.
Masalah-masalah etnik yang masih banyak terjadi di Indonesia ini menjadi tantangan
dan ancaman tersendiri bagi terciptanya integrasi nasional bangsa ini. Berdasarkan gambaran
dari J.S Furnival (dalam Suparlan, 2005), masyarakat majemuk Indonesia cenderung tidak
menjadi satu dan tidak merasa satu, mereka memiliki tradisi kultural sendiri dan memiliki
interaksi yang sangat terbatas dengan kelompok suku lain.
Menurut Roger H. Soltau negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang
mengatur dan mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Menurut
Harold J. Lasky, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.
Dari pengertian negara yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa negara adalah suatu organisasi tertinggi yang mempunyai wewenang
untuk mengatur bahkan dapat memaksa perihal yang menyangkut kepentingan orang banyak
serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi dan mensejahterakan masyarakat.
C. Sifat-sifat Negara
Secara umum, setiap negara memiliki sifat memaksa, memonopoli, dan sikap
mencakup semua.
1. Sifat Memaksa
Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar
tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki. Dengan ditaatinya
peraturan perundangan-undang, penertiban dalam kehidupan dapat tercapai serta dapat dapat
pula mencegah terjadinya anarki.
2. Sifat Memonopoli
Monopoli berasal dari kata mono yang artinya satu dan poli yang artinya penguasa,
jika sifat monopoli dikaitkan dengan negara adalah suatu hak tunggal yang dilakukan oleh
negara untuk berbuat dan menguasai sesuatu untuk keperluan dan tujuan bersama.
Mengenai tujuan negara ini beberapa ahli telah mengemukakan pendapat yang
beragam, antara lain :
2.Lord Shang, mengemukakan bahwa didalam setiap negara terdapat subyek yang selalu
berhadapan dan bertantangan, yaitu pemerintah dan rakyat. Pemerintah harus selalu berusaha
lebih kuat daripada rakyat agar tidak terjadi kekacauan dan anarki.
3.Imanuel Kant, menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk menegakkan hak-hak dan
kebebasan-kebebasan warganya.
1.Melaksanakan penertiban
4.Menegakkan keadilan
1.Fungsi esensial, yaitu fungsi yang diperlukan demi kelanjutan negara dan meliputi
pemeliharaan angkatan kepolisian untuk menanggulangi kejahatan.
2.Fungsi jasa, ialah seluruh aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak
diselenggarakan oleh negara. Misalnya pemeliharaan fakir miskin, pembangunan jalan-jalan,
jembatan dan lainnya.
3.Fungsi perniagaan adalah fungsi yang dapat diselenggarakan oleh individu dengan motif
untuk memperoleh laba apabila fungsi ini tidak dilaksanakan sendiri oleh negara. Contohnya
jaminan sosial, pencegah pengangguran dan sebagainya.
Lloyd Vernon Ballard mengemukakan bahwa fungsi negara ialah menciptakan syarat-
syarat dan perhubungan-perhubungan yang memuaskan dan konstruktif bagi semua
warganya.
Oleh karenanya secara sosiologis, fungsi negara itu ada empet golongan besar, yaitu :
a.Fungsi social conservation dari nilai-nilai sosial yang sangat penting bagi suatu tertip
politik dan social, seperti misalnya.
E. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Istilah konstitusi berasal dari
Bahasa Prancis (Constituer) yang berarti membentuk, yaitu pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan aturan suatu negara (Srijanti, dkk, 2008).
Konstitusi dapat disamakan dengan Undang-undang Dasar. Undang-undang Dasar
merupakan hukum dasar yang tertulis, dalam Bahasa Belanda istilah konstitusi dikenal
dengan istilah “ground wet” yang diterjemahkan sebagai Undang-undang Dasar.
Menurut Jimly Asshiddiqie (2005) menjelaskan bahwa kedalam konsep konstitusi itu
tercakup juga pengertian peraturan tertulis, kebiasaan dan konvensi-konvensi kenegaraan
(ketatanegaraan) yang menentukan susunan dan kedudukan organ-organ negara itu dan
mengatur hubungan organ-organ negara tersebut dengan warga negara.
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislative, eksekutif, dan
yudikatif, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian,
prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu badan pemerintah
dan sebagainya.
2. Hak-hak asasi manusia
3. Prosedur mengubah Undang-undang dasar
4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari Undang-undang
Dasar.
Kedudukan konstitusi di beberapa negara formal sama, yaitu:
1. Konstitusi sebagai hukum dasar karena berisi tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehiupan suatu negara.
2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi, artinya bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam
kosntitusi secara hakiki mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari aturan lainnya.
Dikalangan para ahli hukum, pada umumnya hukum mempunyai 3 tujuan pokok, yaitu:
Para anggota BPUPKI dilantik tanggal 28 Mei 1945 melakukan persidang dengan tahap
a. Pertama, tanggal 29 Mei- 1 Juni 1945 menetapkan dasar negara dan merumuskan
Pancasila dengan dasarnya pada tanggal 1 Juni 1945 yang mana Ir. Seokarno saat itu
sedang berpidato.
b. Kedua, tanggal 10-17 juli 1945 membuat Undang-undang Dasar.
Pada akhir persidangan pertama, ketua siding membentuk sebuah panitia yang terdiri
atas 8 orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang disebut dengan pantita delapan. Tanggal 22
Juni diadakan pertemuan antara gabungan paham kebangsaan dan golongan agama yang
mempersoalkan hubungan antara agama dengan negara. Dalam rapat tersebut, dibentuk
panitia Sembilan berhasil membuat rancangan Preambule hukum dasar, yang oleh Mr. Moh.
Yamin disebut dengan istilah piagam Jakarta (Jakatra Charter).
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri
dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), pasal 37, pasal 4 aturan peralihan, ayat
2 aturan tambahan dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6
bab, pasal 197 dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, pasal
146 dan beberapa pasal bagian.
d. Periode 5 Juli 1959-sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khusus periode keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:
6. UUD 1945 Amandemen 1999, berlaku pada tahun 1999 sampai sekarang
Pada masa reformasi ini, UUD 1945 mengalami proses amandemen sesudah
berakhirnya masa Pemerintahan Presiden Soeharto. Dalam penerapan konstitusi UUD 1945
amandemen, sistem pemerintahan mengalami perubahan sangat signifikan dengan penerapan
sistem pemerintahan pada konstitusi UUD 1945 pra amandemen.
A.Pertama, UUD 1945 membentuk struktur kenegaraan yang bertumpu pada kekuasaan
tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Kekuasaan
tertinggi di tangan MPR menyebabkan kekuasaan pemerintah negara seakan-akan tidak
memiliki hubungan dengan rakyat.
B.Kedua, UUD 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang
kekuasaan tertinggi eksekutif (presiden).
C.Ketiga, UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat
menimbulkan lebih dari satau tafsiran (multitafsir).
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan pertama kali oleh MPR pada siding
umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober 1999. Amandemen atas
UUD 1945 dilakukan sebanyak 4 kali (1999-2000).
1. Amandemen pertama terjadi pada siding umum MPR pada tahun 1999 dan disahkan pada
tanggal 19 oktober 1999.
2. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan MPR dan disahkan pada taggal 18 agustus
2000.
3. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR dan disahkan pada tanggal 10
november 2001.
4. Amandemen keempat terjadi pada siding tahunan MPR dan disahkan pada tanggal 10
agustus 2002
Warga Negara merupaka salah satu unsure pokok dalam suatu Negara, selain adanya
wilayag dan pemerintahan yang berdaulat. Semua orang yang berada di suatu Negara tentu
perlu mengerti tentang status atau kedudukannya baik menyangkut hak dan kewajibannya
sebagai anggita dari sebuah Negara. Setiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban
terhadap negaranya. Sebaliknya, Negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan
dan kesejatraan terhadap warga negaranya.
Konstitusi adalah hukum dasar bagi suatu Negara. Ada konstusi tertulis (written
constitution) dan ada yang tidak tertulis (unwritten constitution). Ada beberapa UUD yang
pernah berlaku di Indonesia dan mengatur tentang kewarganegaraan UUD 1945 sebagai
konstusi tertulis di Indonesia pasal 26 menyatakan sebagai berikut:
1. Yang menjadi warga Negara ialah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang undang sebagai warga Negara.
2. Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia
3. Hal hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang undang.
Ketentuan Pasal 5 ayat 1 yang dimaksud adalah ketentuan dalam UU No 3 1946 yang
berbunyi: “Kewarganegaraan Indonesia dengan cara naturalisasi diperoleh dengan berlakunya
undang undang yang memberiikan naturalisasi ini.
A.Pertama, orang yang menurut persetujuan Perihal pembagian warga Negara(PPPWN)
KMB (Lembaran Negara No 2 Tahun 1950) memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
Menurut Guatama (1970), setelah terbitnya pasal 144 UUDS maka ketentuan yang
dimaksudkan dalam UU No 3 1946 tentang status kawula Negara Belanda tidak berlaku lagi.
UU No 3 Tahun 1946 mengatur tentang kewarganegaraan dan kepedudukan Republik
Indonesia yang melalui UU No 6 Tahun 1947 dinyatakan berlaku surut sejak 17agustus 1945.
Pasal 1 menetapkan bahwa wara Negara Indonesia ialah:
1. Orang yang asli dalam daerah Indonesia
2. Orang yang tidak masuk dalam golongan itu yang lahir dan bertempat kedudukann dan
kediaman di dalam daerah Negara Indonesia, dan orang bukan turunan seorang dari
golongan termaksud, yang lahir dan bertempat dudukan dan kediaman selama
sedikitnya 5 tahun berturut turut yang paling akhir didalam daerah Negara Indonesia,
yang telah berumur 21 tahun, atau lebih atau telah kawin, kecuali jika ia menyatakan
keberatan menjadi warga Negara Indonesia karena ia adalah warga Negara lain.
3. Orang yang mendapat kewarganegaraan Negara Indonesia dengan cara naturalisasi
Tentang siapa warga Negara Indonesia, dinyatakan pada Pasal 4 UU No 12 Tahun 2006,
yaitu:
1.orang orang bangsa indonesia dan orang orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang undang sebagai warga negara.
2. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang undangan dan atau berdasarkan
perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi
warga negara Indonesia.
3.Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah warga negara indonesia dan ibu warga
negara indonesia
4. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah warga negara indonesia dan ibu asing
5. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ayah asing dan ibu warga negara indonesia
6. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu warga negara indonesia dan
ayah tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum warga negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak itu.
C. Asas-asas kewarganegaraan
Seseorang dinyatkan warga negara apabila memenuhi syarat dari negara
tersebut,setiap negara mempunyai hak untuk menentukan asas kewarganegaraan.ada 2 asas
pedoman untuk menetukan kewarganegaraan
1. Asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan
2. Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran
Namun di dalam literatur hukum dan dalam praktek ada tiga asas kewarganegaraan
1. Ius soli
Asas kedaerahan,berasal dari bahasa latin ;ius yang berarti hukum dan pedoman,sedangkan
soli berasal dari kata solum yang berarti negeri,tanah,atau daerah,jadi ios soli adalah
penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat dan daerah atau kelahiran
seseorang.seseorang di anggap warga negara karena ia dilahirkan di negara tersebut.
2. Ius sanguinis
Asas darah atau asas keturunan .asas ini menetapkan seseorang mendapat warga negara jika
orangtuanya adalah warga negara suatu negara.
3. Asas campuran
Namun demikian dalam praktik ada negara yang menganut keduanya,misalnya india dan
pakistan termasuk negara sangat menikmati kebijakan yang mereka terapkan dengan sistem
dwi kewarganegaraan
Sedangkan asas kewarganegaraan khusus ialah asas asas yang terdiri atas beberapa
macam asas atau pedoman kewarganegaraan.
a) Asas kepentingan nasional
Mempertahankan kepentingan nasional dan mempertahankan kedaulatan.
b) Asas perlindungan maksimum
Memberikan perlindungan kepada setiap warga negara
c) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintah
Warga negara memiliki kesamaan hukum
d) Asas kebenaran substansif
`prosedur kewarganegaraan tidak hanya bersifat administratif,tetapi juga bersifat
substansi
e) Asas Non-diskriminatif
Tidak membedakan suku,ras,dan warna kulit atau Dll.
f) Asas pengakuan dan permohonan terhadap HAM
Menjamin dan melindungi warga negara dan memulikan nya pada persamaan HAM
D.Sejarah HAM
Pada masa kenabian , di kota madinah disusun sebuah piagam madinah (shahifatul
madinah atau mitsaaqu al madinah). Piagam ini merupakan dokumen kesepakatan
masyarakat madinah untuk melindungi dan menjamin hak –hak sesame warga masyarakat
tanpa memandang latar belakang ,suku, dan agama. Piagam madinah bersifat revolusioner,
karena menentang tradisi kesukuan orang – orang arab pada saat itu. Tidak ada satu pun
yangmemiliki keistimewaan atau kelebihan di bandingkan dengan suku lain . piagam ini
dideklarasikan di madinah pada 622 M ( Didik B. arif, 2014: 134-135) menurut musthafa
kamal pasha (pasha,2002: 126) . terdapat 2 landasan pokok bagi kehidupan bermasyarakat
yang diatur dalam piagam madinah yaitu
1. Semua pemeluk islam adalah umat walaupun mereka beda suku dan bangsa.
2. Hubungan Antara komunitas muslim dan non muslim didasarkan pada prinsip-
prinsip:
a. Berinteraksi secara baik dengan sesame tetangga.
b. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.
c. Saling menasehati.
d. Menghormati kebebasan beragama.
Di kawasan eropa, pada tahun 1215 lahir Magna Charta,piagam ini merupakan perjanjian
Antara raja dan bangsawan melalui piagam ini
Konsep HAM bukan hanya ada di Indonesia saja, melainkan di seluruh dunia. Hal ini karena
pada hakikatnya konsep HAM berasal dari dunia Barat. Sejarah perkembangan HAM
ditandai dengan tiga peristiwa penting berikut ini.
1.Magna Charta
Magna Charta (1215) merupakan piagam kesepakatan antara para bangsawan dengan
Raja John di Inggris. Kesepakatan ini menyatakan bahwa raja memberi jaminan beberapa hak
untuk para bangsawan dan keturunannya. Hak tersebut di antaranya adalah hak untuk tidak
dipenjara tanpa proses pemeriksaan pengadilan. Hak tersebut menjadi bagian dari sistem
konstitusional Inggris sejak saat itu.
2.Revolusi Amerika
Revolusi Amerika merupakan peristiwa perjuangan rakyat Amerika Serikat dalam
melawan Inggris sebagai penjajah kala itu. Hasil dari peristiwa ini adalah Declaration of
Independence dan Amerika Serikat merdeka pada 4 Juli 1776.
3.Revolusi Perancis
Revolusi Prancis (1789) merupakan peristiwa pemberontakan rakyat Perancis
terhadap rajanya sendiri karena dianggap telah bertindak absolut dan sewenang-wenang.
Peristiwa ini menghasilkan Pernyataan Hak-hak Manusia dan Warga Negara yang memuat
tentang hak kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan.
HAM mencakup berbagai bidang dalam kehidupan manusia dan bukan hanya milik negara-
negara Barat. HAM bersifat universal dan telah diakui secara internasional.
Deklarasi PBB pada tahun 1948. Hal itu merupakan fakta pada dunia bahwa bangsa
Indonesia sebelum tercapainya pernyataan hak-hak asasi manusia sedunia oleh PBB, telah
mengangkat hak-hak asasi manusia dan melindunginya dalam kehidupan bernegara yang
tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga telah ditekankan oleh para pendiri negara, misalnya
pernyataan Moh. Hatta dalam sidang BPUPKI sebagai berikut :
“Walaupun yang dibentuk itu Negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan beberapa
hak dari warga Negara agar jangan sampai timbul negara kekuasaan (Machsstaat atau negara
penindas)”.
Tujuan Negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal maupun material
tersebut mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk melindungi seluruh
warganya dengan suatu undang-undang terutama untuk melindungi hak-hak asasi manusia
demi untuk kesejahteraan hidup bersama.
Berdasarkan pada tujuan Negara sebagai terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
tersebut, Negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia pada warganya
terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah,
antaralain berkaitan dengan hak-hak asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan,
pendidikan, dan agama.
BAB VI DEMOKRASI
A.Pengertian Demokrasi
Kata demokrasi sudah biasa terdengar di kalangan masyarakat umum. Dalam berbagai
peristiwa dan konteks. Kita sering menyebutkan kata demokrasi. Demikian pula dalam
bentuk sifatnya, yaitu demokratis kita gunakan untuk berbagai tingkatan, mulai individu,
masyarakat, bangsa maupun negara. Walaupun demikian, kata demokrasi ataupun sifat
demokrasi tidak jarang dipakai dalam konteks yang justru bertentangan dengan makna
demokrasi itu sendiri. .
Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warga
negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih,
pemerintahan mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat,
berserikat, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak
– hak kelompok minoritas, dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang
yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di kota athena pada abad ke-6 sampai abad ke-
3 SM untuk menunjukan sistem pemerintahan yang berlaku di sana. Karena rakyat ikut serta
secara langsung, pemerintahan itu disebut pemerintahan demokrasi langsung (direct
democracy).
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak-hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstisuional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat
Dalam konteks NKRI, Achmad Sanusi (Sanusi, 2006) mengetengahkan sepuluh pilar
demokrasi yang dipesankan oleh para pembentuk negara (The Founding Father’s)
sebagaimana diletakkan di dalam UUD 1945 sebagai berikut:
Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh segenap rakyat dengan pengertian-
pengertiannya yang jelas, dimana rakyat sendiri turut terlibat langsung merumuskan
substansinya. Mengujicobakan disainnya, menilai dan menguji keabsahannya
Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokrasi yang berkedaulatan rakyat, yaitu
kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang memiliki atau
memegang kedaulatan itu. Kedaulatan itu kemudian dilaksanakan menurut undang-
undang dasar.
Negara adalah organisasi kekuasaan, artinya organisasi yang memiliki kekuasaan dan
dapat menggunakan kekuasaan itu dengan paksa.
Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan
saja menghormati hak-hak asasi, melainkan untuk meningkatkan martabat dan derajat
manusia seutuhnya. Hak asasi manusia bersumber pada sifat hakikat manusia yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia bukan diberikan oleh
negara atau pemerintah. Hak ini tidak boleh dirampas atau diasingkan oleh negara dan
atau oleh siapapun.
3 Demokrasi di Indonesia
Demokrasi pancasila dalam arti luas yaitu kekuasan tertinggi ada pada rakyat yang
memiliki nilai-nilai pancasila. Nilai pancasila yaitu nilai: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan yang mendukung demokrasi (nilai yang menentang system otoriter
atau kediktatoran)
Demokrasi pancasila dalam arti sempit yaitu berdasar pada sila keempat pancasila
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh iikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang memiliki arti bahwa wujud pengambilan keputusan dipimpin oleh
kebujaksanaan dengan musyawarah mufakat.
Dalam sejarah ketatanegaraan nrgara republic Indonesia yang telah lebih dari
setengah abad, perkembangan demokrrasi selalu pasang surut. Praktik demokrasi Indonesia
berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang pernah dan berlaku dalam sejarah
Indonesia.Mirriam budiardjo menyatakan bahwa sudut perkembangan sejarah demokrasi
Indonesia sampai orde baru dibagi dalam 4 masa, yaitu:
4 Pendidikan Demokrasi
Demokrasi hanya akan tumbuh kuat jika didukung oleh warga-warga yang emokratis,
yakni warga yang memiliki dan menjalankan sikap hidup demokratis. Ini artinya warga
negara bersikap berbudaya hidup demokratis menjadi syarat bagi berjalannya demokrasi.
1. Tingkat perkembangan ekonomi
2. Perasaan akan identitas nasional
1. Pendidikan demokrasi secara formal: pendidikan yang lwat tatap muka, diskusi timbal
balik, prsentasi, serta studi kasus.
2. Pendidikan demokrasi secara informal: pendidikan yang lewat tahap pergaulan di
rumah maupun dimasyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi sebagai hasil
interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan langsung dirasakan hasilnya.
3. Pendidikan demokrasi secara non formal: pendidikan yang melewati lingkungan
masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah memiliki parameter
yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang, seperti kelompok masyarakat,
lembaga swadaya, partai politik, pers, dan lain-lain (Budi Juliardi, 2016:101).
Pendidikan demokrasi dalam berbagai konteks, dalam hal ini untuk pendidikan formal (di
sekolah dan perguruan tinggi), nonformal (pendidikan di luar sekolah), dan informal
(pergaulan di rumah dan masyarakat) mempunyai visi sebagai wahana substantif, pendagogis,
dan sosial kultural untuk membangun cita-cita, nilai, konsep, prisip, sikap, dan keterampilan
demokrasi dalam diri warga negara melalu pengalaman hidup dan berkehidupan demokrasi
dalam konteks (Udin S. Winataputra, 2001:19).
Pendidikan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi, tetapi
juga menghasilkan warga negara yang berpendirian teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingi
tahu dan berpandangan jauh ke depan (Budi Juliardi, 2016:102).
Hukum menjadi landasan tindakan setiap negara. Ada empat alasan mengapa negara
menyelenggarakan dan menjalankan tugasnya berdasarkan hukum:
Menurut A.V Dicey, istilah "rule of law dapat ditunjau dari tiga sudut sehingga
mempunyai tiga arti :
a. Rule of law (pemerintah oleh hukum) yang berarti supremasi yang mutlak atau
keutamaan yang absolut dari hukum yang mendapatkan sebagai lawan dari pengaruh
kekuasaan yang sewenang- wenang.
b. Rule Of law, berarti ketaatan yang sama dari semua golongan kepada hukum negara
biasa, yang diselenggarakan oleh pengadilan-pengadilan yang biasa pula.
c. Rule Of law, dapat dipergunakan sebagai formula untuk merumuskan fakta bahwa
dinegara inggris hukum konstitusi, yang dinegara- negara lain sebagian dicantumkan
dalam Undang- Undang, itu bukan sumber melainkan konsekuensi dari hak- hak
individu yang dirumuskan.
d.
A. Prinsip Negara Hukum
Negara menganut sistem "rule of law" harus memiliki prinsip yang jelas. Menurut
Dickey adan tiga rumus fundamental dalam Rule Of law yaitu:
a. Supremasi aturan- aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang- wenang dalam
arti seseorang hanay boleh dihukum jika memang melanggar hukum .
b. Kedudukan yang sama dihadapan hukum,
c. Terjaminnya hak hak asasi manusia oleh Undang- Undang dan keputusan pengadilan
Unsur unsur Rule Of Law dalam arti yang klasik sebagaimana yang dikemukakan A.V
Dicey dalam introduction to the law of the constitution, mencakup tiga hal yaitu:
a. Supremasi aturan- aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang – wenang dalam
arti seseorang boleh dihukum apabila melanggar hukum
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum. Ketentuan ini berlaku untuk orang
biasa, maupun pejabat
c. Terjaminnya hak- hak manusia oleh udang- undang serta keputusan- keputusan
pengadilan.
Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki
sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau rechstaat, yaitu sebagai berilkut:
Negara hukum ialah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan
kebenaran dan keadilan, dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggung jawabkan.
Masuknya rumusan ini kedalam UUD 45 merupakan salah satu contoh pelaksanaan
kesepakatan untuk memasukkan hal-hal yang normative yang ada didalam pasal pasal.
Masuknya ketentuan mengenai Indonesia adalah negara hukum kedalam pasal dimaksudkan
untuk memperteguh paham bahwa Indonesia adakah negara hukum, baik dalam
penyelenggaraan negara maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Teori-teori mengenai geopolitik yang pernah ada didunia (Ditjendikti, 2012 : 116 –
121), yaitu :
Frederich Ratzel (Jerman, 1844 – 1904) berpendapat bahwa negara itu seperti
organisme yang hidup. Semakin luas ruang hidup maka Negara akan semakin bertahan, kuat,
dan maju. Oleh karena itu, jika ingin tetap ingin hidup dan berkembang butuh ekspansi
(perluasan wilayah sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal sebagai teori organisme dan teori
biologis.
Sebagai negara kepulauan, dengan masyarakat yang multi etnis, negara indonesia
memiliki unsur-unsur keuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan
keadaan geografis dan strategis dan kaya sumber daya alam.
b. Kepulauan Indonesia
Indonesia mengandung makna spiritual yang didalamnya terasa jiwa perjuangan menuju
cita-cita luhur, negara kesatuan, kemerdekaan dan kebebasan.
1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya
2. Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena itu
tidak dapat di miliki oleh masing-masing negara.
3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.
4. Mare Clausum (the right and dominion of the sea ), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat di kuasai dari
darat ( waktu itu kira-kira sejauh tiga mil).
d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Pengumuman pemerintah negara tentang Zona Ekonimi Eksklusif terjadi pada 21
Maret 1980. Batas ZEE adalah sekitar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah
indonesia. Alasan –alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah:
1. Persediaan ikan yang semangkin terbatas.
2. Kebutuhan untuk pembangunan indonesia .
3. ZEE memiliki kekuatan hukum internasional.
Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia
Belanda berdasarkan ketentuan dalam"Teritoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie"
tahun 1939 tentang batas wilayah laut territorial Indonesia.
Wilayah laut territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah
perairan sejauh 3 mil disekelilingnya. Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-pulau
merupakan perairan bebas dan tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan
Negara Kesatuan RI.
2. Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957) sampai dengan 17 Februari 1969
Pada tanggal 13 Desember 1958 dikeluarkan Deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai
pengganti Ordinansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut:
1. Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen Indonesia
adalah milik ekslisif.
2. Pemerintah indonesia bersedia menyelesaikan soal garis betas landas kontinen yang
negara-negara tentangga melalui perundingan.
3. Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah satu garis yanh ditarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara tetangga.
4. Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas
kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
2.Isi (content), meliputi cita-cita bangsa indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD
NRI 1945,
a) Negara Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaulat, adil dan makmur.
b) Rakyat Indonesia yang berkehidupan Kebangsaan yang bebas.
c) Pemerintah Negara Indonesia melindugi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehipupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdmaian abadi dan keadilan sosial.
3.Tata laku (conduct), yang meliputi dua segi,yaitu:
a) Tata laku batiniah,
b) Tata laku lahiriah’
Secara etimologis ,istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa jawa yaitu:tahan
yang berarti kuat ,tangguh ,dan ulet.kata tersebut berati mampu menguasai diri ,dan tidak
mudah menyerah.sedangkan kata nasional berasal dari bahasa inggris yaitu nation yang
berarti bangsa yang telah mennegara.Dan pada tahun 1960 lahir lah istilah ketahanan nasional
yaitu:keuletah dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasiona yang ditujukan untuk mengahadapi segala ancaman membahayakan
kelangsungan hidup Negara bangsa Indonesia.
1. untuk tetap memungkin kan berjalan nya pembangunan nasional yang selalu harus
menuju ke tujuan yang ingin di capai dan agar dapat secara efektif di relakan dari
hambatan ,tantangan,ancaman ,dan gangguan yang timbul dari dalam maupun dari
luar,maka pembangunan nasional di selenggarakan melalui pendekatan ketahanan
nasional yang mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional
bangsa secara utuh dan menyeluruh.
2. Ketahanan nasional merupakan kodisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional,didalam menghadapi didalam menghadapi dan mengisi segala tantangan,
ancaman ,hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,identitas ,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar perjuangan
nasional.
1. Mandiri. Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak
mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama.
Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh
pihak lain
2. Dinamis. Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan
negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa
depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
3. Manunggal artinya ketahanan nasional memiliki sifat integrative yang diartikan
terwujudnya kesatauan dan keterpaduan yang seimbang serasi,selaras diantara seluruh
aspek kehidupan bermasyrakat.
4. Wibawa. Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan
berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan
bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan
diperhatikan oleh bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas
dasar pemikiran diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan
nasional, maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai
penyelenggara kehidupan nasional.
5. Konsultasi dan kerjasama. Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan
mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak
perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat
kondisi masing - masing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha
mengutamakan konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata.
1.ketahanan individu yaitu ketahanan yang dimiliki seorang warga Negara yang sehat
jasmani dan rohani.
2.ketahanan keluarga yaitu ketahanan yang dimiliki suami istri dan anak dalam
keluarga yang harmonis.
3.ketahanan wilayah yaitu ketahanan yang dimiliki oleh masyarakat didaerah dengan
menciptakan stabilitas wilayah secara sejahtera dan aman .
4`ketahanan nasional yaitu ketahanan yang dimiliki oleh Negara untuk mencipatakan
stabilitas nasional.
Menurut pendapat para pakar unsure yang mempengaruhi kekuatan dan ketahan nasional
adalah:
1.james lee ray mengemukakan unsur kekuatan nasioanal dibagi dua factor yaitu
pada dasar nya aspek kekayaan alam dalam satu wilayah sangat dipelukan bagi
kehidupan nasioanal..kedaulatan wilayah nasional merupakan sarana bagi tersedianya
kekayaan alam dan menjadi modal dasra dalam pembangunan .
masalah pendududuk sangat bear pengaruh nya .pendudduk yang produktif atau yang
sering disebut sebagai sumer daya manusia yang berkualitas sangat besa pengaruhnya dalam
membina ketahanan nasional.
Ketahanan nasional yang ditinjau dari aspek pancagatra adalah suatu aspekkehidupan
nasional yang menyangkut pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat ,berbangsa dan
bernegara dalam aturan dan norma norma tertentu ,aspek ini meliputi:
a.aspek ideology
ideology berasal ari kata idea yang berarti gagasan atau konsep dan logos berarti
ilmu.maka ssecara harafiah dapat diartikan ideology adalah ilmu tentang pengertian
pengertian dasar.kekuatan ideology tergantung nilai nilai yang dikandung ,nilai tersebut harus
mampu memberikan harapan yang lebih baik bagi manusia ,gatra ideologys yang
mempersatukan persepsi bangsa yaitu pancasila.
b.aspek politik
ketahanan aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamika kehidupan politik bangsa
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengahapi ancaman
yang dating yang mengganggu kehidupan poloitik Indonesia dan Negara berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.gatar politik berkaitan dengan kemampuan mengelola agar tidak
menimbulkan perpechan
c.aspek ekonomi
dalam gatra ekonomi diarahkan pada landasan yang bertumpu pada kekuatan dan
pertumbuhan perekonomian .sektor perekonomian Indonesia berdasarkan UUD 1945 pasal
33 dibagi kedalam tiga sector yaitu sector public,sector swasta ,dan sector koperasi .gatra
yang diajukan oleh suatu Negara merupakan kekuatan nasional Negara.
bangasa Indonesia menetapkan politik pertanahan sesuai undang undang no.3 tahun
2002 tentang pertahanan Negara ,pertahannan Negara bersifat semesta dengan menetapakan
TNI sebagi komponen utama pertahanan