You are on page 1of 112

HUBUNGAN USIA DENGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN PADA

IBU HAMIL DI PUSKESMAS WATES KABUPATEN


KULON PROGO TAHUN 2012

Disusun oleh :

Amanah Perdana Ningrum


2012110104146

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2013

1
2

HUBUNGAN USIA DENGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN PADA


IBU HAMIL DI PUSKESMAS WATES KABUPATEN
KULON PROGO TAHUN 2012

SKRIPSI

Disusun oleh :

Amanah Perdana Ningrum


2012110104146

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2013
3
4
5
6

MOTTO

Keberhasilan saai ini adalah hasil dari ketekunan dan bukan dari berpangku
tangan dan hidup adalah bagaimana kita bias memandang lurus kedepan tanpa
pernah mencoba membalikkan badan pada masa lalu meskipun terkadang kepala
menoleh kekanan dan kekiri (Amanah)

Dari kesusahan akan diperoleh kesenangan dan kebahagiaan, seperti durian yang
berduri karena sedap isinya, kulit manggis pahit karena manis dalamnya, dan
bunga mawar berduri karena harum baunya (Amanah)

“Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang
lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang
yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah
menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum wanita. Maka
dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin”. (HR. Bukhari)
7

PERSEMBAHAN

Ucapan puji syukur pada Allah swt. Karena dengan Rahmat-Nya segala rencana
tercipta. Dan karena Rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Untuk orang tua saya tercinta Bapak H. Suwarto, S.Pd dan Ibu Hj. Endang
Ismiyati yang selalu mendoakan dan mendukung kerja keras saya sampai saya
bias seperti sekarang ini. Tidak ada yang bias saya persembahkan selain kata
terima kasih untuk segalanya.

Untuk adik saya tercinta, Aprista Mutiara Putri yang selalu memberi motivasi agar
tugas akhir ini segera selesai. Terima kasih dukungannya.

Terima kasih kepada pembimbing Skripsi saya, Bapak Syaifudin. M.Kes yang
telah dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan kepada saya sehingga
Skripsi ini dapat terselesaikan.

Kepada para Dosen Program Studi DIV Kebidanan Annvulen STIKES „Aisyiyah
Yogyakarta saya ucapkan terima kasih banyak atas ilmu dan bimbingan yang telah
diberikan kepada saya.

Teman-teman Program Studi DIV Kebidanan Annvulen STIKES „Aisyiyah


Yogyakarta angkatan 2012, semoga kita semua sukses dimasa depan nanti, dan
mencapai apa yang menjadi impian kita
8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakaatuh

Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT, yang


telahmengizinkanrahmatsertahidayah-Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Hubungan UsiaDenganAnemia DalamKehamilanPada
Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012”,
penelitianinibertujuanuntukmemenuhisalahsatusyaratdalammenyelesaikan
Program Studi DIV Bidan Pendidik.
Penulismenyadaridalampenyusunan skripsi penelitianini, sering kali
mendapatkankesulitan, akantetapikesulitan yang penulisdapatkansedikit demi
sedikitdapatterkikisdanhilang,
semuaitutidakluputdaridukungandanbantuandariberbagaipihakbaikbantuanmoril,
materiil, dan spiritual.
Olehkarenaitupadakesempataninipenulismengucapkanterimakasih yang
sebesar-besarnyakepada :
1. Warsiti, S.Kp.,M.Kp., Sp.Mat., selakuKetuaSekolahTinggiIlmuKesehatan
„Aisyiyah Yogyakarta.
2. Dewi Rokhanawati, S.Si.T., MPH., selaku Ketua Program Studi DIV
Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan„Aisyiyah Yogyakarta.
3. Syaifudin, M.Kes, selakudosenpembimbingyang
telahberkenanmeluangkanwaktu, tenaga,
danpikirandalammemberikanbimbingansertapetunjukkepadapenulisdalam
menyelesaikan Skripsi ini.
4. Umu Hani EN, S.Si.T.,M.Kes, selaku penguji yang telah memberi banyak
saran dan masukan.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo yang telah
memberiizindandukungankepadapenulisuntukmelakukanpenelitian.
6. Kepala Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progoyang telah
memberiizindandukungankepadapenulisuntukmelakukanpenelitian.
7. Semuakeluargadanteman yang
telahmemberikandukungandalammenyelesaikan skripsiini.
Penyusunan skripsiini masih jauh dari kesempurnaan,
olehkarenaitupenulismengharapkankritikdan saran yang
membangununtukdapatmemperbaikimenujupadakesempurnaan.
Akhirnyapenulisberharap semoga
skripsiinidapatbermanfaatkhususnyauntuktenagakesehatandanpembacaumumnya.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakaatuh

Yogyakarta, Agustus 2013


Penulis
9

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................. i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... . iiv
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………….. v
HALAMAN MOTTO…………………………………………………….. vi
PERSEMBAHAN......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. . xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
INTISARI………………………………………………………………….. ............................................. xiv
ABSTRACT……………………………………………………………….. ............................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat .................................................................................. 6
E. Ruang Lingkup……………………………………………… 6
F. Keaslian Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ....................................................................... 9
B. Kerangka Teori ...................................................................... 36
C. Kerangka Konsep .................................................................. 38
D. Hipotesis ................................................................................ 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................... 40
B. Variabel Penelitian ................................................................. 40
C. Definisi Operasional ............................................................... 41
D. Populasi dan Sampel............................................................... 41
E. Etika Penelitian .................................................... .................. 43
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ...................................... 44
G. Metode Pengolahan dan Analisa Data .................................... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil………………………………………………………… 48
B. Pembahasan…………………………………………………. 54
C. Keterbatasan Penelitian………………………………………
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan…………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………
10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 48


LAMPIRAN
11

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1KlasifikasiAnemia……………………………………………………....19
Tabel 2 Penanganan Anemia………………………..…………………………...26
Tabel3Terapi Anemia…………………………………….……………………..28
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia Ibu Hamil………….51
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ibu hamil Berdasarkan status Anemia……………51
Tabel 6. Silang Antara Usia dengan Anemia Pada Ibu Hamil…………………...51
12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar1Kerangka Teori................................................................................. 23
Gambar 2 Kerangka Konsep....................................................................…...... 25
Gambar 3 Bar Chart………………………………………………………....... 52
13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Time SchedulePenelitian


Lampiran 2 LembarObservasi
Lampiran 3 Surat Permohonan StudiPendahuluan
Lampiran 4 Lembar Mengikuti Seminar Skripsi
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 6 Rekapitulasi pengumpulan data
Lampiran 7 Rekapitulasi pengkodean data
Lampiran 8 Lembar Bimbingan Penelitian
14

HUBUNGAN USIA DENGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN PADA


IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN WATES
KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 20121

Amanah Perdana Ningrum2, Syaifudin3

INTISARI

Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian
ibu melahirkan. Angka anemia ibu hamil di Provinsi DIY sebesar 20,95%.
Berdasarkan kondisi pada kabupaten/kota, angka anemia bumil tertinggi yaitu
Kabupaten Kulonprogo 27,58%.Di wilayah kerja Puskesmas Wates Kabupaten
Progo terdapat 736 ibu hamil pada tahun 2011 dan 27,58% diantaranya
mengalami anemia. Sedangkan tahun 2012 terdapat 712 ibu hamil dan 24,2%
diantaranya mengalami anemia.
Tujuan: diketahuinyahubungan usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012.
Metode penelitian : jenis penelitian ini menggunakan survey analitik
korelasionaldengan menggunakan rancangan crossectional.Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu hamil di KecamatanWates pada saat penelitian
berlangsung, yaitu sebanyak 712 ibu hamil. Dan sampel berjumlah399
orang.Hasil analisa data menggunakan univariat dan bivariat dengan Chi Square.
Hasil analisis : menunjukkan ibu hamil pada usia aman sebanyak 218 ibu (54,6
%). Pada ibu hamil dengan usia tidak aman sebanyak 181 ibu (45,4%). Ibu yang
mengalami anemia di Puskesmas Wates sebanyak 187 ibu (46,9 %). Dan
sebanyak 212 ibu (53,1 %) yang tidak mengalami anemia.Hasil analisis dengan
chi square didapat bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dengan
anemia dalam kehamilan (p=0.000) (p<0,05).
Kesimpulan: bahwa ada hubungan bermakna antara pemberian ASI dengan berat
badan bayi.Hal ini perlu diperhatikan oleh ibu-ibu dan petugas kesehatan agar
lebih memperhatikan mengenai usia pada saat hamil dan pencegahan serta
penanganan anemia dalam kehamilan.

Kata Kunci : Usia, Anemia dalam Kehamilan, Ibu hamil


Kepustakaan : 13 buku, 3 Jurnal, 2 Skripsi, 3 majalah, 3 website
Jumlah Halaman : xiv, 63 halaman, table 1 s.d 6, gambar 1 s.d 3, lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
15

AGE RELATIONSHIP WITH ANEMIA IN PREGNANCY ONPREGNANT


WOMEN IN PUBLIC HEALTH DISTRICT
WATESKULON PROGO REGENCY IN 2012 1

Amanah Perdana Ningrum 2 , Syaifudin 3

ABSTRACT

Background: Anemia is a risk factor for maternal mortality.The rate of anemia in


pregnant women Yogyakarta Province of 20.95%.Based on the condition of the
district / city, the highest rates of anemia pregnant women Kulon Progo Regency
27.58%.At the Puskesmas Wates there Progo Regency 736 pregnant women in
2011 and 27.58% had anemia.Whereas in 2012 there were 712 pregnant women
and 24.2% had anemia.Wates PHC region has the most number of pregnant
mothers in the Kulon Progo Regency.
Purpose : knowing the relationship of age to the incidence of anemia in pregnant
women in health centers Wates Kulon Progo in 2012.
Research method :This type of research using correlational analytic survey using
a cross sectional design. Population in this study were all pregnant women in
KecamatanWates during the study, as many as 712 pregnant women.And the
sample was 399 people.Results of data analysis using univariate and bivariate Chi
Square.
Results of analysis :shows pregnant women at the age of 218 mothers safe
(54.6%).In pregnant women with insecure age as much as 181 mothers
(45.4%).Mothers who are anemic at Wates health centers are 187 mothers
(46.9%).And as many as 212 mothers (53.1%) who did not have anemia. Analysis
with chi square obtained that there is a significant relationship between age and
anemia in pregnancy (p = 0.000) (p<0,05).
Conclusion : that there is a significant relationship between breastfeeding the
baby weight.This needs to be considered by mothers and health workers to pay
more attention to the age at the time of pregnancy and the prevention and
treatment of anemia in pregnancy.

Keywords : Age, Anemia in Pregnancy, Pregnant Mom


Bibliography : 13 books, 3 Journal, Thesis 2, 3 magazines, 3 Website
Number of Pages :xiv, 63 pages, table 1 to 6, 1 to 3 images, attachments

1
Title ofResearch
2
Student of'Aisyiyah Health Science Collage Yogyakarta
3
Lecture of „Aisyiyah Health Science Collage Yogyakarta
16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tetap tinggi.Penyebab

terbesar akibat perdarahan. Hal itu dimungkinkan karena banyak ibu hamil

mengalami anemia atau kekurangan zat besi. Salah satu masalah yang dialami

oleh kebanyakan ibu hamil di Indonesia adalah anemia. Padahal anemia ini bisa

mempengaruhi perkembangan janin yang dikandung serta meningkatkan angka

kematian ibu (Kusbandrio, 2012).

Di Amerika Serikat, orang yang mengalami anemia sebanyak 2% sampai

10%. Negara-negara lain memiliki tingkat anemia lebih tinggi (Proverawati

,2011). Setiap tahunnya, sekitar 50.000 remaja di seluruh dunia meninggal karena

kehamilan dan komplikasi persalinan. Tragedi tersebut bukan cuma untuk para

remaja putri itu tapi juga bayi mereka. Risiko kematian bayi sekitar 60 % jika ibu

mereka berusia kurang dari 18 tahun (PBB, 2012).

Berdasarkan data tahun 2010 di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, sebesar

78,3 % ibu hamil menderita anemia, rata-rata kadar Hb 9,9580 dengan standar

deviasi 1,2432. Kejadian anemia pada usia kurang 20 tahun sebesar 83,3 %, pada

usia 20-35 tahun sebesar 73,5%, dan usia lebih 35 tahun sebesar 87,5%.Jika

dibandingkan dengan target Millenium Development Goals Indonesia 2015, yakni

102 per 100 ribu kelahiran hidup (Sri Lestari, 2011).


17

Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu

melahirkan. Angka anemia ibu hamil di Provinsi DIY sebesar 20,95%,.

Berdasarkan kondisi pada kabupaten/kota, angka anemia bumil tertinggi yaitu

Kabupaten Kulonprogo 27,58%. Prevalensi ibu hamil anemia di Provinsi DIY ini

masih berada di atas 20%, yang artinya masih di atas nilai ambang batas masalah

gizi sebagai masalah kesehatan masyarakat (Profil kesehatan ,2011).

Masih tingginya angka kematian ibu melahirkan juga terjadi di Kabupaten

Purwakarta, Jawa Barat. Salah satu penyebabnya, sama dengan di Lebak, yakni

ibu mengalami perdarahan akibat kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi pada

ibu hamil di Indonesia memang masih menjadi masalah besar. Prevalensi anemia

pada ibu hamil di Indonesia mencapai 40-50 persen. Hal ini berarti 5 dari 10 ibu

hamil mengalami anemia. Jika anemia berat maka meningkatkan risiko

pendarahan yang bisa memicu kematian ibu, sedang pada bayi berisiko prematur

dan berat badan bayi lahir rendah.

Padahal, anemia pada ibu hamil bisa menyebabkan banyak masalah.

Antara lain, bayi lahir prematur, bayi berat lahir rendah, dan mendongkrak risiko

kematian pada bayi yang dilahirkan. Pada anemia yang berat juga bisa

meningkatkan risiko kematian ibu dalam proses persalinan (Elvina ,2012).

Berdasarkan karakteristik ibu hamil diketahui bahwa faktor penting

penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi pada kelompok usia < 20 tahun dan

usia >35 tahun (PPIBI-UNFPA, 2008). Ada banyak isu kesehatan mengintai

wanita hamil di usia muda. Meski wanita dikatakan mulai masuk masa subur dan
18

siap bereproduksi di usia menarche atau haid pertama, pada kenyataannya, organ-

organ reproduksinya belum siap benar untuk menyambut kehadiran janin.

Komplikasi selama kehamilan dan persalinan menjadi penyebab utama

kematian pada remaja putri berusia 15-19 tahun. Angkanya mencapai 70.000

kematian setiap tahun. Sekitar 1 dari 7 perempuan di negara berkembang menikah

pada usia 15 tahun. Gadis berusia kurang dari 15 tahun beresiko lima kali lebih

besar meninggal saat persalinan. Perkawinan usia muda hampir dijumpai di

seluruh propinsi di Indonesia. Sekitar 10% remaja putri melahirkan anak

pertamanya pada usia 15-19 tahun. Kehamilan pada remaja akan meningkatkan

resiko kematian sebanyak 2 hingga 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

perempuan yang hamil pada usia 20 tahun. Demikian pula dengan resiko kematian

bayi 30% lebih tinggi pada ibu hamil yang hamil pada usia remaja, dibandingkan

pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang usianya 20 tahun atau lebih (Goi &

Unicef Dalam Modul Kesehatan Reproduksi 2006 ). Dari hasil penelitiandi

Polindes Desa Ketapang Laok Sampang Madura didapatkan ibu hamil yang

menikah pada usia < 19 tahunhampir seluruhnya yaitu (83,3%) mengalami anemia

dalam kehamilan (Jaya, 2011).

Zat besi (Fe) adalah mineral yang sangat dibutuhkan untuk membentuk sel

darah merah (hemoglobin). Beberapa makanan yang menjadi sumber zat besi

adalah daging merah, hati, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Asupan vitamin

C yang cukup akan membuat penyerapan zat besi di dalam tubuh menjadi lebih

baik. Sebaliknya, teh dan kopi akan menurunkan penyerapan zat besi dalam

tubuh.
19

Literatur menyebutkan, pada masa kehamilan, volume darah ibu hamil

bertambah. Saat usia kehamilan cukup bulan, volume darah ini akan bertambah

40-45 persen dibandingkan sebelum hamil. Akibatnya, anemia fisiologis akan

terjadi pada kehamilan trisemester pertama dengan jumlah kadar hemoglobin

sebesar 10-12 gram per desiliter. Ini akan diidentifikasi sebagai anemia kehamilan

jika kadar hemoglobin kurang dari 11 gram per desiliter. Karena itulah,

suplementasi zat besi pada wanita hamil penting dilakukan.

Sebenarnya upaya mengatasi anemia pada ibu hamil sudah dilakukan

pemerintah sejak 1970-an. Melalui program suplementasi tablet tambah darah

secara cuma-cuma, ibu hamil diberikan 90 tablet yang mesti diminum selama

masa kehamilan sampai masa nifas. Tablet ini berisi 60 miligram zat besi dan 0,25

miligram asam folat. Repotnya, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010,

meskipun 80,7 persen perempuan usia 10-59 tahun telah mendapatkan tablet ini,

namun hanya 18 persen yang mengkonsumsi tuntas hingga 90 tablet.

Ketidakpatuhan mengkonsumsi suplemen tambah darah dan kurangnya

pengetahuan manfaat zat besi menjadi penyebab rendahnya angka konsumsi tablet

ini pada ibu hamil. Banyak ibu hamil yang tidak mau minum karena ada keluhan,

misalnya mual. Hal itu terjadi karena ketidaktahuan mereka tentang risiko yang

terjadi jika ibu hamil mengalami anemia. (Tomi, 2012)

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, di wilayah kerja

Puskesmas Wates Kabupaten Progo terdapat 736 ibu hamil pada tahun 2011 dan

27,58% diantaranya mengalami anemia. Sedangkan tahun 2012 terdapat 712 ibu

hamil dan 24,2% diantaranya mengalami anemia. Wilayah Puskesmas Wates


20

memiliki jumlah ibu hamil paling banyak di Kabupaten Kulon Progo. Puskesmas

lain yang memiliki jumlah ibu hamil paling banyak kedua adalah Puskesmas

Pengasih, yaitu 408 , namun jumlah ibu hamil dengan anemia tidak sebanyak di

Puskesmas Wates (Dinkes Kulon Progo, 2012).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasi rumusan

masalah adalah, “Adakah Hubungan Usia dengan Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012?”

C. Tujuan Penelitian

I. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2012.

II. Tujuan Khusus

a. Diketahui jumlah ibu yang hamil di Puskesmas Wates

b. Diketahui usia ibu hamil di Puskesmas Wates

c. Diketahui keadaan Hb ibu hamil di Puskesmas Wates

d. Diketahui ibu hamil yang mengalami anemia di Puskesmas Wates

e. Menganalisis hubungan antara usia ibu dengan anemia dalam kehamilan di

Puskesmas Wates
21

D. Manfaat Penelitian

I. Bagi Ibu-ibu hamil

Dengan diketahuinya bahwa umur saat kehamilan sangat berpengaruh

terhadap keadaan kesehatan dirinya. Hal ini bermanfaat agar ibu lebih

mempersiapkan diri dengan pengetahuan-pengetahuan mengenai kesehatan

reproduksi saat kehamilan. Asupan saat hamil juga sangat penting. Termasuk

tablet fe, agar ibu tidak terkena anemia saat hamil.

II. Bagi Institusi

Menambah referensi bagi mahasiswa tentang anemia dalam kehamilan dan

menambah wawasan bagi institusi pentingnya mahasiswa sehingga mendapat

pengetahuan tambahan.

III. Bagi Pemerintah

Dapat berperan lebih aktif dalam upaya penyuluhan kesehatan kepada

masyarakat terpencil dalam rangka mengurangi masalah dalam kesehatan.

IV. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan referensi atau bacaan bagi peneliti lain dikemudian hari

terutama untuk meneliti hal-hal yang terungkap dalam penelitian ini.

E. Ruang Lingkup Penelitian

I. Ruang lingkup materi dalam penelitian ini ruang lingkup materi

meliputi usia ibu hamil (< 20 tahun,20-35 tahun, dan >35 tahun)

dan anemia dalam kehamilan.


22

II. Ruang lingkup responden dalam penelitian ini, yang menjadi

responden yaitu ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di

Puskesmas Wates

III. Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini, dimana penelitian

dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2013, dengan data sekunder

yang diambil pada tahun sebelum itu.

IV. Ruang lingkup tempat, berdasarkan data yang diperoleh peneliti,

tempat yang diambil yaitu di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon

Progo

F. Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Oleh Metode Hasil

Penelitian

1. Hubungan Antara Sri Lestari deskriptif Tidak ada

Usia Ibu Hamil, analitik dengan hubungan antara

Paritas, Pendidikan, pendekatan usia ibu hamil

danPengetahuan Ibu Cross Sectional dan paritas

Hamil Tentang dengan kejadian

Anemia Dengan anemia; ada

Kejadian Anemia hubungan antara

Pada Ibu Hamil Di pendidikan dan

Rumah Bersalin pengetahuan ibu

Utami Kecamatan hamil tentang


23

Batangan Kabupaten anemia dengan

Pati Tahun 2010 kejadian anemia.

2. Hubungan Usia Riyana analitik dengan Ada hubungan

Perkawinan Dyah Jaya rancang bangun usia perkawinan

dengan Kejadian Cross Sectional dengan kejadian

Anemia dalam anemia dalam

KehamilanDi kehamilan

Polindes Desa

Ketapang Laok

Sampang Madura

Bedanya penelitian ini dengan penelitian ini terletak pada variable

penelitian, waktu, tempat dan sampel penelitian.


24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Usia

Usia subur bagi wanita Indonesia adalah 20-35 tahun. Beberapa factor

risiko yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai persalinan atau

membahayakan jiwa ibu dan janin. Diantara ibu hamil yang berisiko

mengalaminya adalah sebagai berikut.

I. Hamil di bawah umur 18 tahun

Perempuan yang masih muda, biasanya mengalami masalah

psikologis.Mereka merasa belum siap menghadapi perubahan yang terjadi pada

dirinya.Ketidaksiapan mental, sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan ibu

hamil dan janin yang dikandungnya.Selain itu, rahimnya pun dalam kondisi yang

belum siap. Itulah yang membuat risiko perdarahan cukup tinggi dialami oleh ibu

hamil dalam kelompok usia ini. (Alam, 2012)

Buku-buku pediatric mendefinisikan remaja yaitu umur 12 – 20 tahun

untuk anak perempuan, sedangkan WHO mendefinisikan umur 10-19 tahun

sebagai masa remaja (Pardede, 2002). Kesehatan reproduksi merupakan masalah

penting untuk mendapatkan perhatian terutama di kalangan remaja. Remaja yang

kelak akan menikah dan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan

reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan generasi sehat. Kehamilan

pada usia ini tidak lepas dari kemelut seperti :


25

 Penghasilan yang terbatas

 Putus sekolah

 Putus kerja

 Ketergantungan social ekonomi pada keluarga

 Nilai gizi yang relative rendah

(Manuaba, 2005)

II. Hamil di atas 35 tahun

Pengaruh kemajuan jaman pada peran wanita menyebabkan wanita

cenderung menunda perkawinannya. Kondisi ini menambah panjang 10 di

ambang batas usia beresiko tinggi. Orang tua umumnya mulai khawatir ketika

anak gadisnya sudah memasuki usia 30 tahun tak kunjung menikah. Dalam

pemikiran orang awam, semakin meningkatnya usia seorang wanita, maka

kesulitan atau hambatan untuk hamil dan melahirkan juga akan semakin besar.

Dari segi ilmu pengetahuan, usia seorang wanita untuk hamil yang terbaik

memang pada saat ia berusia 20-30 tahun. Namun dengan kemajuan dan tuntutan

jaman sekarang ini, tidak sedikit wanita di kota-kota besar yang baru memasuki

dunia perkawinan menjelang usia 30 tahun.

Idealnya seorang perempuan hamil di usia 22 tahun dan maksimal 35

tahun. Jika hamil lebih dari usia ini, risiko yang dialami semakin tinggi. Kondisi

rahim ibu yang sudah tua biasanya sudah tidah bagus dan tidak kuat lagi (Alam,

2012).

Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan antara 20

sampai 30 tahun.Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk


26

hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan

pertumbuhan janin.Pada usia 30-an, biasanya penyakit-penyakit degeneratif

seperti tekanan darah tinggi atau diabetes pada pria maupun wanita sudah lebih

sering muncul. Semakin bertamabah usia, penyakit degeneratif seperti gangguan

pada pembuluh darah, misalnya tekanan darah tinggi, penyempitan dan

perkapuran (Musbikin, 2007). Keadaan tersebut akan semakin menyulitkan bila

ditambah dengan tekanan psikologis, social, ekonomi, sehingga memudahkan

terjadinya :

a. Keguguran

Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja.

misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran

yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat

menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka

kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat

menimbulkan kemandulan.

b. Persalinan premature, BBLR, dan kelainan bawaan

Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi

terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat

badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan

juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan

dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan,

pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC)

kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan
27

juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran

sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit

sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.

Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi

masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang

diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan

makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat

bawaan.

c. Mudah terjadi infeksi

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress

memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

d. Anemia kehamilan

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang

pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena

pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat

besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah

merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan

seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

e. Keracunan kehamilan (gestosis)

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia

makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-

eklampsia atau eklampsia.Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan

perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.


28

f. Kematian ibu yang tinggi

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena

perdarahan dan infeksi.Selain itu angka kematian ibu karena gugur

kandung juga cukup tinggi. Yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga

non profesional (dukun) (Manuaba, 2005).

III. Kehamilan dan Usia Ibu

Salah satuketakutan utama yang dirasakan oleh calon ibu dengan usia

lebih tua adalah bahwa bayi yang akan dilahirkan akan menderita Down’s

Syndrome, sebuah kesalahan genetik yang menyebabkan terjadinya cacatfisik dan

mental pada bayi. Cacat ini bisa membawa efek jangka panjang, sehingga si anak

tidak akan bisa hidup mandiri. Karena anak-anak dengan Down’s

Syndromemungkin bisa mencapai usia50 tahun, hal ini akan menjadi beban

sepanjang hidup bagi orang tuanya.

Wanita dengan usia lebih 35 tahun juga memiliki peluang lebih besar

mengalami masalah medis umum yang mungkin juga akan mempengaruhi janin

yang sedang tumbuh dan berkembang. Beberapa masalah memerlukan pengobatan

yang mungkin tidak sesuai untuk wanita hamil. Calon ibu juga akan merasa

Penyebab Risiko Tinggi Kehamilan usia >35 tahun

1. Bertambahnya Usia
29

Bertambahnya usia pada wanita sangat berpengaruh terhadap jumlah sel

telur yang belum dikeluarkan dari ovarium atau indeng telur. Saat

pubertas, seorang wanita akan memiliki sekitar 400 ribu sel telur. Telur-

telur ini akan dilepaskan satu demi satu setiap bulan bersamaan dengan

siklus menstruasi (ovulasi) dan siap untuk dibuahi.

2. Jumlah sel telur yang tinggal sedikit

Ketika wanita mengalami menopause di usia 50-55 tahun, maka hanya

terdapat beberapa ribu sel telur berusia tua saja yang masih tertinggal di

indung telur. Itu sebabnya, wanita menjelang menopause kesulitan

mengalami ovulasi. Sel-sel yang sudah tua itu mengalami penurunan

kemampuan untuk dibuahi dan kehilangan kemampuan untuk

menghasilkan hormone, terutama estrogen dan progesterone

3. Semakin menurunnya kemampuan rahim untuk menerima embrio atau

bakal janin.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh U.S.Centers for Diseas Control

and Prevention (CDC) pada tahun 2006 menyatakan adanya kenaikan

risiko kematian saat persalinan, hampir tiga kali lipat pada wanita yang

melahirkan lebih dari usia 35 tahun.

B. Anemia

Anemia menggambarkan kondisi dimana jumlah sel darah merah dalam

darah rendah. Darah terdiri dari dua bagian, sebuah bagian yang cair yang disebut

plasma dan sebagian yang padat yang disebut sel darah. Bagian seluler berisi
30

beberapa jenis sel yang berbeda. Salah satu tipe yang paling penting dan jenis sel

yang paling banyak adalah sel darah merah. Jenis sel lainnya adalah sel-sel darah

putih dan trombosit. Tujuan dari sel darah merah adalah untuk mengantarkan

oksigen dari paru-paru ke bagian lain dari tubuh.

Sel darah merah diproduksi melalui serangkaian tahapan yang kompleks

dan spesifik. Sel ini dibuat dalam sumsum tulang (bagian dalam dari beberapa

tulang yang membuat sebagian besar sel-sel dalam darah), dan ketika semua tahap

yang tepat dalam pematangan sel selesai, maka sel darah merah dilepaskan ke

dalam aliran darah. Molekul hemoglobin adalah unit fungsional dari sel-sel darah

merahdan merupakan struktur protein kompleks yang berada di dalam darah

merah. Berlawanan dengan kebanyakan sel dalam tubuh manusia, sel darah merah

tidak memiliki inti (pusat metabolisme sel).

Meskipun sel-sel darah merah (eritrosit) dibuat di dalam sumsum tulang,

banyak factor lain yang terlibat dalam produksinya. Misalnya, besi merupakan

komponen yang sangat penting dari molekul hemoglobin, dan hormon

erythropoietin, hormone yang dikeluarkan oleh ginjal, merangsang pembentukan

sel darah merah di dalam sumsum tulang.

Anemia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika jumlah sel darah merah

(eritrosit) dan atau/ jumlah hemoglobin yang ditemukan dalam sel-sel darah

merah menurun di bawah normal.Sel darah merah dan hemoglobin yang

terkandung di dalamnya diperlukan untuk transportasi dan pengiriman oksigen

dari peru-paru ke seluruh tubuh. Tanpa kecukupan pasokan oksigen, banyak

jaringan dan organ seluruh tubuh akan terganggu.


31

Anemia dapat ringan, sedang atau berat tergantung pada sejauh mana

menghitung RBC dan / atau tingkat hemoglobin yang menurun. Ini adalah kondisi

yang cukup umum, mempengaruhi baik pria maupun wanita dari segala usia, ras,

dan kelompok etnis. Namun orang-orang tertentu berada pada peningkatan resiko

berkembangnya anemia. Ini termasuk orang dengan diet rendah zat besi dan

vitamin, penyakit kronis seperti penyakit ginjal, diabetes, kanker, penyakit

inflamasi usus, riwayat keluarga mewarisi anemia, infeksi kronis seperti TB atau

HIV, dan mereka yang telah kehilangan darah yang signifikan dari cedera atau

pembedahan.

1. Pengidap anemia

Anemia atau kurang sel-sel darah merah menyebabkan perempuan dihadang

kemungkinan perdarahan berlebihan pada waktu melahirkan, bahkan bias berakhir

dengan kematian

2. Ibu-ibu yang sudah tidak muda lagi

Khususnya bila sudah melewati usia muda dan sebelum kehamilan yang

satu ini sudah sering melahirkan, ada risiko kehamilan yang sangat sulit, serta

perdarahan parah sehabis melahirkan.

3. Remaja hamil di bawah usia 17

Toxemia (yang menyebabkan kekejangan), proses kelahiran yang lama

dan sulit, bayi lahir premature atau sebelum waktunya, adalah risiko-risiko utama
32

remaja di bawah usia 17 yang hamil. Semua risiko itu diikuti kerusakan kandung

kemih, vagina dan rahim.

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada

dibawah normal. Di Indonesia anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan Zat

Besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Anemia defisiensi zat

besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.

Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya member sedikit besi

kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya

mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu tuurun dibawah 11

gr/dl selama trimester III.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat

mengakibatkan kematian janin didalam kandunggan, abortus, cacat bawaan,

BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hall ini menyebabkan morbiditas dan

mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu

hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas

maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan

prematur juga lebih besar.

Anak yang dikandung oleh ibu yang menderita anemia juga akan

mengalami penurunan kecerdasan intelejensi setelah dilahirkan. Ibu hamil

tergolong anemia jika kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 11 gr/dl, dan

beresiko tinggi jika kurang dari 8 gr/dl. Penyebab anemia pada ibu hamil antara
33

lain minimnya kemampuan ekonomi keluarga, sehingga makanan bergizi

terabaikan.

Gejala anemia pada ibu hamil yaitu, ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun

(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek, (pada anemia parah), dan keluhan

mual muntah lebih hebat pada hamil muda (Alam, 2012).

Biasanya selama kehamilan, terjadi hyperplasia erythroid dari sumsum

tulang, dan meningkatkan massa RBC. Namun peningkatan yang tidak

proposional dalam hasil volume plasma menyebabkan hemodilusi (hydremia

kehamilan) : Hct menurun dari antara 38 dan 45 % pada wanita sehat yang tidak

hamil sampai sekitar 34 % selama kehamilan tunggal-an dan sampai 30 % sampai

akhir kehamilan multifetal. Jadi selama kehamilan, anemia didefinisikan sebagai

Hb 10 g </ dL (Ht < 30%). Jika Hb <11,5 g / dL pada awal kehamilan, wanita

mungkin perlu diberikan obat profilaktik karena hemodilusi berikutnya biasanya

mengurangi kadar Hb untuk <10 g/ dL. Meskipun hemodilusi, kapasitas pembawa

O2 tetap normal selama kehamilan. Hct biasanya meningkat segera setelah

melahirkan. Anemia terjadi pada 1/3 dari perempuan selama trimester ketiga.

Penyebab paling umum adalah defisiensi zat besi dan folat.

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan

zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan

pertama kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan

pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya. Anemia

adalah kekurangan zat besi dalam tubuh, tetapi tidak perlu terlalu khawatir tentang
34

bayinya karena ia akan memastikan bahwa ia mendapat cukup zat besi. Tubuh ibu

akan segera meningkatkan zat besi sebelum bayinya. Bayi benar – benar akan

mengalami anemia jika situasi sangat berat, pada cadangan besi untuk bersaing

dengan kebutuhan tubuh ibu, sehingga terjadi kekurangan zat besi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia dalam Kehamilan

a. Asupan Nutrisi

Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi.

Penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup,

absorbs yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan

yang berlebih, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoetik (Prawiroharjo,

2009).

b. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe

Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan

suplementasi besi dan asam folat. Melalui Dinkes, pemerintah melakukan

program pemberian tablet Fe (Fe sulfat 320 mg dan asam folat 0,5 mg)

kepada seluruh ibu hamil.

Suplementasi Fe merupakan salah satu strategi meningkatkan

intake Fe yang berhasil hanya jika ibu hamil mematuhi aturan dalam

mengkonsumsi (Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

c. Usia Ibu

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar didunia

terutama bagi kelompok perempuan usia produktif karena mereka tidak


35

memiliki asupan atau cadangan yang cukup terhadap kebutuhan dan

kehilangan Fe. Hanya sekitar 25 persen perempuan dalan usia reproduktif

memenuhi kebutuhan Fe sesuai AKG (Angka Kecukupan Gizi) adalah 26

mikrogram/hari. Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi

kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe

bagi janin dan plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat

persalinan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

Semakin muda umur ibu hamil, semakin beresiko untuk terjadinya

anemia.Hal ini didukung oleh penelitian Adebisi dan Strayhorn (2005) di

USA bahwa ibu remaja memiliki prevalensi anemia kehamilan lebih tinggi

dibanding ibu berusia 20 sampai 35 tahun. Hal ini dapat dikarenakan pada

remaja, Fe dibutuhkan lebih banyak karena pada masa tersebut remaja

membutuhkannya untuk pertumbuhan, ditambah lagi jika hamil maka

kebutuhan akan Fe lebih besar (Dinkes.banjarbaru.go.id). Kondisi ini

menjadikan ibu hamil semakin beresiko mengalami anemia dalam

kehamilannya.

d. Usia Kehamilan

Konsentrasi Hb berubah sesuai dengan bertambahnya usia

kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tamoak menurun,

kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (<11.5gr%).

Konsentrasi paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada

usia kehamilan sekitar 24 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit


36

peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah memiliki kadar Hb

tinggi (>14.6 gr%) pada pemeriksaan pertama.

5. Klasifikasi anemia pada kehamilan

a. Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah penurunan jumlah sel darah merah

dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit.Besi

merupakan komponen utama dari hemoglobin dan penting untuk fungsi

yang tepat. Kehilangan darah kronis karena alasan apapun addalah

penyebab utama kadar zat besi yang rendah dalam tubuh Karena

menghabiskan simpanan besi tubuh untuk mengkompensasi hilangnya zat

besi yang berlangsung. Anemia yang disebabkan oleh rendahnya kadar zat

besi disebut anemia defisensi zat besi disebut anemia defisiensi besi.

Kekurangan zat besi merupakan penyebab yang sangat umum dari anemia.

Wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk memuliki anemia

kekurangan zat besi karena kehilangan darah setiap bulan melalui

menstruasi normal. Ini umumnya tanpa gejala utama sebagai kehilangan

darah relatif kecil dan sementara. Anemia defisiensi zat besi juga dapat

disebabkan oleh perdarahan yang kecil berulang, misalnya dari kanker

usus besar atau dari bisul perut. Perdarahan pada ulkus peptikum yang

mungkin atau karena dirangsang oleh obat-obatan bahkan sangat umum

karena kelebihan obat seperti aspirin dan ibuprofen. Paba bayi dan anak-
37

anak, anemia kekurangan zat besi yang paling sering disebabkan diet

rendah zat besi.

Defisiensi besi menyebabkan penurunan jumlah hemoglobin;

rendahnya kadar hemoglobin pada gilirannya menyebabkan penurunan

produk sel darah merah normal. Kehilangan darah, diet rendah zat besi;

rendahnya penyerapan zat besi akan menyebabkan anemia. Anemia

defisiensi besi adalah penyebab paling umum dari anemia. Gajala terkait

dengan penurunan keseluruhan jumlah sel darah merah dan/ atau tingkat

hemoglobin. Tanda-tanda paling umum dan gejala termasuk rasa lelah/

kelelahan dan kekurangan energy. Gejala yang lebih khas dari defisiensi

besi yang mungkin muncul akibat simpanan besi dalam tubuh semakin

habis mungkin termasuk kuku yang rapuh atau berbentuk sendok, lidah

bengkak atau sakit, retak atau borok di sudut-sudut mulut, atau keinginan

untuk makan zat-zat bukan makanan biasa seperti es atau kotoran.

Pengobatannya dengan pemberian tablet zat besi yang bias

dilakukan dengan dua cara. Yaitu, terapi oral dan parenteral. Terapi oral

dilakukan dengan memberikan preparat besi, yaitu fero glukonat atau Na-

fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb

sebanyak 1 gr%/bulan. Jika pasien tidak tahan dengan terapi ini, maka bias

dilakukan dengan terapi parenteral.


38

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu trimester I dan III.

Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Anemia

1. Hb 11 gr% Tidak anemia

2. Hb 9-10 gr% Anemia ringan

3. Hb 7-8 gr% Anemia sedang

4. Hb < 7 gr% Anemia berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil rat-rata mendekati 800 mg.

Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta,

serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal,

kurang lebih 200 mg lebih akan diekskresikan lewat usus, urin dan kulit.

b. Anemia megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik.

Pengobatannya :

 Asam folik 15-30 mg per hari

 Vitamin B12 3x1 tablet per hari

 Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari

 Pada kasus yang berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban, dapat

diberikan transfusi darah.


39

c. Anemia hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang belakang

dalam membentuksel darah merah baru. Untuk diagnostic diperlukan pemeriksaan

darah di laboratorium.

d. Anemia hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah

merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Pengobatannya tergantung pada jenis

anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka

infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada

beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Sehingga transfuse

darah berulang dapat membantu penderita ini.

C. Faktor Resiko dalam Kehamilan

Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan

jika:

1. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan

2. Hamil dengan lebih dari satu anak

3. Sering mual dan muntah karena sakit pagi hari

4. Tidak mengkonsumsi cukup zat besi

5. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan

6. Hamil saat masih remaja

7. Kehilangan banyak darah (misalnya, dari cedera atau selama operasi)


40

D. Gejala dan Tanda

Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya, kelelahan,

kelemahan, pusing, dispnea ringan dengan tenaga). Gejala dan tanda lain mungkin

termasuk pucat dan, jika terjadi anemia berat akan mengalami takikardi atau

hipotensi. Anemia meningkatkan risiko kelahiran premature dan infeksi ibu post

partum. Banyak gejala anemia selama kehamilan juga gejala anda mungkin

mengalami bahkan jika anda tidak anemia, ini meliputi :

1. Merasa lelah atau lemah

2. Kulit pucat progresif dari kulit

3. Denyut jantung cepat

4. Sesak napas

5. Konsentrasi terganggu

a. Diagnosis

Anemia Defisiensi Besi

Anamnesis :

1) Rasa lelah dan palpitasi

2) Mual dan muntah

3) Anoreksia yang bertambah berat

4) Riwayat intake makanan selama kehamilan (kurang konsumsi sayuran dan

protein hewani)

5) Adanya perdarahan selama masa kehamilan


41

6) Penyakit kronis yang diderita (seperti : penyakit ginjal, usus inflamatorik,

SLE, malignansi)

7) Riwayat penggunaan obat (seperti : pada penderita G6PD yang

mengkonsumsi kina)

b. Komplikasi

Komplikasi perinatal dari anemia yang tidak tertangani adalah infeksi

maternal dan bayi berat lahir rendah.

c. Pemeriksaan fisik

1) Kulit dan selaput lender terlihat pucat

2) Takikardi

3) Hipotensi ortostatik

4) Kuku jari berbentuk sendok pada ADB

5) Perubahan pada gambaran lidah (atrofi lidah), ceilosis, stomatitis angularis

E. Pengukuran Kadar Haemoglobin

Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di

dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru

ke seluruh tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung

karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar

tubuh.Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme,

suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein

hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut


42

hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit

dan talasemia. Molekul hemoglobin manusia terbina daripada empat subunit

protein berbentuk globul (iaitu hampir berbentuk sfera). Oleh sebab satu subunit

dapat membawa satu molekul oksigen, maka secara efektifnya setiap molekul

hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen. Setiap subunit pula terdiri

daripada satu rantai polipeptida yang mengikat kuat sebuah molekul lain,

dipanggil heme.

Struktur heme adalah lebih kurang sama dengan klorofil. Ia terdiri

daripada satu molekul bukan protein berbentuk cincin yang dinamai porphyrin,

dan satu atom besi (Fe) yang terletak di tengah-tengah molekul porphyrin tadi. Di

sinilah oksigen akan diikat semasa darah melalui peparu.

Terdapat dua keadaan pengoksidaan atom Fe iaitu +2 dan +3 (ion Fe2+ dan

Fe3+ masing-masing). Hemoglobin dalam keadan normal membawa ion Fe2+,

tetapi adakalanya ion ini dioksidakan kepada Fe3+. Hemoglobin yang membawa

ion Fe3+ dipanggil methemoglobin. Methemoglobin tidak mampu mengikat

oksigen, jadi ion Fe3+ ini perlu diturunkan kepada Fe2+. Proses ini memerlukan

NADH, iaitu sebuah koenzim pembawa hidrogen, dan dimangkin oleh enzim

NADH cytochrome b5 reductase. Terdapat beberapa jenis hemoglobin. Dalam

darah manusia dewasa, hemoglobin yang paling banyak ialah hemoglobin A

(HbA), yang terdiri daripada dua subunit α dan dua subunit β. Konfigurasi ini

dinamai α2β2. Setiap subunit terdiri daripada 141 dan 146 molekul asid amino

masing-masing.
43

Oksihemoglobin terbentuk apabila molekul oksigen diikat kepada

hemoglobin. Proses ini berlaku di kapilari darah di dalam paru. Oksihemogloin

berwarna merah terang. Setelah oksigen digunakan oleh tubuh, hemoglobin

dipanggil deoksihemoglobin.Ia berwarna merah gelap.

Terdapat beberapa cara bagi mengukur kandungan hemoglobin dalam

darah, kebanyakannya dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus

untuk membuat beberapa ujian terhadap darah. Di dalam mesin ini, sel darah

merah diceraikan untuk mengasingkan hemoglobin dalam bentuk larutan.

Hemoglobin yang terbebas ini dicampur dengan bahan kimia yang mengandungi

cyanide yang mengikat kuat dengan molekul hemoglobin untuk membentuk

cyanmethemoglobin. Dengan menyinarkan cahaya melalui larutan

cyanmethemoglobin dan mengukur jumlah cahaya yang diserap (khususnya bagi

gelombang antara 540 nanometer), jumlah hemoglobin dapat ditentukan.

Metode Sahli

Dasar

Metode sahli merupakan satu cara penetapan hemoglobin secara visual.

Darah diencerkan dengan larutan HCl sehingga hemoglobin berubah menjadi

hematin asam. Untuk dapat menentukan kadar hemoglobin dilakukan dengan

mengencerkan larutan campuran tersebut dengan aquadest sampai warnanya sama

dengan warna batang gelas standar.


44

Peralatan dan Pereaksi

A. Alat untuk mengambil darah vena atau darah kapiler

B. Hemometer sahli, yang terdiri atas

1. Tabung pengencer. Panjang 12cm, dinding bergaris mulai angka

2(bawah) s/d 22(atas)

2. Dua tabung standar warna

3. Pipet hb. Dengan pipa karet panjang 12,5 cm terdapat angka 20

4. Pipet hcl

5. Botol tempat aquadest dan hcl 0,1n

6. Batang pengaduk (dari glass)

7. Larutan hcl 0,1n

C. Aquadest

Spesimen

Dapat berupa darah kapiler atau darah vena (darah EDTA)

Cara Kerja

1. Isi tabung pengencer dengan hcl 0,1N sampai angka 2

2. Dengan pipet Hb, hisap darah sampai angka 20 mm, jangan sampai ada

gelembung udara yang ikut terhisap

3. Hapus darah yang ada pada ujung pipet dengan tissue


45

4. Tuangkan darah ke dalam tabung pengencer, bilas dengan aquadest bila

masih ada darah dalam pipet

5. Biarkan satu menit

6. Tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca pengaduk

7. Bandingkan larutan dalam tabung pengencer dengan warna larutan

standarbila sudah sama penambahan aquades dihentikan, baca kadar Hb

pada skala yang ada ditabung pengencer. (Amrullah,

F. Efek Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini

harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil pada trimester I akan

dapat mengakibatkan : abortus, missed abortus, dan kelainan congenital. Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan premature,

perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia

intrauterine sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ

rendah, dan bahkan mengakibatkan kematian. Saat persalinan, anemia dapat

menimbulkan gangguan, baik primer maupun sekunder,janin akan lahir dengan

anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.

Saat post partumanemia dapat menyebabkan atonia uteri, retensio plasenta,

perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpunalis, dan gangguan

involusio uteri.
46

G. Pencegahan Anemia Kehamilan

( QS. Al-Isra‟ : 70)

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut


mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan”.

Allah telah menurunkan kenikmatan yang bias dinikmati oleh umat

manusia, yaitu rizki.Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah

terjadinya anemia jika sedang hamil atau mencoba menjadi hamil. Makan

makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging

merah, sereal, telur, dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh

menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.Pemberian

vitamin untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan

folat.Kurma juga bias menjadi salah satu alternative nya. Buah kurma

mengandung banyak manfaat, di antaranya sangat dianjurkan bagi perempuan


47

yang hamil dan yang akan segera melahirkan.Pastikan tubuh mendapatkan

setidaknya 27 mg zat besi setiap hari. Jika mengalani anemia selama kehamilan,

biasanya dapat diobati dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa

wanita hamil dicek pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan

anemia.

PENANGANAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN MENURUT

TINGKAT PELAYANAN

Tabel 2. Penanganan Anemia

Polindes  Membuat diagnosis : klinik dan rujukan pemeriksaan

laboratorium

 Memberikan terapi oral : besi 60 mg/hari

 Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui

Puskesmas  Membuat diagnosis dan terapi

 Menentukan penyakit kronik (TBC, Malaria) dan

penanganannya

Rumah sakit  Membuat diagnosis dan terapi

 Diagnosis thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila

ibu ternyata pembawa sifat, perlu tes pada suami

untuk menentukan risiko pada bayi

(Sarwono,2006)
48

Anemia dapat dibawa sebelum kehamilan atau timbul selama kehamilan.

Jika sebelum hamil ibu sudah menderita anemia, maka akan semakin berat selama

kehamilan. Anemia adalah penyakit yang sering dialami oleh ibu hamil, entah

karena zat besi yang kurang atau karena asupan makanan yang tidak memenuhi

standar atau bahkan. Karena bermasalahnya pencernaan sehingga mengakibatkan

zat besi tidak dapat diakomodir dengan baik oleh tubuh.

Gejala yang ditimbulkan oleh anemia biasanya adalah gampang lemah,

lesu dan sesak saat beraktifitas atau berolah raga berat, permukaan kulit dan wajah

pucat, mudah pusing dan gampang pingsan. Kerja jantung meningkat sehingga

denyutnya jadi lebih cepat, dan bahkan dapat berakibat gagal jantung jika kondisi

jantung memang buruk.

Bila anemia tergolong berat, maka diperlukan penanganan yang cepat,

yakni transfuse darah atau pemberian obat zat besi secara interval. Jika anemia

yang dialami ringan dan sedang, maka cukup diberikan suplemen zat besi dengan

asam folat (Alam, 2012).

Pengelolaan anemia pada kehamilan merupakan standar keempat dalam

standar pelayanan antenatal. Standar ini bertujuan menemukan anemia pada

kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai guna mengatasi

sekaligus menanggulangi anemia sebelum masa persalinan berlangsung. Dalam

hal ini, tindakan yang dilakukan oleh bidan antara lain sebagai berikut :

a). Melakukan tindakan pencegahan

b). Penemuan
49

c). Penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia kehamilan

sesuai dengan ketentuan yang sudah berlaku.

Pemeriksaan HB secara rutin selama kehamilan adalah satu bentuk

kegiatan yang lazimnya dilakukan guna mendeteksi anemia. Akan tetapi, ada

kecenderungan bahwa kegiatan semacam ini tidak dilaksanakan secara normal

pada masa kehamilan (Farodis, 2012).

Manajemen :

Anemia Defisiensi Besi

Pemberian preparat besi peroral dengan sulfat ferrosus, fero fumarat atau fero

glukonat

Respon teraupetik : kadar hemoglobin harus naik sekitar 100-200 mg per 100 mL

(1-2 gram per liter) per hari atau 2 gr/100 mL (20 gr/L) dalam 3-4 minggu.

Setelah hemoglobin kembali normal, terapi harus diberikan untuk 3 bulan

berikutnya untuk mengganti cadangan besi.

Tabel 3. Terapi Anemia

Obat Sediaan Dosis Nama Dagang

Fero sulfat Tablet salut Profilaksis : 1 tablet Fero sulfat

selaput 200 mg, 200 mg per hari; (generik); lberet

300 mg : sirup 50 teraupetik : 200mg-

mg/5ml 300mg 1-3 x sehari


50

(lebih diutamakan 1

x sehari karena

perberian yang

sering

menyebabkan

konstipasi

Fero fumarat Tablet salut 1-2 tablet 200 mg Fero fumarat

selaput 200 mg, 3x sehari (generik) ;

300mg Hemobion

Fero glukonat Tablet merah Profilaksis : 2 tablet Fero glukonat

berlapis 300 mg sehari sebelum (generik) ;

(besi 30 mg) ; makan : teraupetik : sangobion

kapsul 4-6 tablet sehari

dalam dosis terbagi

sebelum makan

Sediaan besi dan Tablet salut Profilaksis Fero folat 200 mg

asam folat selaput ; drop; defisiensi besi dan + 0,25 mg ; tablet

sirup asam folat pada tambah darah 200

kehamilan 1 tablet mg + 0,25 mg ;

sehari ferrum Hausmann

drop 50 mg/ml ;

lberet Folic

(Nugroho, 2012)
51

H. Kerangka Teori
a. Anemia
defisiensi besi
b. Anemia
Macam megaloblastik
c. Anemia
hipoplastik
d. Anemia
a. Asupan nutrisi hemolitik
b. Kepatuhan
mengkonsumsi Fe Anemia dalam
c. USIA IBU Kehamilan
Efek pada ibu
d. Usia kehamilan Hamil
Pengaruh

Pengaruh

1. Abortus
Dampak kehamilan usia muda
2. missed abortus
1. Keguguran 3. kelainan congenital
2. Persalinan prematur, berat 4. persalinan premature
badan lahir rendah (BBLR) 5. perdarahan antepartum
dan kelainan bawaan.
3. Mudah terjadi infeksi. 6. gangguan pertumbuhan
4. Anemia kehamilan / janin dalam rahim
kekurangan zat besi. 7. asfiksia intrauterine
5. Keracunan Kehamilan 8. BBLR
(Gestosis). 9. gestosis
6. Kematian ibu yang tinggi.
10. infeksi
11. IQ rendah
12. atonia uteri
13. retensio plasenta,
14. perlukaan sukar sembuh
15. febris puerpunalis
16. gangguan involusio uteri

1. Infeksi maternal
2. BBLR
52

Keterangan

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Anemia sangat berpengaruh terhadap berbagai hal. Antara lain,

Abortusmissed abortus, kelainan congenital, persalinan premature, perdarahan

antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterine,

BBLR, gestosis, infeksi, IQ rendah, atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan

sukar sembuh, febris puerpunalis, dan gangguan involusio uteri. Sedangkan factor

yang mempengaruhi nya antara lain yaitu factor usia ibu saat hamil. Usia ibu saat

hamil akan berpengaruh terhadap pengetahuan tentang gizi dan berakibat pada

terjadinya anemia
53

I. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya gabungan atau menghubungkan

beberapa teori sehingga membentuk sebuah pola pikir penelitian yang akan

dilakukan, lazimnya berbentuk skema. (Suyanto dan Salamah) Kerangka konsep

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tentang Usia ibu dengan anemia

dalam kehamilan

Bagan Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Usia Ibu Anemia dalam kehamilan

 Defisiensi zat besi


 Gizi kurang
 Keadaan ekonomi
 Pendidikan

Variable pengganggu

(Proverawati,2011)

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti yaitu usia ibu sebagai

variabel independen dan anemia dalam kehamilan sebagai variable dependen.

Anemia dalam kehamilan juga dipengaruhi oleh variabel pengganggu yaitu


54

defisiensi zat besi, gizi kurang, keadaan ekonomi, dan pendidikan. Karena anemia

terjadi karena dipengaruhi oleh banyak hal.

J. Hipotesis penelitian

H(a) diterima , H(o) ditolak : Ada Hubungan Usia dengan Kejadian Anemia pada

Ibu Hamil di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012


55

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survey analitik

korelasional yaitu teknik analisis yang digunakan untuk mencari koefisien (r) atau

kekuatan hubungan. (Suyanto dan Salamah,2008) dengan desain Chi Kuadrat

yaitu desain yang digunakan untuk mencari hubungan antara data nominal,

pengujian normalitas data. (Suyanto dan Salamah,2008).

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah cirri atau ukuran yang melekat pada obyek

penelitian baik bersifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata). (Suyanto dan

Salamah,2008). Variabel dalam penelitian ini adalah usia ibu dan Anemia dalam

kehamilan, yang dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Variabel independen : Usia ibu

b. Variabel dependen : Anemia Dalam Kehamilan


56

C. Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2005) Definisi Operasional adalah definisi yang

didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan yang diamati. Definisi operasional

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Definisi Hasil Ukur Skala


No Variebel Cara Ukur
Operasional Kategorik Nilai ukur

Usia ibu 1. Aman 1. 20-35 Th Nominal

1 Usia ibu pada saat Dokumentasi 2. Tidak 2. <20 dan >

masa hamil aman 35 th

1. Hb Nominal
Kekurangan
1. Tidak >11
Anemia zat besi
anemia gr%
2 dalam pada saat Dokumentasi
2. Anemia 2. Hb
kehamilan masa
<10
kehamilan
gr%

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Suyanto dan Salamah). Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini

adalah semua ibu hamil di KecamatanWates pada saat penelitian berlangsung,


57

yaitu sebanyak 712 ibu hamil berdasarkan jumlah ibu hamil di Puskesmas

Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Suyanto dan Salamah) Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu hamil yang data ANC nya ada di tempat penelitian saat

dilakukan penelitian. Dengan populasi 712 kemudian dihitung dengan rumus :

n = ___N____

1 + N (d2)

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat penyimpangan yang diinginkan (0,05)

n = ___712____

1 + 712 (0,052)

= 712 / 713 (0,0025)

= 712 / 1,7825

= 399 orang

Teknik penggambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan tujuan mengambil subjek

bukan didasarkan strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan
58

tertentu dan memenuhi syarat-syarat tertentu (criteria inklusi dan eksklusi)

(Arikunto, 2006).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Hamil trimester II dan III

b. Satu kali periode pemeriksaan ANC

c. Melakukan pemeriksaan Hb di Puskesmas Wates

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

Data yang tidak lengkap

E. Etika Penelitian

1. Menjamin kerahasiaan responden

Salah satu cara untuk menjamin kerahasiaan responden adalah tidak

mencantumkan nama responden dalam pengisisan instrument penelitian

maupun penyajian hasil penelitian. Nama responden diganti dengan

pemberian nomor Rekam Medik responden

2. Menjamin keamanan responden

Keamanan responden harus dipenuhi untuk tindakan invasive pada tubuh

manusia maupun tindakan yang dapat menginvasi pemikiran responden.

Bila akan melakukan tindakan invasif pada tubuh manusia, maka tindakan

tersebut harus dijamin tidak akan membehayakan atau aman untuk

kesehatan dan keselamatan responden.


59

3. Bertindak adil

Bertindak adil diterapkan khususnya untuk penelitian eeksperimen yang

memberikan perlakuan berbeda pada tiap responden, misalnya ada

responden yang diberi perlakuan penyuluhan dan ada yang tidak diberi

penyuluhan. Bertindak adil dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan

yang sama sebelumnya.

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat ukur

Menurut Notoatmodjo (2005) instrumen penelitian adalah alat yang

digunakan untuk pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan dokumentasi

asuhan kebidanan ibu hamil sebagai alat pengumpulan data.

2. Cara pengumpulan data

Data sekunder diperoleh dari data yang sudah ada di status pasien, yang

ada di bagian rekam medik. Untuk mendapatkannya, peneliti harus menemui

bagian rekam medik. Kemudian peneliti mengisi lembar observasi untuk

mendapatkan data mengenai usia ibu hamil dan data ibu hamil dengan tanda-tanda

anemia.
60

Proses yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Jalannya penelitian meliputi :

1) Mengurus perizinan kepada Gubernur Provinsi DIY

2) Mengurus perizinan kepada Bappeda Kulon Progo

3) Mengurus perizinan kepada kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo dan

Kepala Puskesmas Wates

4) Menemui Kepala Puskesmas Wates untuk mendapat persetujuan penelitian

5) Menemui bagian KIA untuk inform consent dalam mendapatkan data ibu

hamil

6) Menemui bagian rekam medik terkait data ibu hamil yang dibutuhkan

7) Menyusun data penelitian yang dibutuhkan

8) Melihat dokumentasi asuhan kebidanan ibu hamil

9) Pengambilan data pada Ibu hamil

3. Analisa Data

Setelah data diperoleh melalui bagian rekam medik, maka dilakukan

pengelolaan data secara manual melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

Pertama penulis memilih data responden yang ada dalam rekam medik. Pemilihan

berdasarkan criteria yang diinginkan. Kemudian diberikan kode sesuai dengan

kategorik dalam penelitian sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.

Data kemudian diolah menggunakan computer.


61

Metode dan Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa ini disajikan dalam bentuk tabel untuk mengetahui distribusi

frekuensi dan presentase dari variabel independen (Usia ibu) serta variabel

dependen ( Anemia).

b. Analisa Bivariat

Tabel 3. Distribusi frekuensi Usia ibu dengan Anemia ibu hamil di

Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 Analisa data yang

digunakan adalah analisa data bivariat untuk menguji hubungan dua variable.

Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan table kontigensi 2x2.

Tabel : Perhitungan Kontigensi

Sampel Frekuensi Jumlah

Obyek I Obyek II Sampel

Sampel A A B a+b

Sampel B C D c+d

Jumlah a+c b+d N

X2 =N (ad - bc)2

(a+b) (a+c) (b+d) (c+d)

X2 = Chi Kuadrat

N = Sampel
62

Kemudian dengan Chi Kuadrat akan didapatkan X2 dan nilai r.

Apabila didapat r< 0,05 maka antara Usia Ibu dengan Anemia dalam kehamilan

ada hubungan. Namun apabila r> 0,05 artinya tidak ada hubungan antara dua

variable.

Sumber :(Suyanto dan Salamah,2008)


63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wates yang terletak di Bendungan

Kidul, Bendungan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. Wates adalah

sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, ProvinsiDaerah Istimewa

Yogyakarta, Indonesia. Di sinilah ibukota Kabupaten Kulon Progo.Wates adalah

ibu kota dari kabupaten Kulon Progo, yang merupakan satu dari empat kabupaten

di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wates dalam bahasa Jawa berarti

"batas". Seperti halnya daerah perkotaan di sisi pantai selatan perkembangan kota

ini relatif kurang karena hampir tidak ada penggerak aktivitas ekonomi yang

muncul. Sehingga hanya berperan sebagai pusat administrasi dari kabupaten

Kulon Progo.

Jumlah penduduk Kecamatan Wates tahun 2001 adalah 45.436 jiwa. Luas

wilayahnya 3.200,2 Ha, dengan kepadatan penduduknya 15 Jiwa / Ha.

Berdasarkan kriteria BPS kota Wates dapat digolongkan kepada Kelas Kota Kecil,

(kota dengan jumlah penduduk antara 20.000 sampai 100.0000 jiwa).Puskesmas

Wates berstatus sebagai Puskesmas Non Perawatan. Kepala Puskesmas Wates

adalah drg. Anie Mursiastuti, M.Kes. Puskesmas Wates mempunyai luas wilayah

kerja 32.48km². terbagi atas 8 desa, 68 dusun. Jumlah penduduk tahun 2008

adalah 53.750 orang dengan kepadatan penduduk di kecamatan itu sekitar 1.482

jiwa per kilo meter persegi. Dalam melayani jumlah penduduk yang cukup besar
64

tersebut Puskesmas Wates didukung oleh pelayanan 6 unit Puskesmas Pembantu

yang buka 3-6 hari kerja setiap minggunya. Disamping itu masih ada pelayanan

Puskesmas keliling yang rata-rata tiap bulan membuka pelayanan di 15 posyandu,

rata-rata kunjungan pasien di puskesmas tersebut untuk tahun 2008 adalah

177/hari.

Sumber daya manusia yang ada di Puskesmas tersebut adalah sebagai

berikut:

Profesi Jumlah

 Dokter Umum  2
 Dokter Gigi  2 (seorang kepala
 Bidan puskesmas)
 Perawat  6
 Perawat Gigi  5
 Asisten Apoteker  2
 Pengadministrasi Obat  2
 Laboratorium  1
 Pengelola Keuangan  2
 Peng. Umum dan UP  3
 Pengadministrasi Barang  2
 Pelak. Teknis P2M  1
 Penyusun Program & Laporan  1
 Sanitarian  1
 Promkes  1
 Perekam medik  1
 Cleaning Service  1
 Penjaga Malam  1
 Bidan Kontrak  1
 Pengemudi  1
 Staf TU / Wiyata Bakti  2
 Pelaksana Gizi  9
 Petugas Imunisasi  1
 1
65

Pelayanan kesehatan ibu dilakukan di poli Kesehatan Ibu Anak (KIA)

yang buka setiap hari kerja. Pelayanan KIA meliputi, pelayanan Keluarga

Berencana (KB), pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) mencakup pemeriksaan

Leopold, DJJ, dan test haemoglobin (HB), termasuk pemeriksaan calon pengantin,

pelayanan imunisasi dan deteksi tumbuh kembang balita serta pelayanan balita

sakit.

Pada kasus anemia yang terjadi di Puskesmas Wates, pelayanan yang

diberikan meliputi pemberian tablet Fe 90 tablet dengan dosis 1x1 sehari serta

penyuluhan nutrisi untuk penanggulangan anemia dan peningkatan kesehatan ibu

dan janin. Tablet Fe diberikan kepada setiap ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya. Tidak hanya sekedar pemberikan tablet Fe, penyuluhan dan

pengetahuan mengenai anemia selalu diberikan. Namun angka anemia masih juga

tinggi. Oleh karena itu, pemeriksaan Haemoglobin selalu dilakukan oleh setiap

bidan di Puskesmas Wates yang bertugas di ruang KIA Puskesmas Wates.

Bidan Koordinator di ruang KIA menjelaskan bahwa kelas ibu juga

dilaksanakan guna memberikan pengetahuan mengenai gizi ibu hamil, serta

kesehatan reproduksi. Hal ini dilakukan bukan semata- mata mengikuti program

yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan, tapi karena keadaan ibu hamil yang

membutuhkan informasi mengenai kesehatannya.


66

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 15 – 18 Juli

2013 jumlah ibu hamil di Puskesmas Wates pada tahun 2012 sebanyak 712 ibu

hamil, tetapi yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi penelitian dan

perhitungan sampel adalah sebanyak 399 ibu hamil.

Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dengan

anemia, maka dikesampingkan mengenai data-data lain yang merupakan variabel-

variabel lain penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil.Data yang telah

diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Usia ibu hamil di Puskesmas Wates Bulan Januari

– Desember Tahun 2012.

Usia (th) Jumlah

Maksimum 16 31

Minimum 41 1

Paling Banyak 19 dan 30 39

Usia paling rendah ibu hamil di Puskesmas Wates tahun 2012 adalah 18

tahun dengan jumlah 31 ibu. Dan paling tinggi 1 ibu hamil dengan usia 41 tahun.
67

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia Ibu Hamil di

Puskesmas Wates Bulan Januari – Desember Tahun 2012.

No Usia Ibu Hamil Jumlah Presentase (%)

1 Aman (20-35 Th)


218 54.6
2 Tidak aman (<20 dan >35 Th)
181 45.4
Jumlah
399 100.0

Dari tabel 4 diketahui bahwa ibu hamil pada usia aman sebanyak 218 ibu

(54,6 %). Pada ibu hamil dengan usia tidak aman sebanyak 181 ibu (45,4%).

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Ibu hamil Berdasarkan Status Anemia di Puskesmas

Wates Bulan Januari – Desember Tahun 2012.

No Status Anemia Jumlah Presentase (%)

1 Tidak Anemia (> 11 gr%) 212 53,1

2 Anemia (< 10 rg%)


187 46,9
Jumlah
399 100.0

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami anemia di

Puskesmas Wates sebanyak 187 ibu (46,9 %). Dan sebanyak 212 ibu (53,1 %)

yang tidak mengalami anemia.


68

Tabel 7. Silang Antara Usia dengan Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Wates

Bulan Januari – Desember 2012.

Usia Ibu Status Anemia

Anemia Tidak Anemia Total

F % F % F %

Aman 83 20,8 135 33,8 218 54,6

(20-35 Th)
Tidak Aman 104 26,1 77 19,3 181 45,4

(<20 dan >35 Th)


Jumlah 187 46,9 212 53,1 399 100
69

Berdasarkan tabel 7 didapatkan dari subyek penelitian ibu hamil dengan

usia tidak aman ternyata 26,1 % mengalami anemia dalam kehamilan, sedangkan

ibu yang hamil dengan usia yang aman menyumbang 20,8 % kejadian anemia

pada ibu hamil.

Dalam penelitian ini mencari hubungan antara usia dengan anemia pada

ibu hamil. Untuk membuktikan hipotesis maka diujikan dengan korelasi chi

squarediperoleh (X2) dengan rumus X2 = N (ad - bc)2

(a+b) (a+c) (b+d) (c+d)

X2 = 399 (83x77 – 135x104)2


---------------------------------------------
(83+104)(135+77)(83+135)(104+77)

159.201
= ----------- = 4, 015
39.644

r hitung = 4,015 sedangkan r tabel pada df 1 adalah 3,481. Dari

perhitungan tersebut makan r hitung lebih besar dari r tabel. Sedangkan harga chi

square (X2) tabel pada taraf signifikan 0,05 = 3,481, p-value pada perhitungan

menggunakan program SPSS adalah 0,00, maka Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara usia dengan anemia pada ibu

hamil.
70

C. Pembahasan

Pada penelitian ini didapatkan ibu hamil dengan paling rendah yaitu usia

16 tahun. Sebanyak 31 ibu menjalani kehamilannya dalam usia 16 tahun. Usia 16

tahun termasuk dalam usia tidah aman untuk hamil . ibu hamil dengan usia tidak

aman (<20 dan >35 tahun) sebanyak 45,4 %. Pada tabel 7 menunjukkan 26,1 %

ibu yang hamil dengan usia tidak aman mengalami anemia. Dalam penelitian ini

di dapat ada 1 ibu hamil yang berada di usia 41 tahun. Usia ini sangat berisiko

dalam kehamilan. Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan

ibu. Dari 399 ibu hamil yang menjadi responden, paling banyak didominasi oleh

usia 19 dan 30 tahun dengan jumlah sama yaitu 39 ibu.

Usia yang kemungkinan tidak resiko tinggi pada saat kehamilan dan

persalinan yaitu umur 20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap

menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan

dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan umur yang resiko

tinggi terhadap kehamilan dan persalinan (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2007).

Dengan demikian diketahui bahwa umur ibu pada saat kehamilan turut

berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak yang dilahirkan.

Menurut penelitian di Surabaya desain cross sectional yang dilakukan Heriati

tahun 2008 menemukan sebanyak 83,3% kelompok umur ibu beresiko tinggi (<

20 tahun dan > 35 tahun) memeriksakan kehamilannya. Menurut penelitian Ari

Mugiarti di Kecamatan Batealit Jepara tahun 2008 dengan desain cross sectional,

ada hubungan antara umur dengan pemeriksaan kehamilan (p=0,02). Ibu hamil
71

pada usia terlalu muda (<20 tahun) tidak atau belum siap untuk memperhatikan

lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Disamping itu akan terjadi

kompetisi makanan antar janin dan ibunya sendiri yang masih dalam pertumbuhan

dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Seiring usia

bertambah, kebutuhan nutrisi akan meningkat, sedangkan system dalam tubuh

semakin menurun. Sedangkan ibu hamil diatas 30 tahun lebih cenderung

mengalami anemia, hal ini disebabkan karena pengaruh turunnya cadangan zat

besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Jorlang Huluan

Kecamatang Pematang Sidamanik Kaupaten Simalungun Umur ibu hamil dengan

kejadian abortus terdapat mayoritas dengan umur > 35 tahun sebanyak 3 orang

(4,4%), umur < 20 tahun sebanyak 2 orang(2,9%) dan minoritas dengan umur 20-

35 tahun sebanyak 1 orang (1,5% dengan tidak abortus sebanyak 49 orang

(72,1%) dan minoritas dengan abortus sebanyak 1 orang (1,5%). Dari 8 yang ber

umur < 20 tahun terdapat 2 orang (2,9%) yang abortus dan 6 orang (8,8%) yang

tidak abortus. Dari 22 orang yang ber umur 20-35 tahun terdapat 1 orang (1,5%)

yang mengalami abortus dan terdapat 49 orang (72,1%) yang tidak abortus.

Kemudian dari 24 orang yang berumur > 35 tahun terdapat 3 orang (4,4,%) yang

mengalami abortus dan terdapat 7 orang (10,3%) yang tidak abortus (Elvipson

Sinaga, 2012).

Pada tabel 6 menunjukkan ibu hamil yang tidak mengalami anemia (> 11

gr%) sebanyak 212 ibu atau sebesar 53,1% sedangkan ibu hamil yang mengalami
72

anemia (< 10 rg%) di Puskesmas Wates tahun 2012 sebanyak 187 ibu, atau 46,9

%. Angka ini masih sangat besar jumlahnya di banding dengan angka anemia di

daerah lain yang ada di Provinsi DIY. Anemia pada ibu hamil adalah keadaan

dimana seorang ibu hamil mengalami defisiensi zat besi dalam darahnya. Anemia

atau sering disebut kurang darah adalah keadaan di mana darah merah kurang dari

normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah kadar Hemoglobin

(Hb). WHO menetapkan kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai 89%

dengan menentukan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Anemia pada ibu hamil adalah

anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah

nasional mencerminkan nilai kesejahteraaan sosial ekonomi masyarakat, dan

pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia dalam

kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 10,0 gram per

100 milimeter (10 gram/desiliter) (Varney, 2006).

Data pada tabel 7 menunjukan sebanyak 181 ibu, hamil pada usia yang

tidak aman, atau sebesar 45,4 % dari 399 ibu. Dan 104 diantaranya mengalami

anemia saat kehamilan. Sedangkan ibu yang hamil pada saat usia 20 – 35 tahun,

menyumbangkan ibu dengan anemia sebesar 20,8 %. Pada perhitungan dengan

Chi Square, r hitung = 4,015, sedangkan r tabel pada df 1 adalah 3,481. Dari

perhitungan tersebut makan r hitung lebih besar dari r tabel. Sedangkan harga chi

square (X2) tabel pada taraf signifikan 0,05 = 3,481, p-value pada perhitungan

menggunakan program SPSS adalah 0,00, maka Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara usia dengan anemia pada ibu

hamil. Menurut penelitian yang dilakukan Serli Febriana di Puskesmas Gandus


73

Palembang Tahun 2010 Umur Berdasarkan karakteristik umur responden dibagi

menjadi dua kategori yaitu risiko tinggi (<20 - >35 tahun), dan risiko rendah (20 –

35 tahun). Umur Berdasarkan hasil penelitian unuvariat didapat bahwa kejadian

anemia banyak terjadi pada responden dengan kelompok umur risiko tinggi

sebesar 28 orang (50,0%), sedangkan pada umur risiko rendah sebesar 21 orang

(22,3%). Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai

α=0,000 (X²=12,206) dan CI 95% = 1,702-7,100. hal ini dapat dikatakan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia. Nilai

OR=3,4. Hal ini dapat dikatakan bahwa ibu hamil pada kelompok umur risiko

tinggi mempunyai risiko untuk mengalami anemia sebesar 3,4 kali.

Pada ibu hamil di Puskesmas Wates tidak selalu melakukan pemeriksaan

kehamilan di tempat yang sama. Sedangkan di tempat pemeriksaan selain di

Puskesmas Wates tidak selalu dilakukan pemeriksaan Hb. Hal ini menimbulkan

permasalahan dengan tidak terdeteksinya anemia pada ibu hamil. Pemberian tablet

Fe yang merupakan program pemerintah juga kadang terbengkalai karena ibu

hamil cenderung malas untuk teratur meminumnya. Padahal kebutuhan Fe saat

hamil meningkat seiring tumbuh kembang janin. Hal ini telah dibuktikan di

Thailand bahwa penyebab utama anemia pada ibu hamil adalah karena defisiensi

besi (43,1%. Demikian pula dengan studi di Tanzania memperlihatkan bahwa

anemia ibu hamil berhubungan dengan defisiensi zat besi (p = 0,03), vitamin A (p

=0,004) dan status gizi (LILA) (p = 0,003)7. Terdapat korelasi yang erat antara

anemia pada saat kehamilan dengan kematian janin, abortus, cacat bawaan, berat
74

bayi lahir rendah, cadangan zat besi yang berkurang pada anak atau anak lahir

dalam keadaan anemia gizi. (Susiloningtyas, 2006)

Menurut Prawiroharjo (2009) penyebab anemia tersering adalah defisiensi

zat-zat nutrisi. Penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak

cukup, absorbs yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan

yang berlebih, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoetik (Prawiroharjo, 2009).

Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa faktor usia ibu hamil menjadi

salah satu faktor terjadinya anemia pada ibu hamil, sehingga perlu dilakukan

intervensi dari petugas kesehatan agar angka kejadian anemia dapat diminimalisir,

mengingat dampak yang bisa ditimbulkan pada ibu dan janin.

D. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini tidak dapat menemukan sejak kapan gejala anemia

ditimbulkan, karena data hanya didapat berdasarkan rekam medik ibu hamil yang

terdapat di Puskesmas Wates. Data yang didapat juga tidak bisa mencakup seluruh

ibu hamil di Kecamatan Wates, karena data yang didapat hanya mencakup ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Wates tahun 2012 saja.

Keterbatasan yang lain dalam penelitian ini tidak dapat menampilkan

adanya faktor penyakit yang menyertai anemia, karena catatan penyakit tidak

terdapat dalam KMS ibu, kecuali ibu datang untuk memeriksakan diri karena

sakit, namun bukan untuk ANC.


75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Jumlah ibu hamil di Puskesmas Wates tahun 2012 adalah sebanyak

712 ibu hanil

2. Ibu hamil yang berada dalam usia tidak aman di Puskesmas Wates

pada tahun 2012 sebanyak 45,4 % dan yang berada dalam usia aman

di Puskesmas Wates pada tahun 2012 sebanyak 54,6 %

3. Usia ibu hamil paling rendah yaitu 16 tahun sebanyak 31 ibu dan

paling tinggi 41 tahun sebanyak 1 ibu

4. Kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wates pada tahun 2012

sebanyak 187 ibu atau 46,9 %

5. Dari hasil penelitian, pembahasan penelitian yang dilaksanakan dapat

ditarik

Kesimpulan, ada hubungan yang bermakna antara usia dengan anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Wates dimana p=0,000.

B. Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan dan Kader Posyandu

Setelah dilakukan penelitian ini diketahui data ibu hamil yang mengalami

anemia di Puskesmas Wates yaitu sebanyak 187 ibu. Bagi petugas kesehatan

khususnya Bidan agar lebih intensif dalam program penurunan angka anemia pada
76

ibu hamil, baik dalam perberian tablet Fe 90 tablet maupun pemeriksaan

haemoglobin. Untuk memberikan penyuluhan yang intensif tentang kesehatan

reproduksi khususnya mengenai usia ibu saat hamil. Serta penyuluhan mengenai

program pemberian tablet Fe. Hal ini bertujuan untuk menekan angka kejadian

anemia pada ibu hamil. Peran bidan sangat dibutuhkan dalam penurunan angka

kejadian anemia pada ibu hamil, khususnya dalam pemeriksaan haemoglobin

(Hb). Agar deteksi terhadap anemia dapat cepat di ketahui dan tidak akan

berakibat terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.

2. Bagi Peneliti berikutnya

Agar mempertimbangkan untuk melakukan penelitian yang berhungan

dengan anemia dengan menggunakan kuisioner sehingga dapat bertemu langsung

dengan ibu hamil yang menjadi responden. Dengan begitu data mengenai resiko

terjadinya anemia akan didapat lebih akurat.


77

DAFTAR PUSTAKA

Alquranul Qarim. QS. Al-Isra‟ : 70.


Alam, Dewi Kartika (2012) Warning Ibu Hamil, Kenali Penyakit & Gangguan
yang Biasa Terjadi Pada Ibu Hamil. Surakarta : Ziyad Visi Media.
Amrullah(2011)Perbandingan-hasil-pemeriksaan-hb-ibu [Online image].
Available from: http://basecompwt.blogspot.comhtml [Accessed 17 Mei
2013].
Burns, August et al(2009)Sehat saat Hamil, Melahirkan, dan
Menyusui.Yogyakarta : INSISTPress.
Depkes (2007)Gizi dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Depkes RI(2007) Riset Kesehatan Dasar. [Internet], Availabel from:
www.depkes.go.id [Accesed 5 Maret 2009].
Depkes RI(2009)Rencana Strategi Departemen Kesehatan. [Internet], Availabel
from: www.depkes.go.id [Accesed 3 Maret 2010].

Depkes RI (2011) Profil Data Kesehatan Indonesia 2011.Jakarta :Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Dinkes DIY (2007) Profil Data Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta


2011.DIY.
Farodis, Zian(2012)Panduan Lengkap Manajemen Kebidanan.Yogyakarta : D-
Medika.
Gibney, Margets, Keaney (2008)Gizi dalam Kesehatan Masyarakat.Jakarta :
EGC.
Kristiyanasari, Weny (2010)Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika.
Manuaba(2010) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan.Jakarta. : EGC.
Musbikin, Imam(2007)Panduan Bagi Ibu Hamil & Melahirkan.Yogyakarta :
Mitra Pustaka.
Notoatmodjo(2005)Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta :Rineka Cipta.
Nugroho, Taufan(2012)Patologi Kebidanan.Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawiroharjo (2009)Ilmu Kandungan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
78

Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo 2012 (2011).


Proverawati, Atika(2011)Katalog Dalam TerbitanAnemia dan Anemia
Kehamilan.Yogyakarta : Nuha Medika.
Salamah dan Suyanto (2009) Riset Kebidanan, Metodologi & Aplikasi.Yogyakarta
: Mitra Cendikia.
Subiyanto, Vera Puspita(2012)Cara Sehat & Aman Menghadapi Kehamilan
diatas Usia 30 Tahun.Klaten : Cable Book.
WHO(2001)SafeMotherhood.Modul Hemorogi Postpartum.Jakarta : EGC.
79

LAMPIRAN – LAMPIRAN
80

Lembar Observasi

Nama Ibu :

Nama Suami :

GPA :G P A

Usia Ibu :

Usia Kehamilan :

Keadaan Ibu :

Tanggal ANC :

Anemia : ya/ tidak

Hemoglobin : gr%

Terapi :
81

REKAPITULASI DATA USIA DAN ANEMIA IBU HAMIL

PUSKESMAS WATES KAB. KULON PROGO

No No. RM Umur Ibu Status Anemia Kategori


(th) Anemia/tdk
Aman/tdk anemia
aman
1 12334 1 1 Aman/tdk anemia
2 12343 2 1 Tdk aman/tdk anemia
3 12364 1 1 Aman/tdk anemia
4 12444 1 1 Aman/tdk anemia
5 12455 1 1 Aman/tdk anemia
6 12577 2 1 Tdk aman/tdk anemia
7 12567 1 1 Aman/tdk anemia
8 12673 2 2 Tdk aman/anemia
9 126712 1 1 Aman/tdk anemia
10 353332 1 1 Aman/tdk anemia
11 124785 2 2 Tdk aman/anemia
12 124566 1 1 Aman/tdk anemia
13 126774 2 2 Tdk aman/anemia
14 126777 1 1 Aman/tdk anemia
15 127854 2 2 Tdk aman/anemia
16 125477 1 1 Aman/tdk anemia
17 2554 2 2 Tdk aman/anemia
18 3532 1 1 Aman/tdk anemia
19 3533 2 2 Tdk aman/anemia
20 125657 1 1 Aman/tdk anemia
21 3532 1 1 Aman/tdk anemia
22 124565 1 1 Aman/tdk anemia
23 23534 2 2 Tdk aman/anemia
24 12956 2 2 Tdk aman/anemia
25 4356 1 1 Aman/tdk anemia
26 125565 2 2 Tdk aman/anemia
27 75444 1 1 Aman/tdk anemia
28 34567 2 2 Tdk aman/anemia
29 65864 1 1 Aman/tdk anemia
30 54756 1 1 Aman/tdk anemia
31 35632 2 2 Tdk aman/anemia
32 32256 1 1 Aman/tdk anemia
33 84643 1 1 Aman/tdk anemia
34 45665 2 1 Tdk aman/tdk anemia
82

35 46442 1 1 Aman/tdk anemia


36 64246 2 2 Tdk aman/anemia
37 46422 1 1 Aman/tdk anemia
38 26544 1 1 Aman/tdk anemia
39 46262 1 1 Aman/tdk anemia
40 46422 1 1 Aman/tdk anemia
41 45758 2 2 Tdk aman/anemia
42 12314 2 2 Tdk aman/anemia
43 12324 2 2 Tdk aman/anemia
44 12456 1 1 Aman/tdk anemia
45 13244 1 1 Aman/tdk anemia
46 13124 2 2 Tdk aman/anemia
47 16789 1 1 Aman/tdk anemia
48 133456 2 2 Tdk aman/anemia
49 32211 2 2 Tdk aman/anemia
50 42144 1 1 Aman/tdk anemia
51 24244 2 2 Tdk aman/anemia
52 21333 1 1 Aman/tdk anemia
53 45555 1 1 Aman/tdk anemia
54 12455 1 1 Aman/tdk anemia
55 13434 1 1 Aman/tdk anemia
56 12343 1 1 Aman/tdk anemia
57 14343 2 2 Tdk aman/anemia
58 24343 2 2 Tdk aman/anemia
59 34324 1 1 Aman/tdk anemia
60 24233 2 2 Tdk aman/anemia
61 6799 1 1 Aman/tdk anemia
62 4324 2 2 Tdk aman/anemia
63 43566 1 1 Aman/tdk anemia
64 5565 1 1 Aman/tdk anemia
65 63456 2 2 Tdk aman/anemia
66 4653 1 1 Aman/tdk anemia
67 2343 2 2 Tdk aman/anemia
68 21343 2 2 Tdk aman/anemia
69 2434 1 1 Aman/tdk anemia
70 5767 1 1 Aman/tdk anemia
71 88434 2 2 Tdk aman/anemia
72 2434 1 1 Aman/tdk anemia
73 23435 1 1 Aman/tdk anemia
74 23455 2 1 Tdk aman/tdk anemia
75 45432 1 1 Aman/tdk anemia
83

76 21211 2 2 Tdk aman/anemia


77 56467 1 1 Aman/tdk anemia
78 3454 1 1 Aman/tdk anemia
79 34656 1 1 Aman/tdk anemia
80 23435 2 2 Tdk aman/anemia
81 43567 1 1 Aman/tdk anemia
82 3453 2 2 Tdk aman/anemia
83 7654 1 1 Aman/tdk anemia
84 2344 2 1 Tdk aman/tdk anemia
85 2455 2 2 Tdk aman/anemia
86 6534 1 2 Aman/anemia
87 7658 1 1 Aman/tdk anemia
88 9765 2 2 Tdk aman/anemia
89 2345 2 2 Tdk aman/anemia
90 4563 2 2 Tdk aman/anemia
91 3632 1 2 Aman/anemia
92 4854 2 1 Tdk aman/tdk anemia
93 1435 2 2 Tdk aman/anemia
94 2155 1 1 Aman/tdk anemia
95 85421 1 2 Aman/anemia
96 5855 1 2 Aman/anemia
97 4322 2 2 Tdk aman/anemia
98 64356 1 1 Aman/tdk anemia
99 85443 1 2 Aman/anemia
100 25334 2 2 Tdk aman/anemia
101 63222 1 1 Aman/tdk anemia
102 6487 1 2 Aman/anemia
103 6995 2 2 Tdk aman/anemia
104 34467 1 2 Aman/anemia
105 8795 2 2 Tdk aman/anemia
106 4377 2 1 Tdk aman/tdk anemia
107 6666 2 2 Tdk aman/anemia
108 3256 1 2 Aman/anemia
109 6747 2 1 Tdk aman/tdk anemia
110 43577 2 2 Tdk aman/anemia
111 8555 1 1 Aman/tdk anemia
112 85454 1 2 Aman/anemia
113 66547 1 1 Aman/tdk anemia
114 4577 2 2 Tdk aman/anemia
115 43566 2 2 Tdk aman/anemia
116 4767 2 2 Tdk aman/anemia
84

117 8665 2 1 Tdk aman/tdk anemia


118 8679 1 2 Aman/anemia
119 45676 1 1 Aman/tdk anemia
120 7696 2 2 Tdk aman/anemia
121 9696 1 1 Aman/tdk anemia
122 35345 2 1 Tdk aman/tdk anemia
123 4677 2 2 Tdk aman/anemia
124 5755 1 1 Aman/tdk anemia
125 12334 2 2 Tdk aman/anemia
126 12343 2 1 Tdk aman/tdk anemia
127 12364 1 1 Aman/tdk anemia
128 12444 2 2 Tdk aman/anemia
129 12455 2 2 Tdk aman/anemia
130 12577 2 1 Tdk aman/tdk anemia
131 12567 1 1 Aman/tdk anemia
132 12673 2 1 Tdk aman/tdk anemia
133 126712 2 2 Tdk aman/anemia
134 353332 2 2 Tdk aman/anemia
135 124785 1 1 Aman/tdk anemia
136 124566 2 2 Tdk aman/anemia
137 3454 1 2 Aman/anemia
138 34656 1 1 Aman/tdk anemia
139 23435 1 2 Aman/anemia
140 34567 2 1 Tdk aman/tdk anemia
141 3435 1 2 Aman/anemia
142 45467 1 1 Aman/tdk anemia
143 23545 2 1 Tdk aman/tdk anemia
144 23425 1 1 Aman/tdk anemia
145 23455 1 2 Aman/anemia
146 34532 2 2 Tdk aman/anemia
147 2345 1 1 Aman/tdk anemia
148 23532 2 1 Tdk aman/tdk anemia
149 9876 2 2 Tdk aman/anemia
150 4568 1 1 Aman/tdk anemia
151 3454 2 2 Tdk aman/anemia
152 34656 2 1 Tdk aman/tdk anemia
153 23435 1 1 Aman/tdk anemia
154 34567 1 2 Aman/anemia
155 3435 1 2 Aman/anemia
156 45467 2 2 Tdk aman/anemia
157 23545 1 1 Aman/tdk anemia
85

158 23425 2 1 Tdk aman/tdk anemia


159 23455 1 1 Aman/tdk anemia
160 34532 1 2 Aman/anemia
161 2345 2 2 Tdk aman/anemia
162 23532 1 1 Aman/tdk anemia
163 9876 1 2 Aman/anemia
164 4568 1 2 Aman/anemia
165 45555 2 1 Tdk aman/tdk anemia
166 12455 2 2 Tdk aman/anemia
167 13434 1 1 Aman/tdk anemia
168 12343 2 1 Tdk aman/tdk anemia
169 14343 1 2 Aman/anemia
170 24343 2 2 Tdk aman/anemia
171 34324 2 2 Tdk aman/anemia
172 24233 2 1 Tdk aman/tdk anemia
173 6799 1 1 Aman/tdk anemia
174 4324 1 2 Aman/anemia
175 43566 1 2 Aman/anemia
176 5565 2 2 Tdk aman/anemia
177 63456 2 2 Tdk aman/anemia
178 46553 1 1 Aman/tdk anemia
179 2343 2 1 Tdk aman/tdk anemia
180 21343 2 2 Tdk aman/anemia
181 2434 1 2 Aman/anemia
182 5767 1 1 Aman/tdk anemia
183 88434 1 2 Aman/anemia
184 2434 2 1 Tdk aman/tdk anemia
185 23435 1 1 Aman/tdk anemia
186 23455 2 2 Tdk aman/anemia
187 45432 1 2 Aman/anemia
188 21211 2 1 Tdk aman/tdk anemia
189 56467 2 2 Tdk aman/anemia
190 3454 2 2 Tdk aman/anemia
191 34656 2 1 Tdk aman/tdk anemia
192 23435 1 2 Aman/anemia
193 34567 1 1 Aman/tdk anemia
194 3435 1 1 Aman/tdk anemia
195 45467 1 1 Aman/tdk anemia
196 23545 2 2 Tdk aman/anemia
197 23425 1 2 Aman/anemia
198 23455 2 1 Tdk aman/tdk anemia
86

199 34532 1 1 Aman/tdk anemia


200 2345 1 1 Aman/tdk anemia
201 23532 1 2 Aman/anemia
202 9876 2 2 Tdk aman/anemia
203 4568 2 2 Tdk aman/anemia
204 8965 2 1 Tdk aman/tdk anemia
205 4589 1 2 Aman/anemia
206 54323 1 2 Aman/anemia
207 4367 2 1 Tdk aman/tdk anemia
208 86757 2 2 Tdk aman/anemia
209 43567 1 2 Aman/anemia
210 3453 2 1 Tdk aman/tdk anemia
211 7654 1 1 Aman/tdk anemia
212 2344 1 2 Aman/anemia
213 2455 1 1 Aman/tdk anemia
214 6534 2 1 Tdk aman/tdk anemia
215 7658 1 2 Aman/anemia
216 9765 2 2 Tdk aman/anemia
217 2345 1 1 Aman/tdk anemia
218 4563 2 1 Tdk aman/tdk anemia
219 3632 2 2 Tdk aman/anemia
220 4854 1 2 Aman/anemia
221 1435 2 2 Tdk aman/anemia
222 2155 2 2 Tdk aman/anemia
223 85421 2 1 Tdk aman/tdk anemia
224 5855 2 2 Tdk aman/anemia
225 4322 1 2 Aman/anemia
226 64356 2 1 Tdk aman/tdk anemia
227 85443 2 2 Tdk aman/anemia
228 25334 1 2 Aman/anemia
229 63222 2 2 Tdk aman/anemia
230 6487 1 1 Aman/tdk anemia
231 6995 2 2 Tdk aman/anemia
232 34467 1 1 Aman/tdk anemia
233 8795 2 1 Tdk aman/tdk anemia
234 4377 1 2 Aman/anemia
235 6666 1 2 Aman/anemia
236 3256 1 1 Aman/tdk anemia
237 6747 1 2 Aman/anemia
238 43577 1 2 Aman/anemia
239 8555 1 2 Aman/anemia
87

240 85454 1 2 Aman/anemia


241 66547 2 1 Tdk aman/tdk anemia
242 4577 2 2 Tdk aman/anemia
243 43566 1 2 Aman/anemia
244 4767 2 1 Tdk aman/tdk anemia
245 8665 2 2 Tdk aman/anemia
246 8679 2 1 Tdk aman/tdk anemia
247 45676 1 1 Aman/tdk anemia
248 7696 1 2 Aman/anemia
249 9696 1 2 Aman/anemia
250 353456 1 2 Aman/anemia
251 4677 1 2 Aman/anemia
252 5755 1 2 Aman/anemia
253 12334 2 1 Tdk aman/tdk anemia
254 12343 2 1 Tdk aman/tdk anemia
255 12364 2 2 Tdk aman/anemia
256 12444 1 1 Aman/tdk anemia
257 12455 2 1 Tdk aman/tdk anemia
258 12577 1 1 Aman/tdk anemia
259 12567 2 2 Tdk aman/anemia
260 12673 2 1 Tdk aman/tdk anemia
261 126712 1 2 Aman/anemia
262 353332 1 1 Aman/tdk anemia
263 124785 2 1 Tdk aman/tdk anemia
264 124566 2 1 Tdk aman/tdk anemia
265 3454 1 2 Aman/anemia
266 34656 1 1 Aman/tdk anemia
267 23435 2 2 Tdk aman/anemia
268 34567 2 1 Tdk aman/tdk anemia
269 3435 1 1 Aman/tdk anemia
270 45467 1 2 Aman/anemia
271 23545 2 1 Tdk aman/tdk anemia
272 23425 2 1 Tdk aman/tdk anemia
273 23455 1 2 Aman/anemia
274 34532 2 1 Tdk aman/tdk anemia
275 2345 1 1 Aman/tdk anemia
276 23532 2 2 Tdk aman/anemia
277 9876 1 2 Aman/anemia
278 4568 2 1 Tdk aman/tdk anemia
279 345 2 1 Tdk aman/tdk anemia
280 34656 1 2 Aman/anemia
88

281 23435 1 1 Aman/tdk anemia


282 34567 2 1 Tdk aman/tdk anemia
283 3435 1 2 Aman/anemia
284 45467 2 1 Tdk aman/tdk anemia
285 23545 1 1 Aman/tdk anemia
286 23425 1 1 Aman/tdk anemia
287 23455 2 2 Tdk aman/anemia
288 34532 1 2 Aman/anemia
289 2345 1 1 Aman/tdk anemia
290 23532 1 2 Aman/anemia
291 9876 2 1 Tdk aman/tdk anemia
292 4568 2 2 Tdk aman/anemia
293 45555 1 2 Aman/anemia
294 12455 2 1 Tdk aman/tdk anemia
295 13434 1 1 Aman/tdk anemia
296 12343 1 1 Aman/tdk anemia
297 14343 1 2 Aman/anemia
298 24343 1 1 Aman/tdk anemia
299 34324 2 1 Tdk aman/tdk anemia
300 24233 1 2 Aman/anemia
301 6799 2 2 Tdk aman/anemia
302 4324 1 1 Aman/tdk anemia
303 4356 2 1 Tdk aman/tdk anemia
304 5565 1 1 Aman/tdk anemia
305 63456 1 2 Aman/anemia
306 4653 1 2 Aman/anemia
307 2343 1 2 Aman/anemia
308 21343 2 1 Tdk aman/tdk anemia
309 2434 1 1 Aman/tdk anemia
310 5767 1 2 Aman/anemia
311 88434 2 1 Tdk aman/tdk anemia
312 2434 2 2 Tdk aman/anemia
313 23435 1 2 Aman/anemia
314 23455 1 1 Aman/tdk anemia
315 45432 1 2 Aman/anemia
316 21211 2 1 Tdk aman/tdk anemia
317 56467 1 1 Aman/tdk anemia
318 3454 1 2 Aman/anemia
319 34656 1 1 Aman/tdk anemia
320 23435 2 1 Tdk aman/tdk anemia
321 34567 1 2 Aman/anemia
89

322 3435 1 1 Aman/tdk anemia


323 45467 1 2 Aman/anemia
324 23545 2 2 Tdk aman/anemia
325 23425 2 2 Tdk aman/anemia
326 23455 1 1 Aman/tdk anemia
327 34532 1 2 Aman/anemia
328 2345 2 2 Tdk aman/anemia
329 23532 1 1 Aman/tdk anemia
330 9876 2 1 Tdk aman/tdk anemia
331 4568 1 2 Aman/anemia
332 8965 1 1 Aman/tdk anemia
333 4589 2 1 Tdk aman/tdk anemia
334 54323 1 1 Aman/tdk anemia
335 4367 2 1 Tdk aman/tdk anemia
336 86757 2 2 Tdk aman/anemia
337 43567 1 2 Aman/anemia
338 3453 1 1 Aman/tdk anemia
339 7654 1 2 Aman/anemia
340 2344 2 2 Tdk aman/anemia
341 2455 1 2 Aman/anemia
342 6534 2 1 Tdk aman/tdk anemia
343 7658 1 1 Aman/tdk anemia
344 9765 2 1 Tdk aman/tdk anemia
345 2345 1 2 Aman/anemia
346 4563 1 2 Aman/anemia
347 3632 2 1 Tdk aman/tdk anemia
348 4854 1 2 Aman/anemia
349 1435 2 1 Tdk aman/tdk anemia
350 2155 2 1 Tdk aman/tdk anemia
351 85421 2 2 Tdk aman/anemia
352 5855 1 1 Aman/tdk anemia
353 4322 2 1 Tdk aman/tdk anemia
354 64356 1 1 Aman/tdk anemia
355 85443 1 1 Aman/tdk anemia
356 25334 2 1 Tdk aman/tdk anemia
357 63222 2 2 Tdk aman/anemia
358 6487 1 1 Aman/tdk anemia
359 6995 2 2 Tdk aman/anemia
360 34467 1 1 Aman/tdk anemia
361 8795 2 2 Tdk aman/anemia
362 4377 1 1 Aman/tdk anemia
90

363 6666 1 2 Aman/anemia


364 3256 2 2 Tdk aman/anemia
365 6747 1 1 Aman/tdk anemia
366 43577 1 1 Aman/tdk anemia
367 8555 2 2 Tdk aman/anemia
368 85454 1 1 Aman/tdk anemia
369 66547 2 1 Tdk aman/tdk anemia
370 4577 1 2 Aman/anemia
371 43566 2 1 Tdk aman/tdk anemia
372 4767 2 2 Tdk aman/anemia
373 8665 1 1 Aman/tdk anemia
374 8679 1 2 Aman/anemia
375 45676 2 1 Tdk aman/tdk anemia
376 7696 2 1 Tdk aman/tdk anemia
377 9696 1 1 Aman/tdk anemia
378 35345 2 1 Tdk aman/tdk anemia
379 4677 1 1 Aman/tdk anemia
380 5755 2 2 Tdk aman/anemia
381 12334 1 1 Aman/tdk anemia
382 12343 2 1 Tdk aman/tdk anemia
383 12364 1 2 Aman/anemia
384 12334 1 1 Aman/tdk anemia
385 12343 2 2 Tdk aman/anemia
386 12364 1 1 Aman/tdk anemia
387 12444 2 1 Tdk aman/tdk anemia
388 12455 1 2 Aman/anemia
389 12577 1 2 Aman/anemia
390 12567 1 1 Aman/tdk anemia
391 12673 1 1 Aman/tdk anemia
392 126712 1 1 Aman/tdk anemia
393 35333 2 1 Tdk aman/tdk anemia
394 12478 2 2 Tdk aman/anemia
395 12456 1 1 Aman/tdk anemia
396 1245 1 1 Aman/tdk anemia
397 1343 2 2 Tdk aman/anemia
398 12343 1 1 Aman/tdk anemia
399 14343 1 1 Aman/tdk anemia
91

DATA USIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS WATES 2012

No. No. RM Usia (th)


1 12334 28
2 12343 17
3 12364 20
4 12444 21
5 12455 31
6 12577 18
7 12567 33
8 12673 16
9 126712 29
10 353332 28
11 124785 17
12 124566 22
13 126774 16
14 126777 30
15 127854 37
16 125477 26
17 2554 36
18 3532 25
19 3533 40
20 125657 24
21 3532 31
22 124565 30
23 23534 38
24 12956 40
25 4356 27
26 125565 19
27 75444 21
28 34567 18
29 65864 29
30 54756 32
31 35632 26
32 32256 24
33 84643 23
34 45665 17
35 46442 26
36 64246 19
37 46422 28
38 26544 22
92

39 46262 27
40 46422 30
41 45758 19
42 12314 16
43 12324 36
44 12456 31
45 13244 26
46 13124 18
47 16789 24
48 133456 37
49 32211 16
50 42144 20
51 24244 17
52 21333 25
53 45555 30
54 12455 33
55 13434 21
56 12343 20
57 14343 19
58 24343 19
59 34324 31
60 24233 18
61 6799 32
62 4324 16
63 43566 28
64 5565 26
65 63456 36
66 4653 25
67 2343 37
68 21343 19
69 2434 21
70 5767 27
71 88434 18
72 2434 23
73 23435 29
74 23455 17
75 45432 20
76 21211 36
77 56467 23
78 3454 28
79 34656 22
93

80 23435 19
81 43567 30
82 3453 16
83 7654 30
84 2344 36
85 2455 18
86 6534 35
87 7658 31
88 9765 37
89 2345 16
90 4563 18
91 3632 20
92 4854 17
93 1435 19
94 2155 25
95 85421 33
96 5855 21
97 4322 19
98 64356 23
99 85443 30
100 25334 19
101 63222 31
102 6487 35
103 6995 16
104 34467 28
105 8795 16
106 4377 36
107 6666 37
108 3256 23
109 6747 19
110 43577 18
111 8555 23
112 85454 27
113 66547 30
114 4577 19
115 43566 17
116 4767 18
117 8665 38
118 8679 23
119 45676 28
120 7696 17
94

121 9696 28
122 35345 18
123 4677 16
124 5755 20
125 12334 41
126 12343 16
127 12364 27
128 12444 18
129 12455 19
130 12577 17
131 12567 29
132 12673 17
133 126712 37
134 353332 36
135 124785 30
136 124566 37
137 3454 25
138 34656 27
139 23435 24
140 34567 17
141 3435 30
142 45467 21
143 23545 38
144 23425 24
145 23455 30
146 34532 40
147 2345 26
148 23532 36
149 9876 17
150 4568 24
151 3454 18
152 34656 36
153 23435 29
154 34567 23
155 3435 32
156 45467 19
157 23545 26
158 23425 19
159 23455 27
160 34532 28
161 2345 19
95

162 23532 22
163 9876 30
164 4568 30
165 45555 16
166 12455 36
167 13434 35
168 12343 18
169 14343 31
170 24343 16
171 34324 16
172 24233 36
173 6799 20
174 4324 20
175 43566 33
176 5565 19
177 63456 16
178 46553 21
179 2343 16
180 21343 36
181 2434 30
182 5767 35
183 88434 28
184 2434 19
185 23435 30
186 23455 38
187 45432 23
188 21211 19
189 56467 36
190 3454 18
191 34656 37
192 23435 30
193 34567 27
194 3435 23
195 45467 30
196 23545 19
197 23425 23
198 23455 38
199 34532 27
200 2345 28
201 23532 30
202 9876 17
96

203 4568 16
204 8965 18
205 4589 28
206 54323 20
207 4367 40
208 86757 37
209 43567 27
210 3453 18
211 7654 29
212 2344 28
213 2455 30
214 6534 37
215 7658 25
216 9765 17
217 2345 30
218 4563 18
219 3632 16
220 4854 27
221 1435 19
222 2155 36
223 85421 38
224 5855 17
225 4322 30
226 64356 19
227 85443 19
228 25334 21
229 63222 38
230 6487 25
231 6995 36
232 34467 30
233 8795 18
234 4377 24
235 6666 29
236 3256 23
237 6747 32
238 43577 26
239 8555 27
240 85454 28
241 66547 19
242 4577 17
243 43566 24
97

244 4767 18
245 8665 16
246 8679 17
247 45676 27
248 7696 25
249 9696 26
250 353456 30
251 4677 32
252 5755 23
253 12334 18
254 12343 37
255 12364 36
256 12444 30
257 12455 17
258 12577 28
259 12567 19
260 12673 18
261 126712 30
262 353332 24
263 124785 17
264 124566 17
265 3454 30
266 34656 32
267 23435 40
268 34567 36
269 3435 26
270 45467 27
271 23545 19
272 23425 17
273 23455 28
274 34532 18
275 2345 23
276 23532 16
277 9876 20
278 4568 36
279 345 19
280 34656 29
281 23435 25
282 34567 19
283 3435 24
284 45467 19
98

285 23545 29
286 23425 20
287 23455 40
288 34532 27
289 2345 30
290 23532 24
291 9876 16
292 4568 19
293 45555 27
294 12455 19
295 13434 21
296 12343 24
297 14343 26
298 24343 23
299 34324 19
300 24233 28
301 6799 18
302 4324 30
303 4356 26
304 5565 27
305 63456 26
306 4653 29
307 2343 23
308 21343 16
309 2434 26
310 5767 32
311 88434 19
312 2434 16
313 23435 25
314 23455 21
315 45432 30
316 21211 19
317 56467 30
318 3454 30
319 34656 24
320 23435 19
321 34567 26
322 3435 27
323 45467 24
324 23545 17
325 23425 19
99

326 23455 22
327 34532 30
328 2345 16
329 23532 30
330 9876 36
331 4568 35
332 8965 31
333 4589 18
334 54323 20
335 4367 16
336 86757 37
337 43567 20
338 3453 25
339 7654 33
340 2344 19
341 2455 21
342 6534 16
343 7658 30
344 9765 16
345 2345 30
346 4563 35
347 3632 16
348 4854 28
349 1435 16
350 2155 37
351 85421 38
352 5855 23
353 4322 19
354 64356 23
355 85443 27
356 25334 18
357 63222 37
358 6487 30
359 6995 17
360 34467 30
361 8795 18
362 4377 23
363 6666 27
364 3256 38
365 6747 28
366 43577 28
100

367 8555 40
368 85454 20
369 66547 16
370 4577 21
371 43566 18
372 4767 16
373 8665 20
374 8679 31
375 45676 37
376 7696 37
377 9696 33
378 35345 36
379 4677 29
380 5755 40
381 12334 28
382 12343 36
383 12364 22
384 12334 30
385 12343 17
386 12364 26
387 12444 38
388 12455 25
389 12577 30
390 12567 27
391 12673 21
392 126712 29
393 35333 18
394 12478 19
395 12456 24
396 1245 23
397 1343 17
398 12343 26
399 14343 28
101

TABEL 2 X 2

ANEMIA 2 TDK ANEMIA 1


AMAN (20-35 Th) 1 83 (20,8 %) 135 (33,83 %) 218 (54,63 %)
TDK AMAN (<20 &>35 104 (26,07 %) 77 (19,3 %) 181 (45,37 %)
Th)2
187 (46,87 %) 212 (53,13 %) 399 (100 %)

rumus X2 = N (ad - bc)2

(a+b) (a+c) (b+d) (c+d)

X2 = 399 (83x77 – 135x104)2


---------------------------------------------
(83+104)(135+77)(83+135)(104+77)

159.201
= ----------- = 4, 015
39.644

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

USIA * status 399 91.5% 37 8.5% 436 100.0%

USIA * status Crosstabulation

Count

status

tdk anemia anemia Total

USIA aman 135 83 218

tdk aman 77 104 181

Total 212 187 399


102

Correlations

USIA status
**
USIA Pearson Correlation 1 .193

Sig. (2-tailed) .000

N 399 399
**
status Pearson Correlation .193 1

Sig. (2-tailed) .000

N 399 399

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 14.923 1 .000
b
Continuity Correction 14.155 1 .000

Likelihood Ratio 14.999 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.886 1 .000


b
N of Valid Cases 399

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 84,83.

b. Computed only for a 2x2 table

Statistics

tahun

N Valid 399

Missing 37

Mean 25.40

Median 25.00
103

a
Mode 19

Minimum 16

Maximum 41

a. Multiple modes exist. The


smallest value is shown

tahun

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 16 31 7.1 7.8 7.8

17 25 5.7 6.3 14.0

18 28 6.4 7.0 21.1

19 39 8.9 9.8 30.8

20 15 3.4 3.8 34.6

21 13 3.0 3.3 37.8

22 6 1.4 1.5 39.3

23 20 4.6 5.0 44.4

24 15 3.4 3.8 48.1

25 12 2.8 3.0 51.1

26 17 3.9 4.3 55.4

27 21 4.8 5.3 60.7

28 22 5.0 5.5 66.2

29 12 2.8 3.0 69.2

30 39 8.9 9.8 78.9

31 9 2.1 2.3 81.2

32 7 1.6 1.8 83.0

33 6 1.4 1.5 84.5

35 6 1.4 1.5 86.0

36 21 4.8 5.3 91.2

37 16 3.7 4.0 95.2

38 10 2.3 2.5 97.7

40 8 1.8 2.0 99.7


104

41 1 .2 .3 100.0

Total 399 91.5 100.0

Missing System 37 8.5

Total 436 100.0


105
106
107
108
109
110
111
112

You might also like