Professional Documents
Culture Documents
ENDOKRIN
Oleh :
2016
Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Endokrin - Tehnik pemeriksaan fisik yang dipakai untuk
pemeriksaan gangguan endokrin sama dengan tehnik yang dipakai dalam pemeriksaan umum
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, serta perkusi.
Melalui pemeriksaan fisik ada dua aspek utama yang dapat di gambarkan yaitu:
Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap kelenjar tiroid
dan kelenjar gomad pria (testes). Secara umum,teknik pemeriksaan fisik yang dapat
dilakukan dalam memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah :
INSPEKSI
Disfungsi sistem endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, keseimbangan cairan dan elektrolit, seks dan reproduksi,
metabolisme dan energi.
1. Penampilan umum Apakah klien tampak kelemahan berat, sedang dan ringan
2. Amati bentuk dan proporsi tubuh Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa
3. Pemeriksaan wajah Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah
seperti bentuk dahi, rahang dan bibir
4. Pada mata Amati adannya edema periorbita dan exopthalmus serta apakah ekspresi
wajah datar atau tumpul
5. Amati lidah klien terhadap kelainan bentuk dan penebalan. Ada tidaknya tremor pada
saat diam atau bila digerakkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada gangguan tiroid
6. Pada daerah leher
Apakah leher tampak membesar, simetris atau tidak. Pembesaran leher dapat
disebabkan pembesaran kelenjar tiroid
Apakah leher Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat
mengidentifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan jantung.
Amati warna kulit (hiperpigmentasi atau hipopigmentasi) pada leher, apakah
merata
Bila dijumpai kelainan kulit leher. lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang
lain di tubuh selakigus
PALPASI
Hanya kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa melalui rabaan. Pada
kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun isthmus dapat diraba dengan
menengadahkan kepala klien. Apakah ada rasa nyeri pada saat di palpasi.
Pada saat melakukan pemeriksaan :
1. Klien duduk atau berdiri sama saja namun untuk menghindari kelelahan klien
sebaiknya posisi duduk
2. Dalam melakukan palpasi pemeriksa berada dibelakang klien dengan posisi kedua ibu
jari perawat dibagian belakang leher dan keempat jari-jari lain ada diatas kelenjar
tiroid
3. Dan untuk palpasi testes di lakukan dengan posisi tidur dan tangan perawat harus
dalam keadaan hangat. Perawat memegang lembut dengan ibu jari dan dua jari lain,
bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran/besarnya, simetris
tidaknya nodul. Normalnya testes teraba lembut.
AUSKULTASI
Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dapat menggambarkan berbagai
perubahan dalam tubuh. Auskultasi pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid dapat
mengidentifikasi“ bruit“. Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada
pembuluh darah tiroidea. Dalam keadaan normal, bunyi ini tidak terdengar.