You are on page 1of 2

CARA MENYIKAT GIGI YANG BENAR

(steven winarto 029/G/09)

Menggosok gigi, setelah makan dan sebelum tidur adalah kegiatan rutin sehari-
hari. Tujuannya untuk memperoleh kesehatan gigi/mulut dan napas menjadi
segar. Terdapat beberapa cara yang berbeda-beda dalam menggosok gigi, yang perlu
diperhatikan ketika menggosok gigi adalah:

(1) Cara menyikat harus dapat membersihkan semua deposit pada permukaan gigi dan
gusi secara baik, terutama saku gusi dan ruang interdental (ruang antar gigi);

(2) Gerakan sikat gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak memberikan tekanan berlebih;

(3) Cara menyikat harus tepat dan efisien.

(4) Frekuensi menyikat gigi maksimal 3 X sehari (setelah makan pagi, makan siang
dan sebelum tidur malam), atau minimal 2 X sehari (setelah makan pagi dan sebelum
tidur malam).

Telah kita ketahui bahwa frekuensi menggosok gigi adalah sehari 3 X, setiap sehabis
makan dan sebelum tidur. Kenyataannya menggosok gigi 3 X sehari tidak selalu dapat
dilakukan, terutama ketika seseorang berada di sekolah, kantor atau tempat lain.
Manson (1971) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2 X, setelah makan
pagi dan sebelum tidur malam.

Menyikat gigi harus dilakukan secara sistematis, tidak ada sisa makanan tertinggal.
Caranya menggosok mulai dari gigi belakang kanan/kiri digerakan ke arah depan dan
berakhir pada gigi belakang kanan/kiri dari sisi lainnya. Hasil penyikatan akan lebih
baik bila menggunakan disclosing solution atau disclosing tablet sebelum dan sesudah
penyikatan gigi. Dengan disclosing solution, lapisan-lapisan yang melekat pada
permukaan gigi dapat terlihat jelas.

Dikenal beberapa macam cara menggosok gigi, yaitu,

(a) Gerakan vertikal. Arah gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam keadaan
rahang atas dan bawah tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang menghadap
ke pipi (bukal/labial), sedangkan untuk permukaan gigi yang menghadap lidah/langit-
langit (lingual/palatal), gerakan menggosok gigi ke atas ke bawah dalam keadaan
mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan, yaitu bila menggosok gigi tidak benar
dapat menimbulkan resesi gingival/penurunan gusi sehingga akar gigi terlihat.

(b) Gerakan horizontal. Arah gerakan menggosok gigi ke depan ke belakang dari
permukaan bukal dan lingual. Gerakan menggosok pada bidang kunyah dikenal
sebagai scrub brush. Caranya mudah dilakukan dan sesuai dengan bentuk anatomi
permukaan kunyah. Kombinasi gerakan vertikal-horizontal, bila dilakukan harus
sangat hati-hati karena dapat menyebabkan resesi gusi/abrasi lapisan gigi.
(c) Gerakan roll teknik/modifikasi Stillman. Cara ini, gerakannya sederhana, paling
dianjurkan, efisien dan menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat ditempatkan pada
permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal/bidang kunyah, ujung bulu sikat
mengarah ke apex/ujung akar, gerakan perlahan melalui permukaan gigi sehingga
bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan.

Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak
terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai lebih kurang 12 kali sehingga
tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan gusi dan
membersihan sisa makanan di daerah interproksimal/antara gigi.

Dari sekian cara menggosok gigi, memilih sikat gigi dan menggunakan pasta gigi,
yang tersebar banyak di pasaran.

Dengan paparan di atas, kini kita dapat memilih sesuai seleranya masing-masing dan
memerhatikan etika menggosok gigi dengan baik dan benar. Tidak malas lagi
menggosok gigi, budayakanlah menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur
malam, luangkanlah waktu sebentar untuk memelihara gigi Anda dan mencapai napas
segar. Perlu diingat dan diperhatikan bahwa sumber infeksi/vokal infeksi itu berawal
kondisi gigi dan mulut Anda.

You might also like