Professional Documents
Culture Documents
KATARAK SENILIS
Diajukan kepada:
dr. H. Djoko Luzono, Sp. M.
Disusun oleh:
Wahyu Suryasaputra
NIM : 20050310140
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
BPRSUD SALATIGA
2010
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan....................................................
Pengesahan...........................................................................................
....................................... i
Kata Pengantar......................................................
Pengantar....................................................................................................
.............................................. ii
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan ........................................ .................................................... 1
Bab II Tinjauan
Tinjauan Pustaka ......................................... ............................................ 2
A. Definisi .................................................................................................... 2
1. Kapsul ................................................................................................. 3
C. Fisiologi
Fisiologi Lensa ...................................... .................................................. 4
1. Keseimbangan
Keseimbangan Elektrolit
Elektrolit dan
dan Air Dalam
Dalam Lensa
Lensa ................................. 4
2. Akomodasi
Akomodasi Lensa .................................................. ............................. 5
E. Klasifikasi
Klasifikasi Katarak Senilis ................................................. .................... 8
2. Katarak Intumesen
Intumesen ........................................ ..................................... 8
2. Katarak Imatur ............................................. ...................................... 9
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel Halaman
Gambar Halaman
PENDAHULUAN
Latin (Cataracta) yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular
dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak ialah
setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan
lensa) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya (Ilyas, 2005).
dan 50% penyebabnya adalah katarak. Sedangakan untuk negara maju sekitar 1,2%
penyebab kebutaan adalah katarak. Menurut survei Depkes RI tahun 1982 pada 8
Propinsi, prevalensi kebutaan bilateral adalah 1,2% dari seluruh penduduk, sedangkan
prevalensi kebutaan unilateral adalah 2,1% dari seluruh penduduk (Ilham, 2009).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat
disembuhkan. Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada
lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena
faktor usia, namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kondisi
tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi atau penyakit lainnya.
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,
B. Anatomi Lensa
refraksi sebanyak 15-20 dioptri dalam penglihatan. Kutub anterior dan posterior lensa
dihubungkan oleh garis khayal yang disebut axis, sedangkan equator merupakan garis
khayal yang mengelilingi lensa. Lensa merupakan struktur yang tidak memiliki
pembuluh darah dan tidak memiliki pembuluh limfe. Di dalam mata, lensa trfiksir
pada serat zonula yang berasal dari badan silier. Serat zonula tersebut menempel dan
menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior dari kapsul lensa. Kapsul ini
merupakan membran dasar yang melindungi nukleus, korteks dan epitel lensa.
1. Kapsul
tersusun dari kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa. Kapsul ini
mengandung isi lensa serta mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi.
Bagian paling tebal kapsul berada di bagian anterior dan posterior zona pre-
equator dan bagian paling tipis berada di bagian tengah kutub posterior.
2. Serat Zonula
Lensa terfiksir oleh serat zonula yang berasal dari lamina basal pars plana
dan pars plikata badan silier. Serat-serat zonula ini menyatu dengan lensa pada
3. Epitel Lensa
Tepat di belakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel.
Sel-sel epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-sel lainnya,
seperti sintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel tersebut juga dapat
membentuk ATP untuk memenuhi kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel yang baru
Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan
embrionik dan masih menetap hingga sekarang. Serat-serat yang baru akan
C. Fisiologi Lensa
penyedia nutrisi dan sebagai tempat pembuangan produknya. Namun hanya sisi
anterior lensa saja yang terkena aqueous humor. Oleh karena itu, sel-sel yang berada
di tengah lensa membangun jalur komunikasi terhadap lingkungan luar lensa dengan
Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak berubah
seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa berada di ruangan
ekstrasel. Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah sekitar 20µM dan potasium
sekitar 120µM. Konsentrasi sodium di luar lensa lebih tinggi yaitu sekitar 150µM
+
tergantung dari permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa sodium, Na ,
+ + +
K -ATPase. Inhibisi Na , K -ATPase dapat mengakibatkan hilangnya
kalsium di dalam sel yang normal adalah 30µM, sedangkan di luar lensa adalah
sekitar 2µM. Perbedaan konsentrasi kalsium ini diatur sepenuhnya oleh pompa
2+
kalsium Ca -ATPase. Hilangnya keseimbangan kalsium ini dapat menyebabkan
nutrisi lensa. Asam amino aktif masuk ke dalam lensa melalui pompa sodium yang
berada di sel epitel. Glukosa memasuki lensa secara difusi terfasilitasi, tidak
2. Akomodasi Lensa
Mekanisme yang dilakukan mata untuk merubah fokus dari benda jauh ke
benda dekat disebut akomodasi. Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa oleh
aksi badan silier terhadap serat-serat zonula. Setelah umur 30 tahun, kekakuan
menjadi lebih cembung. Ketika otot silier berkontraksi, ketebalan axial lensa
meningkat, kekuatan dioptri meningkat, dan terjadi akomodasi. Saat otot silier
relaksasi, serat zonular menegang, lensa lebih pipih dan kekuatan dioptri menurun.
Tabel 1. Perubahan yang terjadi pada saat akomodasi.
Penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui secara
pasti. Terdapat beberapa teori konsep penuaan menurut Ilyas (2005) sebagai berikut:
- Teori “A Cross-link”.
Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul
1. Kapsul
- Mulai presbiopia
3. Serat lensa:
- Lebih iregular
nukleus (histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna
normal.
- Korteks tidak berwarna karena:
Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut biasanya
Katarak senilis secara klinik dikenal dalam empat stadium yaitu insipien,
1. Katarak Insipien
Pada katarak stadium insipien terjadi kekeruhan mulai dari tepi ekuator
menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di
dalam korteks. Pada katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior
subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan
Kekeruhan ini dapat menimbulkan polipia oleh karena indeks refraksi yang
tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu
yang lama.
2. Katarak Intumesen.
dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding
dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit
glaukoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan
mengakibatkan mipopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks
hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan
miopisasi.
3. Katarak Imatur
Pada katarak senilis stadium imatur sebagian lensa keruh atau katarak yang
belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah
volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif.
Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga
4. Katarak Matur
Pada katarak senilis stadium matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa
lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila
katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar,
sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh
lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan
berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang
5. Katarak Hipermatur
menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi kelur dari
kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada
pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang
pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor.
Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks
yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan
bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam
korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni
(Ilyas, 2005).
F. Manifestasi Klinis
secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Penglihatan seakan-
akan melihat asap/kabut dan pupil mata tampak berwarna keputihan. Apabila katarak
telah mencapai stadium matur lensa akan keruh secara menyeluruh sehingga pupil
akan benar-benar tampak putih. Gejala umum gangguan katarak menurut GOI (2009)
G. Diagnosis
perioperatif sehingga perlu dideteksi secara dini sehingga bisa dikontrol sebelum
kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subkapsuler posterior dapat
dan kornea dalam keadaan normal. Iris, pupil, dan COA terlihat normal. Pada lensa
pasien katarak, didapatkan lensa keruh. Lalu, dilakukan pemeriksaan shadow test
untuk menentukan stadium pada penyakit katarak senilis. Ada juga pemeriksaan-
H. Penatalaksanaan
katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan. Tajam penglihatan
penggantian lensa dengan implan plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak
diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan secara topikal.
Jika keadaan sosial memungkinkan, pasien dapat dirawat swbagai kasus perawatan
- Insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi katarak
insisi yang lebih kecil di kornea atau sklera anterior (fakoemulsifikasi). Biasanya
negara barat.
kelengkungan kornea (maka juga kekuatan optik) secara optik. Kekuatan lensa
penglihatan jauh. Pilihan lensa juga dipengaruhi oleh refraksi mata kontralateral dan
apakah terdapat terdapat katarak pada mata tersebut yang membutuhkan operasi.
Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek.
Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah
sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat
pasien membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan
kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa intraokular multifokal, lensa
maka gel vitreousnya dapat masuk ke dalam bilik mata depan yang merupakan
b. Prolaps iris. Iris dapat mengalami protus melalui insisi bedah pada periode paska
terjadi (<0,3%), pasien datang dengan mata merah yang terasa nyeri, penurunan
tajam penglihatan, pengumpulan sel darah putih di bilik mata depan (hipopion).
pengukuran kacamata baru namun setelah luka insisi sembuh dan tetes mata
steroid dihentikan. Kelengkungan kornea yang berlebih dapat terjadi pada garis
masalah ini dan bisa dilakukan dengan mudah di klinik dengan anastesi lokal,
dengan pasien duduk di depan slit lamp. Jahitan yang longgar harus diangkat
insisi yang kecil menghindarkan komplikasi ini. Selain itu, penempatan luka
dengan rendahnya tingkat komplikasi ini. Tingkat komplikasi ini bertambah bila
g. Opasifikasi kapsul posterior. Pada sekitar 20% pasien, kejernihan kapsul posterior
berkurang pada beberapa bulan setelah pembedahan ketika sel epitel residu
didapatkan rasa silau. Dapat dibuat satu lubang kecil pada kapsul dengan laser
(neodymium yttrum (ndYAG) laser ) sebagai prosedur klinis rawat jalan. Terdapat
risiko kecil edema makular sistoid atau terlepasnya retina setelah kapsulotomi
bahwa bahan yang digunakan untuk membuat lensa, bentuk tepi lensa, dan
tumpang tindih lensa intraokular dengan sebagian kecil cincin kapsul anterior
I. Komplikasi
saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.
K. Pencegahan
Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis
ialah oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal
langsung terhatap sinar ultraviolet dengan menggunakan kaca mata gelap dan
KESIMPULAN
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,
Penyebab terjadinya katarak senilis ialah karena proses degeneratif. Selain itu
katarak senilis juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti adanya penyakit
Katarak senilis secara klinis dikenal dalam empat stadium, yaitu stadium
insipien, imatur, matur dan hipermatur. Gejala umum gangguan katarak meliputi
penglihatan tidak jelas seperti terdapat kabut menghalangi objek, peka terhadap sinar
atau cahaya, dapat terjadi penglihatan ganda pada satu mata memerlukan
pencahayaan yang baik untuk dapat membaca, lensa mata berubah menjadi buram
katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan. Tajam penglihatan
Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis
ialah disebabkan oleh faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-
hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan
langsung terhatap sinar ultraviolet dengan menggunakan kaca mata gelap dan
teori bermanfaat.
saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.
DAFTAR PUSTAKA
AAO
31 Januari 2010.
Global Online Information. 2009. Pengertian dan Definisi Katarak . Diakses dari
http://info.g-excess.com/id/info/PengertiandanDefinisiKatarak.info , tanggal
31 Januari 2010.