Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian Schistosoma adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh
cacing trematoda dari genus schistosoma (blood fluke). Terdapat tiga spesies
cacing trematoda utama yang menjadi penyebab skistosomiasis yaitu
Schistosoma japonicum, schistosoma haematobium dan schistosoma mansoni.
Spesies yang kurang dikenal yaitu Schistosoma mekongi dan Schistosoma
intercalatum. Di Indonesia spesies yang paling sering ditemukan adalah
Schistosoma japonicum khususnya di daerah lembah Napu dan sekitar danau
Lindu di Sulawesi Tengah. Untuk menginfeksi manusia, Schistosoma memerlukan
keong sebagai intermediate host. Penularan Schistosoma terjadi melalui serkaria
yang berkembang dari host dan menembus kulit pasien dalam air. Skistosomiasis
terjadi karena reaksi imunologis terhadap telur cacing yang terperangkap dalam
jaringan.
2. Tujuan 2.1 Dokter mampu mendiagnosa Skistosomiasis
2.2 Memberikan terapi yang tepat sehingga mampu mencegah terjadinya
komplikasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas No. 440/073/SK–SE/VII/03/2017
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Simpang Empat
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 514 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelayanan Klinis
5. Prosedur Alat
a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Arloji
6. Langkah-Langkah 6.1. Anamnesa
Keluhan
a. Pada fase akut, pasien biasanya datang dengan keluhan demam, nyeri
kepala, nyeri tungkai, urtikaria, bronchitis, nyeri abdominal. Biasanya
terdapat riwayat terpapar dengan air misalnya danau atau sungai 4-8
minggu sebelumnya, yang kemudian berkembang menjadi ruam
kemerahan (pruritic rash)
b. Pada fase kronis, keluhan pasien tergantung pada letak lesi misalnya:
1. Buang air kecil darah (hematuria), rasa tak nyaman hingga nyeri saat
berkemih, disebabkan oleh urinary schistosomiasis biasanya
disebabkan oleh S. hematobium.
2. nyeri abdomen dan diare berdarah biasanya disebabkan oleh
intestinal skistosomiasisoleh biasanya disebabkan oleh S. mansoni,
S. Japonicum juga S. Mekongi.
3. Pembesaran perut, kuning pada kulit dan mata disebabkan oleh
hepatosplenic skistosomiasis yang biasanya disebabkan oleh S.
Japonicum.
Faktor Risiko :
Orang-orang yang tinggal atau datang berkunjung ke daerah endemik di
sekitar lembah Napu dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai kebiasaan
terpajan dengan air, baik di sawah maupun danau di wilayah tersebut.
a. Limfadenopati
b. Hepatosplenomegaly
c. Gatal pada kulit
d. Demam
e. Urtikaria
f. Buang air besar berdarah (bllody stool)
2. Pada skistosomiasis kronik bisa ditemukan :
a. Hipertensi portal dengan distensi abdomen,
b. Hepatosplenomegaly
c. Gagal ginjal dengan anemia dan hipertensi
d. Gagal jantung dengan gagal jantung kanan
e. Intestinal polyposis
f. Ikterus
6.7. Komplikasi
Gagal ginjal
Gagal jantung
6.10. Prognosis
Pada skistosomiasis akut, prognosis adalah dubia ad bonam, sedangkan yang
kronis, prognosis menjadi dubia ad malam.
7. Bagan Alir