Professional Documents
Culture Documents
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini juga harus dipertimbangkan.
Data ini didapatkan melalui pengisian kuesioner yang dilakukan oleh subyek
penelitian yang kemungkinan dapat menimbulkan bias informasi dan mengisi tidak
sebagaimana mestinya karena tidak jujur dalam mengisi kuesioner. Sampel hanya
terbatas pada satu sekolah di Propinsi Jambi. Hal ini dapat membatasi generalisasi
hasil di daerah dan populasi yang lain, karena berbeda tempat maka berbeda
remaja pula.
sebagai berikut :
1. Gambaran Premenstrual Syndrome (PMS) Remaja SMP N 19 Kota Jambi
Tahun 2018.
Hasil penelitian tentang Premenstrual Syndrome (PMS) pada remaja
saat menjelang haid dan merasa tidak nyaman, bahkan sering mengganggu
61
(2010:5) PMS atau sindrome prementruasi adalah suatu kondisi yang terdiri
atas beberapa gejala fisik, emosi dan perilaku yang dialami oleh seseorang
Premenstrual Syndrome (PMS), hal ini dikarenakan adanya suatu tekanan atau
tuntutan yang dialami setiap orang tidak sama, dalam batas tertentu stres utuk
diri kita, stres membantu kita untuk tetap aktif dan waspada akan tetapi
kebanyakan remaja seringkali harus berhadapan dengan rasa stres pada waktu
yang bersamaan. tingkat stress yang tinggi yang dialami remaja secara terus
menerus setiap hari. Tekanan akademis dan kompetesi, tujuan karir dan
pendidikan yang lebih tinggi, tekanan dari teman sebaya dapat menyebabkan
dapat berupa kecemasan atau stres. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa stres
Kejadian PMS sering kali terjadi pada wanita usai produktif, Dampak
dari sindrom premenstruasi bagi remaja putri yang bersekolah dapat menganggu
kualitas kesehatan, konsentrasi, prestasi dan keaktifan kegiatan belajar di sekolah. Hal
ini dikarenakan bila merasakan 5 gejala sindrom premenstruasi yang dirasakan sangat
tidak melakukan kegiatan fisik, mereka lebih dominan bermain games atau pun
aktivitas sosial remaja, begitu pula menurut Jurnal Dunia Keperawatan Vol 4,
no 2,2016 pada penelitian di SMA Darul hijrah Puteri 2016, responden yang
olahraga, akan tetapi beberapa jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan oleh
remaja, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki ketertarikan terhadap satu
2016 Aktivitas fisik berat yang dilakukan siswi dilihat dari jenis aktivitas fisik yang
63
dilakukan antara lain :mengangkat ember berisi air, latihan basket, lari, skiping, bulu
tangkis, joging, mendaki gunung, renang, loncat tali, panjat tebing, dan lain-lain.
Aktivitas fisik sedang yang dilakukan siswi antara lain : mencuci, mengepel,
menyapu, membereskan kamar tidur, memasak, menari, senam, yoga, bersepda santai,
mengangkatbeban ringan, hulahop dan lain-lain. Aktivitas fisik ringan yang dilakukan
oleh siswi antara lain berjalan dilingkungan sekolah, jalan-jalan ke mall, jalan di
rumah, duduk selama berjam-jam disekolah, bersantai sambil menonton TV, bermain
tahun lebih menyukai olahraga non-kelompok seperti berenang, bulu tangkis, lari
sementara usia 16 tahun sampai 18 tahun lebih menyukai olahraga seperti basket, bola
kaki, dll olahraga pun dianggap sebagai kesempatan untuk bergaul dengan teman-
teman sebayanya.
Menurut Wolrd Food Programme (2017) menyimpulkan bahwa alasan utama
remaja putri tidak melakukan aktifitas fisik yaitu mereka menganggap aktifitas non
fisik lebih menarik seperti membaca, tidur, bermain gaget. Remaja beranggapan
bahwa olahraga dapat menyebabkan keram otot. Remaja beranggapan olahraga hanya
untuk membantu menurukan berat badan. oleh karena itu jika mereka merasa sudah
langsing mereka tidak akan berolahraga. Remaja lebih menghindari aktifitas yang
tetapi juga membakar residu bahan kimia dalam tubuh untuk menghasilkan
hormon endorfin. Hormon endorfin adalah obat alami yang berfungsi untuk
mengurangi rasa nyeri. Sangat bermanfaat untuk remaja yang sedang PMS.
64
3. Gambaran faktor kebiasaan makan pada remaja putri di SMP N 19 Kota Jambi
Tahun 2018
Berdasarakan hasil penelitian dapat sebagian remaja putri di SMP N 19
Kota Jambi Tahun 2018 mempunyai kebiasaan makan yang buruk, mereka
lebih memilih makanan cepat saji dan tidak gizi seimbang, mungkin banyak
keluarga tiap hari keluar rumah, misalnya ayah dan ibu pergi berkerja, anak-
anak pergi kuliah dan sekolah maka terkadang mereka pola makannya tidak
akan sama, bahkan untuk pekerja sering kali kita jumpai lebih dominan
memasakan makanan yang sehat tidak ada. Faktor Masyarakat yaitu mengikuti
kebiasaan makan masyarakat hal ini kerap terjadi di suatu perkotaan atau
otomatis remaja pun dapat mengkonsumsi makanan yang sama, dan faktor
pribadi, begitu kuatnya faktor dari dalam diri sendiri sehingga berpengaruh
dan dengan kadar lemak tinggi serta jarang dibarengi dengan konsumsi buah-
65
buahan atau sayuran. Hal ini umumnya ditemukan pada makanan yang dibeli
disekolah.
Menurut Wolrd Food Programme (2017) Memakan camilan merupakan
ketika dalam perjalanan menuju/dari sekolah, pada siang hari, sebelum dan
responden sebagian besar tidak melakukan aktifitas fisik dan mayoritas remaja
dibandingkan remaja yang aktivitas fisiknya tinggi. Oleh karena kegiatan fisik
dan depresi. Aktifitas fisik berat seperti olahraga, lari dan lain-lain yang teratur
endorphin. Latihan atau aktivitas fisik memicu produksi endorfin, opiat alami
Faktor yang mempengaruhi gejala PMS, kerena adanyan aktivitas fisi akan
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar serotin diotak. Serotin
ini snagat erat kaitannya dengan depresi dan perubahan mood yang berujung
suatu kondisi yang menurunkan detak jantung dan mengurangi sensasi cemas.
Aktivitas fisik teratur juga dapat mengurangi stres, meningkatkan pola tidur yang
teratur, dan meningkatkan produksi endorphin (pembunuh rasa sakit alami tubuh),
mood, kecemasan, gairah seksual, dan perubahan suasana hati. Rasa nyeri karena
retensi cairan dan rasa tidak enak pada payudara juga berkurang karena pengaruh
dalam tubuh terutama otot sekitar bagian perut yang dapat menyebabkan aliran darah
menjadi lancar sehingga nyeri dapat berkurang. Perlu diketahui bahwa masih terdapat
siswi yang melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat namun masih mengalami
sindrom premenstruasi. Dan terdapat siswi yang aktivitas fisik dalam kategori ringan
namun tidak mengalami sindrom premenstruasi. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
fisik kategori sedang hingga berat bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
sindrom premenstruasi, akan tetapi terdapat beberapa faktor lain seperti faktor
kimiawi, hormonal, genetik, psikologis, pola tidur, asupan zat mikro dan status gizi.
67
makan makanan cepat saji dan berdasarkan hasil uji chi-square ada hubungan
antara faktor kebiasaan makan dengan PMS, hal ini di dukung oleh penelitian
makan adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan makan seseorang, pola
nafsu makan bertambah, dan ada juga sebagian anda yang tidak ada nafsu makan,
pola makan anda pada saat PMS tidak teratur ada yang sehari sekali, ada yang 2
kali sehari bahkan ada anda pada saat mengalami PMS hanya mengkonsumsi
buah-buahan saja. Dan ada lagi sebagian ibu mengatakan selalu ingin makan
makanan yang pedas, atau asam untuk mengurangi rasa sakitnya, menurut asumsi
peneliti.
Menurut Jurnal Teknologi dan kejuruan, Vol 32, No 2, September 2009
hewani oleh subjek penelitian, baik pada kelompok yang tidak mengalami
hewani lebih dari 5 kali per minggu pada kelompok yang tidak mengalami
lebih dari 5hari per minggu untuk kelompok yang mengalami sindrom
sindrom pramenstruasi. Makanan yang hampir tiap hari dikonsumsi baik pada
sebesar 94,12%. Pada umumnya, mie instant dikonsumsi pada pagi hari, baik
sebagai makanan pokok maupun sebagai teman makan nasi atau lauk.