Professional Documents
Culture Documents
Khusus
DISUSUN OLEH :
ANNISAUL CHUSNIA
P1337420715039
LANDASAN TEORI
A. DEFENISI
B. ETIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Gastritis akut erosive sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada
kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
a. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah.
b. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya
ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
c. Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
d. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
e. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
f. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan
tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi,
pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.
2. Gastritis kronis
a. Bervariasi dan tidak jelas
b. Perasaan penuh, anoreksia
c. Distress epigastrik yang tidak nyata
d. Cepat kenyang
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan gastritis meliputi (Soeparman, 1999, hal : 96) :
1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain.
1. Gastritis akut
a. Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
b. Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung giz
dianjurkan.
c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
d. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi
saluran gastromfestinal
e. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
f. Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
g. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren
atau perforasi.
h. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.
2. Gastritis kronis
a. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak
diberikan sedikit tapi lebih sering.
b. Mengurangi stress
c. H.Pylori diatasi dengan antiobiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin)
dan gram bismuth (pepto-bismol).
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan
ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau
terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
2. Histopatologi.
3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak
begitu memberikan hasil yang memuaskan.
4. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk
perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus
jaringan / cedera.
5. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan
diganosa penyebab / sisi lesi.
6. Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah,
mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam
hidroklorik dan pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal.
Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan
asiditas menunjukkan sindrom Zollinger- Ellison
7. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat
disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera
dan kemungkinan isi perdarahan.
8. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga
gastritis
G. KOMPLIKASI
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir
dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang
terjadi perforasi.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus
3. Perdarahan saluran cerna bagian atas dan Ulkus peptikum, perforasi dan
anemia karena gangguan absorbsi vitamin.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Pemenuhan nutrisi tidak adekuat
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10)
berhubungan dengan Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
3. Konstipasi berhubungan dengan Kurang Aktivitas
4. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi
I. RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10)
berhubungan dengan Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
Tujuan : Rasa Nyeri klien berkurang dengan tidak ada peradangan atau
iritasi pada mukosa lambung.
Intervensi :
• Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0 –
10)
• Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
• Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien
• Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan (pijatan
punggung, perubahan posisi)
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy, Berikan obat
sesuai indikasi, misal : Antasida
• Antikolinergik (misal : belladonna, atropin)
Rasional :
• nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan
gejala nyeri pasien sebelumnya, dimana dapat membantu
mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi
• membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi
• makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan
kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran
gastrin
• Napas bau karena tertahanya sekret mulut menimbulkan tak nadsu
makan dan dapat meningkatkan mual. Gingivitis dan masalah gigi
dapat meningkat
• menurunkan keasaman gaster dengan absorbsi atau dengan
menetralisir kimia
• diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan motilitas gaster,
menekan produksi asam, memperlambat pengosongan gaster, dan
menghilangkan nyeri nokturnal sehubungan
2. Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Pemenuhan nutrisi tidak adekuat
Tujuan : Pola Makan teratur dengan cukup memenuhi kebutuhan nutrisi
Intervensi :
• Timbang berat badan sesuai indikasi
• Auskultasi bising usus
• Berikan makanan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering
dan teratur
• Tentukan makanan yang Tidak membentuk gas
• Berikan perawatan oral teratur, sering dan teratur termasuk minyak
untuk bibir
Rasional :
• mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian
nutrisi
• membantu dalam menentukan respon untuk makan atau
berkembangnya komplikasi
• meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap
nutrisi yang diberikan dan dapat meningkatkan kerjasama pasien saat
makan
• dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi
masukan nutrisi
• Mencegah ketidak nyamanan karena mulut kering dan bbibir pecajh
yang disebabkan oleh pembatasan cairan
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : Tanggal 9 April 2018
1. Identitas Pasien
a. Nama : An. A
b. Umur : 17 tahun
c. Suku : Jawa
d. Agama : Islam
e. Jenis Kelamin : Laki – laki
f. Pendidikan : SMK
g. Alamat : Lamongan
B. Alasan Masuk
PM datang pertama kali pada bulan Agustus tahun lalu. PM dibawa
oleh keluarga dan polisi ke PSMS Antasena ini dengan alasan bahwa An. A
telah melakukan keroyokan hingga korban meninggal di pondok pesantren
tempat klien sekolah.
C. Riwayat Sekarang
Saat ini An. A secara perilaku dan sikap sudah baik karena An. A
sudah tinggal di PSMP Antasena selama 8 bulan dan sudah menerima
beberapa bimbingan sehingga An. A kini sudah tidak ikut-ikutan keroyokan
serta sudah berkelakuan lebih baik. Namun An. A kini mengeluhkan sering
sakit perut (gastritis) karena klien malas makan diri serta An. A mengatakan
bahwa dirinya pernah mengalami thypoid kelas 3 SMP tahun 2016 . An. A
mengatakan saat typoid klien juga mempunyai magh, waktu klien sakit klien
mengatakan sudah diperiksakan ke dokter keluarga dan mendapat rawat jalan
dan obat. Namun, An. A mengatakan kurang mengetahui mengenai Magh /
Gastritis.
D. Riwayat Dahulu
Sebelum masuk ke PSMS Antasena, klien mengatakan masih
bersekolah di salah satu SMK di Lamongan karena setelah kejadian
pengeroyokan ini klien disuruh orang tua untuk pindah sekolah di salah 1
SMA Negeri di Tuban. Klien mengatakan merokok mulai dari SMP dan
semenjak masuk di pondok, klien menindik salah satu telinganya dan
lidahnya dengan jarum, klien mengatakan belum pernah berkelahi
sebelumnya dan minum minuman keras. An. A tinggal bersama kedua orang
tuanya. Klien mengatakan orang tua klien belum pernah memarahi atau
memukul klien. Klien tidak mudah menceritakan masalahnya kepada orang
lain, dan lebih memilih bermain gitar ketika ada masalah.
E. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan orang tua klien tidak pernah memarahi & memukul
klien, jika klien minta sesuatu akan dituruti dengan syarat klien menurut
dengan orang tua. Ayah klien perokok aktif sudah berhenti 3 bulan lalu, ayah
klien juga mempunyai magh dan pernah sakit typoid.
F. Faktor Predisposis
1. Klien terpengaruh teman sebanyanya
G. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
TD : 110 / 70 mmHg
S : 36,30C
N : 70x / menit
RR : 20x / menit
2. Ukur
TB : 168 cm
BB : 50 kg
3. Keadaan Umum
a. Kepala : Rambut tersisir rapi, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, hidung simetris, pada mulut tidak ada stomatitis, gigi cukup
bersih, Telinga bersih tidak ada serumen.
b. Leher : Tidak terdapat pembesran kelenjar tiroid
c. Kulit : Kulit tidak ada lesi serta tidak ada tato.
d. Ekstremitas : Kekuatan Ekstremitas kanan dan kiri atas dan bawah
baik.
4. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
An. A menyukai seluruh bagian dari tubuhnya,
penampilannya cukup rapi
b. Identitas Diri
An. A seorang anak berusia 17 tahun , klien adalah seseorang
yang pendiam dan cukup menutup diri.
c. Peran Diri
An. A mengatakan dirinya bersekolah dan kadang membolos
ketika malas di pondok.
d. Ideal Diri
An. A mengatakan ingin menjadi lebih baik lagi dan An. A
ingin sekali cepat pulang.
e. Harga Diri
An. A merasa dirinya tetap berguna namun klien cukup
mempunyai semangat untuk berubah dan merubah diri menjadi lebih
baik untuk dirinya, keluarga.
5. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
An. A memiliki seorang yang sangat berarti yaitu orang tua nya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Sebelumnya An. A cukup aktif dalam kegiatan masyarakat,
seperti organisasi pemuda pemudi desa/ karang taruna dan juga klien
aktif mengikti touring motor sebelum di PSMP Antasena.
c. Hambatan dalam hubungan
An. A mengatakan tidak memiliki hambatan karena teman
temanya biasa saja dengan klien, tidak megucilkan maupun
membuli.
H. Status Mental
1. Penampilan :
Cukup rapi, An. A mandi rutin 2 x sehari, mandi selalu
menggunakan sabun, klien mengeringkan tubuhnya setelah mandi.
Baju klien tampak cukup rapi.
2. Pembicaraan :
Saat menjawab pertanyaan An. A menjawab dengan pelan
ketika ditanyai mengenai masalah pribadi. Namun nada normal saat
berbincang biasa.
3. Aktifitas Motorik :
An. A bergabung kepada teman temanya untuk menonton tv
atau bermain gitar, ikut serta dalam setiap aktifitas atau jadwal di PSMS
Antasena. ADL dapat dilakukan secara mandiri .
4. Alam Perasaan
An. A mengatakan cukup nyaman berada di lingkungan PSMP
Antasena karena disana klien mendapatkan banyak pelajaran yang
berharga serta dapat mengenal banyak teman.
5. Afek
Afek stabil, terlihat saat An. A cukup nyaman untuk diajak
berbicara, bercerita tentang dirinya serta mau menjawab pertanyaan
dari penanya, serta kadang beralih ke topic yang lainya.
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata agak kurang focus. An. A terlihat menatap kelain
sisi saat diajak berbicara
7. Proses Pikir
Saat An. A ditanya dia langsung menjawabnya.
8. Isi pikIr
Saat dikaji An. A tidak mengalami halusinasi
9. Tingkat Kesadaran
Composmentis, saat ditanya tentang hari dan jam An. A dapat
menjawab
10. Memori
Jangka pendek klien masih ingat kapan dirinya masuk ke PSMP,
serta menceritakan hal –hal yang pernah dialminya selama di PSMP
Antasena.
11. Kemampuan Penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sendiri, namun terkadang
belum tepat
12. Daya tilik diri
Cukup baik, klien merasa kalau dirinya berguna untuk
lingkungan selagi dirinya berkelakuan atau melakukan hal-hal yang
positif.
K. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan
An. A beragama Islam. Selama di PSMP Antasena An. A
mengatakan selalu mengikuti sholat berjamaah di masjid, dan yakin
dengan Allah ingin menjadi lebih baik lagi kalau lulus nanti, kien juga
sudah melaksanakan kafaroh untuk menebus dosa
2. Kegiatan Ibadah
An. A rutin mengikuti sholat berjamaah di masjid bersama
dengan teman teman yang lainya mengikuti mentoring.
L. Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
Data Objektif
1. Penampilan cukup rapi
2. Kuku panjang
3. Klien kooperatif saat
diajak berbincang
bincang
4. Baju dan penampilan
cukup bersih
5. Klien lebih banyak
diam
M. Diagnosa Keperwatan
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Paraf
Ditemukan Teratasi
1. Defisiensi pengethauan 9 April 2018
berhubungan kurang
informasi mengenai
gastritis
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.
Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, edisi I, Salemba Medika, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall., 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.