Professional Documents
Culture Documents
Format registrasi
PROSES PENERIMAAN MASUK PASIEN DI RUMAH SAKIT
Sambut pasien dan keluaga dengan baik serta memperkenalka identitas
Antarkan pasien serta keluarga menuju ruangan yang telah di tujukan
Kaji penampilan umum pasien
Orientasikan kepada pasien divisi keperawatan
Kenalkan jumlah staf yang masuk kedalam ruangan
Beri tahu kepada pasien nama kepala perawat
Jelaskan jam berkunjung
PERSIAPAN PASIEN
Koping diri pasien dalam melakukan perawatan luka
Persiapan pasien dapat dilakukan mulai di ruang IGD di rujuk ke ruangan dengan di beri
pemberitahuan . Bergantung dengan berat ringannya tindakan
Perawatan yang akan dijalankan sesuai kondisi pasien.Pasien dengan operasi elektif sebaiknya
telah diperiksa dan dipersiapkan oleh petugas IGD
Sedangkan pasien pasien yang penyakit nya lebih ringan , persiapannya lebih mudah misalkan
luka bakar dearajat sat
Pasien dianamnesa tentang penyakit yang dia derita, penyakit penyerta, penyakit
heredita
Contoh persiapan ruangan
Ruangan ini disediakan untuk merawat pasien–pasien yang memerlukan tindakan
pengobatan yang intensive , pasien dengan penurunan imunitas atau pasien dengan kadar sel
darah putih / lekosit < 1000.
Terdiri dari ruang penerimaan pasien baru, ruang persiapan, dan kamar pasien yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana khusus, serta tersedia ruang untuk keluarga pasien.
Setiap pasien yang akan masuk ke ruangan isolasi steril harus diberikan penyuluhan
terlebih dahulu tentang ruangan dan peraturan di dalam ruangan, guna mempersiapkan mental
pasien dan atau keluarga.
Sebelum dipergunakan, kondisi ruangan ini dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan
prosedur persiapan ruangan isolasi steril.
Persiapan Peraawat
Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar pelayanan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan
Mengutamakan kepentingan penderita
Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan.
Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik.
Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit
serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan pasien.
Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.
Persiapan perawat dalm mempersiapkan ruangan
Cuci tangan
Siapkan ruangan yang telah di pesan dan peralatan
Siapkan tempat tidur dengan posisi yang bisa di capai pasien
Persiapan perawat dalam penangan luka bakar:
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka bakar
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
Tempat tidur yang akan di berikan adalah tempat tidur terbuka(open bed)
Yakni tempat tidur yang sudah di persiapkan tanpa laken penutup(over laken)
Tujuan
Dapat di gunakan dengan cepat
Persiapan alat
Tempat tidur kasur, bantal
Alat tenun menurut pemakaian nya
Alas kasur
Laken
Perlak
Stick laken
Boven laken
Selimut di putar terbalik
Sarung bantal
INFORMED CONSENT
Dalam kasus ini perawat dapat memberikan informed consent dalam menghinadari praduga yang
akan terjadi.
Secara psikologis, pasien yang dipersiapkan untuk menghadapi proses perawatan
luka. Dengabn tujuan untuk menghinadari hal- hal yang tidak di inginkan .Untuk mengatasi hal
tersebut maka dapat diberikan informed consent yaitu penyampaian informasi yang mengandung
unsu-unsur : diagnosis, tindakan yang akan direncanakan, prosedur alternatif, resiko yang timbul
bila tidak dilakukan tindakan tersebut, kemampuan pasien untuk mengambil keputusan,
kesukarelaan dari pasien yang memberi izin.
Berawal dari situasi inilah yang menjadikan posisi perawat hendaknya berada ditengah-
tengah. Perannya sebagai advokat atau pembela pasien diharapkan mampu untuk bertanggung
jawab dalam membantu pasien dan keluarga. Dalam menginterpretasikan informasi
dari berbagai pemberi pelayanan untuk mengambil persetujuan (informed consent)’
Hal ini harus dilakukan, karena pasien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang
paling lama kontak dengan pasien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela
hak pasien . (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009) Sebagai konselor (Counsellor), hendaknya
perawat mampu membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau
masalah sosial dan membangun hubungan interpersonal yang baik untuk meningkatkan
perkembangan seseorang dimanadidalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Perawat juga berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien terhadap masalah yang dialami
ataumendiskusikan