You are on page 1of 16

NASKAH UJIAN

GANGGUAN DEPRESI SEDANG

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


Departemen Psikiatri Rumah Sakit Persahabatan
Periode 2 Juli – 4 Agustus 2018

Pembimbing :
dr. Mardi Susanto, Sp.KJ(K)
dr. Tribowo T. Ginting, Sp.KJ(K)

Disusun Oleh :
Abigale Christopher 1710221100

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
JAKARTA
2018
Surat Pernyataan

Laporan kasus ini diajukan oleh:


Nama : Abigale Christopher
NIM : 1710221100
Program Studi : Kepaniteraan Klinik
Tahun Akademik : Juli 2018

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiarisme dalam penulisan
naskah ujian berjudul

Gangguan Depresi Sedang

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan plagiarisme, maka saya akan menerima sanksi
yang ditetapkan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, Juli 2018

Abigale Christopher
Laporan Kasus

I. Identitas Pasien
Nama : Nn. H
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

II. Riwayat Psikiatri


Anamnesa dilakukan pada hari tanggal 24 Juli 2018 di poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan Jakarta secara autoanamnesa.

a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta untuk
kontrol rutin dan ambil obat
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta untuk
kontrol rutin dan ambil obat. Pasien datang menggunakan pakaian tetutup
terusan berwarna hitam. Pasien berpakaian rapi sesuai usia pasien.
Pasien mengalami gangguan pertama kali sekitar 6 tahun yang lalu.
Gejala awal pasien merasa sulit untuk tidur dan merasa takut pada saat semenjak
pasien mengalami kecelakaan. Tidak lama kemudian gejala Parkinson pasien
mulai muncul dan sudah rutin berobat ke poli saraf. Pasien saat ini sudah rutin
berobat ke poli juwa semenjak 6 tahun yang lalu. Gejala pasien mulai berkurang
semenjak minum obat dan sudah mulai menurunkan dosis minum obatnya.
Tetapi pada bulan Februari lalu suami pasien meninggal dan pasien mulai
merasa sedih yang berlebihan dan gejala sulit tidur serta takut mulai muncul
kembali. Pasien juga merasa mulai mudah lelah dan kehilangan minat untuk
beraktivitas. Pasien juga mengalami sulit untuk tidur karena takut mati karena
penyakit yang dideritanya. Pasien sekarang memiliki riwayat gula darah tinggi,
hipertensi, dan Parkinson. Pasien juga merasa kehilangan nafsu makan dan
pernah berpikir pikiran kematian. Pasien memiliki 2 orang anak, sekarang
pasien tinggal dengan anaknya yang kedua. Hubungan pasien dengan anak-
anaknya baik. Pasien juga tidak ada masalah dengan lingkungan sekitarnya dan
dapat berkomunikasi baik dengan tetangga sekitarnya.
Pasien lalu diberikan pertanyaan untuk mencari adanya gangguan
mental organik, salah satunya pemeriksaan fungsi kognitifnya. Pasien diminta
melakukan matematika sederhana yaitu saat pemeriksa mengatakan
pengurangan sederhana, pasien harus langsung menjawab pertanyaan.
Pemeriksa menyebutkan angka 100-7, pasien menjawab 93. Lalu pemeriksa
menyebutkan 93-7, pasien menyebutkan 86. Pasien dapat menjawab dengan
benar dan cepat, hal ini menunjukkan fungsi kognitif pasien masih dalam
keadaan baik. Pasien kemudian ditanyakan nama presiden Indonesia sekarang
lalu pasien menjawab Jokowi. Hal ini menunjukkan pasien memiliki
pengetahuan umum cukup baik.
Lalu pasien ditanyakan masa kecilnya untuk menguji daya ingat jangka
panjangnya dengan menanyakan lokasi tempat SD, SMP, dan SMA, pasien
menjawab SD di rawamangun, sedangkan SMP dan SMA di Pondok Bambu.
Pasien mengaku tidak pernah tinggal kelas dan dapat berteman dan
bersosialisasi dengan teman sekelasnya saat sekolah. Hal ini menunjukkan
pasien memiliki daya ingatan jangka panjang yang baik dan pasien tidak
memiliki retardasi mental serta dapat bersosialisasi.
Kemudian pasien ditanyakan tentang kegiatan yang lalu saat libur
lebaran. pasien ditanyakan selama libur lebaran melakukan kegiatan yaitu pergi
jalan-jalan bersama anaknya yang kedua ke temanggung. Hal ini menunjukkan
bahwa daya ingatan jangka menengahnya masih baik.
Pasien ditanyakan dengan apa pasien datang ke rumah sakit dan dijawab
dengan menggunakan mobil, serta ditanya secara detail. Pasien menjelaskan
cara ke rumah sakit dengan diantar anaknya menggunakan mobil pribadi. Hal
ini menunjukkan ingatan jangka pendek pasien masih baik.
Lalu pasien diminta mengingat 3 buah objek yang disebutkan oleh
pemeriksa untuk menguji ingatan segeranya. Pasien diminta mengingat kertas,
meja, pulpen. Pasien dialihkan perhatiannya dan disuruh menyebutkan kembali
3 benda tersebut, pasien dapat menjawab dengan cepat. Hal ini menunjukkan
daya ingat segera pasien baik.
Kemudian dilakukan pemeriksaan orientasi pasien. Pasien ditanyakan
sekarang hari apa, waktu, dan ada dimana, bersama siapa dan sedang apa. Pasien
menjawab sekarang hari Selasa, siang hari, ada di RS Persahabatan, sedang
bersama dengan dokter dan sedang kontrol. Hal ini menandakan orientasi
waktu, tempat dan situasi pasien baik.
Pasien lalu diminta menyebutkan arti peribahasa “keras kepala”. Pasien
menjawab tidak bisa dinasehati. Setelah itu pasien ditanyakan situasi dimana
jika ada seorang anak kecil ingin menyebrang jalan, apa yang akan dilakukan
pasien. Lalu pasien menjawab akan membantu anak tersebut menyebrang jalan.
Hal ini menunjukkan daya pikir abstrak dan daya nilai pasien masih baik.
Berdasarkan hasil pertanyaan yang dijawab pasien, pasien mampu
menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat yang menunjukkan fungsi
kognitif, pengetahuan umum, daya ingat jangka panjang, daya ingat jangka
menengah, daya ingat jangka pendek, daya ingat segera, orientasi waktu,
tempat, dan situasi pasien masih dalam keadaan baik dan tidak ada kelainan.
Hal ini menunjukkan tidak ada gangguan fungsi otak maupun gangguan mental
organik.
Pasien ditanyakan juga tentang penggunaan NAPZA untuk menilai
gangguan jiwa karena pemakaian NAPZA. Pasien ditanyakan apakah pernah
menggunakan obat-obatan narkoba dan meminum alkohol, pasien menjawab
tidak pernah. Maka hal ini menunjukkan tidak ada gangguan jiwa karena
penggunaan NAPZA maupun alkohol
Pasien juga menyangkal mendengar suara-suara walaupun tidak ada
sumber suara yang tidak terdengar oleh orang lain di sekitar pasien. Pasien juga
menyangkal pernah melihat hal-hal yang hanya terlihat oleh dirinya sedangkan
orang sekitarnya tidak bisa melihat. Pasien juga tidak pernah mencium bau-
bauan yang tidak ada sumbernya dan tidak dapat dicium oleh orang lain. Pasien
tidak pernah merasakan seperti disentuh meskipun tidak ada yang
menyentuhnya, dan pasien juga tidak pernah mengecap rasa di lidah meskipun
tidak memakan makanan apapun. Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak
pernah memiliki gejala halusinasi auditorik, visual, olfaktori, gustatory, dan
taktil.
Pasien juga menyangkal pernah merasa orang disekitarnya atau
dirumahnya ingin mencelakakan dirinya. Pada saat ditanya apakah pernah
merasa orang di sekitarnya mengetahui isi pikirannya, pasien menjawab tidak
pernah. Pasien lalu ditanyakan apakah pernah isi pikirannya terasa seperti di
sedot atau dikontrol, pasien menjawab tidak pernah. Dengan pertanyaan-
pertanyaan diatas pasien tidak memiliki delusion of reference, thought of
withdrawal, thought of broadcasting, delution of control, atau waham kejar.
Lalu pasien ditanya apakah pasien pernah merasa bukan seperti dirinya
sendiri atau merasa melihat dirinya seperti orang lain, pasien menjawab tidak
pernah. Pasien ditanyakan juga apakah saat memasuki ruangan terjadi
perubahan menjadi lembih sempit atau lebih luas, pasien menjawab tidak. Hal
ini bias menunjukkan pasien tidak mengalami depersonalisasi maupun
derealisasi.
Pasien mengaku jika akhir-akhir ini pasien merasakan perasaan sedih
yang berlebihan. Pasien juga mengaku adanya cepat merasa lelah maupun
kehilangan semangat hidup. Pasien mengatakan susah makan dan sulit tidur
serta ada pikiran-pikiran tentang kematian. Pasien menyangkal adanya senang
yang berlebihan maupun pikiran yang berlebihan dari diri pasien. Hal ini
menunjukkan bahwa diri pasien ada gangguan mood depresi tetapi tidak ada
gangguan manik.
Pasien ditanyakan juga mengenai gangguan cemas. Pasien mengeluh
dirinya sering merasa cemas. Rasa cemas diikuti berkeringat dan kaki yang
sering bergetar. Hal ini menandakan adanya hiperaktivitas oronom, sehingga
termasuk gangguan cemas menyeluruh. Pasien menyangkal pernah ada rasa
sesak yang tiba-tiba hanya sesaat dan berhenti. Keluhan sesak dirasakan hanya
beberapa saat lalu berhenti. Pasien juga mengaku sulit tidur pada saat obat mulai
habis. Keluhan sulit tidur berupa sulit memulai tidur dan mempertahankan
tidurnya dan sudah berlangsung lebih dari 3 kali dalam seminggu sejak sebulan
yang lalu.
Pada saat ditanyakan kehidupan sosial pasien, pasien mengaku sudah
menikah dan masih merasa sedih yang berlebih karena suaminya yang sudah
meninggal Februari lalu. Pasien menyangkal ada masalah dari dalam
keluarganya. Pasien memiliki 2 orang anak dan hubungan pasien dengan
keluarganya masih baik. Pasien tinggal dengan anaknya yang kedua dan
finansial didapat dari anaknya dirasakan cukup untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari keluarga pasien. Pasien juga dapat bersosialisasi dengan tetangga
maupun lingkungan di sekitarnya
Pasien mengaku lahir secara normal. Selama sekolah dulu juga dapat
berteman dengan teman sebayanya dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien
mengaku memiliki riwayat gula darah tinggi, hipertensi dan parkinson.
Saat ini pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan membutuhkan
obat-obatan dari dokter. Pasien kemudian ditanya apa 3 keinginannya lalu
dijawab ingin sehat, ingin kakak dan adik akur, dan ingin rezekinya lancar.

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat gangguan psikiatri
Pasien tidak pernah merasakan keluhan seperti ini sebelumnya
2. Riwayat gangguan medis
Pasien memiliki riwayat gula darah tinggi, hipertensi, parkinson.
3. Riwayat penggunaan NAPZA
Pasien menyangkal pernah menggunakan NAPZA.pasien menyangkal pernah
minum alcohol. pasien juga menyangkal pernah menggunakan zat adiktif
lainnya

d. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Prenatal
Pasien lahir normal
2. Riwayat masa kanak-kanak
Tumbuh kembang pasien baik, tidak terdapat masalah tumbuh kembang
3. Riwayat remaja
Pasien dinilai dapat bersosialisasi dengan baik, selama masa sekolah pasien
memiliki banyak teman. Pasien dapat mengikuti pelajaran sekolah dengan
baik.
4. Riwayat Pendidikan
Pendidikan pasien terakhir adalah SMA. Selama sekolah pasien dapat
mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak pernah tinggal kelas.
5. Riwayat pekerjaan
Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
6. Riwayat Menikah
Pasien belum menikah
7. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarganya dalam keadaan baik. Pasien masih
merasa sedih yang berlebih karena suaminya meninggal.
8. Aktivitas sosial
Pasien dapat bersosialisasi dengan orang sekitarnya dinilai baik.
9. Riwayat sakit keluarga
Pasien menyangkal adanya riwayat sakit serupa di keluarga pasien
10. Situasi sosial sekarang
Pasien perempuan berusia 52 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga,
pasien sudah menikah dan tinggal bersama anaknya yang kedua. Hubungan
pasien dengan keluarganya baik. Hubungan pasien dengan lingkungan dan
tetangganya baik. Pasien berobat menggunakan BPJS. Kesan ekonomi dinilai
cukup.
11. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya
Pasien ingin sehat, kakak dan adik akur, dan ingin rezekinya lancar.

III. STATUS MENTAL


a. Deskripsi Umum
Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 52 tahun. Pasien
mengenakan pakaian tertutup berwarna hitam. Penampilan rapi sesuai usianya
- Kesadaran : Compos Mentis
- Kontak Psikis : kontak psikis baik, komunikasi baik dan
kooperatif
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor
- Cara berpakaian : baik dan sesuai umur
- Cara berjalan : sesuai dan dapat berjalan sendiri
- Aktivitas psikomotor : kooperatif, tenang, kontak mata
baik, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, tidak ada gerakan
involunter
c. Pembicaraan
- Kuantitas : baik, dapat menjawab pertanyaan yang diberi
pemeriksa dengan tepat dan cepat, dapat menungkapkan isi hati,
dapat menyebutkan lokasi sekolahnya dulu dan mengerti
maksud pertanyaan pemeriksa.
- Kualitas : baik, bicara dinilai spontan, artikulasi baik, isi
pembicaraan dapat dimengerti, volume cukup.
d. Sikap terhadap pemeriksa
- Pasien kooperatif dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik
e. Keadaan afektif
1. Mood : Sedih
2. Afek : terbatas
3. Keserasian : Mood dan Afek serasi
4. Empati : pemeriksa dapat merasakan apa yang dirasakan pasien
f. Fungsi intelektual dan kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien SMA, daya pengetahuan umum dan kecerdasan
pasien dinilai baik.
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dinilai kooperatif dapat mengikuti proses wawancara dari awal
hingga akhir. Dapat menjawab pertanyaan matematika dasar, pengetahuan
umum, dan lokasi tempat pasien bersekolah dahulu serta mengerti maksud
pertanyaan pemeriksa.
3. Orientasi
a. Waktu
Pasien dapat mengatakan hari ini hari Selasa siang hari
b. Tempat
Pasien dapat mengatakan sekarang berada di RS Persahabatan.
c. Orang
Pasien dapat mengenali orang disekitarnya, yaitu dokter.
d. Situasi
Pasien mengetahui bahwa pasien datang sedang konsul

4. Daya ingat
a. Jangka Panjang
Pasien mampu menyebutkan tempat sekolah pada saat SD, SMP, dan
SMA nya dulu.
b. Jangka Menengah
Pasien mampu menceritakan kegiatannya beberapa minggu yang lalu
saat cuti lebaran.
c. Jangka pendek
Pasien mampu menjelaskan bagaimana cara dia ke poli psikiatri yang
baru saja dilakukan beberapa jam yang lalu, yaitu diantar anaknya
dengan mobil.
d. Segera
Pasien mampu mengulang 3 buah benda (kertas, meja, pulpen) yang
diminta menyebutkan kembali sesaat setelah dialihkan perhatiannya

g. Gangguan persepsi
a. Halusinasi
1. Auditorik : Tidak ada
2. Visual : Tidak ada
3. Olfaktori : Tidak ada
4. Taktil : Tidak ada
5. Gustatorik : Tidak ada
b. Depersonalisasi dan derealisasi
1. Depersonalisasi : Tidak ada
2. Derealisasis : Tidak ada
h. Proses pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan spontan
b. Kontinuitas : pasien menjawab pertanyaan dengan baik dan kohern
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan pikiran
- Delusion of reference : Tidak ada
- Delusion of control : Tidak ada
- Thought withdrawal : Tidak ada
- Thought of broadcasting : Tidak ada
- Waham kejar : Tidak ada
3. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengikuti proses wawancara dari awal hingga akhir.
Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan tepat. Saat wawancara
tidak ada gerakan involunter dari pasien.
4. Daya nilai
a. Norma sosial
Norma sosial pasien baik, dapat bersosialisasi dengan baik dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya
b. Uji daya nilai
Baipk, pasien masih mau membantu orang yang mengalami kesulitan.
c. Penilaian realita
Pasien tidak memiliki gangguan dalam menilai realita yaitu waham dan
halusinasi.
5. Persepsi pemeriksa terhadap diri sendiri dan kehidupan pasien.
Pasien menyadari akan kondisi pasien, pasien sadar jika pasien butuh obat
dari dokter untuk mengontrol gejala depresi miliknya.
6. Tilikan
Pasien memiliki tilikan derajat 6, yaitu pasien menyadari situasi dirinya dan
sadar dirinya sakit, tetapi pasien juga mau melakukan pengobatan dengan
cara berobat ke dokter.
7. Taraf dapat dipercaya
Jawaban dari pasien dapat dipercaya karena adanya konsistensi jawaban
pasien dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa

IV. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status generalis
- Keadaan umum : baik, tampak sakit ringan
- Kesadaran : compos mentis
- Tanda Vital :
o Tekanan darah : 130/90
o Nadi : 80
o RR : 18
- Sistem kardiovaskuler : dalam batas normal
- Sistem muskuloskeletal : dalam batas normal
- Sistem respirasi : dalam batas normal
- Sistem gastrointestinal : dalam batas normal
- Sistem urogenotal : dalam batas normal
- Gangguan khusus : dalam batas normal
b. Status neurologis
- Saraf kranial : dalam batas normal
- Saraf motorik : dalam batas normal
- Sensibilitas : dalam batas normal
- Saraf vegetative : dalam batas normal
- Fungsi luhur : dalam batas normal
- Gangguan khusus : dalam batas normal

I. Ikhtisiar Penemuan Bermakna


a. Pasien berjenis kelamin perempuan usia 52 tahun datang ke RSUP persahabatan
untuk kontrol rutin dan ambil obat.
b. Pasien berpakaian sopan dan rapi sesuai umurnya
c. 6 tahun yang lalu pasien mengeluh sering merasa sulit tidur dan sempat
membaik
d. Februari lalu, suaminya meninggal dan pasien mengalami sedih yang berlebih,
kehilangan minat dan mudah lelah bila beraktivitas
e. Mood pada pasien sedih, afek terbatas
f. Kesadaran, orientasi,ingatan (jangka panjang, menengah, pendek, segera),
orientasi (waktu, tempat, orang, lokasi), uji daya nilai, daya abstrak pasien baik
g. Pasien tidak pernah mengkonsumsi NAPZA maupun alkohol.
h. Pasien tidak memiliki waham atau halusinasi.
i. Pasien pernah merasa sedih berlebihan hingga hilang semangat hidup.
j. Pasien pernah merasa ingin bunuh diri, tapi sekarang sudah tidak sejak diberi
obat.
k. Pasien tidak pernah merasa senang dan bahagia berlebihan juga beraktivitas
yang berlebihan
l. Pendidikan pasien SMA, selama pendidikan pasien dapat bersosialisasi dan
tidak pernah tinggal kelas.
m. Saat remaja, pasien dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya.
n. Pasien memiliki riwayat gula darah tinggi, hipertensi, dan riwayat parkinson
o. Pasien sudah menikah
p. Pasien tinggal bersama anaknya yang kedua.
q. Pasien tidak kesulitan dalam membiayai kehidupannya sehari-hari
r. Pasien menggunakan BPJS
s. Pasien sadar akan penyakitnya dan merasa sakit, pasien juga merasa butuh
minum obat rutin dari dokter.
t. Pada pasien ini didapatkan gejala dan disabilitas ringan.

II. Formulasi Diagnostik


Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien,
ditemukan adanya gejala dan prilaku yang secara klinis bermakna sehingga
menyebabkan disability atau penderitaan. Berdasarkan hal tersebut pasien
menderita gangguan jiwa
a. Aksis I
- Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan
adanya disfungsi otak. Hal ini bisa dipastikan dengan dilakukan
pemeriksaan kognitif, orientasi, ingatan, pengetahuan umum, daya
pikir abstrak, dan daya nilai pasien yang masih baik. Hal ini
menandakan pasien tidak menderita gangguan mental organik
(F.0).
- Dari anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA,
meski sempat menggunakan alkohol, pasien sudah berhenti sejak >5
tahun yang lallu. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pasien bukan penderita gangguan mental atau perilaku akibat
zat psikoaktif atau alkohol (F.1).
- Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realita yang sesuai dengan norma dan budaya setempat, karenanya
pasien tidak memiliki gangguan waham maupun halusinasi. Hal ini
menunjukan pasien bukan penderita gangguan psikotik (F.2).
- Pada pasien ini ditemukan afek depresi yaitu sedih berlebihan,
kehilangan gairah hidup, ataupun rasa lelah dan kehilangan energi
karenanya pasien adalah penderita depresi, pasien juga mengeluhkan
tidak nafsu makan, sulit tidur, dan pernah ada pikiran bunuh diri.
Pasien tidak ditemukan adanya elevasi afek, rasa bahagia yang
berlebihan ataupun peningkatan aktivitas yang berlebihan, sehingga
dapat dinyatakan bahwa pasien bukan penderita gangguan manik.
Karena ditemukan 3 gejala utama depresi dan 3 gejala tambahan,
maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita depresi sedang
(F.32).
b. Aksis II
Pada anamnesa didapatkan masa kanak-kanak pasien hingga dewasa tumbuh
dengan baik, dapat berkomunikasi, dapat bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya. Tidak ditemukan prilaku tidak fleksibel ataupun maladaptif
sehingga pasien tidak memiliki gangguan kepribadian. Pendidikan terakhir
pasien adalah SMA, pasien dapat menerima pendidikan dengan baik dan tidak
pernah tinggal kelas, sehingga pasien tidak memiliki retardasi mental. Karena
tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka aksis II pasien tidak
ada diagnosis.
c. Aksis III
Pasien memiliki riwayat gula darah tinggi, hipertensi, dan riwayat parkinson
d. Aksis IV
Pasien tidak memiliki masalah di keluarganya, pasien masih merasa sedih
karena suaminya meninggal. Hubungan pasien dengan kedua anaknya baik,
maka aksis IV pasien memiliki masalah dengan “primary support group”
(keluarga).
e. Aksis V
Pada pasien ini gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian biasa. Maka pada aksis V didapatkan GAF scale 80-71.

III. EVALUASI MULTIAKSIAL


a. Aksis I : Depresi sedang
b. Aksis II : tidak ada diagnosis
c. Aksis III : gula darah tinggi, hipertensi, parkinson
d. Aksis IV : merasa sedih karena suaminya meninggal
e. Aksis V : GAF scale 80-71
IV. DAFTAR MASALAH
a. Organobiolgik : gula darah tinggi, hipertensi, parkinson
b. Psikologis : merasa sedih yang berlebih karena mengingat almarhum
suaminya yang sudah meninggal.
c. Sosioekonomi : pasien masih merasa sedih yang berlebih karena mengingat
almarhum suaminya yang sudah meninggal

V. PROGNOSIS
a. Prognosis ke arah baik
- Pasien rutin kontrol ke poli psikiatri
- Pasien mengkonsumsi obat secara rutin
- Pasien berobat dengan BPJS
b. Prognosis ke arah buruk
- Pasien masih sering merasa sedih berlebihan.
- Pasien pernah memikirkan untuk bunuh diri
- Gejala kadang masih muncul meski sudah meminum obat
- Hipertensi, gula darah tinggi, dan riwayat parkinson
c. Kesimpulan prognosis
- Ad vitam : dubia
- Ad Functionam : dubia ad malam
- Ad sanationam : dubia

VI. TERAPI
a. Psikofarmaka
1. Alprazolam 3x0,5 mg
2. fluoxetin 1x20 mg
b. Psikoterapi
- Edukasi kepada pasien mengenai kondisi pasien
- Melakukan self-relaxation dengan cara mengalihkan perhatian dan
mengatur nafas juga mengingat prestasi yang sudah didapat selama
ini.
- Meminta pasien untuk melakukan aktivitas yang menaikan mood
pasien seperti olahraga, atau melakukan hobi.
- Menjaga pola makan
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia edisi 3. 2017


2. Muslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta. 2013
3. Muslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropika. Jakarta. 2014

You might also like