You are on page 1of 17

ANALISIS FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS

TIDUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS


AIRLANGGA
Dhimas Wahyu Wicaksono
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRACT

Rest and sleep were human base necessary. Sleep quality was human satisfied
for sleep, so that human not felt tired, not easier stimulated and nervous, not weak
and apathies, no blackness around eyes, no swollen eyelid, no red conjunctiva, no
poignant eyes, no difficulties to concentrate, no headache, or often felt sleepy. The
aimed of this study was to explain the dominant correlation factors of sleep quality in
Faculty of Nursing student Airlangga University.
The research was used Descriptive Analyze Design. Population was Faculty of
Nursing student Airlangga University stayed in Mulyorejo-Surabaya in Juni 2012.
The samples were 50 taken with purposive sampling technique. Data were collected
with questionnaire and were analyzed with spearman’s rho with significance level
was p<0.05.
The result showed that some factors had significance correlation but some
were not. The factors were had significance correlation were between stress and sleep
quality (p=0.024), tired with sleep quality (p=0.001), illness with sleep quality
(p=0.022). Some factors were had no correlation were between environment with
sleep quality (p=0.497), diet with sleep quality (p=0,201), drug with sleep quality
(p=0.731), and life style with sleep quality (p=0.816).
It can be concluded that stress, tired, and illness were dominant factors which
were influence sleep quality for Faculty of Nursing student Airlangga University.
Further research should occupied larger amount of sample to make more
representative population.

Key word : dominant correlation factors, sleep quality, Faculty of Nursing student

PENDAHULUAN
Istirahat dan tidur merupakan usia dewasa muda adalah 80-90%
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh (Carpenito, 1998). Selain itu, menurut
semua orang. Setiap orang Hidayat (2006), kualitas tidur
memerlukan kebutuhan istirahat atau seseorang dikatakan baik apabila tidak
tidur yang cukup agar tubuh dapat menunjukkan berbagai tanda
berfungsi secara normal. Pada kondisi kekurangan tidur dan tidak mengalami
istirahat dan tidur, tubuh melakukan masalah dalam tidurnya. Kondisi
proses pemulihan untuk kurang tidur pun banyak dijumpai pada
mengembalikan stamina tubuh hingga mahasiswa. Bagi mahasiswa, kurang
berada dalam kondisi yang optimal. tidur ini menyebabkan banyak efek
Pola tidur yang baik dan teratur antara lain konsentrasi berkurang,
memberikan efek yang bagus terhadap penyakit banyak menyerang antara lain
kesehatan (Guyton & Hall, 1997). pilek, flu, dan batuk.
Menurut Lanywati (2001), kebutuhan Insomnia merupakan gangguan
tidur yang cukup, ditentukan selain tidur yang paling sering ditemukan.
oleh jumlah faktor jam tidur (kuantitas Setiap tahun di dunia, diperkirakan
tidur), juga oleh kedalaman tidur sekitar 20%-50% orang dewasa
(kualitas tidur). melaporkan adanya gangguan tidur dan
Kualitas tidur adalah kepuasan sekitar 17% mengalami gangguan tidur
seseorang terhadap tidur, sehingga yang serius. Di Indonesia belum
seseorang tersebut tidak diketahui angka pastinya, namun
memperlihatkan perasaan lelah, mudah prevalensi pada orang dewasa
terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, mencapai 20% (Potter & Perry, 2005).
kehitaman di sekitar mata, kelopak Hasil studi pendahuluan yang
mata bengkak, konjungtiva merah, dilakukan oleh peneliti dengan
mata perih, perhatian terpecah-pecah, menggunakan kuesioner pada
sakit kepala dan sering menguap atau mahasiswa Fakultas Keperawatan
mengantuk (Hidayat, 2006). Kualitas Universitas Airlangga yang tinggal
tidur meliputi aspek kuantitatif dan sementara di daerah Mulyorejo
kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, Surabaya pada tanggal 10 April 2012
waktu yang diperlukan untuk bisa dari 20 responden terdapat 13
tertidur, frekuensi terbangun dan aspek mahasiswa (65%) mengalami kualitas
subjektif seperti kedalaman dan tidur yang kurang baik, 5 mahasiswa
kepulasan tidur (Buysse et al, 1998). (25%) mengalami kualitas tidur yang
Dewasa muda merupakan salah satu cukup baik, dan 2 mahasiswa (10%)
tahapan dalam perkembangan tidak mengalami gangguan pada
kehidupan manusia. Masa dewasa kualitas tidurnya. Berdasarkan dari
muda diawali dengan masa transisi dari data tersebut, menunjukkan bahwa
masa remaja menuju masa dewasa pemenuhan kualitas tidur dari
yang melibatkan eksperimentasi dan mahasiswa Fakultas Keperawatan
eksplorasi yang disebut sebagai Universitas Airlangga yang tinggal
emerging adulthood (Papalia, Olds, & sementara di daerah Mulyorejo
Feldman, 2009). Beberapa penelitian Surabaya kurang baik. Berdasarkan
melaporkan bahwa efisiensi tidur pada kuesioner hasil studi pendahuluan
tersebut, kualitas tidur yang kurang memperbaiki sel–sel yang rusak
baik disebabkan oleh faktor kebiasaan menjadi menurun. Kelelahan,
(gaya hidup), stres psikologis dan meningkatnya stres, kecemasan serta
faktor lingkungan tempat tinggal. kurangnya konsentrasi dalam aktivitas
Kualitas tidur yang kurang pada sehari–hari adalah akibat yang sering
mahasiswa Fakultas Keperawatan terjadi apabila waktu tidur tidak
Universitas Airlangga yang tinggal tercukupi. Tidur malam yang
sementara di daerah Mulyorejo inilah berlangsung dengan rerata 7 jam,
yang menjadi alasan penelitian ini terdiri dari 2 macam kondisi yaitu
dilakukan, yaitu untuk mengetahui REM dan NREM yang bergantian
faktor dominan yang mempengaruhi selama 4–6 kali. Seseorang yang
kualitas tidur mahasiswa. Berdasarkan kurang cukup menjalani tidur jenis
studi pendahuluan dengan cara REM maka esok harinya akan
observasi, menurunnya prestasi menunjukkan kecenderungan untuk
mahasiswa yang ditandai dengan hiperaktif, kurang dapat
banyaknya mahasiswa yang UP (Ujian mengendalikan diri dan emosinya,
Perbaikan) yang salah satunya nafsu makan bertambah. Tidur NREM
disebabkan oleh kualitas tidur yang kurang cukup, akan
mahasiswa yang kurang baik. mengakibatkan esok harinya keadaan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan fisik menjadi kurang gesit (Potter &
diketahui dari 13 mahasiswa yang Perry, 2005).
mengalami kualitas tidur yang kurang Belum diketahuinya faktor
baik, terdapat 9 mahasiswa yang yang mempengaruhi kualitas tidur pada
mengikuti UP pada 4 mata kuliah yang mahasiswa yang tinggal sementara di
diikuti pada semester ini. daearah Mulyorejo Surabaya sehingga
Kebutuhan waktu tidur bagi peneliti belum bisa memberikan solusi
setiap orang adalah berlainan, yang tepat untuk mengatasi masalah
tergantung pada kebiasaan yang kualitas tidur. Berdasarkan beberapa
dibawa selama perkembangannya penelitian sebelumnya faktor yang
menjelang dewasa, aktivitas pekerjaan, mempengaruhi kualitas tidur seperti
usia, kondisi kesehatan dan lain stres dapat diatasi dengan pengaturan
sebagainya. Kebutuhan tidur pada koping dengan tepat, untuk masalah
dewasa 6-9 jam untuk menjaga kelelahan dapat diatasi dengan istirahat
kesehatan, usia lanjut 5-8 jam untuk yang cukup, untuk masalah lingkungan
menjaga kondisi fisik karena usia yang dapat diatasi dengan membuat kondisi
semakin senja mengakibatkan sebagian di sekitar menjadi senyaman mungkin,
anggota tubuh tidak dapat berfungsi untuk masalah diet dapat diatasi
optimal, maka untuk mencegah adanya dengan mengatur pola makan yang
penurunan kesehatan dibutuhkan baik, untuk masalah obat dapat diatasi
energi yang cukup dengan pola tidur dengan tidak mengkonsumsi obat yang
yang sesuai (Lumbantobing, 2004). dapat mengganggu kualitas tidur, untuk
Waktu tidur yang kurang dari masalah penyakit dapat diatasi dengan
kebutuhan dapat mempengaruhi meminimalkan efek dari penyakit
sintesis protein yang berperan dalam tersebut dan untuk masalah gaya hidup
dapat diatasi dengan merubah gaya klien untuk memahami pertanyaan
hidup tersebut menjadi lebih baik sehingga perlu untuk dipandu dalam
(Potter & Perry, 2005). pengisiannya. Kuesioner ini terdiri dari
16 pertanyaan yang terdiri dari
BAHAN DAN METODE kualitas tidur secara subyektif,
terlambat dalam memulai tidur, durasi
Desain penelitian adalah tidur, kebiasaan sebelum tidur, adanya
sesuatu yang sangat penting dalam gangguan tidur, penggunaan obat tidur,
penelitian, yang memungkinkan kebiasaan tidur sehari-hari dari bulan
pemaksimalan kontrol beberapa faktor lalu dengan validitas 0,840 dari 4
yang bisa mempengaruhi akurasi suatu pilihan jawaban yang bernilai 0 (untuk
hasil (Nursalam, 2008). Berdasarkan yang mudah) sampai 3 (untuk yang
tujuan penelitian, desain penelitian sulit).
yang digunakan adalah “analisis Analisis data dalam penelitian
deskriptif” untuk menentukan analisis ini menggunakan uji statistik Spearman
faktor yang berhubungan dengan Rho untuk mengetahui hubungan
kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas antara variabel independen dan
Keperawatan Universitas Airlangga dependen dengan skala data ordinal
yang tinggal sementara di daerah dan tingkat kemaknaan α=0,05.
Mulyorejo Surabaya yang dilakukan Artinya jika hasil uji statistik
dengan pendekatan cross sectional. menunjukkan α<0,05 maka terdapat
Variabel independen pada hubungan yang signifikan antara
penelitian ini adalah faktor yang variabel independen dan dependen.
berhubungan dengan kualitas tidur Dalam penelitian yang dilaksanakan ini
yaitu stres, kelelahan, lingkungan, dihubungkan antara kualitas tidur
obat, diet, penyakit dan gaya hidup. dengan faktor yang mempengaruhi
Variabel dependen dalam penelitian ini kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas
adalah kualitas tidur. Keperawatan Universitas Airlangga.
Pada penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data dari responden HASIL
dengan meminta responden menjawab
pertanyaan secara tertulis dengan Hubungan stres dengan kualitas
mengisi kuesioner penelitian. tidur, berdasarkan hasil penelitian
Kuesioner dalam penelitian ini adalah bahwa sebanyak 5 responden (20%)
Kuesioner tentang kualitas tidur yaitu mempunyai stres dengan tingkat
PSQI ( Pittsburgh Sleep Quality normal dan kualitas tidur yang sangat
Index ) yang berisi close-ended baik. Lima belas responden (30%)
questions. Keuntungan menggunakan mempunyai stres dengan tingkat
PSQI karena memiliki validitas dan normal dan kualitas tidur yang cukup
reliabilitas yang tinggi. Namun metode baik. Dua belas responden (24%)
PSQI ini juga memiliki kekurangan mempunyai stres dengan tingkat
yaitu pengisian kuesioner PSQI dapat normal dan kualitas tidur yang kurang
memperoleh hasil yang kurang akurat baik. Tiga responden (6%) mempunyai
dikarenakan keterbatasan dan kesulitan stres dengan tingkat ringan dan
kualitas tidur yang cukup baik. Tujuh mengganggu disini berarti responden
responden (14%) mempunyai stres tersebut kadang mengalami kelelahan
dengan tingkat ringan dan kualitas tetapi kualitas tidur mereka masih
tidur yang kurang baik. Dua responden dapat tercapai. Dua belas responden
(4%) mempunyai stres dengan tingkat (24%) mengalami kelelahan yang
sedang dan kualitas tidur yang cukup sedikit mengganggu dan kualitas tidur
baik. Satu responden (2%) mempunyai yang cukup baik juga. Delapan belas
stres dengan tingkat sedang dan responden (36%) mengalami kelelahan
kualitas tidur yang sangat buruk. Satu yang sedikit mengganggu dan kualitas
responden (2%) mempunyai stres tidur yang kurang baik. Tiga responden
dengan tingkat berat dan kualitas tidur (6%) mengalami kelelahan yang
yang cukup baik. Dua responden (4%) sedikit mengganggu dan kualitas tidur
mempunyai stres dengan tingkat berat yang sangat buruk. Analisis
dan kualitas tidur yang sangat buruk. menggunakan uji statistik Spearman’s
Satu responden (2%) mempunyai stres Rho dengan tingkat signifikasi p<0,05,
dengan tingkat sangat berat dan yaitu p=0,001 atau H1 diterima berarti
kualitas tidur yang cukup baik. Satu terdapat hubungan antara kelelahan
responden (2%) mempunyai stres dengan kualitas tidur. Nilai r=-0,438
dengan tingkat sangat berat dan dapat diartikan bahwa kekuatan
kualitas tidur yang kurang baik. hubungan antara kelelahan dengan
Analisis menggunakan uji statistik kualitas tidur adalah lemah.
Spearman’s Rho dengan tingkat Hubungan lingkungan dengan
signifikasi p<0,05, yaitu p=0,024 atau kualitas tidur, berdasarkan penelitian
H1 diterima berarti terdapat hubungan bahwa sebanyak 2 responden (4%)
antara tingkat stres dengan kualitas menempati lingkungan yang sangat
tidurnya. Nilai r=0,318 dapat diartikan baik dan memiliki kualitas tidur yang
bahwa kekuatan hubungan antara sangat baik. Sembilan responden
tingkat stres dengan kualitas tidurnya (18%) menempati lingkungan yang
adalah lemah. sangat baik dan memiliki kualitas tidur
Hubungan kelelahan dengan yang cukup baik. Empat responden
kualitas tidur, berdasarkan hasil (8%) menempati lingkungan yang
penelitian bahwa sebanyak 3 sangat baik dan memiliki kualitas tidur
responden (6%) mengalami kelelahan yang kurang baik. Dua responden (4%)
yang tidak mengganggu dan kualitas menempati lingkungan yang sangat
tidur yang sangat baik juga. Sepuluh baik dan memiliki kualitas tidur yang
responden (20%) mengalami kelelahan sangat buruk. Tiga responden (6%)
yang tidak mengganggu dan kualitas menempati lingkungan yang cukup
tidur yang cukup baik. Dua responden baik dan memiliki kualitas tidur yang
(4%) mengalami kelelahan yang tidak sangat baik. Tiga belas responden
mengganggu dan kualitas tidur yang (26%) menempati lingkungan yang
kurang baik. Dua responden (4%) cukup baik dan memiliki kualitas tidur
mengalami kelelahan yang sedikit yang cukup baik. Enam belas
menggangu dan kualitas tidur yang responden (32%) menempati
sangat baik. Kelelahan yang sedikit lingkungan yang cukup baik dan
memiliki kualitas tidur yang kurang tidur yang sangat baik juga. Delapan
baik. Satu responden (2%) menempati belas responden (36%) mengkonsumsi
lingkungan yang cukup baik dan obat yang tidak mengganggu dan
memiliki kualitas tidur yang sangat memiliki kualitas tidur yang cukup
buruk. Analisis menggunakan uji baik. Delapan belas responden (36%)
statistik Spearman’s Rho dengan mengkonsumsi obat yang tidak
tingkat signifikasi p<0,05, yaitu mengganggu dan memiliki kualitas
p=0,497 atau H1 ditolak berarti tidak tidur yang kurang baik. Dua responden
terdapat hubungan antara lingkungan (4%) mengkonsumsi obat yang tidak
dengan kualitas tidur. Nilai r=-0,968 mengganggu dan memiliki kualitas
dapat diartikan bahwa kekuatan tidur yang sangat buruk. Empat
hubungan antara lingkungan dengan responden (8%) mengkonsumsi obat
kualitas tidur sangat kuat. yang sedikit mengganggu dan memiliki
Hubungan diet dengan kualitas kualitas tidur yang cukup baik juga.
tidur, berdasarkan hasil penelitian Dua responden (4%) mengkonsumsi
bahwa sebanyak 2 responden (4%) obat yang sedikit mengganggu dan
melakukan diet dengan sangat baik dan memiliki kualitas tidur yang kurang
mempunyai kualitas tidur yang kurang baik. Mengkonsumsi obat yang sedikit
baik. Lima responden (10%) mengganggu disini dimaksudkan
melakukan diet dengan cukup baik dan bahwa responden tersebut
mempunyai kualitas tidur yang sangat mengkonsumsi obat yang dapat
baik. Dua puluh dua responden (44%) mengganggu kualitas tidurnya seperti
melakukan diet dengan cukup baik dan kafein namun hanya sesekali saja. Satu
mempunyai kualitas tidur yang cukup responden (2%) mengkonsumsi obat
baik juga. Delapan belas responden yang sedikit mengganggu dan memiliki
(36%) melakukan diet dengan cukup kualitas tidur yang sangat buruk.
baik dan mempunyai kualitas tidur Analisis menggunakan uji statistik
yang kurang baik. Tiga responden Spearman’s Rho dengan tingkat
(6%) melakukan diet dengan cukup signifikasi p<0,05, yaitu p=0,731 atau
baik dan mempunyai kualitas tidur H1 ditolak berarti tidak terdapat
yang sangat buruk. Analisis hubungan antara obat dengan kualitas
menggunakan uji statistik Spearman’s tidur. Nilai r=-0,050 dapat diartikan
Rho dengan tingkat signifikasi p<0,05, bahwa kekuatan hubungan antara obat
yaitu p=0,201 atau H1 ditolak berarti dengan kualitas tidur adalah sangat
tidak terdapat hubungan antara diet lemah.
dengan kualitas tidur. Nilai r=0,184 Hubungan penyakit dengan
dapat diartikan bahwa kekuatan kualitas tidur, berdasarkan hasil
hubungan antara diet dengan kualitas penelitian bahwa sebanyak 4
tidur adalah sangat lemah. responden (8%) mempunyai penyakit
Hubungan obat dengan kualitas tidak mengganggu dan memiliki
tidur, berdasarkan hasil penelitian kualitas tidur yang sangat baik juga.
bahwa sebanyak 5 responden (10%) Delapan responden (16%) mempunyai
mengkonsomsi obat yang tidak penyakit yang sedikit mengganggu dan
mengganggu dan memiliki kualitas memiliki kualitas tidur yang cukup
baik juga. Lima responden (10%) kualitas tidur yang sangat baik. Dua
mempunyai penyakit yang sedikit puluh responden (40%) mempunyai
mengganggu dan memiliki kualitas gaya hidup yang cukup baik dan
tidur yang kurang baik. Satu responden memiliki kualitas tidur yang cukup
(2%) mempunyai penyakit yang sedikit baik juga. Empat belas responden
mengganggu dan memiliki kualitas (28%) mempunyai gaya hidup yang
tidur yang sangat baik. Mempunyai cukup baik dan memiliki kualitas tidur
penyakit yang sedikit mengganggu yang kurang baik. Tiga responden
dimaksudkan bahwa responden (6%) mempunyai gaya hidup yang
tersebut kadang mengalami kurang cukup baik dan memiliki kualitas tidur
nyaman ketika tidur tetapi kualitas yang sangat buruk. Analisis
tidurnya masih dapat terpenuhi. Empat menggunakan uji statistik Spearman’s
belas responden (28%) mempunyai Rho dengan tingkat signifikasi p<0,05,
penyakit yang sedikit mengganggu dan yaitu p=0,816 atau H1 ditolak berarti
memiliki kualitas tidur yang cukup tidak terdapat hubungan antara gaya
baik juga. Lima belas responden (30%) hidup dengan kualitas tidur. Nilai
mempunyai penyakit yang sedikit r=0,034 dapat diartikan bahwa
mengganggu dan memiliki kualitas kekuatan hubungan antara gaya hidup
tidur yang kurang baik. Tiga responden dengan kualitas adalah sangat lemah.
(6%) mempunyai penyakit yang sedikit
mengganggu dan memiliki kualitas
tidur yang sangat buruk. Analisis PEMBAHASAN
menggunakan uji statistik Spearman’s
rho dengan tingkat signifikasi p<0,05,
yaitu p=0,022 atau H1 diterima berarti Hubungan antara stres dengan
terdapat hubungan antara penyakit kualitas tidur. Berdasarkan hasil
dengan kualitas tidur. Nilai r=-0,324 analisis statistik diperoleh simpulan
dapat diartikan bahwa kekuatan bahwa terdapat hubungan antara stres
hubungan antara penyakit dengan dengan kualitas tidur. Berdasarkan
kualitas tidur adalah lemah. hasil penelitian terdapat 12 responden
Hubungan gaya hidup dengan (24%) yang mengalami stres pada
kualitas tidur, berdasarkan hasil tingkat normal namun kualitas tidur
penelitian bahwa sebanyak 2 yang kurang baik. Berdasarkan data
responden (4%) mempunyai gaya yang diperoleh dari kuesioner yang
hidup yang sangat baik dan memiliki telah diisi oleh responden, mereka
kualitas tidur yang sangat baik juga. sering mengalami kesulitan dalam
Dua responden (4%) mempunyai gaya mengawali tidur dan mereka juga
hidup yang sangat baik dan memiliki sering terbangun di malam hari,
kualitas tidur yang cukup baik. Enam sehingga waktu tidur mereka kurang
responden (12%) mempunyai gaya dari waktu 7-8 jam per hari. Hal ini
hidup yang sangat baik dan memiliki dapat disebabkan karena faktor selain
kualitas tidur yang kurang baik. Tiga stres yang dialami responden yang
responden (6%) mempunyai gaya dapat mengganggu kualitas tidur,
hidup yang cukup baik dan memiliki seperti kelelahan, lingkungan, diet,
obat, penyakit maupun gaya hidup. kualitas tidur yang cukup baik.
Berdasarkan hasil analisis peneliti, Berdasarkan kuesioner yang telah diisi
responden ini kurang dapat mengontrol oleh responden menyebutkan bahwa
masalah yang dihadapinya sehingga responden ini sering marah pada hal
meskipun tingkat stresnya masih sepele, sulit tenang apabila ada
normal tetapi kualitas tidurnya sudah masalah, tidak sabar dalam menunggu,
dalam tingkat yang kurang baik. cemaas dan gelisah. Berdasarkan hasil
Kecemasan yang berlebih pada kuesioner yang telah diisi oleh
responden akan membuat responden responden diketahui bahwa responden
tersebut terlalu keras dalam berfikir ini masih bisa memenuhi waktu tidur
sehingga responden akan sulit untuk mereka meskipun mereka kadang
mengontrol emosinya yang berdampak terbangun di malam hari dan susah
pada peningkatan ketegangan dan mengawali tidur. Berdasarkan hasil
kesulitan dalam memulai tidur. analisis peneliti, responden tersebut
Kesulitan ini yang nanti akan memang memiliki tingkat stres yang
mengganggu responden tersebut untuk berat dan sangat berat, namun masih
mendapatkan kualitas tidur yang memiliki kualitas tidur yang cukup
diinginkan. baik, hal ini dimungkinkan karena
Berdasarkan hasil penelitian responden memiliki koping individu
terdapat 1 responden (2%) mempunyai yang sangat kuat sehingga dapat
stres dengan tingkat sedang dan mengontrol stresor yang ada agar tidak
kualitas tidur yang sangat buruk. menggaggu kualitas tidurnya, sehingga
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi responden ini masih mendapatkan
oleh responden menyebutkan bahwa kualitas tidur yang cukup baik. Apabila
responden ini sering memikirkan koping yang dimiliki lebih kuat dari
masalah sebelum tidur, terbangun pada stresor yang ada, maka itu tidak akan
malam hari dan kesulitan untuk bangun menjadi baban pikiran yang berlebih
pada pagi hari. Berdasarkan hasil yang nantinya akan dapat mengganggu
analisis peneliti dan teori diatas, hal ini kualitas tidurnya.
dapat dimungkinkan karena responden Hubungan kelelahan dengan
yang memiliki stres tingkat sedang ini kualitas tidur. Berdasarkan, hasil
terlalu memikirkan masalah yang analisis peneliti yaitu kelelahan yang
dihadapi sehingga dapat menyebabkan dialami oleh responden berbanding
kualitas tidurnya menjadi sangat buruk. terbalik dengan kualitas tidur yang
Kemungkinan responden selalu merasa dialaminya. Semakin tinggi tingkat
gelisah atas beban pikiran yang ada kelelahan yang dialami responden
pada dirinya sehingga responden ini maka kualitas tidurnya jadi semakin
tidak bisa berkonsentrasi dengan buruk. Begitu pula apabila tingkat
tenang untuk memulai tidurnya. kelelahannya semakin rendah maka
Berdasarkan hasil penelitian kualitas tidurnya menjadi semakin
terdapat 1 responden (2%) mempunyai baik. Kelelahan yang didapatkan
stres dengan tingkat berat dan 1 seseorang dari kerja yang melebihi
responden (2%) mempunyai stres batas kemampuan seseorang, akan
dengan tingkat sangat berat namun menyebabkan beban kelalahan ini yang
akan mengganggu proses tidurnya. tidur, terbangun di malam hari dan
Apabila proses tidur sudah terganggu, kesulitan untuk bangun di pagi hari.
maka kualitas tidur yang diharapkan Menurut hasil penelitian
tidak akan tercapai. peneliti dapat menganalisis bahwa
Berdasarkan hasil penelitian kelelahan yang dialami oleh responden
terdapat 2 responden (4%) mengalami adalah tidak mengganggu dan sedikit
kelelahan yang tidak mengganggu dan mengganggu tetapi kualitas tidur yang
kualitas tidur yang kurang baik. dialaminya kurang baik bahkan sangat
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi buruk. Kelelahan yang tidak
responden menyebutkan bahwa mengganggu dan sedikit mengganggu
kelalahan yang dimaksud adalah selalu yang dimaksud adalah selalu merasa
merasa nyaman ketika tidur, merasa nyaman ketika tidur, merasa lebih
lebih segar ketika bangun tidur dan segar ketika bangun tidur dan tidurnya
tidurnya di malam hari merasa di malam hari merasa nyenyak. Hal ini
nyenyak sedangkan kualitas tidur yang dapat dimungkinkan karena responden
dimaksud adalah mereka mengalami ini melakukan tidur hanya untuk
sering kesulitan untuk memulai tidur mengatasi kelelahannya, tetapi tidak
dan terbangun di malam hari. Delapan untuk mendapatkan kualitas tidur yang
belas responden (36%) mengalami mencukupi. Kelelahan yang mereka
kelelahan yang sedikit mengganggu alami seperti nyeri di leher itu dapat
dan kualitas tidur yang kurang baik. mengganggu proses tidurnya sehingga
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi kualitas tidurnya juga dapat terganggu.
responden menyebutkan bahwa Hubungan lingkungan dengan
kelelahan yang sedikit mengganggu kualitas tidur. Berdasarkan hasil
adalah responden sering merasa analisis statistik didapatkan simpulan
nyaman ketika tidur, merasa lebih bahwa tidak terdapat hubungan antara
segar ketika bangun tidur, tidurnya di lingkungan dengan kualitas tidur.
malam hari merasa nyenyak dan juga Kebisingan merupakan suara atau
mengalami nyeri di leher setelah bunyi yang mengganggu tidur. Bising
aktivitas dan kualitas yang dimaksud dapat menyebabkan berbagai gangguan
adalah sering mengalami kesulitan seperti gangguan fiologis dan
mengawali tidur dan sering bangun di gangguan psikologis. Kebisingan dapat
malam hari. Tiga responden (6%) menyebabkan tertundanya tidur dan
mengalami kelelahan yang sedikit juga dapat membangunkan seseorang
mengganggu dan kualitas tidur yang dari tidur (Hanning, 2009).
sangat buruk. Kelelahan tersebut Berdasarkan hasil penelitian dan teori
adalah sering merasa nyaman ketika tersebut dapat dianalisis bahwa tingkat
tidur, merasa lebih segar ketika bangun kebisingan yang ada di lingkungan
tidur, tidurnya di malam hari merasa sekitar tempat tinggal dapat
nyenyak dan juga mengalami nyeri di mempengaruhi kualitas tidur
leher setelah aktivita dan kualitas tidur responden. Suasana lingkungan di
yang dimaksud adalah sering sekitar responden yang nyaman,
mengalami kesulitan dalam mengawali kondisi kamar yang sepi ketika mereka
tidur sehingga mereka merasakan
kenyamanan pada saat tidur. kejenuhan terhadap suasana tempat
Kebanyakan dari mereka mematikan tinggalnya sehingga dapat
lampu ketika tidur dan tercukupnya mengganggu kualitas tidur responden
ventilasi di kamar mereka sehingga tersebut. Suhu udara di lingkungan
menambahkan kondisi yang nyaman tempat tinggal yang relatif panas juga
untuk tidur. Kondisi sekitar kamar dapat mengganggu proses tidur
yang sunyi pada malam hari juga dapat mereka, sehingga kualitas tidur yang
membuat kualitas tidur mereka tidak diinginkannya juga tidak tercapai.
terganggu. Hubungan antara diet dengan
Berdasarkan hasil penelitian kualitas tidur. Berdasarkan hasil
terdapat 4 responden (8%) menempati penelitian terdapat 2 responden (4%)
lingkungan yang sangat baik dan 16 melakukan diet dengan sangat baik dan
responden (32%) menempati 18 responden (36%) melakukan diet
lingkungan yang cukup baik namun dengan cukup baik namun mempunyai
memiliki kualitas tidur yang kurang kualitas tidur yang kurang baik.
baik. Berdasarkan hasil kuesioner yang Berdasarkan hasil kuesioner yang telah
telah diisi oleh responden, diketahui diisi responden diperoleh data bahwa
bahwa responden tersebut mempunyai responden yang melakukan diet dengan
kondisi tempat tinggal yang sangat baik tersebut tidak pernah
mempunyai ventilasi yang baik, makan banyak, minum kafein dan
kondisi kamar yang selalu sepi dan alkohol sebelum tidur selain itu berat
tenang. Kondisi tempat tinggal mereka badan mereka juga tidak bertambah
juga selalu bersih dan rapi. Mereka dalam beberapa minggu sedangkan
sering mengalami kesulitan mengawali kualitas tidur yang kurang baik adalah
tidur dan sering bangun di malam hari. sering mengalami kesulitan mengawali
Dua responden (4%) menempati tidur dan sering bangun di malam hari.
lingkungan yang sangat baik dan Tiga responden (6%) melakukan diet
memiliki kualitas tidur yang sangat dengan cukup baik dan mempunyai
buruk. Satu responden (2%) kualitas tidur yang sangat buruk.
menempati lingkungan yang cukup Berdasarkan hasil kuesioner yang telah
baik dan memiliki kualitas tidur yang diisi oleh responden diperoleh data
sangat buruk. bahwa responden tersebut sering
Berdasarkan hasil dapat makan banyak dan minum kafein
dianalisis bahwa lingkungan tempat sebelum tidur. Berat badan mereka
tinggal responden yang sangat baik dan tidak bertambah dalam beberapa
cukup baik tetapi kualitas tidurnya minggu. Mereka sering mengalami
kurang baik bahkan sangat buruk. Hal kesulitan dalam mengawali tidur,
ini dapat dimungkinkan bahwa terbangun di malam hari dan kesulitan
lingkungan sekitar yang nyaman akan untuk bangun di pagi hari.
tetapi kurangnya variasi tempat tinggal Kafein dan alkohol yang
yang sebagian besar tetap, seperti dikonsumsi pada malam hari
ruangan tempat tidur yang selalu sama mempunyai efek produksi insomnia
dari awal tinggal sampai sekarang sehingga mengurangi atau menghindari
sehingga dapat menimbulkan zat tersebut secara drastik adalah
strategi penting yang digunakan untu baik. Berdasarkan kuesioner yang telah
meningkatkan tidur. Selain susu, diisi oleh responden diketahui bahwa
makanan lain yang dapat responden ini tidak menggunakan
menyembuhkan insomnia di antara alkhohol dan narkotika tetapi masih
anak-anak dan orang dewasa meliputi sering mengkonsumsi kafein. Mereka
jagung, gandum, kacang-kacangan, sering mengalami kesulitan mengawali
coklat, telur, ikan laut, pewarna tidur dan sering bangun di malam hari.
makanan warna merah dan kuning, dan Dua responden (4%) mengkonsumsi
ragi (Potter & Perry, 2005). obat yang tidak mengganggu dan 1
Berdasarkan hasil tersebut dan hasil responden (2%) mengkonsumsi obat
kuesioner yang telah diisi oleh yang sedikit mengganggu namun
responden dapat dianalisis bahwa memiliki kualitas tidur yang sangat
responden yang mengalami diet yang buruk. Berdasarkan kuesioner yang
sangat baik ataupun cukup baik tetapi telah diisi oleh responden dapat
mempunyai kualitas tidur yang kurang diketahui bahwa responden ini tidak
baik bahkan sangat buruk, ini menggunakan alkhohol dan narkotika
dikarenakan responden tersebut masih tetapi masih sering mengkonsumsi
sering mengkonsumsi kafein yang kafein dan mereka sering mengalami
dapat mengganggu kualitas tidur kesulitan dalam mengawali tidur,
responden tersebut. Konsumsi terbangun di malam hari dan kesulitan
makanan sebelum tidur juga dapat untuk bangun di pagi hari.
mengganggu pencernaan, sehingga Menurut hasil penelitian
proses tidurnya dapat terganggu. tersebut dapat dianalisis bahwa
Apabila proses tidur terganggu, responden yang mengkonsumsi obat
kualitas tidur yang diinginkan juga yang tidak mengganggu dan sedikit
tidak akan tercapai. mengganggu tetapi memiliki kualitas
Hubungan antara obat dengan tidur yang kurang baik bahkan sangat
kualitas tidur. Berdasarkan hasil buruk. Hal ini kemungkinan
analisis statistik didapatkan disebabkan oleh responden yang masih
kesimpulan bahwa tidak terdapat mengkonsumsi obat golongan kafein
hubungan antara obat dengan kualitas sehingga kualitas tidurnya menjadi
tidur dan koefisien korelasi Spearman terganggu. Seringnya responden dalam
menunjukkan ada hubungan yang mengkonsumsi kafein akan
sangat lemah antara obat dengan menimbulkan efek insomnia, dimana
kualitas tidur. Hubungan ini bersifat responden akan mengalami kesulitan
negatif, artinya semakin responden untuk tertidur karana adanya
tidak mengkonsumsi obat maka peningkatan saraf simpatis.
semakin baik pula kualitas tidurnya. Hubungan antara penyakit
Berdasarkan hasil penelitian terdapat dengan kualitas tidur. Berdasarkan
18 responden (36%) mengkonsumsi hasil analisis statistik didapatkan
obat yang tidak mengganggu dan 2 kesimpulan bahwa terdapat hubungan
responden (4%) mengkonsumsi obat antara penyakit dengan kualitas tidur
yang sedikit mengganggu namun dan koefisien korelasi Spearman
memiliki kualitas tidur yang kurang menunjukkan ada hubungan yang
lemah antara penyakit dengan kualitas juga dapat mengganggu kualitas tidur
tidur. Hubungan ini bersifat negatif, responden, sehingga kualitas tidurnya
artinya semakin tidak adanya penyakit menjadi kurang bahkan sangat buruk.
pada responden maka semakin baik Selain itu kegelisahan dan kenyamanan
pula kualitas tidurnya. Berdasarkan yang responden rasakan juga dapat
hasil penelitian terdapat 5 responden mempengaruhi proses tidur yang
(10%) mempunyai tingkat penyakit dialaminya.
yang tidak mengganggu dan 15 Hubungan antara gaya hidup
responden (30%) mempunyai tingkat dengan kualitas tidur. Berdasarkan
penyakit yang sedikit mengganggu hasil analisis statistik didapatkan
namun memiliki kualitas tidur yang kesimpulan bahwa tidak terdapat
kurang baik Berdasarkan hasil hubungan antara penyakit dengan
kuesioner yang telah diisi responden kualitas tidur dan koefisien korelasi
diketahui bahwa responden tersebut Spearman menunjukkan ada hubungan
tidak merasakan nyeri tetapi masih yang lemah antara penyakit dengan
memikirkan masalah sebelum tidur. kualitas tidur. Hubungan ini bersifat
Mereka sering mengalami kesulitan negatif, artinya semakin tidak adanya
mengawali tidur dan sering bangun di penyakit pada responden maka
malam hari. Tiga responden (6%) semakin baik pula kualitas tidurnya.
mempunyai tingkat penyakit yang Berdasarkan hasil penelitian terdapat 6
sedikit mengganggu dan memiliki responden (12%) mempunyai gaya
kualitas tidur yang sangat buruk. hidup yang sangat baik dan 14
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah responden (28%) mempunyai gaya
diisi responden diketahui bahwa hidup yang cukup baik namun
responden tersebut meraskan gelisah memiliki kualitas tidur yang kurang
dan cemas ketika tertidur. Mereka baik. Responden ini tidak pernah
sering mengalami kesulitan dalam bekerja di malam hari dan mereka
mengawali tidur, terbangun di malam selalu mendapatkan uang saku yang
hari dan kesulitan untuk bangun di pagi cukup untuk memenuhi kebutuhannya
hari. baik untuk kuliah maupun diluar
Berdasarkan hasil, peneliti kuliah. Mereka sering mengalami
dapat menganalisis bahwa penyakit kesulitan mengawali tidur dan sering
yang tidak mengganggu dan sedikit bangun di malam hari. Tiga responden
mengganggu, tetapi kualitas tidurnya (6%) mempunyai gaya hidup yang
kurang baik bahkan sangat buruk ini cukup baik dan memiliki kualitas tidur
kemungkinan dapat disebabkan adanya yang sangat buruk. Responden ini
rasa tidak nyaman yang kurang sering bekerja dan mempunyai rutinitas
dirasakan oleh responden sehingga di malam hari dan melakukan aktiitas
pada waktu tidur dapat mengganggu tambahan. Mereka sering mengalami
tidurnya, seperti adanya nyeri atau kesulitan dalam mengawali tidur,
pusing. Adanya masalah sebelum tidur terbangun di malam hari dan kesulitan
seperti mempunyai beban pikiran yang untuk bangun di pagi hari.
berlebih terkait masalah pribadi Rutinitas harian seseorang
mereka maupun masalah di kampus mempengaruhi pola tidur. Individu
mampu untuk tidur 3 sampai 4 jam pada mahasiswa Fakultas Keperawatan
karena jam tubuh mempersepsikan Universitas Airlangga adalah faktor
bahwa ini adalah waktu terbangun dan kelelahan dengan tingkat signifikasi
aktif. Kesulitan mempertahankan r=0,438.
kesadaran selama waktu kerja SIMPULAN
menyebabkan penurunan dan bahkan
penampilan yang berbahaya.
Berdasarkan hasil dan hasil kuesioner 1. Kualitas tidur pada mahasiswa
yang telah diisi oleh responden dapat Fakultas Keperawatan Universitas
dianalisis bahwa ada responden yang yang tinggal sementara di daerah
mempunyai gaya hidup yang sangat Mulyorejo Surabaya dari 50
baik dan cukup baik tetapi kualitas responden yang dilakukan
tidurnya kurang baik bahkan sangat penelitian adalah 20 responden
buruk, ini dapt dimungkinkan karena mengalami kualitas tidur yang
kurang tercukupunya uang saku di luar kurang baik, 3 responden
dari keperluan kuliah mereka sehingga mengalami kualitas tidur yang
mereka harus membagi waktu mereka sangat buruk, 22 responden
dengan bekerja yang menjadi rutinitas mengalami kualitas tidur yang
mereka sekarang. Kebiasaan untuk cukup baik dan 5 responden
bekerja ataupun mempunyai rutinitas mengalami kualitas tidur yang
di malam hari juga dapat membuat sangat baik.
mereka menjadi kelalahan sehingga 2. Faktor yang berhubungan
akan mengganggu proses tidur mereka dengan kualitas tidur pada
yang mengakibatkan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Keperawatan
yang mereka inginkan tidak tercapai. Universitas Airlangga yang
Faktor dominan yang tinggal sementara di daerah
berhubungan kualitas tidur pada Mulyorejo Surabaya adalah stres,
mahasiswa Fakultas Keperawatan kelelahan dan penyakit.
Universitas Airlangga.Berdasarkan Berdasarkan faktor yang
hasil analisis statistika Spearman’s Rho berhubungan dengan kualitas tidur
dan hasil pembahasan diatas diperoleh tersebut ditemukan faktor
faktor yang berhubungan dengan dominan yang berhubungan
kualitas tidur adalah stres, kelelahan dengan kualitas tidur pada
dan penyakit. Berdasarkan faktor yang mahasiswa Fakultas Keperawatan
berhubungan dengan kualitas tidur Universitas Airlangga yang tingal
tersebut diperoleh hasil tingkat sementara di daerah Mulyorejo
signifikan pada masing-masing faktor Surabaya yaitu kelelahan.
yang yang mempunyai hubungan
dengan kualitas tidur yaitu pada stres SARAN
r=0,318; pada kelelahan r=-0,438 dan
pada penyakit r=-0,324. Berdasarkan
hasil tersebut peneliti dapat mengambil 1. Mahasiswa hendaknya
simpulan bahwa faktor dominan yang mengatur jadwal kegiatan sehari-
berhubungan dengan kualitas tidur
hari sehingga jadwal tidurnya Beaton, S. & Voge, S.A. 1998.
teratur. Measurement of Long-term
2. Pembimbing akademik Care. Thousand Oaks, CA: Sage
hendaknya memberikan masukan Publications. Asessment and
kepada mahasiswanya terkait Management of Sleep Disorders
masalah kualitas tidur. in The Elderly. Journal of
3. Penelitian selanjutnya agar Gerontogical Nursing.
bahan kajian penelitian lebih
mengutamakan pemberian Boynton, L. 2003. Respiratory Care.
intervensi masalah gangguan Disclaimer: The material
kualitas tidur pada mahasiswa. contained herein is provided
for informational purposes
only, and should not be
DAFTAR PUSTAKA construed as medical or legal
advice on any subject matter.
Ahmad. 2008. Tidur yang Berkualitas.
Buysse, D.J., Reynold III, C.F., Monk,
http://faizforindonesia.multiply.
T.H., Berman, S.R., & Kupfer,
com. Diakses tanggal 17 April
D.J. 1998. Pittsburg Sleep
2012.
Quality Indeks (PSQI). Diakses
Alberti, A. 2006. Headache and Sleep. dari:
Sleep Laboratory, Neurologic http://findarticles.com/p/articles
Clinic of Perugia, Via E. Dal /mi_mOFSS/is_4_12/ai_n
Pozzo, Perugia, Italy. 18616017.
http://www.clusterheadaches.co Diakses pada 18 April 2012
m/cb/yabbfiles/Attachments/He
adache_and_Sleep.pdf. Diakses Carpenito, L.J. 1998. Book of Nursing
tanggal 14 April 2012. Diagnosis: Ed 8 Alih Bahasa
Monica Ester. Jakarta: EGC
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Czeisler, C.A., Richardson, G.S.,
Jakarta: Rineka Cipta. Martin, J.B. 1999. Gangguan
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Tidur dan Irama Sirkadian.
Keperawatan: Konsep dan Jakarta: EGC.
Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika. Dariyo, A. 2008. Psikologi
Perkembangan Dewasa Muda.
Avidan, MS., Zhang, L., 2005.
Jakarta: Grasindo.
Anesthesia Awareness and the
Bispectral Index. Diahwati, D. 2001. Serba-Serbi
http://content.nejm.org. Diakses Manfaat dan Gangguan Tidur.
tanggal 17 April 2012. Bandung: CV. Pionir Jaya.
Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2007. Kim, M., & Lennon, S.J. 2006.
Aktivitas Otak-Tidur. Dalam Analysis of diet advertisement:
Buku Ajar Fisiologi A cross national comparison of
kedokteran-ed.9. Jakarta: EGC. Korean and U.S. women’s
magazines. Clothing and
Hawari, D. 2001. Pendekatan Holistik textiles research journal.
Pada Gangguan Jiwa http://ctr.sagepub.com/egi/reprin
Skizofrenia. Jakarta: FKUI. t/24/4/345. Diakses tanggal 14
. April 2012.
Hanning, C. 2009. Sleep Disturbance
and Wind Turbine Noise on Kozier, B. 2002. Fundamentals of
Behalf of Stop Swinford Wind Nursing: concept theory and
Farm Action Group (SSWFAG). practices (5th ed). Redwood
City California: Addison
Hidayat, A.A. 2006. Pengantar Wesley.
Kebutuhan Dasar manusia.
Jakarta: Salemba Medika Kurnia, I. & Notosoedirjo 1998. Aspek
Neuro-Psikiatri: Gangguan
Japardi, I. 2002. Gangguan Tidur. Tidur-Insomnia. Surabaya:
Fakultas Kedokteran Bagian Lab/SMF Kedokteran Jiwa FK
Bedah Universitas Sumatera UNAIR/RSUD Dr. Soetomo.
Utara. USU Digital Library.
http://gudangarsipadibahmadi.f Lanywati, E. 2001. Insomnia,
iles.wordpress.com/2007/07/gan Gangguan Sulit Tidur. Jakarta:
gguan-tidur.pdf. diakses tanggal EGC.
17 April 2012.
Lee, C.Y., Thompson, W.J., Leung,
Joesoef, A.A. 2009. Kebutuhan Tidur. E.M.F. 2008. Older Patients’
http://www.kalbe.co.id/kebutuha Experiences of Sleep in the
ntidur/html/. Diakses tanggal 17 Hospital: Disruptions and
April 2012. Remedies. Haven of Hope
Hospital and The Nethersole
Joewana, S. & Musadik, K. 1988. School of Nursing, The Chinese
Patofisiologi Tidur dan University of Hong Kong,
Psikopatologi Insomnia. Shatin, N.T., Hong Kong.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/
files/cdk_053_insomnia.pdf. Lee, K.A. 1997. An Overview of Sleep
Diakses pada tangal 17 April and Common Sleep Problems.
2012. ANNA Journal.

Kelly, T. 2005. Rahasia Alami Tidur Lovibond, S.H. & Lovibond P.F. 1995.
yang Berkualitas. Jakarta: Manual for the Depression
Erlangga. Anxiety Stres Scales. The
Psychology Foundation of
Australia Inc.
Lovibond, S.H. & Lovibond. P.F. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar
1995. DASS 42. Available online at: Fundamental Keperawatan:
http://www.swim.edu.au/victims/resour
Konsep, Proses, dan Praktik.
ces/assersment/affect/DASS42.h
Edisi 4 Volume 2. Alih Bahasa:
tml. diakses 14 April 2012.
Renata Komalasari, dkk.
Lumbantobing. 2004. Gangguan Tidur. Jakarta: EGC.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Priguna, S. 1994. Neurogi Klinis
Martini, F.H. 2001. Fundamental of dalam Praktek Umum. Jakarta:
Anatomy and Physiology. Fifth Dian Rakyat.
Edition. Upper Sadle River,
New Jersey: Prentice-Hall Inc. Priharjo, R. 2006. Pengkajian Fisik
Keperawatan. Jakarta: ECG.

Maslow, A. 1954. Motivation and Rafknowledge. (2004). Insomnia dan


Personality, New York : Harper and Gangguan Tidur Lainnya,
Brother. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Musadik, K. 1988. Patofisiologi
Gangguan Tidur. Jakarta: Sack, R.L., Auckley, D., Auger, R.R.,
Lembaga Psikiatrik Biologik Carskadon, M.A., Wright,
Indonesia. K.P.Jr., Vitiello, M.V.,
Zhdanova, I.V. 2007. Circadian
Notoadmodjo, S. 1993. Metodologi Rhythm Sleep Disorders: Part
Penelitian Kesehatan. Cetakan I, Basic Principles, Shift Work
I. Bandung: Rineka Cipta. and Jet Lag Disorders An
American Academy of Sleep
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Medicine Review.
Gerontik. Jakarta: EGC http://www.aasmnet.org/resour
ces/practiceparameters/review
Nursalam. 2008. Konsep dan
_circadianrhythm.pdf. diakses
Penerapan Metodologi
tanggal 14 April 2012.
Penelitian Ilmu Keperawatan :
Pedoman Skripsi, Tesis dan
Santrock, J.W. 2002. Life-Span
Instrumen Penelitian
Development: Perkembangan
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Masa Hidup.(edisi kelima).
Medika.
Jakarta: Erlangga.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman,
R.D. 2009. Human Schultz, D.P. 1982. Psychology and
Development Perkembangan Industri Today An Introduction
Manusia. Edisi 10 Buku 2. to Industrial and
Jakarta: Salemba Humanika. Organizational Psychology.
Third Edition, Mc Millan, New
York.

Shapiro, C.M., Devins, G.M., Hussain,


M.R. 1993. Sleep Problems in
Patients with Medical Illness.
ABC of Sleep Disorders Volume
306.

Taylor, C. 1997. Fundamental of


Nursing: The Art and Science
of Nursing Care. Philadelphia:
Lippincott-Raven Publisher.

Timmreck, T.C. 2001. Epidemiologi


Suatu Pengantar Edisi 2.
Jakarta: EGC.

Wibowo, A.D. 2009. Hubungan


Antara Tingkat Stres Dengan
Insomnia Pada Lansia Di Desa
Tambak Merang Girimarto
Wonogiri. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

You might also like