You are on page 1of 9

PEMERIKSAAN FISIK UROGENITAL DAN TRANSLUMINASI

1) PERSIAPAN PEMERIKSAAN
a) Pastikan dengan ruangan yang tertutup
b) Minta dampingi seorang perawat
2) PERSIAPAN PASIEN
a) Jelaskan prosedur lalu informed consent
b) Jika pasien setuju, tentukan posisi pasien (ex; supinasi, pronasi,duduk, atau berdiri)
c) Cuci tangan
d) Mintala perawat untuk mengatur pakaian pasien
e) Pemeriksaan di lakukan sebelah kanan pasien
3) INSPEKSI (ginjal, vesica urinaria, penis, skrotum )
a) GINJAL :
i) Perhatikan apakah terjadi perubahan warna kulit yang abnormal ( ex; peradangan ,
abses, jejass trauma,dll)
ii) Apakah daerah flank asimetris atau simetris ( yang diharapkan adalah asimetris di
indikasi kan sebagai hidronefrosis, atau adanya tumor)

b) VESICA URINARIA (KANDUNG KEMIH) :


i) Apakah terdapat benjolan terhadap supra simfisis yang diindikasi kan sebagai ex;
keadaan penuh/ full blaas, tumor, kista ovarium, mioma uteri,dll yang berhubungan
pembesaran supra simfisis pubis.

c) PENIS :
i) Ukuran dan bentuk penis (ex; mikropenis ,makropenis ,dan hemafrodit)
ii) -/+ lesi pada penis ex; radang pada penis (balanitis, herpes penis, fimosis, parafimosis dll.
iii) Lihat posisi OUE, dan lihat di lubang uretra apakah ada batu atau tidak.

d) SKROTUM :
i) Perhatikan kesimetrisan skortum, dimana salah satu ruang dari skrootum terlihat kosong
(ex; undescended testis)
ii) Apakah terdapat pembesaran skrotum (e; massa , peradangan , abses, dll)

4) PALPASI ( GINJAL, VESICA URINARIA, PENIS , SKROTUM)


a) GINJAL : BALLOTEMENT
i) PALPASI GINJAL KIRI DAN KANAN
(1) Letakan telapak tangan kiri posisi supinasi di belakang regio lumbal kanan lalu
letakan telap tangan kanan posisi pronasi pada regio lumbal kanan (disebelah lateral
M.rectus abdominis)
(2) Secara bersamaan tekan dengan lembut, tapi sebelumnya pasien suruh tarik nafas
agar ginjal terdorong diafragma ke bawah.
(3) NILAI  apa bila teraba massa yang dinyatakan (+) BALLOTEMENT POSITIF lalu
tentukan ukuran, lokasi, bentuk, permukaan ,konsistensi ,mobilitas dan -/+ nyeri.
b) KANDUNG KEMIH ; Palpasi bimanual (vagina toucher and rectal toucher)
i) Palpasi bimanual kandung kemih
(1) Pertama tama , letakan tangan kiri dengan posisi pronasi di regio supra simfisis pubis
lalu tangan kanan , masukan jari telunjuk ke dalam vagina (apabila sudah menikah )
atau rectum (apabila wanita belum menikah)
(2) Secara bersamaan tekanlah sama sama , pada tangan kiri tekan kearah dalam ,
sedangkan jari tangan kanan menekan ke arah keluar.
(3) NILAI  diharapkan adanya massa pada kandung kemih yang menyebabkan full
blass pada kangung kemih, normalnya tidak ada massa.
c) PENIS :
i) Palpasi dengan meraba atau menekan bagian penis yang diharapkan keluarnya sekret
pada OUE (gonore)
ii) Palpasi juga bagian lipat paha yang dimana diharapkan terjadi pembesaran pada kelenjar
limfe daerah tersebut yang biasa dijumpai pada Ca prostat stadium III (metastase
regional)
d) SKROTUM :
i) Palpasi isi skrotum dimulai dari palpasi testis, epididimis, funiculu spermaticus.
ii) Pada pemriksaan palpasi dapat dinilai , kedua testis turun atau hana salah satu yang
turun yang di indikasi kan sebagai undescended testis
iii) Bila kedua testis terpalpasi , lihat ukuran dan bentunya yang diharapkan adalah (+)
abses, keganasan, dll
iv) +/- pembengkakan testis (orkitis)

5) PERKUSI (ginjal dan vesica urinaria)


a) GINJAL (tapping pain)
i) Mintalah pasien untuk duduk , posisi dokter di belakang pasien
ii) Tanyakan darah mana yang sakit
iii) Letakan telapak tangan kiri posisi pronasi di daerah costovertebral angle, lalu kepalkan
tangan kanan.
iv) Kemudian ketuk daerah dorsal(punggung) tangan , tapi mengetuknya mulai dari daerah
yang tidak sakit.
v) NILAI  jika ada nya rasa sakit pada saat diketok maka Tapping pain positif , yang di
indikasi kan kelainan batu ginjal, pielonefritis,hidronefrosis, atau keganasan pada ginjal.
b) Kandung kemih (suprasimfisis  cranial)
i) Cara melakukan perkusi pada kandung kemih seperti perkusi biasa, dimana kita akan
mem perkusi dari daerah suprasimfisis ke arah cranial.
ii) NILAI  normalnya redup ke timpani (abdomen)
6) TRANSLUMINASI :
a) Mintalah pasien berbaring  arahkan senter dari belakang skrotum  NILAI , jika skrotum
tampak menerawang menandakan adanya cairan di kantong skrotum , maka
TRANSLUMINASI POSITIF, dan apabila jika sinar tak dapat menembus skrotum , merupakan
indikasi adanya massa yang pada , maka TRANSLUMINASI NEGATIF ( tumor testis, hernia
skrotalis, hematokel)
PEMASANGAN KATETER URETRA

1) PEMASANGAN KATETER PRIA


(1) Persiapan pasien
(a) Jelaskan prosedur kateterisaasi uretra yang akan dilakukan dan beri kesempatan
pasien untuk bertanya.
(b) Bila pasien setuju , mintalah pasien untuk berbaring dalam posisi supinasi,
kepala dan bahu agak di tinggikan lalu melakukan abduksi(menjauhi medial)
paha dan extensi (luruskan) lutut.
(2) Persiapkan ruangan
(3) Prosedur pemasangan kateter pria
(a) Pakailah apron plastik terlebih dahulu untuk menghindari risiko infeksi silang lalu
cuci tangan dan jangan pake handscoon dulu karena kita mau buka kemasan
spuit, kateter, dll.
(b) Persiapkan alat
(c) Buka kemasan spuit  Ada 2 buah spuit yang dibutuhkan, satu untuk xylocain
gel 5ml (lubrikasi pemasangan kateter) dan yang satu lagi untuk pengembangan
balon ,air steril >10 ml. Persiapkan kedua spuit ini terlebih dahulu
(d) Buka kemasan kateter dengan ukuran 14-18 Fr biarkan jatuh di tempat steril
(e) Isi com dengan zat disinfektan (povidone iodine)
(f) Bukalah pakain dalam pasien  alasi bagian bokong pasien dengan kain tenun
steril
(g) Cuci tangan gunakan handscoon
(h) Berdiri di sebelah kanan pasien
(i) Lakukan tindakan asepsis dengan menggunakan kasa steril yang dijepit oleh
pinset dan yang sudah “dicelupin” wadah com.
(j) Ambilah kain duk steril yang berlubang di bagian tengahnya, masukan penis ke
lubang tersebut.
(k) Peganglah penis diantara jempol dan telunjuk dengan menggunakan kain kasa
steril
(l) jika pasien belum di sunat maka bukalah preputium lalu bersihkan glans penis
dan OUE
(m) tegakan penis dengan tangan kiri yang telah di perantarai oleh kain kasa.
(n) Masukan xylocain gel (anastesi gel) yang sudah dimasukan kedalam spuit tanpa
needle kedalam meatus lalu tutup meatus agar gel tidak keluar.
(o) Tunggu lah 3-5 menit agar anastesi bekerja.
(p) Ambil lah kateter tanpa menyentuh ujung kateter
(q) Masukanlah kedalam meatus
(r) Angkatlah penis tegak lurus dorong kateter perlahan sampai terasa belokan
bulbus uretra
(s) Sambil dimasukan sambil suruh pasien untuk tarik nafas yang dimana bertujuan
agar sfingter ureta eks rileks.
(t) Dorong kateter sampai ke kandung kemih yang ditaandai keluarnya urin dari
kateter.
(u) Dorong terus sampai percabangan kateter menyentuh OUE
(v) Masukan air steril dengan spuit (+) needle yang sudah terisi ke percabangan
kateter dengan volume 10 ml dengan tujuan untuk mengembangkan balon
kateter (fiksasi)
(w) Setelah balon sudah mengembang tarik lah perlahan sampai terdapat
tahanan yang di indikasikan balon sudah mengembang dan kateter tak bisa
lepas.
(x) Sambunglah ujung kateter ke slang drainase
(y) Bila pasien tak disunat maka kembalikan preputuim ke posisi awal
(z) Balutlah penis dengan kasa steril yang telah diberikan salep antibiotik.
(aa) Fiksasi kateter dengan penis mengarah ke atas.
2) PEMASANGAN KATETER WANITA
(1) Persiapan pasien
(a) Jelaskan prosedur kateterisaasi uretra yang akan dilakukan dan beri kesempatan
pasien untuk bertanya.
(b) Bila pasien setuju , mintalah pasien untuk berbaring dalam posisi supinasi,
kepala dan bahu agak di tinggikan lalu melakukan abduksi(menjauhi medial)
paha dan extensi (luruskan) lutut.
(2) Persiapkan ruangan
(3) Prosedur pemasangan kateter wanita.
(a) Pakailah apron plastik terlebih dahulu untuk menghindari risiko infeksi silang lalu
cuci tangan dan jangan pake handscoon dulu karena kita mau buka kemasan
spuit, kateter, dll.
(b) Persiapkan alat
(c) Buka kemasan spuit  Ada 2 buah spuit yang dibutuhkan, satu untuk xylocain
gel 5ml (lubrikasi pemasangan kateter) dan yang satu lagi untuk pengembangan
balon ,air steril >10 ml. Persiapkan kedua spuit ini terlebih dahulu
(d) Buka kemasan kateter dengan ukuran 14-18 Fr biarkan jatuh di tempat steril
(e) Isi com dengan zat disinfektan (povidone iodine)
(f) Bukalah pakain dalam pasien  alasi bagian bokong pasien dengan kain tenun
steril
(g) Cuci tangan gunakan handscoon
(h) Berdiri di sebelah kanan pasien
(i) Lakukan tindakan asepsis dengan menggunakan kasa steril yang dijepit oleh
pinset dan yang sudah “dicelupin” wadah com.
(j) Ambilah kain duk steril yang berlubang di bagian tengahnya
(k) Bersihkan genitalia dengan cara memisahkan labia dengan tangan kiri, lalu
tangan kanan memegang pinset yang menjepit kain kasa mengandung
povideone iodine.
(l) Pisahkan kedua labia dan cari OUE
(m) Ambil lah kateter tanpa menyentuh ujung kateter
(n) Lalu celupkan ujung kateter ke xylocaingel
(o) Dorong kateter secara perlahan hingga masuk kekandung kemih sehingga
ditandai keluarnya urin dari kateter.
(p) Masukan air steril dengan spuit (+) needle yang sudah terisi ke percabangan
kateter dengan volume 10 ml dengan tujuan untuk mengembangkan balon
kateter (fiksasi)
(q) Setelah balon sudah mengembang tarik lah perlahan sampai terdapat
tahanan yang di indikasikan balon sudah mengembang dan kateter tak bisa
lepas.
(r) Sambunglah ujung kateter ke slang drainase
(s) Fiksasi kateter ke arah kaudal.
(t) Nilai , volume dan warna urin

Tambahan : perbedaan antara laki laki dan perempuan

 Pada perempuan tidak ada masukan xylocain gel ke meatus


 Pada perempuan tidak ada tarik nafas
 Pada perempuan percabangan kateter tidak sampai ke OUE
 Pada perempuan tidak ada cerita pasien disunat atau tidak , sehingga pada pria jika
belum disunat, setelah pemasangan kateter preputuim akan dikembalikan pada
posisi semula.
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (RECTAL TOUCHER)

1. PERSIAPAN PEMERIKSAAN
a. Pastikan dengan ruangan yang tertutup
b. Minta dampingi seorang perawat

2. PERSIAPAN PASIEN DAN POSISI


a. Jelaskan apa yang mau kita lakukan
b. Informed consent
c. Jika pasien setuju maka  mintalah pasien untuk membuka celananya dan aturlah
posisi pasien
d. Ada 3 jenis posisi :
i. Berdiri dengan kedua kaki diregangkan seiktar 45 cm , kemudian
membungkuk pada pinggang sehingga dada menempel pada meja
pemeriksa.
ii. Posisi sims
iii. Posisi knee chest
e. Buatlah tenang pasien , dengan cara ajak ngobrol dan mintalah pasien untuk
bernafas dalam dan perlahan melalui mulutnya.
3. TEKNIK PEMERIKSAAN
a. Pakai handscoon dan lubrikasi handscoon yang kita pakai dengan gel.
b. Sebelum memasukan jari INSPEKSI dulu : daerah anus dan perineum apakah ada nya
kelainan atau tidak seperti , prolaps recti, hemoroid, iritasi anus, dll
c. Letakan jari telunjuk tangan kanan , lalu minta lah pasien untuk mengejan seperti
BAB
d. Masukan dan tekan jari telunjuk dengan perlahan memasuki rectum melalui tonus
sfingter ani
e. Nilai lah tonus sfingter ani
f. Secara perlahan masukan seluruh jari telunjuk ke rectum
g. Dibagian anterior akan teraba prostat
i. Normal = teraba massa ,konsistensi kenyal , permukaan rata , dengan dua
buah lobus yang dipisahkan oleh sulcus medianus ditengahnya.
ii. BPH (jinak) = teraba massa agak membesar, sulcus tidak teraba , konsistensi
kenyal , permukaan rata.
iii. Ca prostat = (+) massa yang membesar, permukaan tidak rata, sulcus tidak
teraba.
iv. Protatitis = teraba massa membesar, sulcus tidak teraba, konsistensi lunak,
hangat (inflamasi), dan terasa nyerih.  bila dilakukan pengurutan prostat
akan keluar sekret bewarna putih melalaui meatus (protatitis kronik)
h. Setelah selesai  nilai apakah terdapat feses, darah,atau lendir.
i. Lalu bersihkanlah daerah anus dengan menggunakan tissue atau kassa
j. Kemudian dokter mempersilahkan pasien untuk memakai pakain kembali.
PEMBACAAN FOTO BNO

1. SYARAT PEMBUATAN FOTO KUB


a. Persiapan pasien :
i. Pasien disuruh memakan makanan rendah serat 1 hari sebelum
pemeriksaan  agar tidak terbentuk massa feses yang mengganggu
interpretasi foto KUB
ii. Pasien puasa kurang lebih 8 jam sebelum pemeriksaan  agar tidak
terbentuk massa feses.
iii. Pasien diberi pencahar pada malam hari sebelum pemeriksaan
bertujuan untuk meniadakan massa feses di usus.
iv. Pasien dianjurkan jangan terlalu banyak bicara dan merokok agar
tidak ada udara yang masuk kedalam usus , dan udara juga
menganggu interpretasi pembacaan foto.
b. Kontras foto juga harus diperhatikan.  foto dengan kontras yang tepat
dapat membedakan antara tulang dan soft tissue
c. Posisi foto tetap ditengah
d. Posisi. Batas atas foto KUB ialah; costa 11 sedangkan batas bawahnya
;kurang lebih 3 jari dari simfisis pubis
e. Identitas pasien juga harus dicantumkan mulai dari (nama, umur,jenis
kelamin), dan tanggal pembuatan foto juga harus dicantumkan
f. Marker tanda kanan dan kiri juga harus dicantumkan

2. PEMBACAAN FOTO KUB ;menggunakan pedoman metode “4S” terdiri dari side
(sisi), skleton (tulang), soft tissue (jaringan lunak), stone (batu)
a. SIDE, perhatikan penempatan sisi kanan dan sisi kiri sudah benar, yang di
tandai sisi kanan adalah bayangan hepar , sedangkan sisi kanan yang di
tandai dengan bayangan gas lambung.
b. Skeleton , perhatikan bagian tulang pastikan normal , tidak mengalami
kifosis,skoliosis,lordosis dan semacamnya. Amatilah densitas tulang
hipodense atau hiperdense
c. Soft tissue, perhatikan apakah terdapat pembesaran pada organ hepar,
ginjal dan semacamnya yang di indikasikan keganasan.
d. Stone, lihat apakah terdapat gambaran opak abnormal di KUB.

3. INTERPRETASI GINJAL.
a. Identifikasi :
b. bentuk bentuk ginjal seperti kacang merah
c. letak  ginjal kiri batas atas setinggi Vertebrae thoracal 11 batas bawah
Vertebrae lumbalis 3 sedangkan ginjal kanan batas atas .....
d. ukuran  11-15 cm (normal)
e. garis luar ginjal  normalnya permukaan ginjal rata.
4. Intepretasi gambaran opak abnormal ginjal
a. Gambaran opak abnormal ginjal dapat disebabkan oleh batu ginjal,
nefroklasinosis, dan batu kandung empedu.
b. Gambran Bersifat hyperdense(amat padat)

5. INTEPRETASI URETER
a. Amati garis ureter yang terletak di dekat prosessus transversus vertebrae
lumbalis.

6. Intepretasi gambaran opak abnormal ureter


a. Gambaran opak abnormal ureter biasanya disebabkan oleh adanya batu di
sepanjang ureter dan juga bisa disebabkan adanya infeksi yang prevalensi
nya jarang.
b. Batu ureter harus dibedkan dengan kalsifikasi kel.limfe dan flebolith
(perkapuran vena).
i. Batu ureter ; opak , hyperdense
ii. Kalsifikasi kel.limfe ; bisa tunggal atau multipel tapi jarang sekali di
jalan ureter
iii. Flebolith ; bulat , bagian tengah lebih lusen.

7. Intepretasi kandung kemih


a. Bentuk  berbentuk seperti bola
b. Letak  di dalam rongga pelvis
c. Batas kandung kemih :
i. Terdistensi  fullblass ,(+) Carsinoma
ii. Mengecil  infeksi TB atau schistosomiasis (parasit)

8. Intepretasi gambaran opak abnormal kandung kemih


a. Gambaran opak abnormal kandung kemih disebabkan  batu kandung
kemih, cystitis, carsinoma (teratoma)
9. Intepretasi uretra
a. Gambaran pada wanita tidak bisa ditentukan karena ukuran uretra yang
pendek, sedangkan laki laki bisa ditentukan dari soft tissue penis.
10. Intepretasi gambaran opak abnormal uretra
a. Gambaran opak abnormal uretra disebabkan oleh adanya batu uretra (tapi
jarang ditemukan)
ANAMNESIS

1. Persilahkan masuk
2. Perkenalkan nama saya dr.ahmad fauza saya yang bertugas di rumah sakit ini pada pagi ini
3. Anamnesis pribadi
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Pekerjaan
e. Suku
f. Agama
g. Status
4. OLDCART
a. Onset  bagaimana mula terjadinya ?
b. Location  Dimana lokasinya ?
c. Duration  sudah berapa lama bpk/ibuk mengalami penyakit seperti ini ?
d. Charactheristic  sifat nyeri/sakit/batuk/dahak,dll
e. Aggravating alleviating  faktor pemberat dan faktor peringan (yang membuat rasa
itu makin sakit pas ibu ngapain dan yang membuat sakitnya itu redah atau enakan
pas ibu ngapain ?)
f. Radiation  apakah sakitnya menjalar (nyeri)
g. Time  kumatnya kapan buk/pak ?
5. Keluhan tambahan
6. Jika ada keluhan tambahan di OLDCART-in lagi
7. Riwayat penyakit terdahulu
8. Anamnesis organ tanya ada pembesaran /rasanyeri (hanya dipastikan juga boleh)
9. Merokok/minum alkohol
10. Mengkonsumsi obat obatan
11. Anamnesis penyakit keluarga
12. Lingkungan dan penghasilan
13. Tanyakan GIZI , bagaimana pola makannya ?

You might also like